Destilasi Uap
Destilasi Uap
Destilasi Uap
TINJAUAN PUSTAKA
Destilasi atau penyulingan adalah suatu metode pemisahan bahan kimia berdasarkan
campuran zat dididihkan sehingga menguap, dan uap ini kemudian didinginkan kembali ke
dalam bentuk cairan. Zat yang memiliki titik didih lebih rendah akan menguap lebih dulu.
Metode ini termasuk sebagai unit operasi kimia jenis perpindahan massa. Penerapan proses
ini didasarkan pada teori bahwa pada suatu larutan, masing-masing komponen akan menguap
Destilasi merupakan suatu perubahan cairan menjadi uap dan uap tersebut
didinginkan kembali menjadi cairan. Unit operasi destilasi merupakan metode yang
digunakan untuk memisahkan komponen-komponen yang terdapat dalam suatu larutan atau
campuran dan tergantung pada distribusi komponen-komponen tersebut antara fasa uap dan
fasa cair. Semua komponen tersebut terdapat dalam fasa cairan dan uap. Fasa uap terbentuk
dari fasa cair melalui penguapan (evaporasi) pada titik didihnya. Syarat utama dalam operasi
pemisahan komponen-komponen dengan cara destilasi adalah komposisi uap harus berbeda
komponennya cukup dapat menguap. Suhu cairan yang mendidih merupakan titik didih
Teori dasar destilasi yaitu perpindahan panas ke cairan yang sedang mendidih
memegang peranan yang penting pada proses evaporasi dan destilasi atau juga pada proses
biologi dan proses kimia lain seperti proses petroleum, pengendalian temperatur suatu reaksi
kimia, evaporasi suatu bahan pangan dan sebagainya. Cairan yang sedang dididihkan
biasanya ditampung dalam bejana dengan panas yang berasal dari pipa-pipa pemanas yang
horizontal atau vertikal. Pipa dan plat-plat tersebut dipanaskan dengan listrik, dengan cairan
Perbedaan sifat campuran suatu fase dengan campuran dua fase dapat dibedakan
secara jelas jika suatu cairan menguap, terutama dalam keadaan mendidih. Sebagai contoh
adalah cairan murni didalam suatu tempat yang tertutup. Pada suhu tertentu molekul-molekul
cairan tersebut memiliki energi tertentu dan bergerak bebas secara tetap dan dengan
kecepatan tertentu. Tetapi setiap molekul dalam cairan hanya bergerak pada jarak pendek
sebelum dipengaruhi oleh molekul-molekul lain, sehingga arah geraknya diubah. Namun
setiap molekul pada lapisan permukaan yang bergerak ke arah atas akan meninggalkan
permukaan cairan dan akan menjadi molekul uap. Molekul-molekul uap tersebut akan tetap
berada dalam gerakan yang konstan, dan kecepatan molekul-molekul dipengaruhi oleh suhu
Ada 6 jenis destilasi yang akan dibahas disini, yaitu destilasi sederhana, destilasi
fraksionasi, destilasi uap, destilasi vakum, destilasi kering dan destilasi azeotropik.[7]
1. Destilasi Sederhana
Pada destilasi sederhana, dasar pemisahannya adalah perbedaan titik didih yang jauh
atau dengan salah satu komponen bersifat volatil. Jika campuran dipanaskan maka komponen
yang titik didihnya lebih rendah akan menguap lebih dulu. Selain perbedaan titik didih, juga
perbedaan kevolatilan, yaitu kecenderungan sebuah substansi untuk menjadi gas. Destilasi ini
dilakukan pada tekanan atmosfer. Aplikasi destilasi sederhana digunakan untuk memisahkan
2. Destilasi Fraksionasi
lebih, dari suatu larutan berdasarkan perbedaan titik didihnya. Destilasi ini juga dapat
digunakan untuk campuran dengan perbedaan titik didih kurang dari 20 C dan bekerja pada
tekanan atmosfer atau dengan tekanan rendah. Aplikasi dari destilasi jenis ini digunakan pada
fraksionasi. Di kolom ini terjadi pemanasan secara bertahap dengan suhu yang berbeda-beda
pada setiap platnya. Pemanasan yang berbeda-beda ini bertujuan untuk pemurnian destilat
yang lebih dari plat-plat di bawahnya. Semakin ke atas, semakin tidak volatil cairannya.[10]
3. Destilasi Azeotrop
Azeotrop adalah campuran dari dua atau lebih komponen yang memiliki titik didih
yang konstan. Azeotrop dapat menjadi gangguan yang menyebabkan hasil destilasi menjadi
tidak maksimal. Komposisi dari azeotrop tetap konstan dalam pemberian atau penambahan
tekanan, akan tetapi ketika tekanan total berubah, kedua titik didih dan komposisi dari
azeotrop berubah. Sebagai akibatnya, azeotrop bukanlah komponen tetap, yang komposisinya
harus selalu konstan dalam interval suhu dan tekanan, tetapi lebih ke campuran yang
dihasilkan dari saling mempengaruhi dalam kekuatan intramolekuler dalam larutan. Azeotrop
benzena atau toluena untuk memisahkan air. Air dan pelarut akan ditangkap oleh penangkap
Dean-Stark. Air akan tetap tinggal di dasar penangkap dan pelarut akan kembali ke campuran
dan memisahkan air lagi. Campuran azeotrop merupakan penyimpangan dari hukum Raoult.
[11]
4. Destilasi Vakum
Destilasi vakum biasanya digunakan jika senyawa yang ingin didestilasi tidak stabil,
dengan pengertian dapat terdekomposisi sebelum atau mendekati titik didihnya atau
campuran yang memiliki titik didih di atas 150 C. Metode destilasi ini tidak dapat digunakan
pada pelarut dengan titik didih yang rendah jika kondensornya menggunakan air dingin,
karena komponen yang menguap tidak dapat dikondensasi oleh air. Untuk mengurangi
tekanan digunakan pompa vakum atau aspirator. Aspirator berfungsi sebagai penurun
5. Destilasi Uap
Destilasi uap digunakan pada campuran senyawa-senyawa yang memiliki titik didih
mencapai 200 C atau lebih. Distilasi uap dapat menguapkan senyawa-senyawa ini dengan
suhu mendekati 100 C dalam tekanan atmosfer dengan menggunakan uap atau air mendidih.
Sifat yang fundamental dari distilasi uap adalah dapat mendestilasi campuran senyawa di
bawah titik didih dari masing-masing senyawa campurannya. Selain itu destilasi uap dapat
digunakan untuk campuran yang tidak larut dalam air di semua temperatur, tapi dapat
didestilasi dengan air. Aplikasi dari destilasi uap adalah untuk mengekstrak beberapa produk
alam seperti minyak eucalyptus dari eucalyptus, minyak sitrus dari lemon atau jeruk, dan
untuk ekstraksi minyak parfum dari tumbuhan. Campuran dipanaskan melalui uap air yang
dialirkan ke dalam campuran dan mungkin ditambah juga dengan pemanasan. Uap dari
campuran akan naik ke atas menuju ke kondensor dan akhirnya masuk ke labu destilat.[13]
6. Destilasi kering
Destilasi kering merupakan destilasi yang dilakukan dengan cara memanaskan
material padat untuk mendapatkan fase uap dan cairnya, biasanya digunakan untuk
Dalam kehidupan kebutuhan akan air bersih adalah suatu hal yang pasti untuk
keberlangsungan hidup baik itu manusia, hewan maupun tumbuhan. Bukan hanya dalam
kehidupan saja, melainkan kebutuhan akan air bersih di butuhkan juga dalam laboratorium.
Kebutuhan akan air bersih, sebut saja untuk membuat suatu larutan atau melarutan sesuatu
bahan, maka kita membutuhkan air yang bersih dari logam lain atau yang biasa disebut air
aquades. Selain di laboratorium, air destilasi ini juga di butuhkan sebagai sumber air.
Misalnya kita mengolah air laut untuk dijadikan air minum. Untuk mengolah air laut menjadi
air minum digunakan tehnik destilasi. Dalam hal lain destilasi juga digunakan untuk
mendapatkan air bersih di suatu Negara, contohnya Arab Saudi,mereka mendestilasi air laut
untuk mendapatkan air bersih. Jadi destilasi adalah suatu proses yang sangat berguna dan
tidak hanya untuk mendapatkan air bersih tapi juga dalam proses pengolahan minyak bumi,
produksi minyak wangi dan lain-lain. Air merupakan senyawa kimia yang sangat penting
bagi kehidupan umat manusia dan makhluk hidup lainnya dan fungsinya bagi kehidupan
tersebut tidak yang tergantikan dengan oleh senyawa lainnya. Hampir semua kegiatan yang
Air yang digunakan manusia adalah air permukaan tawar dan air tanah murni.
Meningkatnya kebutuhan air dengan bertambahnya jumlah penduduk didunia dan juga
sebagai akibat dari peningkatan kebutuhan air untuk rumah tangga, industri, rekreasi,
pertanian dan sebagainya. Air dibagi tiga golongan menurut pertukarannya yatu:
Golongan A : Air yang digunakan sebagai air minum tanpak pengolahan terlebih dahulu
Golongan B : Air yang dapat digunakan sebagai air baku untuk diolah sebagai air minum dan keperluan
rumah tangga
Golongan C : Air yang dapat digunakan untuk keperluan perikanan, peternakan, pertanian, Industri dan lain-
lain.[16]
Air yang dipergunakan untuk minum sebaiknya air yang tidak berwarna, tidak berbau,
jernih dengan suhu dibawa suhu udara sedemikian rupa sehingga minimbulkan rasa aman.
Air minum yang baik adalah air yang tidak tercemar secara berlebihan oleh zat-zat kimia
tertentu oleh zat-zat atau mineral-mineral yang berbahaya bagi kesehatan, diharapkan pula
zat-zat atau bahan kimia yang terdapat didalam air minum, sebaiknya zat ataupun bahan
kimia dan mineral yang dibutuhkan oleh tubuh hendaknya harus terdapat dalam kadar yang
Air yang keruh kurang dapat menjadi biomassa cukup produktif, walaupun perairan itu
mempunyai zat-zat makanan yang cukup. Kekeruhan mengurangi intensitas cahaya matahari
masuk ke dalam air. Kekeruhan dapat disebabkan oleh bahan-bahan tersuspensi yang
bervariasi dari ukuran koloida sampai dispersi kasar, tergantung dari derajat tubelensinya.
Pengukuran kekeruhan membantu menentukan jumlah bahan kimia yang dibutuhkan dalam
pengolahan air.[18]
kimia dan biologi. Tetapi sering digunakan hanya parameter fisika seperti temperatur, warna,
bau, rasa dan kekeruhan air, ataupun parameter kimia seperti: partikel terlarut, kebutuhan
oksigen biokimia (BOD), partikel tersuspensi (SS), amonia (NH3). Bahan-bahan polutan bagi
pencemaran air dalam bentuk pencemaran fisika, kimia dan biologi dibagi menjadi 8
kelompok yaitu:
1. Agen penyebab penyakit (bakteri, virus, protosoa, parasit).
2. Limbah penghabis oksida (limbah rumah tangga, kotoran hewan dan manusia, bahan organik
dan sebagainya).
3. Bahan kimia yang larut dalam air (asam, garam, logam beracun dan senyawa lainnya).
6. Bahan sedimen atau suspensi (parikel tanah, pasir dan bahan anorganik lainnya yag
7. Bahan-bahan radioaktif.
8. Panas.
Polutan biologis berasal dari kotoran manusia yang mengandung bakteri, virus, protozoa
atau parasit lainnya yang mencemari sungai, sumur atau mata air.[19]
BAB III
METODE PENELITIAN
1. Alat
a. Labu destilasi
b. Steel head
c. Aerator
d. Termometer
e. Pendingin/kondensor
g. Selang karet
h. Pemanas
i. Kasa asbes
m. Gabus berlubang
2. Bahan
b. Batu didih
c. Es batu
C. Prosedur Kerja
2. Mengisi labu destilasi dengan sampel air sebanyak 300 mL. Memasukkan beberapa batu
didih.
6. Membaca suhu dan waktu pada saat diperoleh destilat sebanyak 50 mL.
BAB IV
A. Hasil pengamatan
94oC 35 - Konstan
94oC 82 50 mL Destilat
B. Pembahasan
Pada percobaan ini sampel yang akan dimurnikan yaitu air sungai, dalam percobaan
ini digunakan alat destilasi sederhana. Destilasi sederhana merupakan salah satu metode yang
digunakan untuk pemurnian dan pemisahan suatu larutan yang berdasarkan pada perbedaan
titik didih yang relatif jauh. Langkah pertama yang dilakukan yaitu memasukkan sampel air
sungai sebanyak 300 mL kedalam labu destilasi kemudian memasukkan beberapa butir batu
didih, batu didih berfungsi untuk mengurangi letupan pada saat pemanasan. pada percobaan
ini jarak antara labu destilasi dengan pemanas yaitu 3 cm, ini berpengaruh pada proses
pemanasan, semakin dekat jarak antara labu dengan pemanas maka akan
semakin cepat pula air yang ada dalam labu mendidih. Selanjutnya menjalankan aerator dan
pemanas serta menjalankan timer (stopwatch) untuk mengetahui waktu yang digunakan air
untuk mendidih serta waktu yang digunakan untuk memperoleh destilat. Air mendidih pada
menit ke 21,32 dengan suhu uap 83 oC. Pada selang waktu 30 menit diperoleh suhu konstan
94oC, ini dipengaruhi oleh jarak antara labu dengan pemanas. Volume destilat diperoleh pada
selang waktu 82 menit dengan volume destilat sebesar 50 mL. Waktu yang digunakan untuk
memperoleh volume destilat agak lama, ini disebabkan karena sampel yang digunakan
mengandung banyak pengotor dan juga dipengaruhi oleh jarak antara labu dengan pemanas.
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Adapun kesimpulan dari percobaan ini yaitu hasil destilat dari air sungai sebanyak
B. Saran
Adapun saran yang dapat saya sampaikan pada percobaan ini yaitu sebaiknya pada
Irawan, Bambang, Peningkatan Mutu Minyak Nilam dengan Ekstraksi dan Destilasi Pada Berbagai
Komposisi Pelarut, 19 Juli 2010,
http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/1844/1/06000441.pdf. (22 April 2011).
Chadijah, Sitti, Wa ode Rustiah dan Anna Handayani. Penuntun Praktikum Kimia Analitik. (Makassar:
UIN Alauddin Makassar, 2011).
Dasar Teori
1[1]
Destilasi digunakan untuk memurnikan zat cair, yang didasarkan atas perbedaan titik didih
cairan. Pada proses ini cairan berubah menjadi uap. Uap ini adalah zat murni. Kemudian uap ini
didinginkan pada pendinginan ini, uap mengembun menjadi cairan murni yang disebut destilat. Destilat
dapat digunakan untuk memperoleh pelarut murni dari larutan yang mengandung zat terlarut misalnya
destilasi air laut memperoleh air murni.
2[2]3
Perbedaan titik didih dari zatzat cair dalamcampuran zat cair tersebut sehingga
zat(senyawa) yang memiliki titik didih terendahakan menguap lebih dahulu, kemudian apabila
didinginkan akan mengembun dan menetes sebagai zat murni (destilat). Destilasi uap adalah istilah
yang secara umum digunakan untuk destilasi campuran air dengan senyawa yang tidak larut dalam air,
dengan cara mengalirkan uap air kedalam campuran sehingga bagian yang dapat menguap berubah
menjadi uap pada temperatur yang lebih rendah.
4[3]
Zat yang memiliki titik didih rendah akan cepat terdestilasi daripada zat yang bertitik didih
tinggi. Uap zat yang bersifat volatil dan memiliki titik didih yang rendah akan masuk ke dalam pipa pada
kondensator (terjadi proses pendinginan) sehingga akan turun berupa tetesan-tetesan yang turun ke
dalam penampung atau disebut juga destilat. Prinsip pemisahan campuran yang melewati dua fase,
yakni gas menjadi fase cair dinamakan dengan proses destilasi. Perbedaan titik didih dan tekanan uap
membuat kedua campuran ini berpisah. Semakin tinggi tekanan uap maka titik didih cairan tersebut
semakin tinggi. Penguapan dipengaruhi oleh titik cairan tersebut. Cairan yang memiliki titik didih
teredah, maka lebih cepat untuk mendidih.
5[4]
Ada enam jenis destilasi yang dikenal, yaitu destilasi sederhana, destilasi fraksionasi, destilasi
uap, destilasi vakum, destilasi kering dan destilasi azeotropik. Pada destilasi sederhana, dasar
pemisahannya adalah perbedaan titik didih yang jauh atau dengan salah satu komponen
bersifat volatil. Jika campuran dipanaskan maka komponen yang titik didihnya lebih rendah akan
menguap lebih dulu. Fungsi destilasi fraksionasi adalah memisahkan komponen-komponen cair, dua
atau lebih, dari suatu larutan berdasarkan perbedaan titik didihnya. Destilasi ini juga dapat digunakan
1
5
untuk campuran dengan perbedaan titik didih kurang dari 20 0C dan bekerja pada tekanan
atmosfer atau dengan tekanan rendah. Aplikasi dari destilasi jenis ini digunakan pada industri minyak
mentah, untuk memisahkan komponen-komponen dalam minyak mentah. Azeotrop adalah campuran
dari dua atau lebih komponen yang memiliki titik didih yang konstan. Azeotrop dapat menjadi gangguan
yang menyebabkan hasil destilasi menjadi tidak maksimal. Destilasi vakum biasanya digunakan jika
senyawa yang ingin didestilasi tidak stabil, dengan pengertian dapat terdekomposisi sebelum atau
mendekati titik didihnya atau campuran yang memiliki titik didih di atas 150 0C. Destilasi uap digunakan
pada campuran senyawa-senyawa yang memiliki titik didih mencapai 2000C atau lebih. Destilasi kering
merupakan destilasi yang dilakukan dengan cara memanaskan material padat untuk mendapatkan
fase uap dan cairnya, biasanya digunakan untuk mengambil cairan bahan bakar dari kayu/batu bara.
6[5]
Destilasi sederhana adalah salah satu cara pemurnian zat cair yang tercemar oleh zat
padat/zat cair lain dengan perbedaan titik didih cukup besar, sehingga zat pencemar/pengotor akan
tertinggal sebagai residu. Destilasi ini digunakan untuk memisahkan campuran cair-cair, misalnya air-
alkohol, air-aseton, dll. Alat yang digunakan dalam proses destilasi ini antara lain, labu destilasi,
penangas, termometer, pendingin/kondensor leibig, konektor/klem, statif, adaptor, penampung,
pembakar, kaki tiga dan kasa. Destilasi dapat digunakan untuk memurnikan senyawa-senyawa yang
mempunyai titik didih berbeda sehingga dapat dihasilkan senyawa yang memiliki kemurnian yang
tinggi. Senyawa- senyawa yang terdapat dalam campuran akan menguap pada saat mencapai titik
didih masing-masing
7[6]
Destilasi uap adalah cara untuk mengisolasi dan memurnikan senyawa. Cara destilasi uap
dapat digunakan untuk memisahkan; senyawa yang tidak mudah menguap atau senyawa yang tidak
dikehendaki, campuran berair yang mengandung garam-garanm anorganik terlarut, senyawa yang
secara tidak langsung menguap dalam uap air misalnya orto-nitrofenol dan hasil samping tertentu yang
teruapkan oleh pengaruh uap air. Dalam destilasi uap air keluar setelah kontak dengan bahan yang di
destilasi merupakan campuran uap dari masing-masing komponen yang sebanding dengan
volumenya.
8[7]
Destilasi uap umumnya digunakan untuk memurnikan senyawa organik yang terdestilasi uap
(volatile), tidak tercampurkan dengan air, mempunyai tekanan uap yang tinggi pada 100 0C dan
mengandung pengotor yang tidak atsiri (nonvolatile). Destilasi uap dapat dipertimbangkan untuk
menyari serbuk simplisia yang mengandung komponen yang mempunyai titik didih tinggi pada tekanan
8
udara normal. Pada pemanasan biasa kemungkinan akan terjadi kerusakan zat aktifnya. Untuk
mencegah hal tersebut maka pemurnian dilakukan dengan destilasi uap. Dengan adanya uap air yang
masuk, maka tekanan kesetimbangan uapzat kandungan kan diturunkan menjadi sama dengan
tekanan bagian didalam suatu sistem, sehingga produk akan terdestilasi dan terbawa oleh uap air yang
mengalir. Destilasi uap juga suatu proses pemindahan massa kesuatu media massa yang bergerak.
Aplikasi dari destilasi uap adalah untuk mengekstrak beberapa produk alam seperti
minyak eucalyptus dari eucalyptus, minyak sitrus dari lemon atau jeruk, dan untuk ekstraksi minyak
parfum dari tumbuhan.
9[8]
Pada proses destilasi, saat pemanasan cairan biasanya ditambahkan batu didih (boililng
chips), untuk mencegah pendidihan yang mendadak (bumping). Batu didih yang berpori perlu diganti
setiap kali akan melakukan destilasi kembali. Untuk destilasi hampa udara (vacum destilation), aliran
udara melalui kapiler kedalam bagian bawah labu merupakan pengganti batu didih. Bahaya yang
sering timbul dalam pendingin Leibig adalah kurang kuatnya selang air baik dari keran maupun yang
menuju pipa pendingin. Lepasnya selang air dapat menyebabkan banjir dan proses pendinginan tidak
berjalan dan uap cairan berhamburan kedalam ruangan laboratorium. Oleh karena itu, terutama
untukdestilasi yang terus-menerus atau sering ditinggalkan, hubungan selang dengan keran dan pipa
pendingin perlu diikat dengan kawat.
10[9]
Minyak atsiri dikenal dengan nama minyak eteris atau minyak terbang merupakan bahan
yang bersifat mudah menguap (volatile), mempunyai rasa getir, dan bau mirip tanaman asalnya yang
diambil dari bagian-bagian tanaman seperti daun, buah, biji, kulit kayu, bahkan seluruh bagian
tanaman. Minyak atsiri selain dihasilkan oleh tanaman, dapat juga sebagai bentuk dari hasil degradasi
oleh enzim atau dibuat secara sintetis. Sifat-sifat minyak atsiri antara lain; pada umumnya tidak dapat
larut dalam air, umumnya mudah menguap atau bersifat eteris, mengandung senyawa terpen, tersusun
dari senyawa yang rumit dan dapat larut dalam senyawa organik alkohol (etanol) pada umunya
berwujud cairan kental.
Proses produksi minyak atsiri dapat ditempuh melalui tiga cara, yaitu; (1) pengempaan
(pressing), (2) ekstraksi menggunakan pelarut (solvent extraction), dan (3) penyulingan (distillation).
Penyulingan merupakan metode yang paling banyak digunakan untuk mendapatkan minyak atsiri.
Penyulingan dilakukan dengan mendidihkan bahan baku di dalam ketel suling sehingga terdapat uap
10
yang diperlukan untuk memisahkan minyak atsiri dengan cara mengalirkan uap jenuh dari ketel
pendidih air (boiler) ke dalam ketel penyulingan.
11[10]
Teknologi produksi minyak atsiri yang banyak digunakan adalah destilasi uap yangdapat
dilakukan dengan tiga macam teknik yaitu hidrodestilasi, destilasi dengan uap basah (destilasi uap-air)
dan dengan uap kering (dry steam). Hidrodestilasi adalah teknik yang paling sederhana dan oleh
sebab itu banyak produsen minyak atsiri yang menggunakan teknik tersebut. Destilasi uap-air adalah
pernyempurnaan teknik hidrodestilasi. Destilasi dengan uap kering adalah teknik yang paling lanjut,
danpaling hemat energi. Uap yang diperlukan destilasi diperoleh dari suatu generator yang tempatnya
terpisah dari ketel tempat berlangsungnya proses destilasi. Teknik destilasi dengan uap kering belum
banyak digunakan untuk proses produksi minyak atsiri di Indonesia.
Metode yang digunakan pada pengambilan minyak atsiri dari kayu manis pada praktikum ini
adalah penyulingan uap langsung. Penyulingan ini dapat mengurangi kehilangan minyak akibat adanya
sebagian uap yang mengembun di dalam bahan dan jatuh kembali ke dalam air seperti yang terdapat
pada penyulingan uap-air, maupun penyulingan air. Alat destilasi uap terdiri dari sebuah ketel uap, ketel
suling, dan kondensor. mKetel uap dan kondensor diisolasi dengan asbes gulung untuk menghindari
kehilangan panas dari dinding ketel dan tutup. Kondensor berfungsi mendinginkan minyak.
3. Alat dan Bahan
3.1 Alat
Tabel 1. Alat yang Digunakan Beserta Fungsinya
No Nama Alat Gambar Fungsi
1 Erlenmeyer Biasanya digunakan untuk tempat
zat yang akan didestilasi.
2 Gelas Ukur Berfungsi untuk mengukur volume
larutan
11
7 Neraca Analitik Untuk menimbang massa suatu zat
8 Kaca Arloji Sebagai penutup saat melakukan
pemanasan terhadap suatu bahan
kimia dan untuk menimbang
bahan-bahan kimia
9 Mortal dan Alu Menghaluskan zat yang masing
bersifat padat/kristal.