Medium Dan Cara Pembuatan Medium
Medium Dan Cara Pembuatan Medium
Medium Dan Cara Pembuatan Medium
PRAKTIKUM IV
OLEH :
NAMA : RIDWAN
STAMBUK : F1 D1 11 021
JURUSAN : BIOLOGI
KELOMPOK : II (DUA)
JURUSAN BIOLOGI
UNIVERSITAS HALUOLEO
KENDARI
2013
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Mikroorganisme yang ingin kita tumbuhkan yang pertama harus dilakukan adalah
memahami kebutuhan dasarnya kemudian memformulasikan suatu medium atau bahan yang
akan digunakan. Air sangat penting bagi mikroganisme bersel tunggal sebagai komponen
utama protoplasmanya serta untuk masuknya nutrien ke dalam sel. Pembuatan medium
sebaiknya menggunakan air suling. Air sadah umumnya mengandung ion kalsium dan
magnesium yang tinggi. Pada medium yang mengandung pepton dan ektrak daging, air
dengan kualitas air sadah sudah dapat menyebabkan terbentuknya endapan fosfat dan
magnesium fosfat.
Medium adalah suatu bahan yang terdiri atas campuran nutrisi yang dipakai untuk
menumbuhkan mikroorganisme. Selain itu medium juga dapat digunakan untuk isolasi,
lain. Medium yang baik harus mengandung semua zat yang diperlukan untuk kehidupan
mikroorganisme antara lain senyawa organic (protein, karbohidrat, lemak) mineral dan
vitamin.
Media tumbuh bagi mikroganisme memiliki keragaman dalam hal tipe nutrisi tergantung
mikroganisme yang mengimbanginya. Sumber nutrien bisa berasal dari alamiah maupun
buatan seperti campuran zat-zat kimiawi. Media dituang ke dalam wadah-wadah selain sesuai
juga disterilkan sebelum digunakan. pH medium perlu disesuaikan dan ditentukan dengan
nilai yang optimum bagi pertumbuhan mikroganisme. Berdasarkan uraian sebelumnya, maka
dilakukanlah percobaan Medium dan Pembuatan Medium untuk mengetahui medium apa saja
yang digunakan dalam menumbuhkan organism, selain itu untuk mengetahui cara pembuatan
medium.
B. Rumusan Masalah
Masalah yang dibahas pada praktikum Medium dan Cara Pembuatan Medium adalah.
C. Tujuan Praktikum
Tujuan yang ingin dicapai pada praktikum medium dan cara pembuatan medium
adalah :
D. Manfaat Praktikum
Manfaat yang diperoleh setelah melakukan praktikum medium dan cara pembuatan
medium adalah :
medium yang sangat sederhana yang hanya mengandung garam anorganik ditambah sumber
karbon organic seperti gula. Sedangkan mikroorganisme lainnya memerlukan suatu medium
yang sangat kompleks yaitu berupa medium ditambahkan darah atau bahan-bahan kompleks
paling umum digunakan untuk membuat medium menjadi padat dapat dipakai agar.
Praktisnya semua media yang digunakan untuk penyediaan medium mikroganisme sudah
secara komersial dalam bentuk bubuk dan juga dalam bentuk siap pakai. Dalam penyediaan
media, kebanyakan bersifat alamiah sudah mengandung semua nutrien yang dibutuhkan.
Oleh karena itu, dalam pembuatan medium mikroganisme dalam lingkup mikrobiologi sangat
berkaitan dengan sterilisasi. Hal ini agar medium yang dibuat dapat berhasil. Jadi, proses
seperti jika yang ingin kita membuat medium untuk organisme bersel tunggal, biasanya air
sangat penting sebagai komponen utama protoplasmanya serta untuk masuknya nutrien ke
dalam sel. Pembuatan medium agar padat, digunakan agar-agar, gelatin atau gel silika. Bahan
agar yang utama adalah galaktan (komplek karbohidrat yang diekstrak dari alga genus
Gelidium). Agar akan larut atau cair pada suhu hampir 100 oC dan akan cair apabila kurang
dan inorganik diperoleh dari lingkungan dalam berbagai macam bentuk. Nutrien diambil dari
likungan kemudian ditransformasikan melalui membran plasma menuju sel. Di sel beberapa
nutrisi diolah menghasilkan energi yang digunakan dalam proses seluler (Lim, 1998).
yang tidak punya akar harus berada pada permukaan larutan makanan yang cair.
Pertumbuhan bakteri berarti meningkatnya jumlah sel yang konstituen (yang menyusun).
Apabila disusun 10 bakteri dalam 1 ml medium yang cocok dan 24 jam kemudian ditemukan
jumlah bakteri terjadi dengan proses yang disebut dengan pembelahan biner, dimana setiap
Praktikum Medium dan Cara Pembuatan Medium dilaksanakan pada hari Sabtu,
tanggal 6 Maret 2013 pukul 08.00-12.30 WITA dan bertempat di Laboratorium Mikrobiologi
Bahan yang digunakan dalam praktikum Medium dan Cara Pembuatan Medium
Tabel 2. Bahan dan kegunaan pada praktikum Medium dan Cara Pembuatan Medium
No. Bahan Kegunaan
1. Akuades Sebagai bahan pelarut
2. Agar Sebagai bahan pemadat dan bahan baku
pembuatan NA, PDA dan PCA
3. Ekstrak daging Sebagai sumber nitrogen dan bahan
baku pembuatan NB, NA dan PCA
4. Sukrosa Sebagai bahan baku pembuatan PDA
C. Prosedur Kerja
Prosedur kerja yang dilakukan pada praktikum praktikum Medium dan Cara
a. Menimbang 2,5 gram pepton, 100 gram ekstrak daging, dan 250 mL Melarutkan semua zat
bahan medium satu-persatu pada erlemenyer 250 ml, mengaduk sambil dipanaskan hingga
semua larut.
c. Setelah semua bahan larut, mendinginkan, menutup dengan kapas dan aluminium foil,
a. Menimbang 2,5 gram pepton, 100 gram ekstrak daging, dan 250 mL Melarutkan semua zat
bahan medium satu-persatu pada erlemenyer 250 ml, mengaduk sambil dipanaskan hingga
semua larut.
c. Setelah semua bahan larut, mendinginkan, menutup dengan kapas dan aluminium foil,
d. Menambahkan air rebusan kentang dengan dekstrosa dan asam tartarat dan mengaduk hingga
merata.
a. Menimbang 2,5 gram pepton, 100 gram ekstrak daging, dan 250 mL Melarutkan semua zat
bahan medium satu-persatu pada erlemenyer 250 ml, mengaduk sambil dipanaskan hingga
semua larut.
c. Setelah semua bahan larut, mendinginkan, menutup dengan kapas dan aluminium foil,
A. Hasil Pengamatan
1. Pembuatan Media
No Nama dan gambar media Komposisi Fungsi
1. 500 ml aquades + Sebagai medium
2,5 gr pepton + untuk
ekstrak daging menumbuhkan
250 ml + 10 gr bakteri
Medium kaldu Nutrient Agar agar-agar.
(NA)
2. 500 ml aquades + Sebagai medium
125 gr kentang + untuk
10 gr dekstrosa + menumbuhkan
10 gr agar-agar. fungi (kapang
Medium Potato Dextrose Agar dan khamir)
(PDA)
mikroganisme dan berfungsi sebagai nutrisi bagi mikroganisme tersebut. Media dibedakan
berdasarkan fase (sifat fisik media), yaitu media padat, media setengah padat, media cair, dan
berdasarkan komposisinya, yaitu media sintesis, media semi sintesis, dan media non sintesis.
Dari media tersebut, maka kita dapat mengetahui sifat dan bentuk (koloni) dari mikroba.
Media terdiri dari beberapa macam diantaranya PCA, PDA, NA, NB dan, PDB.
Medium sintetik berguna sebagai medium dasar dalam penyelidikan macam-macam
vitamin, asam amino dan lain. Dan juga untuk membedakan Acerobacter aerogenes dari
escheria coli. Media yang hanya cocok untuk spesies-spesies tertentu dan tidak cocok untuk
PDA digunakan untuk menumbuhkan atau mengidentifikasi khamir dan kapang. Dapat
juga digunakan untuk enumerasi khamir dan kapang dalam suatu sampel atau produk
makanan. PDA mengandung sumber karbohidrat dalam jumlah cukup yaitu terdiri dari 20%
ekstrak kentang dan 2% glukosa sehingga baik untuk pertumbuhan kapang dan khamir tetapi
PCA digunakan sebagai medium untuk mikroganisme aerobik dengan inokulasi di atas
permukaan. Media PCA ini baik untuk pertumbuhan total mikroganisme (semua jenis
menyediakan asam amino dan substansi nitrogen kompleks lainnya serta ekstrak khamir
PDB (Potato Dextrose Broth) adalah media yang digunakan untuk membudidayakan
khamir. PDB memiliki komposisi yang sama seperti PDA, hanya saja tidak memiliki agar-
agar.
Praktikum kali ini, praktikan mempelajari tentang medium dan cara pembuatan medium.
Pengertian dari medium sendiri adalah suatu bahan yang terdiri dari campuran zat-zat
makanan atau nutrisi yang diperlukan oleh mikroorganisme untuk pertumbuhannya. Medium
yang diamati dan dibuat pada praktikum ini merupakan medium semi alamiah yaitu Potato
Dextrose Agar, atau disingkat PDA. Dikatakan sebagai medium semi alamiah karena medium
ini terdiri atas bahan-bahan alami yaitu kentang dan campuran senyawa kimia yaitu dextrose.
Pembuatan PDA ini menggunakan air rebusan kentang, glukosa, dan agar dengan
dipanaskan dan dicampur homogen. Kentang pada medium PDA berfungsi untuk
memberikan sumber karbohidrat, vitamin, dan energy pada medium sedangkan dextrosa
berfungsi sebagai sumber gula dan energi. Dengan adanya agar, ketika medium ditempatkan
pada kondisi dingin maka akan memadat. Serta aquades berfungsi sebagai pelarut antara
Pembuatan PDA ini digunakan bahan kentang karena kentang mengandung komposisi
lengkap dan dibutuhkan mikroganisme, yaitu air kentang mengandung vitamin dan mineral
yang cukup tinggi, selain itu juga merupakan sumber karbohidrat. Seperti yang diketahui,
gas, selain itu mikroganisme juga membutuhkan unsur-unsur mikro dan makro sebagai
nutrisinya. Karena itulah dengan menggunakan kentang sebagai bahan dasar pembuatan
medium, diharapkan mikroganisme dapat memperoleh asupan nutrisinya dan dapat tumbuh
dengan optimal.
Pembuatan medium PDA diawali dengan pengambilan rebusan air kentang. Rebusan air
kentang ini diperoleh dari kentang dengan massa sebesar 50 gram yang dipotong berbentuk
dadu. Potongan berbentuk dadu memungkinkan agar zat-zat yang terkandung di dalam
kentang tidak hilang saat potongan-potongan kentang dicuci. Namun bila kentang dipotong
tipis-tipis maka akan menyebabkan hilangnya zat-zat yang terkandung dalam kentang saat
potongan-potongan itu dicuci. Kentang yang dipotong dalam bentuk dadu ini direbus dengan
menggunakan aquades sebanyak 250 ml. Dalam hal ini aquades berfungsi sebagai pelarut zat
yang terkandung dalam kentang. Bila saat merebus kentang tidak menggunakan air maka
akan menyebabkan rusaknya zat-zat yang terkandung dalam kentang karena adanya kontak
langsung antara zat-zat yang ada pada kentang dengan panas. Sebaiknya dalam merebus
aquadest.
Pembuatan media Nutrien Agar (NA) menggunakan bahan utama ekstrak daging 5 g,
peptom 3 g dan agar 3 g. Pada awal pengamatan media Nutrien Agar, sebelum proses
sterilisasi berwarna kuning, pada pembuatan media NA ini ditambahkan pepton agar
mikroganisme cepat tumbuh, karena mengandung banyak N2. Agar yang digunakan dalam
proses ini untuk mengentalkan media sama halnya dengan yang digunakan pada media PDA
yang juga berperan sebagai media tumbuh yang ideal bagi mikroganisme
Medium yang digunakan nutrient agar digunakan untuk menambahkan bakteri dan plate
count agar (PCA) digunakan sebagai medium untuk menumbuhkan jamur. PCA ini jarang
digunakan karena tidak spesifik dan juga selain menumbuhkan bakteri, jamur juga ikut
tumbuh. Jadi kita hendak salah satu harus dilakukan dengan cara isolasi terlebih dahulu.
V. PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil pengamatan dan pembahasan maka dapat ditarik suatu kesimpulan
bahwa :
1. Medium yang digunakan untuk menumbuhkan mikroganisme terdiri dari beberapa macam
B. Saran
Saran yang dapat diajukan pada praktikum Medium dan Cara Pembuatan Medium
adalah sebaiknya dalam proses penyaringan ekstrak daging digunakan lebih dari satu alat
DAFTAR PUSTAKA
kusnadi, 1986, Teknik dan Prosedur Dasar Laboratorium Mikrobiologi, Gramedia, Jakarta
Schegel, G.H., 1993, General Microbiologi seventh edition, Cambrige University Press, USA
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Makhluk hidup yang ada di bumi tidak hanya terdiri dari makhluk hidup yang dapat
dilihat oleh mata telanjang, tetapi ada juga mikroorganisme yang berukuran kecil dan hanya
dapat dilihat dengan menggunakan teknik dan peralatan khusus. Mikroorganisme (jasad
renik) merupakan jasad hidup yang mempunyai ukuran sangat kecil.
Mikroorganisme mempengaruhi kehidupan manusia baik secara langsung maupun tidak
langsung yang bisa berperan sebagai kawan maupun lawan bagi kehidupan manusia.
Mikroorganisme juga merupakan makhluk hidup, untuk memeliharanya dibutuhkan medium
yang harus mengandung semua zat yang diperlukan untuk pertumbuhannya, antara lain
senyawa-senyawa organik (protein, karbohidrat, lemak, mineral dan vitamin).
Mikroorganisme dapat berkembang biak secara alami atau dengan campur
tangan manusia. Mikroorganisme yang dikembangkan oleh manusia di antaranya
melalui pertumbuhan menggunakan media. Pada pembuatan media ini, haruslah dimengerti
jenis-jenis nutrien yang diperlukan oleh bakteri dan juga keadaan lingkungan fisik
yang dapat menyediakan kondisi optimum bagi pertumbuhannya.
Pembiakan mikroba secara buatan memerlukan media pertumbuhan untuk menjadi
tempat tumbuh dan penyedia nutrien bagi mikroba. Media pertumbuhan terdiri dari garam
organik, sumber energi (karbon), vitamin dan zat pengatur tumbuh (ZPT). Pembuatan media
ini dapat pula ditambahkan komponen lain seperti senyawa organik dan senyawa kompleks
lainnya.
Oleh karena itu, dilakukan percobaan ini untuk mengetahui cara pembuatan medium
pertumbuhan mikroba.
1.2 Tujuan
Adapun tujuan dari percobaan ini yaitu untuk mengetahui media pertumbuhan
mikroorganisme dan mempelajari cara pembuatannya.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Mikroorganisme sebagai makhluk hidup sama dengan organisme hidup lainnya, sangat
membutuhkan energi dan bahan-bahan untuk membangun pertumbuhannya, seperti dalam
sintesa protoplasma dan bagian-bagisn sel yang lainnya. Bahan-bahan tersebut disebut
nutrien. Untuk memanfaatkan bahan-bahan tersebut, maka sel memerlukan sejumlah
kegiatan, sehingga menyebabkan perubahan kimia di dalam selnya. Semua reaksi yang
terarah yang berlangsung di dalam sel ini disebut metabolisme. Metabolisme yang melibatkan
berbagai macam reaksi di dalam sel tersebut, hanya dapat berlangsung atas bantuan dari suatu
senyawa organik yang disebut katalisator organik atau biasa disebut biokatalisator yang
dinamakan enzim. Untuk dapat memahami tentang nutrisi dan metabolisme ini, pengetahuan
dasar biokimia angat dibutuhkan (Natsir dan Sartini, 2006).
Medium adalah substansi yang terdiri atas campuran zat-zat makanan (nutrien) yang
digunakan untukpemeliharaan dan pertumbuhan mikroorganisme. Mikroorganisme juga
merupakan makhluk hidup, untuk memeliharanya dibutuhkan medium yang harus
mengandung semua zat yang dibutuhkan untuk pertumbuhannya, yaitu senyawa-senyawa
organik yang terdiri atas protein, karbohidrat, lemak, mineral dan vitamin. Medium
digunakan untuk melihat gerakan dari suatu mikrooranisme apakah bersifat motil atau
nonmotil, medium ini ditambahkan bahan pemadat 50% (Ratna, 1990).
Peran utama nutrien adalah sebagai sumber energi, bahan pembangun sel dan sebagai
akseptor elektron dalam reaksi bioenergetik (reaksi yang menghasilkan energi). Oleh
karenanya bahan makanan yang diperlukan terdiri dari air, sumber energi, sumber karbon,
sumber akseptor elektron, sumber mineral, faktor pertumbuhan dan nitrogen. Selai itu, secra
umum nutrien dalam media pembenihan harus mengandung seluruh elemen yang penting
untuk sintesis biologik organisme baru (Arfiandi, 2009).
Mikroorganisme dapat menggunakan makanan dalam bentuk padat dan dapat pula
hanya menggunakan bahan-bahan dalam bentuk cairan atau larutan. Mikroorganisme yang
menggunakan makanannya dalam bentuk padat tergolong tipe holozoik. Mikroorganisme
yang dapat menggunakan makanannya dalam bentuk cairan atau larutan disebut holofitik.
Ada beberapa mikroorganisme yang dapat menggunakan makanannya dalam bentuk padatan,
tetapi makanan tersebut sebelumnya harus dicerna di luar sel dengan bantuan enzim
ekstraseluler (Iptek, 2009).
Medium yang digunakan untuk menumbuhkan dan mengembangbiakkan
mikroorganisme harus sesuai susunannya dengan kebutuhan jenis-jenis mikroorganisme yang
bersangkutan. Beberapa mikroorganisme dapat hidup baik pada medium yang sangat
sederhana yang hanya mengandung garam anargonik di tambah sumber karbon organik
seperti gula. Sedangkan mikroorganime lainnya memerlukan suatu medium yang sangat
kompleks yaitu berupa medium ditambahkan darah atau bahan-bahan kompleks lainnya
(Volk, 1993).
Memformulasikan suatu medium atau bahan yang akan digunakan untuk
menumbuhkan mikroorganisme di dalamnya harus memperhatikan berbagai macam
ketentuan seperti jika yang ingin kita membuat medium untuk organisme bersel tunggal,
biasanya air sangat penting sebagai komponen utama protoplasmanya serta untuk masuknya
nutrien ke dalam sel. Pembuatan medium agar padat, digunakan agar-agar, gelatin atau gel
silika agar merupakan media tumbuh yang ideal yang diperkenalkan melalui metode
bacteriaological (Hadioetomo, 1993).
Medium dapat diklasifikasikan berdasar atas susunan kimia, konsistensi dan fungsinya.
Klasifikasi medium berdasarkan susunan kimianya, yakni medium organik, yaitu medium
yang tersusun dari bahan-bahan organik; medium anorganik, yaitu medium yang tersusun
dari bahan-bahan anorganik; medium sintetik, yaitu medium yang susunan kimiawinya dapat
diketahui dengan pasti; dan medium nonsintetik, yaitu medium yang susunan kimiawinya
tidak dapat diketahui dengan pasti (Anonim, 2011).
Menurut Anonim (2011), supaya mikroba dapat tumbuh dengan baik, dalam suat
medium perlu dipenuhi syarat-syarat sebagai berikut:
1) Medium harus mengandung semua nutrisi yang mudah digunakan oleh mikroba;
2) Medium harus mempunyai tekanan osmosis;
3) Medium tidak mengandung zat-zat yang menghambat;
4) Medium harus steril, tidak ada kontaminan dari mikroorganisme yang tidak diinginkan.
Menurut Kusnadi (2003), bahan-bahan media pertumbuhan mikroba meliputi:
A. Bahan dasar
1. Air (H2O) sebagai pelarut
2. Agar (dari rumput laut) yang berfungsi untuk pemadat media. Agar sulit didegradasi oleh
mikroorganisme pada umumnya dan mencair pada suhu 45oC.
3. Gelatin juga memiliki fungsi yang sama seperti agar. Gelatin adalah polimer asam amino
yang diproduksi dari kolagen. Kekurangannnya adalah lebih banyak jenis mikroba yang
mampu menguraikannya dibanding agar.
4. Silika gel, yaitu bahan yang mengandung natrium silikat. Fungsinya juga sebagai pemadat
media. Silika gel khusus digunakan untuk memadatkan media bagi mikroorganisme autotrof
obligat.
B. Nutrisi atau zat makanan
Media harus mengandung unsur-unsur yang diperlukan untuk metabolisme sel yaitu
berupa unsur makro seperti Carbon (C), Hidrogen (H), Oksigen (O), Nitrogen (N), Phospor
(P), dan unsur mikro seperti Fe, Mg dan unsur pelikan/trace element.
Sumber karbon dan energi yang dapat diperoleh berupa senyawa organik atau anorganik
sesuai dengan sifat mikrobanya. Jasad heterotrof memerlukan sumber karbon organik antara
lain dari karbohidrat, lemak, protein, dan asam organik.
Sumber nitrogen mencakup asam amino, protein atau senyawa bernitrogen lain.
Sejumlah mikroba dapat menggunakan sumber N anorganik seperti urea.
C. Bahan tambahan
Bahan-bahan tambahan yaitu bahan yang ditambahkan ke medium dengan tujuan
tertentu, misalnya phenol red (indikator asam basa) ditambahkan untuk indikator perubahan
pH akibat produksi asam organik hasil metabolisme. Antibiotik ditambahkan untuk
menghambat pertumbuhan mikroba non-target/kontaminan.
Bahan yang sering digunakan dalam pembuatan media, antara lain:
1. Agar
Agar dapat diperoleh dalam bentuk batangan, granula atau bubuk dan terbuat dari beberapa
jenis rumput laut. Kegunaannya adalah sebagai pemadat (gelling) yang pertama kali
digunakan oleh Fraw & Walther Hesse untuk membuat media. Jika dicampur dengan air
dingin, agar tidak akan larut. Untuk melarutkannya harus diaduk dan dipanasi, pencairan dan
pemadatan berkali-kali atau sterilisasi yang terlalu lama dapat menurunkan kekuatan agar,
terutama pada pH yang asam.
2. Peptone
Peptone adalah produk hidrolisis protein hewani atau nabati seperti otot, liver, darah, susu,
casein, lactalbumin, gelatin, dan kedelai. Komposisinya tergantung pada bahan asalnya dan
bagaimana cara memperolehnya.
3. Meat extract
Meat extract mengandung basa organik terbuat dari otak, limpa, plasenta, dan daging sapi.
4. Yeast extract
Yeast extract terbuat dari ragi pengembang roti atau pembuat alkohol. Yeast extract
mengandung asam amino yang lengkap & vitamin B kompleks.
5. Karbohidrat
Karbohidrat ditambahkan untuk memperkaya pembentukan asam amino dan gas dari
karbohidrat. Jenis karbohidrat yang umumnya digunakan dalam amilum, glukosa, fruktosa,
galakt.osa, sukrosa, manitol, dan lain-lain. Konsentrasi yang ditambahkan untuk analisis
fermentasi adalah 0,5-1%.
Menurut Pelczar (1996), klasifikasi medium berdasarkan fungsinya digolongkan
menjadi 7 golongan, yaitu:
1. Medium umum, merupakan media yang ditambahkan bahan-bahan yang bertujuan
menstimulasi pertumbuhan mikroba secara umum. Contoh: Nutrien Agar (NA) untuk
menstimulasi pertumbuhan bakteri, Potato Dextose Agar (PDA) untuk menstimulasi
pertumbuhan fungi.
2. Medium khusus, merupakan medium untuk menentukan tipe pertumbuhan mikroba dan
kemampuannya untuk mengadakan perubahan-perubahan kimia tertentu. Contoh: medium
tetes tebu untuk Saccharomyces cerevisiae.
3. Media diperkaya (enrichment media), merupakan media yang ditambahkan bahan-bahan
tertentu untuk menstimulasi pertumbuhan mikroba yang diinginkan. Hal ini dilakukan untuk
menstimulasi pertumbuhan mikroba yang jumlahnya sedikit dalam suatu campuran berbagai
mikroba. Contoh: Chocolatemedia dan Yeast-Extract-poptasium Nitrat Agar.
4. Media selektif, merupakan media yang ditambahkan bahan-bahan tertentu yang akan
menghambat pertumbuhan mikroba yang tidak diinginkan yang ada dalam suatu spesimen.
Inhibitor yang digunakan berupa antibiotik, garam dan bahan-bahan kimia lainnya.
5. Media differensial, merupakan media yang ditambahkan bahan-bahan kimia atau reagensia
tertentu yang menyebabkan mikroba yang tumbuh memperlihatkan perubahan-perubahan
spesifik sehingga dapat dibedakan dengan jenis lainnya.
6. Medium penguji (Assay medium), merupakan medium dengan susunan ertentu yang
digunakan untuk pengujian senyawa-senyawa tertentu dengan bantuan bakteri. Contoh:
medium untuk menguji vitamin-vitamin, antibiotik, dan lain-lain.
7. Medium perhitungan jumlah mikroba yaitu medium spesifik yang digunakan untuk
menghitung jumlah mikroba dalam suatu bahan. Contoh: medium untuk menghitung jumlah
bakteri E. Coli air sumur.
BAB III
METODOLOGI
3.1 Waktu dan Tempat
Percobaan ini dilakukan pada hari Senin, tanggal 09 Desember 2013, pukul 13.30
WITA sampai selesai, bertempat di laboratorium biologi dasar FMIPA UNTAD.
3.2 Alat dan Bahan
A. Alat
Adapun alat yang digunakan pada percobaan ini antara lain autoklaf, batang pengaduk,
gelas kimia, cutter, corong, erlenmeyer, gelas ukur, hot plate, kulkas, neraca ohaus, oven,
spatula dan neraca analitik.
B. Bahan
Adapun bahan yang digunakan pada percobaan ini antara lain aquades, Agar,
aluminium foil, gula, kentang, tauge, daging, dan kapas.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Pengamatan
3
TEA Medium umum yang dapat
ditumbuhi oleh mikroorganisme
secara umum yang berfungsi
untuk pertumbuhan bakteri dan
jamur.
4.2 Pembahasan
Medium adalah suatu bahan yang terdiri atas campuran nutrisi yang dipakai untuk
menumbuhkan mikroba. Selain untuk menumbuhkan mikroba, medium dapat digunakan pula
untuk isolasi, memperbanyak, pengujian sifat-sifat fisiologi dan perhitungan mikroba.
Berdasarkan komposisi kimianya dikenal medium sintetik dan medium nonsintetik atau
medium kompleks. Komposisi kimia medium sintetik diketahui dengan pasti dan biasanya
dibuat dari bahan-bahan kimia yang kemurniannya tinggi dan ditentukan dengan tepat.
Diantara medium yang dibuat dalam percobaan ini yang termasuk dlam medium sintetik
adalah medium yang mengandung agar, seperti halnya medium nutrient agar yang dignakan
untuk mempelajari kebutuhan makanan mikroba. Di pihak lain komposisi nonsintetik tidak
diketahui dengan pasti. Seperti bahan-bahan yang terdapat dalam kaldu nutrient yaitu ekstrak
daging dan pepton.
Dalam pembuatan medium digunakan sebagai sumber makanan bagi mikroba. Seperti
halnya pepton merupakan sumber nitrogen organik yang juga diperuntukan bagi
mikroorganisme heterotrof. Laktosa dan Dextrose merupakan sumber energi bagi sebagian
besar bakteri yang termasuk heterotrof. Selain itu kentang dan tauge yang banyak
mengandung karbohidrat merupakan sumber karbon yang baik bagi pertumbuhan
mikroorganisme. Dalam pembuatan medium harus digunakan aquades atau air murni, karena
air sadah pada umumnya mengandung kadar ion kalsium dan ion magnesium yang tinggi.
Pada medium yang mengandung pepton dan ekstrak daging, air dengan kualitas semacam ini
dapat menyebabkan terbentuknya endapan fosfat dan megnesium fosfat.
Medium yang akan dibuat dalam percobaan ini adalah Potato Dextrose Agar (PDA),
Nutrient Agar (NA) dan Tauge Ekstrak Agar (TEA).
Medium Potato Dextrose Agar (PDA) berdasarkan susunannya merupakan medium
organik semi alamiah atau semi sintetis sebab terdiri dari bahan alamiah yang ditambah
dengan senyawa kimia. Berdasarkan konsistensinya merupakan medium padat karena
mengandung agar yang memadatkan medium, berdasarkan kegunaannya merupakan medium
untuk pertumbuhan jamur. Medium PDA terdiri dari kentang yang berfungsi sebagai sumber
energi, nitrogen organik, karbon dan vitamin, dekstrosa sebagai sumber karbon, agar sebagai
bahan pemadat medium dan aquades sebagai pelarut untuk menghomogenkan medium dan
sumber O2.
Nutrient Agar (NA) merupakan suatu medium yang berbentuk padat ynag merupakan
perpaduan antara bahan alamiah dan senyawa-senyawa kimia. NA dibuat dari campuran
ekstrak daging dan peptone dengan menggunakan agar sebagai pemadat. Dalam hal ini agar
digunakan, karena sifatnya yang mudah membeku dan mengandung karbohidrat yang berupa
galaktam sehingga tidak mudah diuraikan oleh mikroorganisme. Dalam hal ini ekstrak beef
dan pepton digunakan sebagai bahan dasar karena merupakan sumber protein, nitrogen,
vitamin serta karbohidrat yang sangat dibutuhkan oleh mikroorganisme untuk tumbuh dan
berkembang. Medium Nutrient Agar (NA) merupakan medium yang berwarna coklat muda
yang memiliki konsistensi yang padat dimana medium ini berasal dari sintetik dan memiliki
kegunaan sebai medium untuk menumbuhkan bakteri.
Medium Tauge Ekstrak Agar (TEA) berdasarkan susunannya merupakan medium
organik semi alamiah atau semi sintetis sebab terdiri dari bahan alamiah yang ditambah
dengan senyawa kimia, berdasarkan konsistensinya merupakan medium padat karena
mengandung agar yang memadatkan medium, berdasarkan kegunaannya merupakan medium
umum yang dapat ditumbuhi mikroorganisme secara umum yang dapat ditumbuhi oleh
mikroorganisme secara umum yang berfungsi untuk pertumbuhan bakteri dan jamur serta
memiliki warna cream. Medium TEA terdiri dari tauge yang berfungsi sebagai sumber energi,
nitrogen organik, karbon dan vitamin. Sukrosa sebagai sumber karbon , agar sebagai bahan
pemadat medium dan aquades sebagai pelarut untuk menghomogenkan medium dan sumber
O2. Medium TEA digunakan untuk menumbuhkan jamur (khamir dan kapang). Medium TEA
ini berdasarkan konsistensinya termasuk dalam medium (solid medium). Berdasarkan
fungsinya, TEA termasuk medium penguji (assay medium), karena dapat digunakan untuk
pengujian vitamin, asam-asam amino dan lain-lain. Melalui medium ini dapat diamati
bentuk-bentuk koloni dan benuk pertumbuhan jamur.
Faktor-faktor yang memungkinkan terjadinya kontaminasi medium adalah :
1. Sterilisasi medium yang kurang sempurna
2. Medium memenuhi semua kebutuhan nutrien
3. Proses praktikum yang tidak aseptis
4. Lingkungan laboratorium yang kurang steril
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan percobaan yang dilakukan maka dapat disimpulkan bahwa:
1. Medium adalah suatu bahan yang terdiri atas campuran nutrisi yang dipakai untuk
menumbuhkan mikroba juga medium dapat digunakan pula untuk isolasi, memperbanyak,
pengujian sifat-sifat fisiologi dan perhitungan mikroba.
2. Dalam pembuatan medium terdapat tiga jenis preparasi yaitu : Agar slant (miring), Agar petri
dan Agar tegak (deep)
3. Medium semi alamiah adalah medium yang tersusun atas bahan-bahan alamiah dan sintetis.
4. Medium Potato Dextrose Agar (PDA), Nutrient Agar (NA) dan Tauge Ekstrak Agar
merupakan medium semi alamiah.
5.2 Saran
Pada praktikum selanjutnya, diharapkan percobaan pembuatan medium ini dilakukan
agar praktikan dapat mengetahui teknik oembuatan medium secara jelas.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim, 2011, Pembuatan Media Mikroorganisme, http://wikipedia.org, diakses pada 10 Desember
2013, Palu.
Arfiandi, Media Pertumbuhan Bakteri, http://freebussines.blogspot.com, diakses pada 10 Desember
2013, Palu.
Hadioetomo, Ratna, 1990, Mikrobiologi Dalam Praktek, PT Gramedia, Jakarta.
Iptek, 2009, Pembuatan Medium, http://beritaiptek.com, diakses pada 10 Desember 2013, Palu.
PELC
Natsir, Djide dan Sartini, 2006, Mikrobiologi Farmasi Dasar, Universitas Hasanuddin, Makassar.
Pelczar, 1996, Dasar-Dasar Mikrobiologi, Universitas Indonesia, Jakarta.
Ratna, 1993, Mikrobiologi Dasar Dalam Praktek, PT Gramedia, Jakarta.
Volk dan Wheeler, 1993, Mikrobiologi Dasar Jilid 1 Edisi ke 5, Erlangga, Jakarta.
Pembuatan Medium Dan Sterilisasi
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam melakukan diagnosa mikrobiologi sterilisasi sangat diutamakan baik alat
maupun medianya. Suatu alat dikatakan steril apabila alat atau bahan bebas dari mikroba baik
bentuk vegetative maupun spora. Untuk itu sebagai pemula dalam mikrobiologi sangat perlu
mengenal teknik sterilisasi, pembuatan media serta teknik penanaman .
Secara umum sterilisasi merupakan proses pemusnahan kehidupan khususnya mikrobia
dalam suatu wadah ataupun peralatan laboratorium. Sterilisasi dalam mikrobiologi adalah
suatu proses untuk mematikan semua mikroorgansime yang terdapat pada atau didalam suatu
benda. Ada tiga cara utama yang umum dipakai dalam sterilisasi yaitu penggunaan panas,
penggunaan bahan kimia, dan penyaringan (filtrasi). Apabila panas digunakan bersama-sama
dengan uap air maka disebut sterilisasi basah, bila tanpa kelembapan maka disebut sterilisasi
kering.
Medium merupakan bahan yang digunakan untuk menumbuhkan mikroorganisme
diatas atau didalamnya. Sebelum menumbuhkan mikroorganisme, pertama-tama kita harus
memahami kebutuhan dasarnya lalu mencoba memformulasikan suatu medium yang
memberikan hasil baik.
Berdasarkan hal tersebut maka dilakukan percobaan untuk menambah pengetahuan
tentang cara pembuatan medium dan juga cara menstrilisasikan medium.
B. Tujuan Praktikum
Adapun tujuan praktikum kali ini adalah :
a. Mengetahui cara membuat media pertumbuhan mikrorganisme.
b. Mengetahui jenis medium.
c. Mengetahui cara mensterilkan medium.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Mikroorganisme yang ingin kita tumbuhkan, yang pertama harus dilakukan adalah
memahami kebutuhan dasarnya kemudian memformulasikan suatu medium atau bahan yang
akan digunakan. Air sangat penting bagi organisme bersel tunggal sebagai komponen utama
protoplasmanya serta untuk masuknya nutrien ke dalam sel. Pembuatan medium sebaiknya
menggunakan air suling. Air sadah umumnya mengandung ion kalsium dan magnesium yang
tinggi. Pada medium yang mengandung pepton dan ektrak daging, air dengan kualitas air
sadah sudah dapat menyebabkan terbentuknya endapan fosfat dan magnesium fosfat
(Hadioetomo, 1993).
Alat yang akan digunakan dalam suatu penelitian atau praktikum harus disterilisasi
terlebih dahulu untuk membebaskan semua bahan dan peralatan tersebut dari semua bentuk
kehidupan. Sterilisasi merupakan suatu proses untuk mematikan semua organisme yang
teradapat pada suatu benda. Proses sterilisasi dapat dibedakan menjadi 3 macam, yaitu
penggunaan panas (pemijaran dan udara panas); penyaringan; penggunaan bahan kimia
(etilena oksida, asam perasetat, formaldehida dan glutaraldehida alkalin) (Hadioetomo,
1993).
Memformulasikan suatu medium atau bahan yang akan digunakan untuk
menumbuhkan mikroorganisme di dalamnya harus memperhatikan berbagi macam ketentuan
seperti jika yang ingin kita membuat medium untuk organisme bersel tunggal, biasanya air
sangat penting sebagai komponen utama protoplasmanya serta untuk masuknya nutrien ke
dalam sel. Pembuatan medium agar padat, digunakan agar-agar, gelatin atau gel silika. Bahan
agar yang utama adalah galaktan (komplek karbohidrat yang diekstrak dari alga genus
Gelidium). Agar akan larut atau cair pada suhu hampir 100 oC dan akan cair apabila kurang
lebih 43oC (Hadioetomo, 1993). Menurut Schlegel (1993) agar merupakan media tumbuh
yang ideal yang diperkenalkan melalui metode bacteriaological.
Organisme hidup memerlukan nutrisi untuk pertumbuhannya. Subtansi kimia organik
dan inorganik diperoleh dari lingkungan dalam berbagai macam bentuk. Nutrien diambil dari
likungan kemudian ditransformasikan melalui membran plasma menuju sel. Di sel beberapa
nutrisi diolah menghasilkan energi yang digunakan dalam proses seluler (Lim, 1998). Bakteri
dalam medium juga memerlukan makanan untuk pertumbuhannya. Bakteri yang tidak punya
akar harus berada pada permukaan larutan makanan yang cair. Pertumbuhan bakteri berarti
meningkatnya jumlah sel yang konstituen (yang menyusun). Apabila disusun 10 bakteri
dalam 1 ml medium yang cocok dan 24 jam kemudian ditemukan 10 juta bakteri tiap
milimeternya, maka terjadilah pertumbuhan bakteri. Meningkatnya jumlah bakteri terjadi
dengan proses yang disebut dengan pembelahan biner, dimana setiap bakteri membentuk
dinding sel baru (Volk, 1993).
Pertumbuhan bakteri selain memerlukan nutrisi, juga memerlukan pH yang tepat.
Kebanyakan bakteri tidak dapat tumbuh pada kondisi yang terlalu basa, kecuali Vibrio
cholerae yang dapat hidup pada pH lebih dari 8. Suhu juga merupakan variabel yang perlu
dikendalikan. Kelompok terbesar yaitu mesofil, suhu optimum untuk pertumbuhannya 20-
40oC (Volk, 1993).
PH merupakan faktor yang sangat mempengaruhi suatu keberhasilan dalam pembuatan
medium sehingga kondisi pH yang terlalu basa atau terlalu asam tidak cocok untuk dijadikan
medium mikroba karena mikroba tidak dapat hidup pada kondisi tersebut. Medium
didiamkan atau disimpan selama 2 x 24 jam untuk menyakinkan bahwa medium masih steril,
karena selain pH sebagai penentu tumbuhnya mikroba, alat dan medium yang steril juga
menentukan (Dwidjoseputro, 1994).
Menurut (Suriawati, 2005), Sterilisasi yang umum dilakukan dapat berupa:
a. Sterilisasi secara fisik (pemanasan, penggunaan sinar gelombang pendek yang dapat
dilakukan selama senyawa kimia yang akan disterilkan tidak akan berubah atau terurai akibat
temperatur atau tekanan tinggi). Dengan udara panas, dipergunakan alat bejana/ruang panas
(oven dengan temperatur 170OC 180oC dan waktu yang digunakan adalah 2 jam yang
umumnya untuk peralatan gelas).
b. Sterilisasi secara kimia (misalnya dengan penggunaan disinfektan, larutan alkohol, larutan
formalin).
c. Sterilisasi secara mekanik, digunakan untuk beberapa bahan yang akibat pemanasan tinggi
atau tekanan tinggi akan mengalami perubahan, misalnya adalah dengan saringan/filter.
Sistem kerja filter, seperti pada saringan lain adalah melakukan seleksi terhadap partikel-
partikel yang lewat (dalam hal ini adalah mikroba).
Autoklaf digunakan sebagai alat sterilisasi uap dengan tekanan tinggi. Penggunaan
autoklaf untuk sterilisasi, tutupnya jangan diletakkan sembarangan dan dibuka-buka karena
isi botol atau tempat medium akan meluap dan hanya boleh dibuka ketika manometer
menunjukkan angka 0 serta dilakukan pendinginan sedikit demi sedikit. Medium yang
mengandung vitamin, gelatin atau gula, maka setelah sterilisasi medium harus segera
didinginkan. Cara ini untuk menghindari zat tersebut terurai. Medium dapat langsung
disimpan di lemasi es jika medium sudah dapat dipastikan steril (Dwidjoseputro, 1994).
BAB III
METODOLOGI
A. Alat
Adapun alat yang digunakan dalam laboratorium yakni:
1. Erlenmeyer 100 ml
2. Neraca analitik
3. Hot plate
4. Gelas ukur 100 mL
5. Batang pengaduk / Magnet Stirrer
6. Sendok Zat
7. Pipet tetes
8. Autoklaf
B. Bahan
Adapun bahan yang digunakan dalam laborattorium mikrobiologi yakni:
1. Kapas
2. Aluminium Foil
3. Aquades
4. Agar
5. NA (Nutrien Agar)
6. MEA (Malt Extract Agar)
7. PDA (Potato Dextrose Agar)
8. LB ( Lactosa Broth)
9. KOH 1%
C. Prosedur Kerja
Adapun prosedur kerja yang digunakan dalam praktikum ini yakni:
1. Menimbang masing-masing bahan yang akan digunakan kedalam Neraca Analitik sesuai
dengan jumlah yang diperlukan.
2. Kemudian memasukkan kedalam Erlenmeyer 250 ml, dan menambahkan aquades sebanyak
250 ml dan agar 7 gram kedalam masing-masing bahan.
3. Memanaskan larutan tersebut sampai mendidih di atas Hot Plate dan diaduk dengan
magnetic stirer agar larutan homogen.
4. Kemudian larutan diangkat dan mendinginkannya.
5. Setelah larutan dingin, kemudian mengukur pH nya.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Pengamatan
Adapun hasil yang telah didapatkan dari percobaan yakni:
Warna Warna
No Nama dan Gambar Fungsi sebelum sesudah
pengadukan pengadukan
1. PDA Sebagai
tempat
Keruh Kuning Tua
pembiakan
mikroba
2. LB
Sebagai
tempat Merah Merah Tua
fermentasi
3. MEA Sebagai
tempat
Coklat Coklat Tua
pembiakan
mikroba
4. NA
Sebagai
tempat Kuning
Keruh
pembiakan kecoklatan
bakteri
C. Pembahasan
Medium merupakan bahan yang digunakan untuk menumbuhkan mikroorganisme
diatas atau didalamnya, medium tersebut harus memenuhi syarat-syarat, antara lain adalah
harus mengandung semua zat hara yang mudah digunakan oleh mikroba, harus mempunyai
tekanan osmosis, tegangan permukaan dan pH yang sesuai dengan kebutuhan mikroba yang
akan ditumbuhkan, tidak mengandung zat-zat yang dapat menghambat pertumbuhan
mikroba, harus berada dalam keadaan steril sebelum digunakan, agar mikroba yang di
tumbuhkan dapat tumbuh dengan baik. Percobaan kali ini yaitu pembuatan medium NA,
PDA, LB DAN MEA.
NA (Nutrien agar) digunakan sebagai media pertumbuhan bakteri. Pembuatan medium
percobaan ini dengan menggunakan NA (Nutrien Agar), dimana dalam pembuatannya
terlebih dahulu dengan cara menimbang bahan yang akan digunakan kedalam neraca analitik
sesuai dengan jumlah yang diperlukan kemudian memasukkan bahan kedalam Erlenmeyer
250 ml, dimana bahan tersebut adalah aqades 250 ml, NA 3,75 dan agar 7 gram setelah itu
dipanaskan diatas hot plate 440 oC di ikuti oleh pengadukan dengan menggunakan magnetik
stirer, tujuan dari pemanasan dan pengadukan ini adalah untuk menghomogenkan NA dengan
aqades, dimana dengan pemanasan dapat mempercepat pelarutan dari Na dan Aqades. Setelah
dipanaskan beberapa menit larutan berubah warna dari keruh menjadi kuning kecoklatan hal
ini menandakan larutan telah homogen. Setelah itu larutan ditambahkan KOH 1 % yang
bertujuan mendapatkan pH netral yaitu 7 dan didinginkan kemidian diukur pHnya, pH yang
diperoleh 7 hal ini menandakan bakteri dapat hidup pada pH tersebut, hal ini sesuai dengan
literatrur yang menyatakan bakteri dapat hidup pada pH 6,8-7. Kemudian dimasukkan
kedalam autoklav dengan mulut Erlenmeyer disumbat dengan kapas dan dilapisi kertas
diluarnya. Tujuan dari penutupan ini agar meminimalkan kontaminasi. Pembuatan NA
berdasarkan konsistennya termasuk medium padat dan menurut kegunaannya termasuk
medium umum.
PDA (Potato Destore Agar) digunakan untuk menumbuhkan fungi atau jamur.
Pembuatan medium pada percobaan ini dengan menggunakan PDA (Potato Destore Agar)
dimana dalam pembuatannya terlebih dahulu dengan cara memasukkan 200 ml aqades dan 50
ml ekstrak kentang,3,75 deglucose dan 7 gr agar kemudian dipanaskan diatas hot plate 440
o
C diikuti oleh pengadukan dengan tujuan dari pemanasan dan pengadukan ini untuk
menghomogenkan PDA dengan aqades, dan pemanasan bertujuan mempercepat pelarutan
dari PDA. Setelah dipanaskan beberapa menit larutan berubah warna dari keruh menjadi
kuning tua, hal ini menunjukkan larutan telah homogen. Kemudian larutan didinginkan dan
diperoleh pH 5,72 hal ini sesuai dengan liateratur fungi hidup pada pH 5,2-5,8. Setelah itu
dimasukkan kedalam autoklav tetapi sebelum dimasukkan mulut Erlenmeyer ditutup dengan
kapas dan kemudian dibungkus dengan kertas, hal ini bertujuan agar meminimalkan
kontaminasi. PDA termasuk medium nonsintetik karena termasuk medium padat sedangkan
menurut fungsinya termasuk medium umum.
MEA (Malt Extract Agar) digunakan sebagai media pertumbuhan khamir. Dimana
dalam pembuatannya terlebih dahulu melarutkan MEA (Malt Extract Agar) sebanyak 12,5
gram kedalam erlenmeyer 250 ml dan menambahkan aqades 250 ml setelah itu dipanaskan
diatas hot plate dengan suhu 480 0C diikuti dengan pengadukan menggunakan magnetic
stirer, tujuan dari pengadukan dan pemanasan untuk menghomogenkan MEA dengan aqades
dan pemanasan bertujuan untuk mempercepat pelarutan dari MEA. Setelah dipanaskan
beberapa menit larutan berubah warna dari coklat menjadi tua hal ini menujukkan larutan
telah menjadi homogen kemudian larutan didinginkan dan diukur pHnya, Ph pada MEA = 5,4
-0,2 pH maksimal 5,6 dan pH minimal 5,2. pH yang diperoleh pada percobaan ini yaitu 5,6.
Setelah itu dimasukkan kedalam autoklaf dengan mulut Erlenmeyer ditutup dengan kapas dan
diluarnya dibungkus dengan kertas, hal ini bertujuan untuk meminimalkan kontaminasi.
LB (Laktosa Broth) digunakan untuk fermentasi. Dimana dalam pembuatannya terlebih
dahulu LB dilarutkan sebanyak 3,25 gram kedalam Erlenmeyer 250 ml dan menambahkan
aqades 100 ml setelah itu dipanaskan dengan suhu 300 0C diikuti dengan pengadukan
menggunakan magnetik stirrer, tujuan dari pengadukan untu menghomogenkan LB dengan
aqades sedangkan pemanasan bertujuan untuk mempercepat pelarutan dari LB. Setelah
dipanaskan larutan berubah warna dari merah menjadi merah tua, hal ini menujukkan larutan
telah homogen. Setelah dipanaskan larutan didinginkan kemudian di ukur pHnya, Ph yang
diperoleh 6,7 sedangkan Ph netral untuk LB yaitu 6,8. Setelah itu mulut Erlenmeyer disumbat
dengan kapas dan diluarnya dibungkus dengan kertas, hal ini bertujuan untuk meminimalkan
kontaminasi dan dimasukkan kedalam autoklav.
Autoklav adalah alat yang digunakan untuk sterilisasi. Autoklaf termasuk dalam teknik
sterilisasi secara fisika dengan prinsip arus uap dan tekanan. Alat ini sering digunakan dalam
teknik pensterilan karena tingkat koefisien dan sifat alat yang tidak merusak kandungan
dalam media pertumbuhan yang dipakai yaitu NA, PDA, MEA dan LB.
Sterilisasi yang dilakukan bertujuan untuk menghindari kontaminasi, yaitu masuknya
mikroorganisme yang tidak diinginkan. Sterilisasi merupakan suatu proses (kimia dan fisika)
yang membunuh semua bentuk hidup terutama mikroorganisme. Sterilisasi yang digunakan
dalam percobaan ini adalah secara fisika yaitu menggunakan panas, dimana panas yang
digunakan adalah bersama uap air yang biasanya disebut sterilisasi basah.
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Kesimpulan yang didapat dari percobaan ini adalah:
1. Teknik sterilisasi dapat dilakukan dengan tekanan uap tinggi menggunakan otoklaf sehingga
alat dan media steril.
2. NA (Nutrient Agar ) digunakan sebagai media pertumbuhan bakteri.
3. MEA (Malt Extract Agar) digunakan sebagai media pertumbuhan yeast atau khamir.
4. PDA (Potato Destroxe Agar) digunakan untuk menumbuhkan fungi atau jamur.
5. LB (Laktosa Broth) digunakan untuk fermentasi.
6. Sterilisasi dilakukan bertujuan untuk menghindari kontaminasi, yaitu masuknya
mikroorganisme yang tidak diinginkan.
7. Komposis media bahan sangat penting dalam memenuhi kebutuhan nutrisi sterilisasi
dilakukan bakteri demi mengoptimalkan pertumbuhannya, yang mana tiap-tiap komposisi
harus setimbang jumlahnya.
B. Saran
Pada praktikum selanjutnya medium untuk pertumbuhan mikroba dapat dibuat lebih
banyak lagi dan pada saat praktikum kedepannya diharapkan praktikum berjalan dengan
tertib tanpa kegaduhan dalam ruangan.
DAFTAR PUSTAKA
-->
I. JUDUL
MEDIUM DAN CARA PEMBUATAN MEDIUM
II. TUJUAN
Untuk mengetahui macam-macam medium berdasarkan atas bahan yang digunakan
dan kegunaannya.
III. DASAR TEORI
Mikroorganisme yang ingin kita tumbuhkan yang pertama harus dilakukan adalah
memahami kebutuhan dasarnya kemudian memformulasikan suatu medium atau bahan yang
akan digunakan. Air sangat penting bagi organisme bersel tunggal sebagai komponen utama
protoplasmanya serta untuk masuknya nutrien ke dalam sel. Pembuatan medium sebaiknya
menggunakan air suling. Air sadah umumnya mengandung ion kalsium dan magnesium yang
tinggi. Pada medium yang mengandung pepton dan ektrak daging, air dengan kualitas air
sadah sudah dapat menyebabkan terbentuknya endapan fosfat dan magnesium fosfat
(Hadioetomo, 1993)
Mikroorganisme dapat ditumbuhkan dan dikembangkan pada suatu substrat yang
disebut medium. Medium digunakan untuk menumbuhkan dan mengembangbiakkan
mikroorganisme tersebut harus sesuai susunannya dengan kebutuhan jenis-jenis
mikroorganisme yang bersangkutan. Beberapa mikroorganisme dapat hidup baik pada
medium yang sangat sederhana yang hanya mengandung garam anorganik ditambah sumber
karbon organic seperti gula. Sedangkan mikroorganisme lainnya memerlukan suatu medium
yang sangat kompleks yaitu berupa medium ditambahkan darah atau bahan-bahan kompleks
lainnya (Volk dan Wheeler, 1993)
Medium adalah suatu bahan yang terdiri atas campuran nutrisi yang dipakai untuk
menumbuhkan mikroorganisme. Selain itu medium juga dapat digunakan untuk isolasi,
memperbanyak, menguji sifat-sifat fisiologis, menghitung jumlah mikroorganisme, dan lain-
lain. Medium yang baik harus mengandung semua zat yang diperlukan untuk kehidupan
mikroorganisme antara lain senyawa organic (protein, karbohidrat, lemak) mineral dan
vitamin.
4.2.Cara kerja
V. HASIL PENGAMATAN
NO CARA KERJA HASIL
1 Memasukkan 250 mL air rebusan Pemanas
kentang (dipanaskan sampai mendidih) Campuran larutan homogen
+ 2,5 gram glukosa +3,75 gram agar
Didapat campuran larutan
dan diaduk sampai larutan menjadi
homogen (campuran air
campuran larutan homogen
kentang+glukosa+agar)
2 Mengambil 5 mL campuran larutan Diperoleh medium miring dnegan
homogen dan dimasukkan ke dalam kemiringan medium 1cm dari
tabung reaksi (untuk medium miring) + dinding tabung reaksi
menutup dengan kertas kayu yang Pada saat menuang tabung reaksi
didalamnya terdapat kapas + ditutup posisi tegak, lalu dimiringkan,
dengan aluminium foil, lalu disterilkan memiringkannya dengan rak
tabung reaksinya
3 Mengambil 10 mL campuran larutan Di dapat medium tegak
homogen dan dimasukkan ke dalam
tabung reaksi (untuk medium tegak) +
menutup dengan kertas kayu yang di
dalamnya terdapat kapas + ditutup
dengan aluminium foil
4 Membuat medium dalam cawan petri Campuran larutan homogen steril
ada 2 cara : Campuran larutan homogen
1. Sisa larutan dimasukkan ke dalam belum steril, lalu disterilkan
Erlenmeyer + menutup dengan Diperoleh medium cawan petri
aluminium foil, lalu disterilkan dengan
Sebelum menutup cawan petri
autoclave selama 15 menit, lalu diambil
harus menunggu uap airnya
campuran larutan homogen yang sudah
menghilang, kemudian ditutup
steril sebesar 20 mL, lalu dituangkan ke
cawan petri, menunggu sampai uap air
hilang kemudian ditutup + dibungkus
dengan aluminium foil.
2. Sisa campuran larutan homogen 20 mL
dituangkan ke cawan petri +
membungkus dengan aluminium foil
lalu disterilkan
VI. PEMBAHASAN
Pada praktikum kali ini, praktikan mempelajari tentang medium dan cara pembuatan
medium. Pengertian dari medium sendiri adalah suatu bahan yang terdiri dari campuran zat-
zat makanan atau nutrisi yang diperlukan oleh mikroorganisme untuk pertumbuhannya.
Medium yang diamati dan dibuat pada praktikum ini merupakan medium semi alamiah. Yaitu
Potato Dextrose Agar, atau disingkat PDA. Dikatakan sebagai medium semi alamiah karena
medium ini terdiri atas bahan-bahan alami yaitu kentang dan campuran senyawa kimia yaitu
dextrose.
Pembuatan PDA ini menggunakan air rebusan kentang, glukosa, dan agar dengan
dipanaskan dan dicampur homogen. Kentang pada medium PDA berfungsi untuk
memberikan sumber karbohidrat, vitamin, dan energy pada medium sedangkan Dextrosa
berfungsi sebagai sumber gula dan energy. Dengan adanya agar, ketika medium ditempatkan
pada kondisi dingin maka akan memadat. Serta aquades berfungsi sebagai pelarut antara
kentang (air kentang), dextrose, dan agar.
Pada pembuatan PDA ini digunakan bahan kentang karena kentang mengandung
komposisi lengkap dan dibutuhkan mikroba, yaitu air kentang mengandung vitamin dan
mineral yang cukup tinggi, selain itu juga merupakan sumber karbohidrat. Seperti yang
diketahui, mikroba membutuhkan karbohidrat untuk memperbanyak produksi asam amino
dan gas, selain itu mikroba juga membutuhkan unsur-unsur mikro dan makro sebagai
nutrisinya. Karena itulah dengan menggunakan kentang sebagai bahan dasar pembuatan
medium, diharapkan mikroba dapat memperoleh asupan nutrisinya dan dapat tumbuh dengan
optimal.
Pembuatan medium PDA diawali dengan pengambilan rebusan air kentang. Rebusan
air kentang ini diperoleh dari kentang dengan massa sebesar 50 gram yang dipotong
berbentuk dadu. Potongan berbentuk dadu memungkinkan agar zat-zat yang terkandung di
dalam kentang tidak hilang saat potongan-potongan kentang dicuci. Namun bila kentang
dipotong tipis-tipis maka akan menyebabkan hilangnya zat-zat yang terkandung dalam
kentang saat potongan-potongan itu dicuci. Kentang yang dipotong dalam bentuk dadu ini
direbus dengan menggunakan aquades sebanyak 250 ml. Dalam hal ini aquades berfungsi
sebagai pelarut zat yang terkandung dalam kentang. Bila saat merebus kentang tidak
menggunakan air maka akan menyebabkan rusaknya zat-zat yang terkandung dalam kentang
karena adanya kontak langsung antara zat-zat yang ada pada kentang dengan panas.
Sebaiknya dalam merebus aquadest, volumenya dilebihkan untuk penguapan. Ketika kentang
direbus dalam aquadest, sebaiknya sambil diaduk-aduk untuk mencegah terjadinya
bumping/letupan dan mencegah keluarnya air. Setelah mendidih, rebusan tersebut ditunggu
sampai 20 menit sambil diaduk. Kemudian, rebusan air kentang tersebut disaring dengan
kertas saring. Tujuaannya adalah untuk memisahkan air kentang dengan filtratnya (endapan).
Bila rebusan air kentang tidak disaring maka akan menyebabkan rebusan air kentang itu tidak
tahan lama karena filtratnya akan menyebabkan kontaminasi pada rebusan air kentang dan
medium yang akan dibuat. Selain itu juga memberikan kualitas yang jelek pada medium itu.
Kemudian rebusan air kentang sebanyak 250 ml dimasukkan dalam beaker glass, lalu
dipanaskan dengan menggunakan penangas air sampai mendidih. Setelah mendidih ke dalam
air kentang itu kami masukkan 2,5 gram glukosa dan 3,75 agar sambil diaduk-aduk.
Pemanasan berfungsi untuk memecah partikel-partkikel besar yang terdapat pada ketiga
bahan menjadi partikel-partikel kecil sehingga memudahkan dalam pelarutan. Lalu
pengadukan berfungsi agar ketiga bahan cepat tercampur menjadi larutan homogen. Setelah
ketiga bahan tersebut tercampur menjadi suatu larutan yang homogen, lalu kompor penangas
air dimatikan dan mengangkat campuran larutan homogen yang ada pada beaker glass ke
tempat lain. Setelah itu kami mengambil 5 mL untuk pembuatan medium miring. 5 mL
campuran larutan homogen kami tuangkan ke dalam tabung reaksi. Lalu dilakukan
penyumbatan dengan kapas yang dibalut dengan kertas kayu dan dibungkus lagi dengan
aluminium foil. Penyumbatan dilakukan supaya medium yang akan disterilkan tidak akan
kontak langsung dengan panas. Selain itu penyumbatan digunakan untuk menghalangi
mikroba yang akan masuk ke dalamnya. Untuk membuat medium miring, tabung reaksi yang
berisi medium cepat-cepat dimiringkan dengan menggunakan rak tabung reaksi. Bila tidak
cepat-cepat dimiringkan, medium yang di dalam tabung reaksi akan memadat.
Medium miring memiliki keunggulan yaitu memiliki permukaan tanam bakteri yang
luas dibandingkan dengan medium tegak. Tetapi medium miring juga memiliki kelemahan
yaitu sedikitnya kandungan nutrisi yang tersimpan di dalamnya karena medium miring hanya
menggunakan 5mL saja.
Pembuatan medium tegak lebih mudah dibandingkan pembuatan medium miring
karena setelah menuangkan campuran larutan homogen ke dalam tabung reaksi tidak harus
memiringkan tabung reaksi itu. Cukup hanya menaruh tabung reaksi pada rak tabung reaksi
dengan posisi tegak.
Medium tegak memiliki keunggulan yaitu kandungan nutrient di dalamnya lebih
banyak dibandingkan dengan medium miring karena pembuatan medium ini memerlukan
10mL campuran larutan homogen (air kentang, glukosa, agar) dan pembuatannya mudah.
Tetapi medium tegak juga memiliki kelemahan diantaranya sempitnya permukaan tanam
bakteri sehingga hanya sedikit bakteri yang dapat hidup di dalamnya.
Pembuatan medium cawan dilakukan dengan menuangkan sisa campuran larutan
homogen yang digunakan untuk membuat medium miring dan tegak ke dalam Erlenmeyer.
Campuran larutan homogen yang ada di dalam Erlenmeyer ditutup dengan menggunakan
aluminium foil sebelum disterilkan. Hal ini dimaksudkan supaya campuran larutan homogen
tidak kontak langsung dengan panasnya autoclave. Campuran larutan homogen yang sudah
disterilkan itu dituangkan ke dalam cawan petri dan cawan petri tidak boleh cepat-cepat
ditutup. Hal ini dimaksudkan supaya uap air yang ada pada medium itu menghilang. Bila
setelah dituang ke dalam cawan petri medium langsung ditutup maka uap air bisa
menyebabkan kontaminasi dan menyebabkan tidak aktifnya enzim metabolisme pada
medium dan bakteri.
Medium cawan memiliki keunggulan yaitu memiliki permukaan tanam bakteri yang
luas dan memiliki suplai makanan yang banyak bagi bakteri yang hidup di dalamnya. Hal ini
karena dalam pembuatan medium cawan campuran yang digunakan lebih besar da medium
miring dan medium tegak yaitu sebesar 15 mL.
VII. KESIMPULAN
- Medium adalah bahan yang terdiri dari campuran zat-zat makanan atau nutrisi yang
diperlukan oleh mikroorganisme untuk pertumbuhannya.
- Medium PDA terbuat dari air rebusan kentang, dextrose, dan agar. Rebusan air kentang
berfungsi sebagai sumber karbohidrat, vitamin, dan energi. Dextrosa berfungsi sebagai
sumber gula dan energy. Dan agar berfungsi sebagai pemadat medium PDA
- Medium PDA dapat dibuat menjadi 3 tipe medium antara lain medium miring, medium
tegak dan medium cawan petri.
DAFTAR PUSTAKA
PEMBUATAN MEDIA
BAB I
PENDAHULUAN
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
BAB III
METODE KERJA
3.2.2 Bahan
Kaldu daging
Kaldu kentang
Pepton
Dektrosa
Agar - agar
NaCL 0,9%
Aluminium Foil
KOH
Chloramphenicol
Kertas
Aquadest
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
2. Media PDA
Agar 3 gram
Dextrose 2 gram
Kaldu kentang
Chloramphenicol 2 ml
3. Garam Fisiologi
Aquadest 100 ml
4.2 Pembahasan
Pada praktikum kali ini, praktikan diminta untuk membuat media
dasar bagi pertumbuhan bakteri dan jamur. Praktikum pembuatan media
ini bertujuan untuk melakukan pembuatan medium dasar bagi bakteri dan
jamur sedangkan prinsipnya adalah media yang dibutuhkan bagi
pertumbuhan mikroba terdiri dari beberapa komponen senyawa kimia,
sehingga dalam pembuatannya hars memenuhi kaedah umum kimia.
Potato Dextrose Agar (PDA) adalah suatu mediaum yang
mengandung sumber karbohidrat dalam jumlah yang cukup yaitu 20%
ekstrak kentang dan 2% glukosa. Sehingga baik untuk pertumbuhan
kapang dan khamir, tetapi kurang baik untuk pertumbuhan bakteri.
Medium PDA termasuk medium semi alamiah karena tersusun atas bahan
alamiah dan bahan sintesis. PDA termasuk dalam medium yang umum
digunakan. Biasanya pada pembuatan PDA bahan yang dominan
digunakan adalah potato yang berbentuk serbuk dan yang telah dibuat
dari pabrik dan siap digunakan. Tetapi pada praktikum kali ini yang
digunakan adalah kaldu kentang.
PDA termasuk medium semi alamiah karena tersusun atas bahan
alami (kentang) dan bahan sintesis (dextrose dan agar). PDA digunakan
untuk menumbuhkan jamur. Fungsi bahan bahan digunakan pada
mediaum PDA, yaitu kentang sebagai sumber karbon (karbohidrat),
vitamin dan energy. Dextrose sebagai sumber gula dan energy. Agar untuk
memadatkan medium PDA. Aquadest untuk melarutkan agar, dektrose
dan kentang.
Nutrient Agar (NA) adalah suatu medium yang mengandung sumber
nitrogen dalam jumlah yang cukup yaitu 0,3% ekstrak sapid an 0,5%
pepton, tetapi medium ini tidak mengandung sumber karbohidrat. Oleh
karena itu baik untuk pertumbuhan bakteri tetapi kapang dan khamir
tidak dapat tumbuh dengan baik. Media NA tergolong media cair pada
saat dipanaskan dan media padat pada saatdidinginkan. Media NA juga
harus memenuhi persyaratan pembuatan media, yaitu susunan makanan,
temperature, tekanan osmosis, sterilisasi dan keasaman (pH).
NA termasuk medium semi alamiah karena tersusun atas bahan
alami (daging) dan bahan sintesis (pepton dan agar). NA digunakan untuk
menumbuhakan bakteri. Fungsi bahan yang digunakan pada medium NA
yaitu daging sebagai sumber vitamin B, mengandung nitrogen organic
dan senyawa karbon. Pepton sebagai sumber utama nutrisi. Agar untuk
memadatkan medium NA. Aquadest untuk malarutkan agar, pepton dan
daging (Galung, 2009).
Pada proses pembuayan PDA pertama-tama ditimbang dextrose dan
agar menggunakan neraca analitik. Kemudia diukur kaldu kentang
sebanyak 200 ml mengandung tabung ukur. Kaldu yang sudah diukur
dimasukkan kedalam Erlenmeyer untuk dicampurkan dengan bahan yang
lain. Ditambahkan dektrose sebagai sumber nutrisi pada media PDA agar
mikroba cepat tumbuh dan ditambahkan pula agar yang digunakan untuk
mengentalkan medium. Kemudia campuran tadi dikocok-kocok perlahan
agar merata. Setelah itu ditambahkan kloramfenikol bertujuan untuk
memetikan bakteri yang akan dibuat pada PDA. Kloramfenikol bekerja
dengan jalan menghambat sintesis protein kuman. Yang dihambat adalam
enzim peptidil transferase yang berperan sebagai katalisator untuk
membentuk ikatan-ikatan peptide pada proses sintesis protein kuman.
Bagian terakhir yang dimasukkan adalah magnetic stirrer yang jika
larutan dipanaskan akan berputar sehingg larutan dapat tercampur
homogeny. Setelah semua bahan dimasukkan Erlenmeyer ditutup dengan
aluminium foil dengan tujuan menghindari kontaminasi atau masuknya
mikroorganisme dari luar. Kemudia Erlenmeyer diletakkan diatas hot plate
untuk dipanaskan, pemanasan bertujuan agar media tersebut lebih cepat
larut, kenaikan temperature akan meningkatkan daya larut suatu zat dan
kecepatan didih lauratan tergantung dari tekanan. Setlah semua larut dan
tercampur homogen, larutan yang semula keruh menjadi bening. Angkat
Erlenmeyer dan bka aluminum foil kemudian dinginkan sebentar. Ukur pH
larutan, pada saat praktikum pH larutan 5, jadi ditambahkan KOH 3 tetes
agar pH menjadi 5,6. Setlah itu Erlenmeyer ditutup lagi dengan aluminium
foil dan disterilkan dalam autoclave.
Proses pembuatan NA (Nutrient Agar) pada dasarnya pembuatan NA
tidak jauh berbeda dengan pembuatan PDA hanya saja pada NA tidak ada
penambahan kloramfenikol karena NA berfungsi untuk menumbuhkan
bakteri sedangkan kloramfenik merupakan bahan yang antibakteri atau
bahan yang dapat membunuh bakteri. Penggunaan kloramfenikol pada
PDA akarena PDA untuk menumbuhakan jamur sehingga bakterinya perlu
dimatikan terlebih dahulu dengan kloramfenikol. Selain itu pada NA juga
terletak perbedaan pada sumber nutrisinya pada NA menggunakan
pepton sebagai sumber utama nitrogen organic dan sumber nutrisinya.
Dilakukan sterilissi tidak hanya diawal percobaan saja, tetapi juga
perlu dilakukan setelahnya secara dedukasi. Dedukasi adalah suatu cara
untuk merusak/ menghancurkan bakteri peneliti yang tidak digunakan
lagi. Berfungsi agar bahan tersebut tidak menimbulkan bahaya bagi
lingkungan yang dikenai/ dikontaminasi olehnya. Melalui sterilisasi,
seluruh mikroba patogen dapat mati, sehingga tidak sempat berkembang
biak.
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan praktikum pembuatan media ini dapat ditarik
kesimpulan sebagai berikut:
1. Ada beberapa faktor-faktor yang harus diperhatikan dalam pembuatan
media ini yaitu; susunan makanan, tekanan osmosis, keasaman (pH),
temperature dan sterilisasi.
2. Dapat diketahui pula bahwa PDA (potato dextrose agar) merupakan
medium yang mengandung sumber karbohidrat dalam jumlah yang cukup
yaitu 20% ekstrak kentang dan 2% glukosa. Sedangkan NA (nutrient agar)
merupakan media yang mengandung sumber nitrogen yang cukup yaitu
0,3% ekstrak daging sapid an 0,5% pepton tetapi tidak mengandung
sumber karbohidrat.
3. Pembuatan medium semi alamiah dilakukan dengan mencampurkan
semua komposisinya kemudian diukur pH larutan, jika larutan terlalu
asam maka ditambahkan KOH agar pH mencapai 5,6.
5.2 Saran
Saran yang dapat diberikan untuk percobaan ini adalah
sebagikanya seluruh praktikan dapat melaksanakan praktikum (tidak
diwakilkan beberapa praktikan saja), sehingga semua praktikan memiliki
keterampilan dalam pembuatan media.
DAFTAR PUSTAKA
BAB 1
PENDAHULUAN
1.2. Tujuan
Tujuan dilakukan praktikum ini adalah untuk mempelajari cara pembuatan medium
dasar untuk pertumbuhan mikroba dan mahasiswa mengetahui bagaimana cara membuat
media agar.
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.3. Media
Media adalah substansi yang terdiri atas campuran zat-zat makanan yang dipergunakan
untuk pemeliharaan dan pertumbuhan mikroorganisme. Mikroorganisme juga merupakan
mahluk hidup, untuk memeliharanya dibutuhkan medium yang harus mengandung semua zat
yang diperlukan untuk pertumbuhannya, yaitu antara lain senyawa-senyawa organik (protein,
karbohidrat, lemak, mineral, dan vitamin). Medium digunakan untuk melihat gerakan dari
suatu gerakan mikroorganisme apakah bersifat motil atau non motil, medium ini ditambahkan
bahan pemadat 50% (Sutarma,2000).
Secara umum medium dapat dibedakan atas medium alami maksudnya medium yang
murni berasal dari alam, medium semi buatan yaitu campuran bahan-bahan kimia dan bahan
alami, sedangkan medium buataan adalah medium yang seluruhnya dibuat oleh manusia.
Menurut Yusuf Hidayat (2000) Berdasarkan konsistensi atau kepadatannya, medium dibagi
menjadi tiga jenis, yaitu :
1. Medium padat (solid medium) yaitu media yang mengandung agar 15% sehingga setelah
dingin media menjadi padat.
2. Medium setengah padat (semi solid medium) yaitu media yang mengandung agar 0,3-0,4%
sehingga menjadi sedikit kenyal, tidak padat, tidak begitu cair. Media semi solid dibuat
dengan tujuan supaya pertumbuhan mikroba dapat menyebar ke seluruh media tetapi tidak
mengalami percampuran sempurna jika tergoyang. Misalnya bakteri yang tumbuh pada media
NfB (Nitrogen free Bromthymol Blue) semi solid akan membentuk cincin hijau kebiruan
dibawah permukaan media, jika media ini cair maka cincin ini dapat dengan mudah hancur.
Semisolid juga bertujuan untuk mencegah/menekan difusi oksigen, misalnya pada media
Nitrate Broth, kondisi anaerob atau sedikit oksigen meningkatkan metabolisme nitrat tetapi
bakteri ini juga diharuskan tumbuh merata diseluruh media.
3. Medium cair (liquid medium) yaitu media yang tidak mengandung agar, contohnya adalah
NB (Nutrient Broth), LB (Lactose Broth).
4. Medium semi solid dan solid menggunakan bahan pemadat (seperti amilum, gelatin, selulosa
dan agar-agar). Untuk medium padat/solid kita dapat menggunakan agar-agar dengan kadar
1,5%-1,8%, dan pada medium semi solid kadarnya setengah dari medium padat, sedangkan
pada medium cair tidak diperlukan pemadat. (Yusuf Hidayat,2000)
Pada tabel diatas adalah nama-nama dan peranan/fungsi bakteri yang menguntungkan
dan merugikan bagi kehidupan.
BAB 3
PELAKSANAAN PRAKTIKUM
3.2.2. Bahan
Bahan yang akan digunakan pada praktikum pengenalan media agar ini disajikan pada
Tabel 3.2., sebagai berikut.
Tabel 3.2. Bahan yang digunakan pada praktikum
No Nama bahan Jumlah Fungsi
1. Alkohol Secukupnya Sterilisasi
2. TSB Secukupnya Sebagai media kultur
3. Air Secukupnya Campuran media
4. Kaldu ikan Secukupnya Membuat media
3.2.3. Metoda
Metoda yang digunakan pada praktikum ini adalah sebagai berikut :
1. Semprot tangan menggunakan alkohol 70%.
2. Semprot alkohol keatas meja dan kemudian di bersihkan dengan tisu.
3. Nyalakan bunsen yang telah disiapkan.
4. sterilisasi cawan petri dengan mendekatkan ke bunsen dan putar-putar sehingga merata.
5. Sterilisasi erlenmeyer yang telah berisi media.
6. tuang media ke cawan petri dengan mendekatkan ke bunsen agar tidak terjadi kontaminasi.
7. Ratakan media pada cawan petri dengan cara memutar dengan bentuk angka delapan, dan
diamkan cawan petri sampai mengering.
BAB 4
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Hasil
Hasil dari praktikum pembuatan media agar ini adalah sebagai berikut:
4.2. Pembahasan
Menurut Sutarma (2000), Media adalah substansi yang terdiri atas campuran zat-zat
makanan yang dipergunakan untuk pemeliharaan dan pertumbuhan mikroorganisme. Media
yang digunakan untuk pemeliharaan dan pertumbuhan mikroorganisme haruslah memenuhi
syarat. Syarat-syarat yang harus dipenuhi oleh media adalah mengandung nutrien, pH-nya
sesuai, alat dan bahan yang digunakan dalam proses pembuatan harus steril, dan memiliki
tekanan osmotik yang sesuai.
Menurut Arfiandi (2009), Peran utama nutrien adalah sebagai sumber energi, bahan
pembangun sel, dan sebagai aseptor elektron dalam reaksi bioenergetik (reaksi yang
menghasilkan energi). Maka dari itu nutrien menjadi syarat yang harus dipenuhi oleh media.
Kita juga harus menyesuaikan pH media yang akan digunakan dengan mikroorganisme yang
akan kita pelihara ataupun kita kembangbiakkan. Karena jika pH-nya tidak sesuai dengan
mikroorganisme maka mikroorganisme tidak akan mampu hidup dan berkembang dengan
baik.
Alat dan bahan yang digunakan pun juga harus steril agar tidak terkontaminasi dengan
zat-zat yang tidak kita inginkan yang bisa menggagalkan penelitian kita. Media juga harus
memiliki tekanan osmotik yang sesuai dengan mikroorganisme yang akan kita kita pelihara
ataupun kita kembangbiakkan. Jika semua syarat itu bisa dipenuhi maka media itu baik untuk
digunakan.
Media agar merupakan bahan nutrisi yang disiapkan untuk pertumbuhan mikroba.
Agar - agar merupakan kompleks merupakan kompleks polisakarida, dihasilkan oleh alga laut
dan digunakan untuk pemadat pada makanan. Pada praktikum ini agar yang digunakan adalah
agar swalow yang dicampur dengan kaldu ikan nila. Alasan menggunakan kaldu ikan nila
karena didalamnya mengandung asam amino.
BAB 5
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan
Kesimpulan yang didapat pada praktikum pembuatan media agar ini adalah sebagai
berikut:
1. Alat dan bahan yang akan digunakan untuk membuat media haruslah steril.
2. Media harus mengandung nutrien.
3. Media harus memiliki pH dan osmotik yang sesuai dengan mikroorganisme.
4. Media agar digunakan untuk memelihara dan pertumbuhan mikroorganisme.
5. Pembuatan media agar menggunakan campuran kaldu ikan.
5.2. Saran
Sebaiknya saat praktikum alatnya di perbanyak sehingga semua praktikan mencoba
sendiri-sendiri. Karena jika praktikan bisa mencoba sendiri-sendiri itu lebih mudah untuk
dipahami.
DAFTAR PUSTAKA
Dwidjoseputro, D. 2002. Dasar-Dasar Mikrobiologi.Djambatan,Malang.
Filzahazny. 2008. Pengecatan tentang bakteri. Wordpress, Makassar.
Kusnadi. 2003. Mikrobiologi. JICA, Malang.
Mila. 2005. Penuntun Praktikum Mikrobiologi. Erlangga, Jakarta.
Suriawiria, 2005 Suriawiria, U. 2005. Mikrobiologi Dasar. Jakarta :Papas Sinar Sinanti
Suryanto. 2006. Bahan Ajar : Mikrobiologi.USU-Press, Medan.
Sutarma,2000 Jurnal Teknik Pembuatan Kultur Media Bakteri, Yusuf Hidayat dan Sutarma,Balai
Penelitian Veteriner, JL.R.E Martadinata,30 Bogor 16114