Contoh KAK

Unduh sebagai doc, pdf, atau txt
Unduh sebagai doc, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 8

KERANGKA ACUAN KERJA

PEMBANGUNAN RUMAH TYPE 36 4 UNIT

A. LATAR BELAKANG
a. Rumah merupakan salah satu kebutuhan anggota Polri yang berfungsi untuk mendukung
terselenggaranya pembinaan keluarga, pendidikan, serta peningkatan kualitas generasi keluarga
Polri yang akan datang yang berjati diri
b. Bahwa kebutuhan rumah tinggal anggota Polri meningkat selaras dengan peningkatan jumlah
personel Polri. Khususnya di kawasan perkotaan maka fasilitas pembangunan rumah susun
sederhana sewa menjadi alternative untuk pemenuhan rumah tinggat yang bermartabat, nyaman,
aman dan sehat bagi masyarakat.
c. Kecepatan anggota Polri dari rumah/tempat tinggal menuju tempat bertugas akan berdampak
positif terhada'p pelayanan Polri kepada masyarakat yang membutuhkan bantuan dan pelayanan
secara cepat, hal ini selaras dengan kebijakan dan strategi Polri untuk menetapkan perlunya
peningkatan kecepatan dan kehadiran anggota Polri dalam pemberian bantuan kepada
masyarakat, yang diimplementasikan dalam program quick respons
d. Pada saat ini Polri telah didukung dengan sejumlah fasilitas rumah dinas/asrama Polri yang telah
dimanfaatkan oleh anggota Polri/PNS beserta keluarganya, namun ditinjau dari aspek jumlah
rumah dinas, kondisi rumah dinas, sistem pengelolaan dan pengaturan penghuniannya dirasakan
belum dapat mendukung secara optimal dalam pelaksanaan tugas dan kesejahteraan anggota
Polri/PNS. Disisi lain sudah tiga tahun ini tidak teralokasikan program pembangunan rumah dinas
Polri melalui APBN/DIPA Polri.
e. Masih banyaknya anggota Polri/PNS yang terpaksa mengontrak/menyewa rumah karena tidak
mendapat fasilitas rumah dinas/asrama.
f. Jumlah personil Polri/PNS berdasarkan data dari Sde SDM Polri sebanyak 400.000 personil,
sedangkan jumlah fasilitas rumah/asrama yang tersedia yaitu sekitar 72.536 unit/pintu, itupun
masih dihuni oleh purnawirawan/warakawuri dan anak yatim-piatu anggota Polri, sehingga
fasilitas rumah dinas hanya menampung 28% dari jumlah anggota yang ada.
B. MAKSUD DAN TUJUAN

Memenuhi kebutuhan tentang pentingnya pembangunan rumah dinas Polri untuk meningkatkan
kesejateraan anggota Polri khususnya ditingkat Bintara dan Perwira Utama beserta keluarganya
secara selektif, sekaligus dalam rangka mendukung tugas-tugas operasional yang memerlukan
kecepatan gerak dan keutuhan satuan.

C. SASARAN
1. Sasaran Kegiatan adalah Perencanaan Pembangunan Asrama Polisi.
2. Lingkup Pekerjaan Perencanaan Pembangunan, yang terdiri dari komponen kegiatan :
Pekerjaan Persiapan.
Pekerjaan Sipil / Struktur.

Pekerjaan Arsitektur.

Pekerjaan Mekanikal / Elektrikal (M/E).

Pekerjaan Utilitas.

3. Tahap-Tahap yang akan dilaksanakan adalah:


Persiapan Perencanaan termasuk survey.
Penyusunan Pra Rencana Lanjutan.

Pengembangan Rencana Lanjutan.

Penyusunan Rencana Anggaran Biaya Lanjutan.

Penyusunan Rencana Pelaksanaan Lanjutan.

Penyusunan Rencana Detail (Gambar Kerja, RKS, BQ, dll).

Persiapan Pelelangan.

Pelaksanaan Pelelangan.

Pengawasan Berkala.

D. LOKASI KEGIATAN
Lokasi Perencanaan terletak di Barabai Kabupaten Hulu Sungai Tengah.

E. SUMBER PENDANAAN
Sumber pendanaan kegiatan ini dibiayai dari ............................. Tahun Anggaran 2017 sebesar
Rp. ..................... ( ...................................................................... ).

F. NAMA DAN ORGANISASI PEMBERI KERJA


Nama Pejabat Pembuat Komitmen : ..
Satuan Kerja : ..

G. STANDAR TEKNIS
Lingkup tugas yang harus dilaksanakan oleh konsultan perencana adalah berpedoman pada ketentuan
yang berlaku, khususnya Pedoman Teknis Pembangunan Gedung Negara, Keputusan Direktur Jenderal
Cipta Karya No. 295/KPTS/Ck/1997, Tanggal 1 April 1997 yang dapat meliputi tugas-tugas perencanaan
lingkungan, site/tapak, dan Perencanaan Fisik Bangunan Negara dan Produk Hukum lain yang terkait
dengan Pekerjaan.
a. Persiapan Perencanaan seperti mengumpulkan data dan informasi lapangan (termasuk
penyelidikan gedung sederhana), membuat interpretasi secara garis besar terhadap Kerangka
Acuan Kerja (KAK), dan konsultansi dengan lingkungan setempat mengenai kondisi bangunan.
b. Penyusunan prarencana seperti Rencana Pembangunan, prarencana termasuk program dan
konsep ruangan, perkiraan biaya, dan konsep Pembangunan gedung sampai finishing,
keterangan persyaratan bangunan dan lingkungan.
c. Penyusunan pengembangan rencana, antara lain membuat :
Rencana Arsitektur, beserta uraian konsep dan fisualisasi. Rencana struktur, beserta uraian
konsep dan perhitungannya.
Rencana Pembangunan gedung, utilitas, beserta uraian konsep dan perhitungannya.

Perkiraan biaya.

d. Penyusunan rencana detail antara lain membuat :


Gambar-gambar detail arsitektur, detail struktur, detail utilitas yang sesuai dengan gambar
rencana yang telah disetujui.
Rencana Kerja dan Syarat-Syarat (RKS)

Rincin Volume pelaksanaan pekerjaan, rencana anggaran biaya Pembangunan gedung

Laporan Akhir Perencanaan


e. Mengadakan Persiapan Pelelangan, seperti membantu Pemimpin Proyek di dalam menyusun
dokumen pelelangan dan membantu Panitia Pelelangan menyusun program pelaksanaan
pelelangan.
f. Membantu panitia pelelangan pada waktu penjelasan pekerjaan, termasuk menyusun berita
acara penjelasan, evaluasi penawaran, menyusun kembali dokumen pelelangan dan
melaksanakan tugas-tugas yang sama apabila terjadi Lelang ulang.
g. Mengadakan Perencanaan berkala selama Pembangunan fisik dan melaksanakan kegiatan
seperti :
Melakukan penyesuaian gambar dan spesifikasi teknis pelaksanaan bila ada perubahan.
Memberikan penjelasan terhadap persoalan-persoalan yang timbul selama masa pelaksanaan
Pembangunan gedung.

Memberikan saran-saran, pertimbangan dan rekomendasi tentang penggunaan bahan

Membuat Laporan Akhir Perencanaan berkala.

h. Menyusun buku petunjuk penggunaan peralatan bangunan dan perawatannya termasuk petunjuk
yang menyangkut peralatan dan perlengkapan Mekanikal - Elektrikal Bangunan.

H. FASILITAS DARI PEJABAT PEMBUAT KOMITMEN


Fasilitas Pendukung Untuk kelancaran kegiatan Perencanaan Gedung.

I. PERALATAN DAN MATERIAL DARI PENYEDIA JASA KONSULTANSI


Terlampir

J. PENDEKATAN METODOLOGI
1. Konsep Bangunan pengembangan harus selaras/menyesuaikan dengan bangunan di lingkungan
sekitarnya.
2. Dalam perencanaan harus menyediakan fasilitas pengolah limbah dan antisipasi terhadap
bahaya kebakaran serta bencana.

3. Teknis konstruksi yang disaratkan oleh perencana hendaknya menggunakan teknologi sederhana
sampai dengan teknologi tinggi atau Hightech, karena merupakan bangunan monumental dan
waktu pelaksanaan sangat terbatas, dari pekerjaan pondasi sampai dengan finishing.

4. Lokasi pekerjaan yang tersedia sangat terbatas, sehingga perencana wajib menjelaskan rencana
pekerjaan yang bersifat fabrikasi harus dilaksanakan di luar lokasi.
5. Lokasi pekerjaan berada di Universitas Sulawesi Tenggara, sehingga untuk pengadaan material
ke lokasi proyek harus ada peraturan yang khusus supaya tidak terganggu akses lalu lintas.

K. JANGKA WAKTU PELAKSANAAN


1. Dalam proses perencanaan untuk menghasilkan keluaran-keluaran yang diminta, Konsultan
Perencana harus menyusun jadwal pertemuan berkala dengan Pengguna Anggaran / Kuasa
Pengguna Anggaran dan Pejabat Pembuat Komitmen.
2. Dalam pertemuan berkala tersebut ditentukan produk awal, antara dan pokok yang harus
dihasilkan Konsultan sesuai dengan rencana keluaran yang ditetapkan dalam KAK ini.

3. Dalam melaksanakan tugas, konsultan harus selalu memperhitungkan bahwa waktu pelaksanaan
pekerjaan adalah mengikat.

4. Jangka waktu pelaksanaan, khususnya sampai diserahkannya dokumen perencanaan untuk siap
dilelangkan maksimal 45 (Empat Puluh Lima) hari Kalender atau 1,5 bulan sejak dikeluarkannya
Kontrak/Surat Perintah Mulai Kerja.

L. INFORMASI DAN TENAGA AHLI


1. INFORMASI.
Untuk melaksanakan tugasnya Konsultan Perencana harus mencari informasi yang dibutuhkan
selain dari informasi yang diberikan oleh Pengguna Anggaran / Kuasa Pengguna Anggaran dan
Pejabat Pembuat Komitmen. Konsultan Perencana harus memeriksa kebenaran informasi yang
digunakan dalam pelaksanaan tugasnya, baik yang berasal dari Pengguna Anggaran / Kuasa
Pengguna Anggaran dan Pejabat Pembuat Komitmen, maupun yang dicari sendiri. Kesalahan /
kelalaian pekerjaan perencanaan sebagai akibat dari kesalahan informasi menjadi tanggung jawab
Konsultan Perencana.

2. TENAGA AHLI.
a) Untuk melaksanakan tujuannya, konsultan Perencana harus menyediakan Tenaga Ahli yang
memenuhi ketentuan dari Pengguna Anggaran / Kuasa Pengguna Anggaran dan Pejabat Pembuat
Komitmen, baik ditinjau dari segi lingkup kegiatan maupun tingkat kompleksitas pekerjaan.
b) Tenaga Ahli yang dilibatkan adalah tenaga ahli yang cukup berpengalaman dibidangnya masing-
masing, yaitu terdiri dari:
Team Leader, berpendidikan minimal Sarjana Teknik Sipil (S1) lulusan universitas/perguruan
tinggi negeri atau swasta, berpengalaman dalam perencanaan bangunan gedung sekurang-
kurangnya 4 (empat) tahun.
Tenaga Ahli Struktur, berpendidikan minimal Sarjana Teknik Sipil (S1) lulusan
universitas/perguruan tinggi negeri atau swasta, berpengalaman dalam perencanaan bangunan
gedung sekurang-kurangnya 2 (dua) tahun.

Tenaga Ahli Arsitektur, berpendidikan minimal Sarjana Teknik Arsitektur (S1) lulusan
universitas/perguruan tinggi negeri atau swasta ,berpengalaman dalam perencanaan bangunan
gedung sekurang - kurangnya 2 (dua) tahun.

Tenaga Ahli Estimasi Biaya, berpendidikan minimal Sarjana Teknik Sipil (S1) lulusan
universitas/Perguruan tinggi negeri atau swasta ,berpengalaman dalam menghitung biaya
pembangunan sekurang-kurangnya 1 (satu) tahun.

Tenaga Pendukung, yang dibutuhkan terdiri dari tenaga surveyor, tenaga operator komputer,
tenaga cad operator / drafman, Tenaga administrasi dan tenaga Lokal.

M. PROGRAM KERJA PELAKSANAAN KEGIATAN


Konsultan perencana harus segera menyusun program kerja minimal meliputi :
1. Jadwal kegiatan secara detail.
2. Alokasi tenaga yang lengkap (disiplin dan keahliannya).

3. Konsep penanganan pekerjaan Perencanaan.

N. HASIL KELUARAN
Hasil keluaran yang diharapkan dari kegiatan ini adalah tersusunnya:
1. Rencana Tata Ruang Bangunan Rumah Type 36
2. Basic Design (Pra-Rancangan Arsitektural) dalam gambar
3. Rencana kegiatan dan volume pekerjaan (BQ).
4. Rancangan Anggaran Biaya (RAB) Pembangunan
5. Rencana Kerja dan syarat-syarat (RKS) Pekerjaan

O. LAPORAN PERENCANAAN
Laporan yang harus disusun oleh konsultan perencana terdiri dari :
1. Laporan Pendahuluan, berisi Rencana Kerja yang akan dilaksanakan dan hasil orientasi
lapangan serta kerangka kegiatan yang harus dijelaskan seperti kegiatan persiapan, pengurusan
perijinan, mobilisasi tenaga dan peralatan, jadwal pelaksanaan dan jadwal penugasan personil
atau tenaga ahli serta program kerja berikutnya diserahkan 14 (sepuluh) hari setelah SPMK.
Laporan Pendahuluan diserahkan kepada pemilik pekerjaan sebanyak 5 (lima) set.
2. Laporan Antara, yang berisi Kemajuan Pelaksanaan Pekerjaan Perencanaan, hasil sonder,
Kendala dan Solusi Penyelesaiannya, Gambar-gambar pra-rencana, Draf Gambar-Gambar Detail
Hasil Perencanaan. Laporan Antara harus diserahkan selambat-lambatnya 27 (dua puluh tujuh)
hari kalender sejak tanggal Surat Perintah Mulai Kerja dan hasilnya digandakan sebanyak 5
(lima) set.

3. Laporan Akhir Perencanaan, yang berisi Kemajuan Pelaksanaan Pekerjaan Perencanaan,


Kendala dan Solusi Penyelesaiannya, Gambar-Gambar Detail Hasil Perencanaan. Laporan Akhir
Perencanaan tersebut diserahkan selambat-lambatnya 45 (empat puluh lima) hari kalender sejak
tanggal Surat Perintah Mulai Kerja dan hasilnya digandakan sebanyak 5 (lima) set.

P. FORMAT LAPORAN
Format laporan Final terdiri atas :
Buku Rencana kegiatan dan volume pekerjaan (BQ).
Buku Rancangan Anggaran Biaya (RAB) Pembangunan
Buku Rencana Kerja dan syarat-syarat (RKS) Pekerjaan Pembangunan Gedung
Buku Gambar Hasil Perencanaan Gedung, Detail-detail dll.

Q. LAIN-LAIN
1. Sewaktu-waktu Penyedia Jasa dapat diminta oleh Pengguna Jasa mengadakan diskusi atau
memberi penjelasan mengenai tahap atau hasil kerjanya;
2. Penyedia Jasa harus menyerahkan foto Dokumentasi (dalam album) yang berkaitan dengan
palaksanaan pekerjaan survey lapangan;

3. Penyedia Jasa harus selalu mendiskusikan usulan-usulan hasil pekerjaan ini dengan Pemilik
pekerjaan.

4. Semua peralatan yang diperlukan dalam rangka pelaksanaan pekerjaan harus disediakan oleh
Penyedia Jasa;

5. Hal-hal yang belum tercakup dalam Kerangka Acuan Kerja ini akan dijelaskan dalam berita acara
penjelasan pekerjaan.

R. PENUTUP
Demikian Kerangka Acuan Kerja (KAK) ini disusun, maka Konsultan Perencana hendaknya
memeriksa dan mempelajari semua bahan yangtelah diterima dan mencari bahan masukan yang
diperlukan dalam upaya mengoptimalkan penyelesaian pekerjaan ini.
Pejabat Pembuat Komitmen (PPK)
Kegiatan ..................................
Tahun Anggaran 2017

.
NIP. ..

Anda mungkin juga menyukai