Proposal Mpa BKD Gresik
Proposal Mpa BKD Gresik
Proposal Mpa BKD Gresik
PROPOSAL PENELITIAN
Diajukan Guna Memenuhi Tugas Akhir Mata Kuliah Metode Penelitian Administrasi
OLEH
DWI YUNI KARTIKA SARI
NIM 14040674......
PENDAHULUAN
2
1.1. Latar Belakang Masalah 5
Keberhasilan sebuah penyelenggaraan tugas pemerintahan, terutama pada
kualitas sumber daya aparaturnya, oleh karena itu peningkatan kualitas sumber
daya aparatur sesuai dengan perkembangan zaman menjadi mutlak harus dilakukan
Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional Tahun 2005-
masyarakat atas pelayanan yang cepat, murah, manusiawi, dan berkualitas. Data
yang tinggi akan bermuara pada lahirnya komitmen yang kuat dalam
dilihat dari dari dua aspek, yaitu kuantitas dan kualitas. Pengertian
kuantitas
manusia
organisasi.
2
Sedangkan kualitas, menyangkut mutu sumber daya manusia yang
6
menyangkut
(kecerdasan
dan mental).
Oleh sebab itu untuk kepentingan akselerasi tugas pokok dan
fungsi
merupakan salah
dua aspek,
yakni aspek fisik (kualitas fisik) dan non fisik (kualitas non fisik) yang
sebab itu,
pada kedua
meningkatkan
diperlukan.
manusia.
secara
manusia
peningkatan di
(departemen atau
organisasi yang lain), maka sumber daya manusia adalah tenaga kerja
atau
dalam
merupakan
Olehnya
kondisi
aparatur
mampu
pembangunan. Hal ini perlu dikemukakan karena pada masa yang akan
datang
akan
pegawai yang
kualitas pegawai
2
negeri sipil di Indonesia selama ini masih belum memuaskan karena
8
rendahnya
karena
mengidentifikasi bahwa
Indonesia yaitu :
a. Kemampuan manajerial, yaitu kurangnya kemampuan memimpin
keputusan.
b. Kemampuan teknis, yaitu kurangnya kemampuan untuk secara
terampil
tugas
Data
Processing ( EDP ).
Di pihak lain, suatu organisasi di tengah-tengah masyarakat
mempunyai
selanjutnya
diperlukan
dengan
organisasi
memiliki
2
peralatan termaksud. Sebagai konsekuensinya, pegawai yang dimiliki
9
harus
alat baru
peningkatan atau
satuan kerja perangkat daerah yang berbentuk Lembaga Teknis Daerah yang
masalah yang diteliti. Mengingat waktu yang terbatas, peneliti mencoba untuk
membatasi penelitian ini, dengan demikian yang menjadi sasaran penelitian ini
pelatihan.
3
3. Belum dilakukannya evaluasi penyelenggaraan pelatihan. 0
kebijakan publik.
2. Bagi Mahasiswa
Penelitian ini diharapkan menambah pengetahuan peneliti serta mahasiswa
kemasyarakat kelak.
3. Bagi Badan Kepegawaian Daerah Kabupaten Gresik
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
dalam Lembaga Administrasi Negara (LAN), 2008: 4) dan ada juga yang
LAN, 2008: 4). Saat ini kecenderungan untuk policy diartikan dalam istilah
kebijakan (LAN, 2008: 4). Pengertian kebijakan publik dapat dilihat dari
Dye, apabila pemerintah memilih untuk melakukan sesuatu, maka tentunya ada
pejabat pemerintah).
c. Menurut David Easton (LAN, 2008: 5), Public policy is the authoritative
tersebut diartikan baik untuk melakukan atau tidak melakukan sesuatu dengan
Hogwood dan Gunn dalam LAN (2008: 8-10), istilah kebijakan dapat
mencapai tujuan.
d. Kebijakan sebagai keputusan yang dibuat oleh pemerintah. Sebagai contoh
kebijakan tidak lagi dianggap sebagai usulan, namun keputusan yang salah.
daerah.
f. Kebijakan sebagai program yaitu sebagai contoh program peningkatan
serta pembiayaannya.
g. Kebijakan sebagai output, atau apa yang dihasilkan. Yang dimaksud di sini
adalah output yang akan dihasilkan dari suatu kegiatan. Sebagai contoh
pelayanan yang murah dan cepat atau Pegawai Negeri Sipil (PNS) yang
model dari suatu keadaan, dengan asumsi tentang apa yang dapat dilakukan
3
4
oleh pemerintah dan apa konsekwensi dari tindakan pemerintah tersebut.
Sebagai contoh, kalau pajak dinaikkan X%, maka revenue diperkirakan naik
Menurut Makhya (2006: 83-84) ada beberapa aspek yang perlu dicermati
tindakan yang dilakukan atau tidak dilakukan oleh pemerintah. Jadi, dalam
adalah pemerintah. Maka pihak swasta atau Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM)
tidak memiliki kewenangan untuk membuat kebijakan publik. Kedua, tidak semua
suatu hasil yang sesuai dengan tujuan atau sasaran kegiatan itu sendiri.
proses dan pencapaian tujuan hasil akhir (output), yaitu tercapai atau tidaknya
tujuantujuan yang ingin diraih. Hal ini tak jauh berbeda dengan apa yang
implementasi sebagai:
dibutuhkan untuk mencapai suatu tujuan yang pada akhirnya akan terlihat dampak
atau perubahan perubahan atas apa yang sudah dihasilkan oleh para implementor.
3
2.2.1 Model-Model Implementasi Kebijakan 6
Model kebijakan adalah representasi sederhana mengenai aspek-aspek
yang dipilih dari suatu kondisi masalah yang disusun untuk tujuan-tujuan tertentu.
kebijakan.
utilitas (nilai).
masalah substantif.
dipandang sebagai satu dari cara banyak lain yang dapat digunakan
model kebijakan menurut Dunn (2003: 234) adalah deskriptif dan normatif.
a. Model Deskriptif
b. Model Normatif
areal-areal tambak yang lebih luas serta tidak ada kontrol atas kegiatan
pada wilayah pantai dan laut merupakan hal yang baru dikenal di Indonesia,
yaitu: pertama: percobaan untuk membuat tanah layak untuk bangunan atau
Indonesia Tahun 2007 Nomor 84, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4739
lahan ditinjau dari sudut lingkungan dan sosial ekonomi dengan cara
3
Flora Pricilla Kalalo, Op. Cit, halaman 1
4
Op. Cit., halaman 17
5
http:/en.wikipedia.org/wiki/reclamation, diakses pada 10 Oktober 2016
pukul 07.15
3
0
tanah atau biasa di kenal sebagai reklamasi adalah proses untuk membentuk
daratan baru dari laut atau dasar sungai (muara sungai). Reklamasi air
biological and chemical treatment so that the water can be returned to the
Yaitu suatu proses dimana air buangan yang digunakan oleh rumahtangga
dari berbagai spesies ( contohnya : ikan, serangga air, dan berbagai binatang
6
http://en.wikipedia.org/wiki/Land_reclamation, diakses pada 10
Oktober 2016 pukul 17.15
3
0
melalui pengisisan kembali lahan bekas tambang (Pasal 4 ayat [2] huruf
a.2.b.) dan pengaturan permukaan lahan (pasal 4 ayat [2] huruf a.2.c.).
Selain istilah-sitilah itu dikenal pula beberapa istilah lain, seperti reklamasi
Keputusan Presiden di tahun 1995, maka istilah reklamasi pantai ini lebih
mulai di kenal dalam ranah hukum positif Indonesia sejak tahun 1995
3
0
menjadi awal munculnya landasan yuridis bagi reklamasi pantai. Hanya saja
KEPPRES ini tidak dapat berlaku secara umum. Hal ini di tunjukan dalam
3430);
4. Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 1988 tentang Koordinasi
Serta :
Jawa Barat;
3
0
dasarkan sifat berlaku dari kedua KEPPRES tersebut hanya terbatas pada
wilayah yang telah di tentukan yaitu : Pantai Utara Jakarta dan Pantai
tersebut memiliki sifat sebagai keputusan tata usaha Negara, yaitu hanya
dalam hal ini khusus dalam rangka pelaksanaan kegiatan reklamasi pantai di
2004, tanah yang berasal dari tanah timbul atau hasil reklamasi di
wilayah perairan pantai, pasang surut, rawa, danau, dan bekas sungai
sumberdaya lahan ditinjau dari sudut lingkungan dan sosial ekonomi dengan
material.
3. Perencanaan dan pelaksanaan reklamasi diatur lebih lanjut dengan
Peraturan Presiden.
reklamasi pantai dan laut telah merupakan suatu lembaga hukum yang
laut (wilayah pesisir dan pulau-pulau kecil) merupakan suatu keputusan tata
hanya merupakan suatu kebijakan dalam arti keputusan tata usaha Negara
sebelumnya.
Menurut Briant & White (dalam Samodra Wibawa, 1994:63) evaluasi
mengemukakan evaluasi:
Evaluations are conducted to answer a variety of
questions of related to that we have listed as the three focus of
evaluation research : program conceptualization and design,
program implementation (Monitoring and accountability) and
program utility (impact and efficiency assessments).
Dengan kata lain, hal yang terpenting dalam membuat evaluasi kebijakan
sasaran yang hendak dicapai dalam suatu kebijakan, baik dinyatakan dalam
3
0
goals ditetapkan sebelum itu dapat dicapai dan dipenuhi secara memuaskan.
dilihat bagaimana suatu program dinilai gagal oleh suatu perangkat atau
saja yang dapat dimanipulasi agar diperoleh pencapaian hasil yang lebih
tersebut ada hal-hal yang perlu untuk dilakukan perubahan, maka para
evaluasi.
c. Orientasi Masa Kini dan Masa Lampau
Tuntutan evaluatif berbeda dengan tuntutan advokatif, diarahkan
pada hasil sekarang dan masa lalu, dari pada hasil di masa depan.
ada, dan dapat dianggap sebagai intrinsik (diperlukan bagi dirinya) atau
informasi mengenai kebijakan yang dapat diantisipasi dan yang tidak dapat
lalu, masa sekarang dan masa yang akan datang. Selain itu evaluasi
tertentu telah mencapai tingkat kinerja yang tertinggi (atau rendah) bagi
dilakukan untuk mengatasi masalah tersebut. Maka dari itu dari berbagai
teori diatas, dipilihlah teori William Dunn dikarenakan yang paling tepat
Surabaya.
antara lain:
a. Evaluasi memberikan informasi yang valid dan dapat dipercaya
dengan menunjukan bahwa kebijakan yang telah ada perlu diganti atau
diperbaharui.
beberapa jenis studi evaluasi. Finsterbusch dan Motz dalam Wibawa (1994:
Tabel 2.1
Dari jenis studi evaluasi yang dikemukakan oleh Finsterbusch dan Motz
maka dapat dilihat bahwa jenis evaluasi single program after only
merupakan jenis studi evaluasi yang paling lemah. Pemilihan terhadap jenis
program pada waktu program telah selesai, maka hanya akan melakukan
studi single program after only. Sebaliknya, bila mempunyai data lebih
lengkap tentang sasaran program pada waktu sebelum dan setelah program
meneliti dampak yang timbul pada kelompok sasaran pada saat pelaksanaan
program dilaksanakan
pemerintah telah menentukan atau memetakan dampak apa saja yang akan
pelaksanaan kebijakan, ada dampak yang diharapkan dan ada yang tidak
diharapkan. Lebih dari itu, pada akhir implementasi kebijakan muncul pula
dan tak diharapkan, atau yang diinginkan dan tidak diinginkan (Wibawa,
rupa.
e. Menyangkut biaya tidak langsung yang ditanggung oleh
kebijakan publik
antara lain:
a. Individual
Dampak terhadap individu dapat menyentuh aspek-aspek
persoalan penyakit, cacat fisik dan kurang gizi. Sementara itu, dampak
psikis dapat berupa alienasi, stress, depresi, kepercayaan diri, cinta dan
interaksi antara sesama siswa atau interaksi antar siswa dengan guru.
masyarakat).
memberi dampak peralihan pada pola kegiatan sosial, budaya dan ekonomi
ini harus menyesuaikan peralihan fungsi kawasan dan pola ruang kawasan.
pengolah kerang serta non perikanan menurun sekitar 3 kali lipat (360%)
dan pengolah ikan, yaitu sebesar 53% atau senilai Rp. 1.166.667 sedangkan
oleh kelompok pedagang dan pengolah kerang serta non perikanan dengan
utama yang dilakukan pada tahun 2009. Penelitian ini bertujuan untuk
wali murid TK, Ketua dan Sekretaris Tim Pengelola Kegiatan Desa
positif dari wali murid dan pihak sekolah. Tidak adanya penolakan dari
anak di TK.
d. Lembaga dan Sistem Sosial, Institusi pendidikan TK menjadi lebih
dukungan materi dan non materi baik dari masyarakat Desa Sidokumpul
Tabel 2.1
Perbandingan Penelitian Terdahulu
menjadikan kawasan berair atau lahan tambang yang rusak atau tak berguna
seperti:
a. Daerah yang dilakukan reklamasi menjadi terlindung dari erosi karena
dari banjir apabila dibuat tembok penahan air laut di sepanjang pantai.
3
0
pengunjung. Hal ini bisa membuka mata pencaharian baru bagi warga
sekitar.
d. Pesisir pantai yang sebelumnya rusak, menjadi lebih baik dan
bermanfaat.
Undang dan ketentuan yang berlaku maka akan dapat menimbulkan dampak
Bagan 2.1 :
Kerangka Konseptual
3
0
Implementasi Evaluasi
Kebijakan Kebijakan
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
3
0
Benowo Kota Surabaya. Mengacu pada pendapat Cholid Nurbuko dan Abu
menginterpretasi.
Bogdan dan Taylor yang dikutip oleh Moleong (2011: 6), yang
menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-
informan, selain itu penelitian kualitatif lebih peka dan dapat meyesuaikan
Kota Surabaya.
Peneliti berupaya untuk memberikan gambaran tentang objek yang
yang diperoleh. Peneliti mencari data yang dibutuhkan dari para informan
3
0
penelitian.
Internasional Teluk Lamong atau yang lebih dikenal dengan Terminal Teluk
Tanjung Perak.
dan sistem sosial. Penelitian ini berfokus pada ingin melihat dampak
dampak terhadap lembaga dan sistem sosial dari kebijakan reklamasi Teluk
Surabaya.
masalah yang akan peneliti teliti. Perlunya sumber data yang akan
terkait dengan objek yang akan diteliti secara langsung, yang bertujuan
yang terkena dampak dari adanya reklamasi Teluk Lamong, selain itu
3
0
Surabaya.
digunakan dalam penelitian ini, maka instrumen yang akan digunakan untuk
b. Wawancara
Wawancara merupakan suatu metode pengumpulan data atau fakta
Surabaya.
c. Dokumentasi
3
0
yang lebih mudah dibaca dan diinterprestasi. Oleh karena itu, analisis data
mencari dan menemukan pola, menemukan apa yang penting dan apa yang
dipelajari, dan memutuskan apa yang dapat diceritakan pada orang lain.
lapangan, melalui model Milles dan Huberman seperti yang dikutip oleh
Gambar 3.1
Data Data
Collection Display
Data
Reduction
Conclution
Drawing and
Verying
yang pokok, memfokuskan pada hal-hal yang penting, dicari tema dan
dengan memilih hal-hal yang pokok atau hal-hal yang penting dari hasil
been narrative text. Bisa diartikan bahwa yang paling sering digunakan
yang berbentuk naratif. Penyajian data dalam penelitian ini berupa teks
DAFTAR PUSTAKA
Departemen Dalam Negeri Republik Indonesia, Daftar Pulau di Indonesia, diakses dari
00.13
Pulau-Pulau Kecil
http://www.bkprn.org/peraturan/the_file/permen40.pdf
http://peraturan.bkpm.go.id/jdih/userfiles/batang/1_PERMEN_KP2014.pdf
2
Phill Astrid S. Susanto, Pengantar Sosiologi dan Perubahan Sosial, (Bandung: Bina Cipta,
University Press
Pedoman Wawancara
2. Bagaimana sosialisasi kebijakan reklamasi teluk lamong kepada penduduk sekitar teluk
4. Dampak apa saja yang ditibulkan dengan adanya reklamasi teluk lamong
A. Dampak Individual
1. Adakah perubahan perilaku yang ditimbulkan sejak adanya reklamasi teluk lamong
2. Adakah kerugian ekonomi bagi Bapak/Ibu dari adanya kebijakan reklamasi teluk
lamong, jika ada seberapa besarkah kerugian tersebut dan apakah ada perhatian
3. Adakah manfaat Sosial bagi Bapak/Ibu dari adanya kebijakan reklamasi teluk
lamong, jika ada seberapa besarkah manfaat tersebut
B. Dampak Organisasional
2. Adakah