Destilasi Uap

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 23

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

Destilasi atau penyulingan adalah suatu metode pemisahan bahan kimia berdasarkan

perbedaan kecepatan atau kemudahan menguap (volatilitas) bahan. Dalam penyulingan,

campuran zat dididihkan sehingga menguap, dan uap ini kemudian didinginkan kembali ke

dalam bentuk cairan. Zat yang memiliki titik didih lebih rendah akan menguap lebih dulu.

Metode ini termasuk sebagai unit operasi kimia jenis perpindahan massa. Penerapan proses

ini didasarkan pada teori bahwa pada suatu larutan, masing-masing komponen akan menguap

pada titik didihnya.[3]

Destilasi merupakan suatu perubahan cairan menjadi uap dan uap tersebut

didinginkan kembali menjadi cairan. Unit operasi destilasi merupakan metode yang

digunakan untuk memisahkan komponen-komponen yang terdapat dalam suatu larutan atau

campuran dan tergantung pada distribusi komponen-komponen tersebut antara fasa uap dan

fasa cair. Semua komponen tersebut terdapat dalam fasa cairan dan uap. Fasa uap terbentuk

dari fasa cair melalui penguapan (evaporasi) pada titik didihnya. Syarat utama dalam operasi

pemisahan komponen-komponen dengan cara destilasi adalah komposisi uap harus berbeda

dari komposisi cairan dengan terjadi keseimbangan larutan-larutan, dengan komponen-

komponennya cukup dapat menguap. Suhu cairan yang mendidih merupakan titik didih

cairan tersebut pada tekanan atmosfer yang digunakan.[4]

Teori dasar destilasi yaitu perpindahan panas ke cairan yang sedang mendidih

memegang peranan yang penting pada proses evaporasi dan destilasi atau juga pada proses

biologi dan proses kimia lain seperti proses petroleum, pengendalian temperatur suatu reaksi

kimia, evaporasi suatu bahan pangan dan sebagainya. Cairan yang sedang dididihkan

biasanya ditampung dalam bejana dengan panas yang berasal dari pipa-pipa pemanas yang
horizontal atau vertikal. Pipa dan plat-plat tersebut dipanaskan dengan listrik, dengan cairan

panas atau uap panas pada sisi yang lain.[5]

Perbedaan sifat campuran suatu fase dengan campuran dua fase dapat dibedakan

secara jelas jika suatu cairan menguap, terutama dalam keadaan mendidih. Sebagai contoh

adalah cairan murni didalam suatu tempat yang tertutup. Pada suhu tertentu molekul-molekul

cairan tersebut memiliki energi tertentu dan bergerak bebas secara tetap dan dengan

kecepatan tertentu. Tetapi setiap molekul dalam cairan hanya bergerak pada jarak pendek

sebelum dipengaruhi oleh molekul-molekul lain, sehingga arah geraknya diubah. Namun

setiap molekul pada lapisan permukaan yang bergerak ke arah atas akan meninggalkan

permukaan cairan dan akan menjadi molekul uap. Molekul-molekul uap tersebut akan tetap

berada dalam gerakan yang konstan, dan kecepatan molekul-molekul dipengaruhi oleh suhu

pada saat itu.[6]

Ada 6 jenis destilasi yang akan dibahas disini, yaitu destilasi sederhana, destilasi

fraksionasi, destilasi uap, destilasi vakum, destilasi kering dan destilasi azeotropik.[7]

1. Destilasi Sederhana

Pada destilasi sederhana, dasar pemisahannya adalah perbedaan titik didih yang jauh

atau dengan salah satu komponen bersifat volatil. Jika campuran dipanaskan maka komponen

yang titik didihnya lebih rendah akan menguap lebih dulu. Selain perbedaan titik didih, juga

perbedaan kevolatilan, yaitu kecenderungan sebuah substansi untuk menjadi gas. Destilasi ini

dilakukan pada tekanan atmosfer. Aplikasi destilasi sederhana digunakan untuk memisahkan

campuran air dan alkohol. [8]

Gambar 1. Rangkaian alat destilasi sederhana

2. Destilasi Fraksionasi

Fungsi destilasi fraksionasi adalah memisahkan komponen-komponen cair, dua atau

lebih, dari suatu larutan berdasarkan perbedaan titik didihnya. Destilasi ini juga dapat
digunakan untuk campuran dengan perbedaan titik didih kurang dari 20 C dan bekerja pada

tekanan atmosfer atau dengan tekanan rendah. Aplikasi dari destilasi jenis ini digunakan pada

industri minyak mentah, untuk memisahkan komponen-komponen dalam minyak mentah.[9]

Perbedaan destilasi fraksionasi dan destilasi sederhana adalah adanya kolom

fraksionasi. Di kolom ini terjadi pemanasan secara bertahap dengan suhu yang berbeda-beda

pada setiap platnya. Pemanasan yang berbeda-beda ini bertujuan untuk pemurnian destilat

yang lebih dari plat-plat di bawahnya. Semakin ke atas, semakin tidak volatil cairannya.[10]

Gambar 2. Rangkaian alat destilasi fraksionasi

3. Destilasi Azeotrop

Azeotrop adalah campuran dari dua atau lebih komponen yang memiliki titik didih

yang konstan. Azeotrop dapat menjadi gangguan yang menyebabkan hasil destilasi menjadi

tidak maksimal. Komposisi dari azeotrop tetap konstan dalam pemberian atau penambahan

tekanan, akan tetapi ketika tekanan total berubah, kedua titik didih dan komposisi dari

azeotrop berubah. Sebagai akibatnya, azeotrop bukanlah komponen tetap, yang komposisinya

harus selalu konstan dalam interval suhu dan tekanan, tetapi lebih ke campuran yang

dihasilkan dari saling mempengaruhi dalam kekuatan intramolekuler dalam larutan. Azeotrop

dapat didestilasi dengan menggunakan tambahan pelarut tertentu, misalnya penambahan

benzena atau toluena untuk memisahkan air. Air dan pelarut akan ditangkap oleh penangkap

Dean-Stark. Air akan tetap tinggal di dasar penangkap dan pelarut akan kembali ke campuran

dan memisahkan air lagi. Campuran azeotrop merupakan penyimpangan dari hukum Raoult.

[11]

Gambar 3. Rangkaian alat destilasi azeotrop

4. Destilasi Vakum
Destilasi vakum biasanya digunakan jika senyawa yang ingin didestilasi tidak stabil,

dengan pengertian dapat terdekomposisi sebelum atau mendekati titik didihnya atau

campuran yang memiliki titik didih di atas 150 C. Metode destilasi ini tidak dapat digunakan

pada pelarut dengan titik didih yang rendah jika kondensornya menggunakan air dingin,

karena komponen yang menguap tidak dapat dikondensasi oleh air. Untuk mengurangi

tekanan digunakan pompa vakum atau aspirator. Aspirator berfungsi sebagai penurun

tekanan pada sistem destilasi ini.[12]

Gambar 4. Rangkaian alat destilasi vakum

5. Destilasi Uap

Destilasi uap digunakan pada campuran senyawa-senyawa yang memiliki titik didih

mencapai 200 C atau lebih. Distilasi uap dapat menguapkan senyawa-senyawa ini dengan

suhu mendekati 100 C dalam tekanan atmosfer dengan menggunakan uap atau air mendidih.

Sifat yang fundamental dari distilasi uap adalah dapat mendestilasi campuran senyawa di

bawah titik didih dari masing-masing senyawa campurannya. Selain itu destilasi uap dapat

digunakan untuk campuran yang tidak larut dalam air di semua temperatur, tapi dapat

didestilasi dengan air. Aplikasi dari destilasi uap adalah untuk mengekstrak beberapa produk

alam seperti minyak eucalyptus dari eucalyptus, minyak sitrus dari lemon atau jeruk, dan

untuk ekstraksi minyak parfum dari tumbuhan. Campuran dipanaskan melalui uap air yang

dialirkan ke dalam campuran dan mungkin ditambah juga dengan pemanasan. Uap dari

campuran akan naik ke atas menuju ke kondensor dan akhirnya masuk ke labu destilat.[13]

Gambar 5. Rangkaian alat destilasi uap

6. Destilasi kering
Destilasi kering merupakan destilasi yang dilakukan dengan cara memanaskan

material padat untuk mendapatkan fase uap dan cairnya, biasanya digunakan untuk

mengambil cairan bahan bakar dari kayu atau batu bara.[14]

Gambar 6. Rangkaian alat destilasi kering

Dalam kehidupan kebutuhan akan air bersih adalah suatu hal yang pasti untuk

keberlangsungan hidup baik itu manusia, hewan maupun tumbuhan. Bukan hanya dalam

kehidupan saja, melainkan kebutuhan akan air bersih di butuhkan juga dalam laboratorium.

Kebutuhan akan air bersih, sebut saja untuk membuat suatu larutan atau melarutan sesuatu

bahan, maka kita membutuhkan air yang bersih dari logam lain atau yang biasa disebut air

aquades. Selain di laboratorium, air destilasi ini juga di butuhkan sebagai sumber air.

Misalnya kita mengolah air laut untuk dijadikan air minum. Untuk mengolah air laut menjadi

air minum digunakan tehnik destilasi. Dalam hal lain destilasi juga digunakan untuk

mendapatkan air bersih di suatu Negara, contohnya Arab Saudi,mereka mendestilasi air laut

untuk mendapatkan air bersih. Jadi destilasi adalah suatu proses yang sangat berguna dan

tidak hanya untuk mendapatkan air bersih tapi juga dalam proses pengolahan minyak bumi,

produksi minyak wangi dan lain-lain. Air merupakan senyawa kimia yang sangat penting

bagi kehidupan umat manusia dan makhluk hidup lainnya dan fungsinya bagi kehidupan

tersebut tidak yang tergantikan dengan oleh senyawa lainnya. Hampir semua kegiatan yang

dilakukan manusia membutuhkan air.[15]

Air yang digunakan manusia adalah air permukaan tawar dan air tanah murni.

Meningkatnya kebutuhan air dengan bertambahnya jumlah penduduk didunia dan juga

sebagai akibat dari peningkatan kebutuhan air untuk rumah tangga, industri, rekreasi,

pertanian dan sebagainya. Air dibagi tiga golongan menurut pertukarannya yatu:

Golongan A : Air yang digunakan sebagai air minum tanpak pengolahan terlebih dahulu
Golongan B : Air yang dapat digunakan sebagai air baku untuk diolah sebagai air minum dan keperluan

rumah tangga

Golongan C : Air yang dapat digunakan untuk keperluan perikanan, peternakan, pertanian, Industri dan lain-

lain.[16]

Air yang dipergunakan untuk minum sebaiknya air yang tidak berwarna, tidak berbau,

jernih dengan suhu dibawa suhu udara sedemikian rupa sehingga minimbulkan rasa aman.

Air minum yang baik adalah air yang tidak tercemar secara berlebihan oleh zat-zat kimia

tertentu oleh zat-zat atau mineral-mineral yang berbahaya bagi kesehatan, diharapkan pula

zat-zat atau bahan kimia yang terdapat didalam air minum, sebaiknya zat ataupun bahan

kimia dan mineral yang dibutuhkan oleh tubuh hendaknya harus terdapat dalam kadar yang

wajar dalam sumber air tersebut.[17]

Air yang keruh kurang dapat menjadi biomassa cukup produktif, walaupun perairan itu

mempunyai zat-zat makanan yang cukup. Kekeruhan mengurangi intensitas cahaya matahari

masuk ke dalam air. Kekeruhan dapat disebabkan oleh bahan-bahan tersuspensi yang

bervariasi dari ukuran koloida sampai dispersi kasar, tergantung dari derajat tubelensinya.

Pengukuran kekeruhan membantu menentukan jumlah bahan kimia yang dibutuhkan dalam

pengolahan air.[18]

Untuk mengetahui pencemaran air sungai digunakan kombinasi parameter fisika,

kimia dan biologi. Tetapi sering digunakan hanya parameter fisika seperti temperatur, warna,

bau, rasa dan kekeruhan air, ataupun parameter kimia seperti: partikel terlarut, kebutuhan

oksigen biokimia (BOD), partikel tersuspensi (SS), amonia (NH3). Bahan-bahan polutan bagi

pencemaran air dalam bentuk pencemaran fisika, kimia dan biologi dibagi menjadi 8

kelompok yaitu:
1. Agen penyebab penyakit (bakteri, virus, protosoa, parasit).

2. Limbah penghabis oksida (limbah rumah tangga, kotoran hewan dan manusia, bahan organik

dan sebagainya).

3. Bahan kimia yang larut dalam air (asam, garam, logam beracun dan senyawa lainnya).

4. Pupuk anorganik (garam nitra dan fosfat yang terlarut).

5. Bahan kimia organik (minyak, bensi, plastik, pestisida).

6. Bahan sedimen atau suspensi (parikel tanah, pasir dan bahan anorganik lainnya yag

melayang dalam air).

7. Bahan-bahan radioaktif.

8. Panas.

Polutan biologis berasal dari kotoran manusia yang mengandung bakteri, virus, protozoa

atau parasit lainnya yang mencemari sungai, sumur atau mata air.[19]

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Waktu dan Tempat

Hari/tanggal : Jumat, 6 Mei 2011

Waktu : 08.00 wita selesai


Tempat : Laboratorium Kimia Analitik

Fakultas Sains dan Teknologi

UIN Alauddin Makassar.

B. Alat dan Bahan

1. Alat

Adapun alat yang digunakan pada percobaan ini yaitu :

a. Labu destilasi

b. Steel head

c. Aerator

d. Termometer

e. Pendingin/kondensor

f. Statif dan klem

g. Selang karet

h. Pemanas

i. Kasa asbes

j. Gelas kimia 250 mL

k. Gelas ukur 100 mL

l. Gelas kimia 300 mL

m. Gabus berlubang

2. Bahan

a. Sampel air sungai

b. Batu didih

c. Es batu
C. Prosedur Kerja

1. Memasang rangkaian alat destilasi.

2. Mengisi labu destilasi dengan sampel air sebanyak 300 mL. Memasukkan beberapa batu

didih.

3. Menjalankan air melalui pendingin (kondensor), mengatur suhu dan waktu.

4. Memanaskan labu sampai air mendidih, mencatat suhu dan waktu.

5. Mengamati kenaikan temperatur pada suhu konstan.

6. Membaca suhu dan waktu pada saat diperoleh destilat sebanyak 50 mL.

7. Mengukur volume destilat yang diperoleh.

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil pengamatan

Suhu (menit) Waktu (detik) Volume destilat Keterangan


32oC 0 - Mula-mula

83oC 21,32 - Mendidih

94oC 35 - Konstan

94oC 82 50 mL Destilat
B. Pembahasan

Pada percobaan ini sampel yang akan dimurnikan yaitu air sungai, dalam percobaan

ini digunakan alat destilasi sederhana. Destilasi sederhana merupakan salah satu metode yang

digunakan untuk pemurnian dan pemisahan suatu larutan yang berdasarkan pada perbedaan

titik didih yang relatif jauh. Langkah pertama yang dilakukan yaitu memasukkan sampel air

sungai sebanyak 300 mL kedalam labu destilasi kemudian memasukkan beberapa butir batu

didih, batu didih berfungsi untuk mengurangi letupan pada saat pemanasan. pada percobaan

ini jarak antara labu destilasi dengan pemanas yaitu 3 cm, ini berpengaruh pada proses

pemanasan, semakin dekat jarak antara labu dengan pemanas maka akan

semakin cepat pula air yang ada dalam labu mendidih. Selanjutnya menjalankan aerator dan

pemanas serta menjalankan timer (stopwatch) untuk mengetahui waktu yang digunakan air

untuk mendidih serta waktu yang digunakan untuk memperoleh destilat. Air mendidih pada

menit ke 21,32 dengan suhu uap 83 oC. Pada selang waktu 30 menit diperoleh suhu konstan

94oC, ini dipengaruhi oleh jarak antara labu dengan pemanas. Volume destilat diperoleh pada

selang waktu 82 menit dengan volume destilat sebesar 50 mL. Waktu yang digunakan untuk

memperoleh volume destilat agak lama, ini disebabkan karena sampel yang digunakan

mengandung banyak pengotor dan juga dipengaruhi oleh jarak antara labu dengan pemanas.
BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Adapun kesimpulan dari percobaan ini yaitu hasil destilat dari air sungai sebanyak

300 mL adalah 50 mL pada suhu 82 menit.

B. Saran

Adapun saran yang dapat saya sampaikan pada percobaan ini yaitu sebaiknya pada

percobaan berikutnya menggunakan sampel yang mengandung alkohol.


DAFTAR PUSTAKA

Anonim. Air. http://id.wikipedia.org/wiki/Air. (6 Mei 2011).

Anonim. Destilasi. http://id.wikipedia.org/wiki/Destilasi. (6 Mei 2011).

Alimah, Nur. Kimia Lingkungan (Makassar: SMAK, 2006).

Anonim, Destilasi. http://adityabeyubay359.blogspot.com/2009/08/destilasi.html 08 Oktober 2009.


(6 Mei 2011).

Anonin, Jenis-Jenis Destilasi, http://ndarucs.blogspot.com/2010/02/distilasi.html. (6 Mei 2011).

Irawan, Bambang, Peningkatan Mutu Minyak Nilam dengan Ekstraksi dan Destilasi Pada Berbagai
Komposisi Pelarut, 19 Juli 2010,
http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/1844/1/06000441.pdf. (22 April 2011).

Muhsin, Yulianto. Destilasi, 21 Oktober 2010, http:// www-chem-is-


try:org/sect=belajar&ext=destilation07-03. (21 April 2011).

Yazid, Estien. Kimia Fisika Untuk Paramedis, (Yogyakarta: Andi 2005).

Chadijah, Sitti, Wa ode Rustiah dan Anna Handayani. Penuntun Praktikum Kimia Analitik. (Makassar:
UIN Alauddin Makassar, 2011).

Dasar Teori
1[1]
Destilasi digunakan untuk memurnikan zat cair, yang didasarkan atas perbedaan titik didih
cairan. Pada proses ini cairan berubah menjadi uap. Uap ini adalah zat murni. Kemudian uap ini
didinginkan pada pendinginan ini, uap mengembun menjadi cairan murni yang disebut destilat. Destilat
dapat digunakan untuk memperoleh pelarut murni dari larutan yang mengandung zat terlarut misalnya
destilasi air laut memperoleh air murni.
2[2]3
Perbedaan titik didih dari zatzat cair dalamcampuran zat cair tersebut sehingga
zat(senyawa) yang memiliki titik didih terendahakan menguap lebih dahulu, kemudian apabila
didinginkan akan mengembun dan menetes sebagai zat murni (destilat). Destilasi uap adalah istilah
yang secara umum digunakan untuk destilasi campuran air dengan senyawa yang tidak larut dalam air,
dengan cara mengalirkan uap air kedalam campuran sehingga bagian yang dapat menguap berubah
menjadi uap pada temperatur yang lebih rendah.
4[3]
Zat yang memiliki titik didih rendah akan cepat terdestilasi daripada zat yang bertitik didih
tinggi. Uap zat yang bersifat volatil dan memiliki titik didih yang rendah akan masuk ke dalam pipa pada
kondensator (terjadi proses pendinginan) sehingga akan turun berupa tetesan-tetesan yang turun ke
dalam penampung atau disebut juga destilat. Prinsip pemisahan campuran yang melewati dua fase,
yakni gas menjadi fase cair dinamakan dengan proses destilasi. Perbedaan titik didih dan tekanan uap
membuat kedua campuran ini berpisah. Semakin tinggi tekanan uap maka titik didih cairan tersebut
semakin tinggi. Penguapan dipengaruhi oleh titik cairan tersebut. Cairan yang memiliki titik didih
teredah, maka lebih cepat untuk mendidih.

5[4]
Ada enam jenis destilasi yang dikenal, yaitu destilasi sederhana, destilasi fraksionasi, destilasi
uap, destilasi vakum, destilasi kering dan destilasi azeotropik. Pada destilasi sederhana, dasar
pemisahannya adalah perbedaan titik didih yang jauh atau dengan salah satu komponen
bersifat volatil. Jika campuran dipanaskan maka komponen yang titik didihnya lebih rendah akan
menguap lebih dulu. Fungsi destilasi fraksionasi adalah memisahkan komponen-komponen cair, dua
atau lebih, dari suatu larutan berdasarkan perbedaan titik didihnya. Destilasi ini juga dapat digunakan
1

5
untuk campuran dengan perbedaan titik didih kurang dari 20 0C dan bekerja pada tekanan
atmosfer atau dengan tekanan rendah. Aplikasi dari destilasi jenis ini digunakan pada industri minyak
mentah, untuk memisahkan komponen-komponen dalam minyak mentah. Azeotrop adalah campuran
dari dua atau lebih komponen yang memiliki titik didih yang konstan. Azeotrop dapat menjadi gangguan
yang menyebabkan hasil destilasi menjadi tidak maksimal. Destilasi vakum biasanya digunakan jika
senyawa yang ingin didestilasi tidak stabil, dengan pengertian dapat terdekomposisi sebelum atau
mendekati titik didihnya atau campuran yang memiliki titik didih di atas 150 0C. Destilasi uap digunakan
pada campuran senyawa-senyawa yang memiliki titik didih mencapai 2000C atau lebih. Destilasi kering
merupakan destilasi yang dilakukan dengan cara memanaskan material padat untuk mendapatkan
fase uap dan cairnya, biasanya digunakan untuk mengambil cairan bahan bakar dari kayu/batu bara.
6[5]
Destilasi sederhana adalah salah satu cara pemurnian zat cair yang tercemar oleh zat
padat/zat cair lain dengan perbedaan titik didih cukup besar, sehingga zat pencemar/pengotor akan
tertinggal sebagai residu. Destilasi ini digunakan untuk memisahkan campuran cair-cair, misalnya air-
alkohol, air-aseton, dll. Alat yang digunakan dalam proses destilasi ini antara lain, labu destilasi,
penangas, termometer, pendingin/kondensor leibig, konektor/klem, statif, adaptor, penampung,
pembakar, kaki tiga dan kasa. Destilasi dapat digunakan untuk memurnikan senyawa-senyawa yang
mempunyai titik didih berbeda sehingga dapat dihasilkan senyawa yang memiliki kemurnian yang
tinggi. Senyawa- senyawa yang terdapat dalam campuran akan menguap pada saat mencapai titik
didih masing-masing
7[6]
Destilasi uap adalah cara untuk mengisolasi dan memurnikan senyawa. Cara destilasi uap
dapat digunakan untuk memisahkan; senyawa yang tidak mudah menguap atau senyawa yang tidak
dikehendaki, campuran berair yang mengandung garam-garanm anorganik terlarut, senyawa yang
secara tidak langsung menguap dalam uap air misalnya orto-nitrofenol dan hasil samping tertentu yang
teruapkan oleh pengaruh uap air. Dalam destilasi uap air keluar setelah kontak dengan bahan yang di
destilasi merupakan campuran uap dari masing-masing komponen yang sebanding dengan
volumenya.
8[7]
Destilasi uap umumnya digunakan untuk memurnikan senyawa organik yang terdestilasi uap
(volatile), tidak tercampurkan dengan air, mempunyai tekanan uap yang tinggi pada 100 0C dan
mengandung pengotor yang tidak atsiri (nonvolatile). Destilasi uap dapat dipertimbangkan untuk
menyari serbuk simplisia yang mengandung komponen yang mempunyai titik didih tinggi pada tekanan

8
udara normal. Pada pemanasan biasa kemungkinan akan terjadi kerusakan zat aktifnya. Untuk
mencegah hal tersebut maka pemurnian dilakukan dengan destilasi uap. Dengan adanya uap air yang
masuk, maka tekanan kesetimbangan uapzat kandungan kan diturunkan menjadi sama dengan
tekanan bagian didalam suatu sistem, sehingga produk akan terdestilasi dan terbawa oleh uap air yang
mengalir. Destilasi uap juga suatu proses pemindahan massa kesuatu media massa yang bergerak.

Aplikasi dari destilasi uap adalah untuk mengekstrak beberapa produk alam seperti
minyak eucalyptus dari eucalyptus, minyak sitrus dari lemon atau jeruk, dan untuk ekstraksi minyak
parfum dari tumbuhan.

9[8]
Pada proses destilasi, saat pemanasan cairan biasanya ditambahkan batu didih (boililng
chips), untuk mencegah pendidihan yang mendadak (bumping). Batu didih yang berpori perlu diganti
setiap kali akan melakukan destilasi kembali. Untuk destilasi hampa udara (vacum destilation), aliran
udara melalui kapiler kedalam bagian bawah labu merupakan pengganti batu didih. Bahaya yang
sering timbul dalam pendingin Leibig adalah kurang kuatnya selang air baik dari keran maupun yang
menuju pipa pendingin. Lepasnya selang air dapat menyebabkan banjir dan proses pendinginan tidak
berjalan dan uap cairan berhamburan kedalam ruangan laboratorium. Oleh karena itu, terutama
untukdestilasi yang terus-menerus atau sering ditinggalkan, hubungan selang dengan keran dan pipa
pendingin perlu diikat dengan kawat.
10[9]
Minyak atsiri dikenal dengan nama minyak eteris atau minyak terbang merupakan bahan
yang bersifat mudah menguap (volatile), mempunyai rasa getir, dan bau mirip tanaman asalnya yang
diambil dari bagian-bagian tanaman seperti daun, buah, biji, kulit kayu, bahkan seluruh bagian
tanaman. Minyak atsiri selain dihasilkan oleh tanaman, dapat juga sebagai bentuk dari hasil degradasi
oleh enzim atau dibuat secara sintetis. Sifat-sifat minyak atsiri antara lain; pada umumnya tidak dapat
larut dalam air, umumnya mudah menguap atau bersifat eteris, mengandung senyawa terpen, tersusun
dari senyawa yang rumit dan dapat larut dalam senyawa organik alkohol (etanol) pada umunya
berwujud cairan kental.
Proses produksi minyak atsiri dapat ditempuh melalui tiga cara, yaitu; (1) pengempaan
(pressing), (2) ekstraksi menggunakan pelarut (solvent extraction), dan (3) penyulingan (distillation).
Penyulingan merupakan metode yang paling banyak digunakan untuk mendapatkan minyak atsiri.
Penyulingan dilakukan dengan mendidihkan bahan baku di dalam ketel suling sehingga terdapat uap

10
yang diperlukan untuk memisahkan minyak atsiri dengan cara mengalirkan uap jenuh dari ketel
pendidih air (boiler) ke dalam ketel penyulingan.
11[10]
Teknologi produksi minyak atsiri yang banyak digunakan adalah destilasi uap yangdapat
dilakukan dengan tiga macam teknik yaitu hidrodestilasi, destilasi dengan uap basah (destilasi uap-air)
dan dengan uap kering (dry steam). Hidrodestilasi adalah teknik yang paling sederhana dan oleh
sebab itu banyak produsen minyak atsiri yang menggunakan teknik tersebut. Destilasi uap-air adalah
pernyempurnaan teknik hidrodestilasi. Destilasi dengan uap kering adalah teknik yang paling lanjut,
danpaling hemat energi. Uap yang diperlukan destilasi diperoleh dari suatu generator yang tempatnya
terpisah dari ketel tempat berlangsungnya proses destilasi. Teknik destilasi dengan uap kering belum
banyak digunakan untuk proses produksi minyak atsiri di Indonesia.
Metode yang digunakan pada pengambilan minyak atsiri dari kayu manis pada praktikum ini
adalah penyulingan uap langsung. Penyulingan ini dapat mengurangi kehilangan minyak akibat adanya
sebagian uap yang mengembun di dalam bahan dan jatuh kembali ke dalam air seperti yang terdapat
pada penyulingan uap-air, maupun penyulingan air. Alat destilasi uap terdiri dari sebuah ketel uap, ketel
suling, dan kondensor. mKetel uap dan kondensor diisolasi dengan asbes gulung untuk menghindari
kehilangan panas dari dinding ketel dan tutup. Kondensor berfungsi mendinginkan minyak.
3. Alat dan Bahan
3.1 Alat
Tabel 1. Alat yang Digunakan Beserta Fungsinya
No Nama Alat Gambar Fungsi
1 Erlenmeyer Biasanya digunakan untuk tempat
zat yang akan didestilasi.
2 Gelas Ukur Berfungsi untuk mengukur volume
larutan

3 Statif dan Klem Sebagai penjepit, dan penyangga


misalnya untuk menjepit kondensor
dan penghubung
.

4 Kondensor Pendingin untuk proses


pengembunan
5 Labu Destilasi Digunakan sebagai wadah larutan
yang akan didestilasi
6 Termometer Sebagai pengukur suhu

11
7 Neraca Analitik Untuk menimbang massa suatu zat
8 Kaca Arloji Sebagai penutup saat melakukan
pemanasan terhadap suatu bahan
kimia dan untuk menimbang
bahan-bahan kimia
9 Mortal dan Alu Menghaluskan zat yang masing
bersifat padat/kristal.

10 Spatula Untuk mengambil padatan yang


akan ditimbang

11 Heater Mantle Digunakan untuk memanaskan


larutan pada labu destilasi

12 Selang Sebagai tempat keluar masuknya


air pada kondensor
3.2 Bahan
Tabel 2. Bahan yang Digunakan Beserta Sifat Kimia dan Fisiknya
No Bahan Sifat fisik Sifat kimia
1 H2O - Berupa cairan yang tidak berwarna - Memiliki keelektronegatifan yang lebih
dan tidak berbau. kuat daripada hidrogen.
- Titik didih 1000C - Pelarut polar
- Titik lebur 00C (273.15 K) - Memiliki ikatan van der waals dan ikatan
- Berat jenis : 0.998 gr/cm
hidrogen
- Berat molekul : 18.0153 gr/mol
2 Batu Didih - Ukuran kecil - Terbuat dari bahan silika, kalsium
- Bentuknya tidak rata
karbonat, porselen, maupun karbon.
- Berpori dan biasanya dimasukkan ke
- Meratakan panas
dalam cairan yang sedang dipanaskan - Menghindari titik didih lewat
3 Petroleum Eter - Titik Didih 30-700C - Stabil
- Berat jenis 0,6-0,8 - Pelarut nonpolar
3 Kayu Manis - Berbau harum - Berasa pedas dan sedikit manis,
- Berwarna coklat
- Keras dihaluskan
4. Prosedur Kerja
4.1
50 mL sampel
Destilasi Sederhana
- Dimasukkan kedalam labu berleher dua
- Ditambahkan 100 mL air dan beberapa batu didih
- Dihubungkan dengan pendingin
- Penangas dinyalakan
- Dipanaskan labu sampai terjadi penguapan
- Diamati dan dicatat suhu penguapan
- Dicari nama senyawa sampel
Residu
Tetesan pertama terjadi pada suhu 840C dan konstan pada suhu 860C. Destilat ini adalah Petroleum
Eter

4.2 Destilasi Uap


Kayu Manis 53 gr

Merangkai alat destilasi


Memotong-motong sampel
Memasukkan kedalam labu leher dua (labu destilasi)
Memasukkan air kedalam erlemeyer yang sebagai pembangkit uap
Memasukkan beberapa batu didih kedalam erlemeyer yang berisi air
Menghubungkan labu destilat dengan pendingin dan generator uap air.
Memanaskan erlemeyer secara perlahan-lahan sampai mendidih sehingga uapnya masuk kedalam
labu yang mengandung zat sampel (kayu manis)
Menghentikan destilasi jika semua zat sampel telah terpisah dan tertampung dalam labu erlenmeyer
sebagai penampung destilat.
Minyak atsiri yang masih bercampur pengotor dihasilkan = 21 mL

5. Hasil Pengamatan dan Perhitungan


5.1 Destilasi Sederhana
Tabel 3. Hasil Pengamatan
No Perlakuan Hasil Pengamatan
1 Menghubungkan labu destilasi dengan Alat siap digunakan
pendingin dan menghubungkan dengan
2 generator uap air Sampel berwarna keruh
3 Mengambil sampel 50 ml Sampel tetap berwarna keruh
4 Memasukkan sampel dalam labu berleher dua Sampel mulai menguap
5 Memanaskan labu destilasi Tetesan pertama terjadi pada suhu
Mengamati suhu saat terjadi penguapan dan
840C dan konstan pada suhu 860C.
menentukanjenis larutan tersebut
larutan ini adalah petroleum eter
5.2 Destilasi Uap
No Perlakuan Hasil Pengamatan
1 Merangkai destilasi uap Alat siap digunakan
2 Menimbang sampel kayu manis yang telah Sampel berwarna coklat dan berbau
dihaluskansebanyak 53 gram harum
3
Memasukkan sampel kedalam labu destilasi Sampel tetap
4
Memasukkan air kedalam erlenmeyer dan Air berwarna sedikit keruh
5 menambahkan batu didih
Uap air mengalir kedalam pesawat kit
Memanaskan air yang ada dalam erlenmeyer
yang berisi sampel dan uap dari
pesawat kit mengalir kedalam labu
6
Mengamati minyak asitri yang terbentuk penampungan.
Terbentuk minyak asitri sebanyak 21
mL
6. Pembahasan
Destilasi adalah pemisahan campuran cairan-cairan berdasarkan titik didih. Apabila titik didih
dari suatu campuran yang akan dipisahkan rendah maka campuran itu akan mudah di distilasi. Prinsip
dasar dari destilasi adalah perbedaan titik didih dari zat-zat cair dalam campuran zat cair tersebut
sehingga zat (senyawa) yang memiliki titik didih terendah akan menguap lebih dahulu, kemudian
apabila didinginkan akan mengembun dan menetes sebagai zat murni (destilat).
6.1 Destilasi Sederhana
Pada destilasi sederhana, dasar pemisahannya adalah perbedaan titik didih yang jauh atau
dengan salah satu komponen bersifat volatil. Jika campuran dipanaskan maka komponen yang titik
didihnya lebih rendah akan menguap lebih dulu. Selain perbedaan titik didih, juga perbedaan
kevolatilan, yaitu kecenderungan sebuah substansi untuk menjadi gas. Destilasi ini dilakukan
pada tekanan atmosfer. Destilasi ini digunakan untuk memisahkan campuran cair-cair.
Untuk melakukan proses destilasi ini, pertama-tama yaitu merangkai alat destilasi.Alat destilasi
yaitu pemanas, kondensor, labu destilasi, termometer dan penghubung. Cara merangkai yaitu labu
destilasi diletakkan di atas pemanas, kemudian dihubungkan dengan heater mantle (pemanas) dan
kondensor (pendingin). Kondensor ini memiliki dua lubang tempat masuk dan keluarnya air, yang satu
menghadap ke bawah dan yang lainnya menghadap ke atas. Kondensor atau pendingin yang
digunakan menggunakan pendingin air dimana air yang masuk berasal dari bawah dan keluar di
atas, karena jika airnya berasal (masuk) dari atas maka air dalam pendingin atau kondensor tidak akan
memenuhi isi pendingin sehingga tidak dapat digunakan untuk mendinginkan uap yang mengalir lewat
kondensor tersebut. Oleh karena itu pendingin atau kondensor air masuknya harus dari bawah
sehingga pendingin atau kondensor akan terisi dengan air maka dapat digunakan untuk mendinginkan
komponen zat yang melewati kondensor tersebut dari berwujud uap menjadi berwujud cair. Keluar
masuknya air di kondensor ini melalui selang. Selain itu air akan mengalir terus tanpa terlebih dahulu
memenuhi kondensor, jika air masuk (bersuhu rendah) dan uap larutan yang dipanaskan langsung
bertemu di persimpangan penghubung, maka di bagian tersebut akan terjadi keretakan, bahkan
kondensor akan pecah karena suhu tinggi bertemu dengan suhu rendah. Karenanya, posisi air masuk
berada di tempat yang lebih rendah agar air masuk akan naik secara perlahan dan memenuhi
kondensor terlebih dahulu. Rangkaian alat destilasi sederhana yaitu:
Gambar 1. Rangkaian Alat Destilasi Sederhana
Setelah itu, sampel diambil 50 mL dan dimasukkan kedalam labu destilasi. Sampel berwarna
kekeruhan. Kemudian ditambahkan beberapa buah batu didih. Penambahan batu didih ini bertujuan
untuk mencegah terjadinya ledakan (bumping) yang terjadi karena panas pada larutan yang tidak
merata, akibatnya pada bagian yang lain larutan akan sangat panas dan terjadi letupan. Oleh karena
itu batu didih yang ditambahkan akan meratakan pemanasan pada larutan. Batu didih ditambahkan
sebelum pemanasan karena jika batu didih dimasukkan pada larutan yang sudah hampir mendidih,
maka akan terbentuk uap panas dalam jumlah yang besar secara tiba-tiba yang bisa menyebabkan
ledakan ataupun kebakaran. Jika batu didih akan dimasukkan di tengah-tengah pemanasan, maka
suhu pemanasan larutan harus diturunkan terlebih dahulu.
Gambar 2. Sampel Larutan
Selanjutnya labu destilasi ditutup rapat dan dimasukkan termometer pada tutup labu melalui
celah seukuran tertomometer. Termometer digunakan untuk mengamati suhu dalam proses destuilasi
sehingga suhu dapat dikontrol sesuai dengan suhu yang diinginkan untuk memperoleh destilat murni.
Tujuan penutupan rapat ini agar karena jika labu destilasi dalam keadaan terbuka, maka uap larutan
yang dipanaskan akan langsung keluar dari labu destilasi. Jika hal ini terjadi, maka destilasi tidak bisa
dilakukan, karena tidak ada uap yang akan diembunkan dan ditampung sebagai destilat.
Setelah selesai merangkai alat, destilasi mulai dilakukan dengan menyalakan heater mantle
pada labu destilasi. Proses penguapan sehingga komponen zat yang memiliki titik didih yang lebih
rendah akan menguap dan uap tersebut melewati kondensor atau pendingin yang mendinginkan
komponen zat tersebut sehingga akan terkondensasi atau berubah dari berwujud uap menjadi
berwujud cair sehingga dapat ditampung di labu destilat. Pada proses destilasi ini, destilat ditampung
pada suhu tetap (konstan). Hal ini dilakukan karena diharapkan akan diperoleh destilat yang murni
pada kondisi suhu tersebut. Setelah sampel pada labu alas bulat berkurang, suhu akan naik karena
jumlah sampel yang didestilasi telah berkurang. Pada kondisi naiknya suhu ini, proses destilasi sudah
dapat dihentikan sehingga yang diperoleh adalah destilat murni. Dari hasil pengamatan tetesan
pertama destilat terjadi pada suhu 84 0C dan konstan pada suhu 860C. Setelah di identifikasi, larutan
sampel ini ternyata adalah petroleum eter.
Pada destilasi, untuk memperoleh ketelitian yang tinggi penempatan ujung termometer harus
sangat diperhatikan, yaitu ujung termometer harus tepat berada di persimpangan yang menuju ke
pendingin agar suhu yang teramati adalah benar-benar suhu uap senyawa yang diamati. Pada proses
destilasi, penyimpangan pengukuran dapat terjadi jika adanya pemanasan yang berlebihan
(superheating) serta kesalahan dalam penempatan pengukur suhu (termometer) tidak pada posisi
yang benar.
6.2 Destilasi Uap
Destilasi uap digunakan pada campuran senyawa-senyawa yang memiliki titik didih mencapai
2000C atau lebih. Destilasi uap dapat menguapkan senyawa-senyawa ini dengan suhu mendekati
1000C dalam tekanan atmosfer dengan menggunakan uap atau air mendidih. Tujuan dari destilasi uap
ini adalah untuk mendapatkan minyak atsiri. Minyak atsiri dikenal dengan nama minyak eteris atau
minyak terbang merupakan bahan yang bersifat mudah menguap (volatile), mempunyai rasa getir, dan
bau mirip tanaman asalnya yang diambil dari bagian-bagian tanaman, yang dalam percobaan ini
digunakan kayu manis. Minyak atsiri sendiri dapat dibuat dengan cara pengempaan, ekstraksi pelarut
dan destilasi.Dalam industri minyak atisiri dikenal tiga macam metode penyulingan yaitu (1)
penyulingan dengan air (water distillation), (2) penyulingan dengan air-uap (water and steam
distillation) dan (3) penyulingan dengan uap langsung (direct steam distillation).
Pada praktikum kali ini, metode yang digunakan adalah destilasi uap langsung. Penyulingan
dilakukan dengan mendidihkan bahan baku di dalam labu penyuling sehingga terdapat uap yang
diperlukan untuk memisahkan minyak atsiri dengan cara mengalirkan uap jenuh dari erlenmeyer yang
berisi air mendidih (boiler) ke dalam labu penyulingan. Pertama-tama yaitu merangkai alat destilasi uap
menggunakan seperangkat alat penyulingan yang terdiri dari sebuah penangas, labu penyulingan, dan
kondensor. Kondensor berfungsi mendinginkan minyak.
Gambar 3. Rangkaian Alat Destilasi Uap
Kulit kayu manis sebelum dimasukkan ke dalam labu penyulingan terlebih dahulu dilakukan
pengecilan ukuran yang bertujuan membuka jaringan minyak sehingga waktu penyulingan dapat
dipersingkat. Kemudian, erlenmeyer diisi dengan air yang akan diuapkan. Air yang ada pada
erlenmeyer ditambahkan beberapa buah batu didih. Tujuan penambahan ini agar panas merata dan
tidak terjadi letupan. Penambahan batu didih ini dilakukan pada larutan yang sudah hampir mendidih,
karena akan terbentuk uap panas dalam jumlah yang besar secara tiba-tiba yang bisa menyebabkan
ledakan ataupun kebakaran.
Gambar 4. Sampel Kayu Manis
Selanjutnya proses penyulingan dilakukan dengan cara menghidupkan penangas, dan diamati
terbentuknya minyak atsiri. Destilasi uap dilakukan dengan tekanan rendah, kemudian meningkat
secara bertahap sampai pada akhir karena tekanan uap yang tinggi dapat menyebabkan dekomposisi
pada minyak. Selama proses penyulingan, uap air yang terkondensasi dan turun ke dasar labu harus
dibuang secara periodik melalui keran pembuangan air untuk mencegah pipa uap berpori terendam,
karena hal ini dapat menghambat aliran uap dari boiler ke labu penyulingan. Minyak yang dihasilkan
masih terlihat keruh karena mngandung sejumlah kecil air dan kotoran yang terdispersi dalam minyak.
Minyak atsiri yang masih bercampur dengan pengotor didapatkan sebanyak 21 mL. Air tersebut dapat
dipisahkan dengan menyaring minyak menggunakan kain teflon/sablon. Pemisahan air juga dapat
dilakukan dengan menambahkan zat pengikat air berupa natrium sulfat anhidrat (Na2SO4) sebanyak
1% selanjutnya diaduk dan disaring.
7. Kesimpulan
Destilasi digunakan untuk memurnikan zat cair, yang didasarkan atas perbedaan titik didih
cairan.Destilasi sederhana adalah salah satu cara pemurnian zat cair yang tercemar oleh zat lain
dengan perbedaan titik didih cukup besar, sehingga zat pencemar akan tertinggal sebagai residu
sedangkan destilasi uap adalah cara untuk mengisolasi dan memurnikan senyawa. Pada destilasi
sederhana, didapatkan bahwa senyawa yang diberikan asisten adalah petroleum eter. Dan pada
destilasi uap, didapatkan minyak atsiri dari kayu manis yang masih bercampur dengan pengotor
sebanyak 21 mL.
Daftar Pustaka
Anonim. Destilasi. [Online] Tersedia http://repository.usu.ac.id/bitstream//Chapter%20II.pdf. Diakses tanggal 28
Maret 2014
Antula, Y. (2013). Laporan Destilasi Zat Cair. [Online] Tersedia http://yulichem123.blogspot.com/2013/08/lapor
an-akhir-destilasi-zat-cair-dasar_8.html. Diakses tanggal 28 Maret 2014
Hafiyah. (2011). Laporan Praktikum Destilasi. [Online] Tersedia http://hafiyahaziz.blogspot.com/2011/05/lapor
an-praktikum-destilasi.html. Diakses tanggal 28 Maret 2014
Inggrid M,dan Harjoto D. Jurnal Destilasi Uap Minyak Atsiri Dari Kulit Dan Daun Kayu Manis
(Cinnamomum burmanii). Prahyangan : Universitas Katolik Prahyangan
Junaidi, D.dkk. Destilasi Uap. [Online] Tersedia http://www.suryadi.webege.com/web_documents/destilasi_uap
_ppt.pdf. Diakses tanggal 28 Maret 2014
Lukum, A, P. (2006). Bahan Ajar Dasar-Dasar Pemisahan Analitik. Gorontalo : UNG.
Teaching, T. (2010). Penuntun Praktikum Dasar-dasar Pemisahan Analitik. Gorontalo : UNG.
Wiryawan A. (2008). Kimia Analitik. Jakarta: Direktorat Pembinaan Sekolah.
Yilga. (2012). Pengolahan Kayu Manis Menjadi Minyak Atsiri. [Online] Tersedia http://yilgamunthe.blogspot.c
om/2012/05/pengolahan-kayu-manis-menjadi-minyak-atsiri.html. Diakses tanggal 28 Maret 2014
Zakaria, Y. (2012). Laporan Akhir Separation Chemistry. [Online] Tersedia http://yustinapaadanya.blogspot.c
om/2012/05/v-behaviorurldefaultvmlo_12.html. Diakses tanggal 28 Maret 2014

Anda mungkin juga menyukai