Tugas Individu
Tugas Individu
Tugas Individu
Kristiyana
4311414040
Progam Studi Kimia Jurusan Kimia Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
Abstrak
PENDAHULUAN
Latar belakang
Keramik memiliki banyak aplikasi dalam teknologi tingkat tinggi dari struktural
untuk listrik dan elektronik karena sifat mereka sangat baik, tapi kadang-kadang sifat
mekanik yang kurang baik membatasi aplikasi keramik untuk jangkauan yang lebih
luas. Namun, keramik nanokristalin dapat meningkatkan sifat mekaniknya, pengolahan
ukuran serbuk keramik menjadi nanometer sangat penting di bidang nanoteknologi
untuk meningkatkan kekuatan dan ketangguhan.
Alumina telah diteliti secara intensif dan banyak digunakan dalam aplikasi
struktural karena berbagai macam sifat mekanik yang baik. Penggunaan alumina di
keramik berbasis peralatan ortodontik (Roh, J. Y.; J, Kwon.; S, Lee S.; S, Choi J, 2011),
keramik transparan (Krell, A.; P, Blank; H, Ma; T, Hutzler; M, Nebelung., 2003), alat
pemotong (Zhu, X. W.; Y, Sakka; S, Suzuki T.; T, Uchikoshi; S, Kikkawa, 2010), armors
(Chelluri, B.; E, Knoth; E, Schumaker; P, Franks L., 2010) dan lain-lain. Kegunaan dari
alumina berasal dari berbagai sifat-sifatnya. Ia memiliki stabilitas kimia tinggi yang
mengarah ke aplikasi sebagai implan biomedis. Kekerasan, kekuatan, titik leleh
(2054C) dan ketahanan abrasi dari alumina termasuk yang tertinggi untuk oksida.
Senyawa ini termasuk dalam kelompok material aplikasi karena memiliki sifat-
sifat yang sangat mendukung pemanfaatannya dalam beragam peruntukan. Senyawa
ini diketahui merupakan insulator listrik yang baik, sehingga digunakan secara luas
sebagai bahan isolator suhu tinggi, karena memiliki kapasitas panas yang besar
(Malecka, Barbara; Lacz, Agnieszka; Drozdz, Ewa; Malecki, Andrzej, 2015). Alumina
juga dikenal sebagai senyawa berpori sehingga dimanfaatkan sebagai adsorben
(Rao, R. A. K.; Ikram, S.; Ahmad, J, 2011).
Karena memiliki aplikasi yang sangat luas, kebutuhan akan alumina terus
meningkat. Secara tradisional, alumina terdapat dalam mineral bauksit yang
mengandung alumunium dalam bentuk hidroksida, yakni boehmet (AlO(OH)) dan
gibbsite Al(OH)3, dengan kadar sekitar 30-54%. Sebagai mineral alam, selain
aluminium, bauksit juga mengandung berbagai pengotor, misalnya oksida besi, silika,
dan mineral lempung. Karena komposisi tersebut, untuk mendapatkan alumina murni,
bauksit harus diolah, dan salah satu metode pengolahannya adalah proses Bayer,
yang terdiri dari beberapa tahap. Selama proses Bayer, limbah lumpur merah yang
dihasilkan dalam jumlah besar menyebabkan masalah pencemaran serius di dunia
(Yoshida, M. I.; Silva, V. R.; Pinto, P. C. C.; SantAnna, S. S.; Silva, M. C.; Carvalho, C.
F., 2012).
Alumina ditemukan dalam tiga fasa , , dan . Atas dasar ini, alumina pada
umumnya dikaraktersiasi dengan teknik XRD. Di samping fasa, karaktersitik penting
lainnya adalah gugus fungsi yang terkandung dalam alumina yang dapat diketahui
melalui analisis sampel dengan FTIR, dan morfologi permukaan, yang dapat
dievaluasi menggunakan SEM. Salah satu penggunaan alumina adalah sebagai
isolator panas, sehingga konduktivitas panas merupakan sifat alumina yang juga harus
ditentukan.
Tujuan
Manfaat
1. Dapat mengetahui cara pembuatan alumina dengan metode sol-gel
2. Dapat mengetahui pengaruh penambahan ZnF2 dan NaDBS
3. Dapat mengetahui karakteristik alumina
ISI
Aluminium oksida (alumina) adalah senyawa kimia dari aluminium dan oksigen,
dengan rumus kimia Al2O3. Secara alami, alumina terdiri dari mineral korondum, dan
memiiki bentuk kristal seperti ditunjukkan pada Gambar 1.
Secara umum alumina ditemukan dalam tiga fasa yang dikenal sebagai , , dan
alumina. Ketiga fasa di atas diketahui memiliki sifat-sifat yang berbeda, sehingga
memiliki aplikasi yang khas (unik). Beta alumina (-Al 2O3) memiliki sifat tahan api yang
sangat baik sehingga dapat digunakan dalam berbagai aplikasi keramik seperti
pembuatan tungku furnace. Gamma alumina (-Al2O3) banyak digunakan sebagai
material katalis, contohnya dalam penyulingan minyak bumi, digunakan dalam bidang
otomotif . Alfa alumina (-Al2O3) mempunyai struktur Kristal heksagonal dengan
parameter kisi a = 4, 7588 dan c = 12, 9910 nm. Alfa alumina banyak digunakan
sebagai salah satu bahan refraktori dari kelompok oksida, karena bahan tersebut
mempunyai sifat fisik, mekanik dan termal yang sangat. Fasa paling stabil dari alumina
adalah fasa alfa alumina (-Al2O3) (Tabak, 2009).
Sampel alumina yang diperoleh dari metode sol gel tersebut dikarakterisasi
menggunakan XRD, TGA, DSC, FTIR, dan SEM.
Hasil XRD menunjukkan bahwa fasa paling stabil dari alfa alumina adalah pada
suhu 1200oC. Hasil TGA menunjukkan bahwa terjadi penurunan berat pada suhu
dibawah 400oC sebesar 3-4% dan pada suhu 400-750oC sebesar 1%. Hasil DSC
menunjukkan bahwa fasa gama alumina mulai terbentuk pada suhu 420 oC, fasa alfa
alumina mulai terbentuk pada suhu 1035oC. Hasil FTIR menunjukkan bahwa kedua
surfaktan diserap oleh nanoalumina. Hasil SEM menunjukkan bahwa semakin banyak
surfaktan yang digunakan, semakin kecil ukuran partikel alumina yang dihasilkan
(Mirjalili, 2014).
PENUTUP
Simpulan
3. Hasil XRD menunjukkan bahwa fasa paling stabil dari alfa alumina adalah
pada suhu 1200oC.
Hasil TGA menunjukkan bahwa terjadi penurunan berat pada suhu dibawah
400oC sebesar 3-4% dan pada suhu 400-750oC sebesar 1%.
Hasil DSC menunjukkan bahwa fasa gama alumina mulai terbentuk pada suhu
420oC, fasa alfa alumina mulai terbentuk pada suhu 1035oC.
Saran
DAFTAR PUSTAKA
Chelluri, B.; E, Knoth; E, Schumaker; P, Franks L., 2010. Advances in Ceramics Armor
VI : Ceramics Enginering and Science, XXXI(5): 199-205.
Malecka, Barbara; Lacz, Agnieszka; Drozdz, Ewa; Malecki, Andrzej, 2015. Thermal
Decomposition of d-Metal Nitrates Suppoerted on Alumina. Journal Therm Anal
Calorim, 1053-61.
Rao, R. A. K.; Ikram, S.; Ahmad, J, 2011. Adsorption of Pb(II) on a Composite Material
Prepared from Polystyrene-Alumina and Activated Carbon: Kinetic and
Thermodynamic Studies. Journal of The Iranian Chemical Society, VIII(4): 931-
43.
Roh, J. Y.; J, Kwon.; S, Lee S.; S, Choi J, 2011. Novel Fabrication of Pressure-less
Sintering of Translucent Powder Injection Molded (PIM) Alumina Blocks.
Ceramics International, 321-26.
Tabak, A., 2009. Structural Analysis of Reactiva Dye Species Retained by The Basic
Alumina Surface. Journal of Thermal Analysis and Calorimetry, LXXXX(I): 31-
36.
Yoshida, M. I.; Silva, V. R.; Pinto, P. C. C.; SantAnna, S. S.; Silva, M. C.; Carvalho, C.
F., 2012. Physico-Chemical Characterization and Thermal Analysis Data of
Alumina Waste from Bayer Process. Journal Therm Anal Calorim, 1429-33.
Zhu, X. W.; Y, Sakka; S, Suzuki T.; T, Uchikoshi; S, Kikkawa, 2010. The C-Axis
Texturing of Seeded Si3N4 with Beta-Si3N4 Whiskers by Slip Casting In A
Rotating Magnetic Field. Acta Materialia, LVIII(1): 146-61.