Laporan Konsep Kebidanan-1

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 38

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Dalam menjalankan tugasnya di dalam lingkungan masyarakat, seorang bidan
harus berpedoman kepada konsep kebidanan. Kenapa? Hal ini dikarenakan
konsep kebidanan merupakan kerangka bagi bidan dalam mengetahui segala seluk
beluk mengenai kebidanan. Melalui konsep kebidanan inilah seorang bidan akan
mampu menjalankan tugasnya, mengerti akan kedudukannya di dalam
masyarakat, efektif dan berkesinambungan dalam memberikan pelayanan yang
sesuai dengan apa yang telah diatur.
Berangkat dari penjelasan diatas, kami melakukan observasi apakah bidan
tempat kami real setting yaitu Puskesmas Lapai Padang menjadikan konsep
kebidanan sebagai pedoman dalam menjalankan tugasnya di dalam lingkungan
masyarakat.
1.2 Rumusan Masalah
1. Bagaimana peran dan fungsi bidan di dalam masyarakat?
2. Apa-apa saja teori dan konseptual asuhan kebidanan?
3. Bagaimana penerapan manajemen kebidanan dalam memberikan asuhan
bagi ibu hamil, ibu bersalin, ibu nifas, dan bayi baru lahir?
4. Bagaimana sistem penghargaan bidan?
5. Bagaimana pendidikan berkelanjutan dan prinsip pengembangan karir
bidan?
6. Bagaimana usaha jasa pelayanan dan praktik kebidanan secara mandiri
maupun berkesinambungan?
1.3 Tujuan Masalah
1. Tujuan Umum
Untuk melihat pelaksanaaan konsep kebidanan di Puskesmas Lapai.
2. Tujuan Khusus
1) Untuk mengetahui peran dan fungsi bidan didalam masyarakat.
2) Untuk mengetahui teori dan konseptual asuhan kebidanan.
3) Untuk mengetahui penerapan manajemen kebidanan dalam memberikan
asuhan bagi ibu hamil, ibu bersalin, ibu nifas, dan bayi baru lahir.
4) Untuk mengetahui sistem penghargaan bidan.
5) Untuk mengetahui pendidikan berkelanjutan dan prinsip pengembangan
karir bidan.
6) Untuk mengetahui usaha jasa pelayanan dan praktik kebidanan secara
mandiri maupun berkesinambungan.

1
1.4 Manfaat Penulisan
1. Bagi Penulis
Dapat meningkatkan pengetahuan dan wawasan penulis mengenai konsep
kebidanan.
2. Bagi Institusi
1) Puskesmas Lapai Padang
Dapat menambah dan mengembangkan ilmu yang sudah ada serta
meningkatkan mutu pelayanan kesehatan dalam lingkup konsep
kebidanan.
2) Pendidikan
Dapat menambah referensi dan sumber bacaan diperpustakaan,untuk
meningkatkan kualitas pendidikan.

BAB II

KAJIAN TEORI

2.1 Peran dan Fungsi Bidan


2.1.1 Peran Bidan
Peran adalah perangkat tingkah laku yang diharapkan dan dimiliki oleh
orang yang berkedudukan dalam masyarakat.
Peran bidan adalah sebagai berikut:

1. Bidan Sebagai Pelaksana

Sebagai pelaksana bidan memiliki tiga kategori tugas yaitu tugas


mandiri, tugas kolaborasi dan tugas ketergantungan.

2
a. Tugas Mandiri/ Primer
meliputi:
1) Menetapkan manajemen kebidanan pada setiap asuhan
kebidanan yang diberikan.
2) Memberi pelayanan dasar pra nikah pada remaja dengan
melibatkan mereka sebagai klien.
3) Memberi asuhan kebidanan kepada klien selama kehamilan
normal.
4) Memberikan asuhan kebidanan kepada klien dalam masa
persalinan dengan melibatkan klien /keluarga.
5) Memberikan asuhan kebidanan pada bayi baru lahir.
6) Memberikan asuhan kebidanan kepada klien dalam masa nifas
dengan melibatkan klien /keluarga.
7) Memberikan asuhan kebidanan pada wanita usia subur yang
membutuhkan pelayanan KB.
8) Memberikan asuhan kebidanan pada wanita dengan gangguan
sistem reproduksi dan wanita dalam masa klimakretium dan
nifas.

b. Tugas Kolaborasi
meliputi :
1) Menerapkan manajemen kebidanan pada setiap asuhan
kebidanan sesuai fungsi kolaborasi dengan melibatkan klien
dan keluarga.
2) Memberikan asuhan kebidanan pada ibu hamil dengan resiko
tinggi dan pertolongan pertama pada kegawatan yang
memerlukan tindakan kolaborasi.
3) Memberikan asuhan kebidanan pada ibu dalam masa
persalinan dengan resiko tinggi dan keadaan kegawatan yang
memerlukan pertolongan pertama dengan tindakan kolaborasi
dengan melibatkan klien dan keluarga.
4) Memberikan asuhan kebidanan pada ibu dalam masa nifas
dengan resiko tinggi dan pertolongan pertama dalam keadaan

3
kegawatdaruratan yang memerlukan tindakan kolaborasi
dengan klien dan keluarga.
5) Memberikan asuhan pada BBL dengan resiko tinggi dan yang
mengalami komplikasi serta kegawatdaruratan yang
memerlukan pertolongan pertama dengan tindakan kolaborasi
dengan meliatkan klien dan keluarga.
6) Memberikan asuhan kebidanan pada balita dengan resiko
tinggi dan yang mengalami komplikasi serta kegawatdaruratan
yang memerlukan tindakan kolaborasi dengan melibatkan
keluarga.
c. Tugas Ketergantungan / Merujuk
meliputi :
1) Menerapkan manajemen kebidanan pada setiap asuhan
kebidanan sesuai dengan fungsi rujukan keterlibatan klien dan
keluarga.
2) Memberikan asuhan kebidanan melalui konsultasi dan rujukan
pada ibu hamil dengan resiko tinggi dan kegawat daruratan.
3) Memberikan asuhan kebidanan melalui konsultasi dan rujukan
pada masa persalinan dengan penyulit tertentu dengan
melibatkan klien dan keluarga.
4) Memberikan asuhan kebidanan melalui konsultasi dan rujukan
pada ibu dalam masa nifas dengan penyulit tertentu dengan
kegawatdaruratan dengan melibatkan klien dan keluarga.
5) Memberikan asuhan kebidanan pada BBL dengan kelainan
tertentu dan kegawatdaruratan yang memerlukan konsultasi
dan rujukan dengan melibatkan keluarga.
6) Memberikan asuhan kebidanan pada anak balita dengan
kelainan tertentu dan kegawatan yang memerlukan konsultasi
dan rujukan dengan melibatkan keluarga.
2. Peran Sebagai Pengelola

Sebagai pengelola bidan memiliki 2 tugas yaitu tugas pengembangan


pelayanan dasar kesehatan dan tugas partisipasi dalam tim.

a. Pengembangkan Pelayanan Dasar Kesehatan


meliputi :

4
1) Mengkaji kebutuhan terutama yang berhubungan dengan
kesehatan ibu dan anak untuk meningkatkan serta
mengembangkan program pelayanan kesehatan di wilayah
kerjanya bersama tim kesehatan dan pemuka
masyarakat.
2) Menyusun rencana kerja sesuai dengan hasil kajian bersama
masyarakat.
3) Mengelola kegiatan pelayanan kesehatan khususnya KIA/KB
sesuai dengan rencana.
4) Mengkoordinir, mengawasi dan membimbing kader dan dukun
atau petugas kesehatan lain dalam melaksanakan program/
kegiatan pelayanan KIA/KB
5) Mengembangkan strategi untuk meningkatkan kesehatan
masyarakat khususnya KIA KB termasuk pemanfaatan sumber
yang ada pada program dan sektor terkait.
6) Menggerakkan dan mengembangkan kemampuan masyarakat
serta memelihara kesehatannya dengan memanfaatkan potensi
yang ada.
7) Mempertahankan dan meningkatkan mutu serta keamanan
praktik profesional melalui pendidikan, pelatihan, magang, dan
kegiatan dalam kelompok profesi.
8) Mendokumentasikan seluruh kegiatan yang telah dilaksanakan.
b. Berpartisipasi Dalam Tim
meliputi :
1) Bekerjasama dengan Puskesmas, institusi lain sebagai anggota
tim dalam memberi asuhan kepada klien bentuk konsultasi,
rujukan & tindak lanjut.
2) Membina hubungan baik dengan dukun bayi, kader kesehatan,
PLKB dan masyarakat.
3) Melaksanakan pelatihan serta membimbing dukun bayi, kader
dan petugas kesehatan lain.
4) Memberikan asuhan kepada klien rujukan dari dukun bayi.
5) Membina kegiatan yang ada di masyarakat yang berkaitan
dengan kesehatan.
3. Peran Sebagai Pendidik

5
Sebagai pendidik bidan mempunyai 2 tugas yaitu sebagai pendidik
dan penyuluh kesehatan bagi klien serta pelatih dan pembimbing kader,
meliputi :

a. Memberikan pendidikan dan penyuluhan kesehatan kepada


individu, keluarga dan masyarakat tentang penanggulanagan
masalah kesehatan khususnya KIA/KB.
b. Melatih dan membimbing kader termasuk siswa
bidan/keperawatan serta membina dukun di wilayah kerjanya.
4. Peran sebagai peneliti

Melakukan investigasi atau penelitian terapan dalam bidang


kesehatan baik secara mandiri maupun kelompok.

a. Mengidentifikasi kebutuhan investigasi/penelitian

b. Menyusun rencana kerja

c. Melaksanakan investigasi

d. Mengolah dan menginterpretasikan data hasil investigasi

e. Menyusun laporan hasil investigasi dan tindak lanjut

f. Memanfaatkan hasil investigasi untuk meningkatkan dan


mengembangkan program kerja atau pelayanan kesehatan.

2.1.2 Fungsi Bidan


Fungsi adalah kegunaan suatu hal, daya guna, jabatan (pekerjaan) yang
dilakukan, kerja bagian tubuh.
Fungsi bidan adalah sebagai berikut:
1. Fungsi Pelaksana

mencakup:

a. Melakukan bimbingan dan penyuluhan kepada individu, keluarga,


serta masyarakat (khususnya kaum remaja) pada masa
praperkawinan.

6
b. Melakukan asuhan kebidanan untuk proses kehamilan normal,
kehamilan dengan kasus patologis tertentu, dan kehamilan dengan
risiko tinggi.

c. Menolong persalinan normal dan kasus persalinan patologis


tertentu.

d. Merawat bayi segera setelah lahir normal dan bayi dengan risiko
tinggi

e. Melakukan asuhan kebidanan pada ibu nifas.

f. Memelihara kesehatan ibu dalam masa menyusui

g. Melakukan pelayanan kesehatan pada anak balita dan pcasekolah

h. Memberi pelayanan keluarga berencanasesuai dengan


wewenangnya.

i. Memberi bimbingan dan pelayanan kesehatan untuk kasus


gangguan sistem reproduksi, termasuk wanita pada masa
klimakterium internal dan menopause sesuai dengan
wewenangnya.

2. Fungsi Pengelola

mencakup:

a. Mengembangkan konsep kegiatan pelayanan kebidanan bagi


individu, keluarga, kelompok masyarakat, sesuai dengan kondisi
dan kebutuhan masyarakat setempat yang didukung oleh
partisipasi masyarakat.

b. Menyusun rencana pelaksanaan pelayanan kebidanan di


lingkungan unit kerjanya.

c. Memimpin koordinasi kegiatan pelayanan kebidanan.

7
d. Melakukan kerja sama serta komunikasi inter dan antarsektor
yang terkait dengan pelayanan kebidanan

e. Memimpin evaluasi hasil kegiatan tim atau unit pelayanan


kebidanan.

3. Fungsi Pendidik
mencakup:
a. Memberi penyuluhan kepada individu, keluarga, dan kelompok
masyarakat terkait dengan pelayanan kebidanan dalam lingkup
kesehatan serta KB

b. Membimbing dan melatih dukun bayi serta kader kesehatan sesuai


dengan tanggung jawab bidan.

c. Memberi bimbingan kepada para peserta didik bidan dalam


kegiatan praktik di klinik dan di masyarakat.

d. Mendidik peserta didik bidan atau tenaga kesehatan lainnya sesuai


dengan bidang keahliannya.

4. Fungsi Peneliti

mencakup:

a. Melakukan evaluasi, pengkajian, survei, dan penelitian yang


dilakukan sendiri atau berkelompok dalam lingkup pelayanan
kebidanan.

b. Melakukan penelitian kesehatan keluarga dan KB.

2.2 Teori dan Konseptual Asuhan Kebidanan


2.2.1 Teori Kebidanan
Teori adalah penjelasan dari suatu kejadian dan fenomena.
Berikut teori-teori dalam kebidanan :
1. Teori Reva Rubin
Teori ini menekankan pada pencapaian peran sebagai ibu, untuk
mencapai peran ini seorang wanita memerlukan proses belajar melalui
serangkaian aktivitas atau latihan.

8
Menurut Reva Rubin, seorang wanita sejak hamil sudah memiliki
harapan-harapan antara lain:
a. Kesejahteraan ibu dan bayi
b. Penerimaan dari masyarakat
c. Penentuan identitas diri
d. Mengetahui tentang arti memberi dan menerima
Tahap - tahap psikologis yang biasa dilalui oleh calon ibu dalam
mencapai perannya:
1. Anticipatory stage
Seorang ibu mulai melakukan latihan peran dan memerlukan
interaksi dengan anak yang lain.
2. Honeymoon stage

Ibu mulai memahami sepenuhnya peran dasarnya dan dibantu


oleh anggota keluarga lainnya.

3.Plateu stage

Ibu akan mencoba apakah ia mampu berperan sebagai seorang ibu


dan ibu memerlukan waktu beberapa minggu sampai ibu kemudian
melanjutkan sendiri.

4. Disengagement

Merupakan tahap penyelesain latihan peran sudah berakhir.

Reaksi umum pada kehamilan :


a. Trimester I
Ambivalen, takut, fantasi, khawatir.
b. Trimester II
Perasaan lebih enak, meningkatnya kebutuhan untuk mempelajari
tentang perkembangan dan pertumbuhan janin, menjadi narsistik,
pasif, introvert, kadang egosentrik dan self centered.
c. Trimester III
Berperasaan aneh, sembrono, jelek menjadi introvert,
merefleksikan terhadap pengalaman masa kecil.
Tiga aspek yang diidentifikasi dalam peran ibu :

9
1. Gambaran tentang idaman
Seorang ibu muda akan mempunyai seseorang yang dijadikannya
contoh.
2. Gambaran tentang diri
Gambaran diri seorang wanita adalah bagaimana seorang wanita
tersebut memandang dirinya sebagai bagian dari pengalaman
dirinya.
3. Gambaran tubuh
Gambaran tentang tubuh berhubungan dengan perubahan fisik
yang terjadi selama kehamilan dan perubahan yang spesifik yang
terjadi selama kehamilan dan setengan melahirkan.

Proses pelaksanaan peran seorang ibu :

1. Mimicry (peniruan)
Wanita meniru perilaku wanita lain dengan melihat, mendengar,
dan merasakan pengalaman menjadi seorang ibu.
2. Role play (mencoba bermain peran)
Menciptakan kondisi dimasa yang akan datang secara sengaja.
Misalnya berlatih merawat bayi.
3. Fantasy (menghayal)
Wanita menghayalkan dirinya dimasa yang akan datang. Misalnya
seperti apa proses persalinannya nanti.
4. Introjection- projection- rejection (pengolahan pesan)
Wanita mencoba mengolah pesan dan membandingkan gambaran
ideal tentang seorang ibu dengan keadaan dirinya sendiri.
5. Grift-work (evaluasi)
Wanita harus mengevaluasi hasil tindakannya dimasa lalu dan
menghilangkan tindakan yyang ia anggap sudak tidak tepat lagi.

Tahapan aktifitas penting sebelum seseorang menjadi seorang ibu,


yaitu :
1. Taking on
Seorang wanita dalam pencapaiaan sebagai ibu akan memulainya
dengan meniru dan melakukan peran seorang ibu.

10
2. Taking in
Seorang wanita sedang membayangkan peran yang dilakukannya
introjektion, projection dan rejection merupakan tahap di mana
wanita membedakan model-model yang sesuai dengan keinginannya.
3. Letting go
Wanita mengingat kembali proses dan aktifitas yang sudah di
lakukannya. Pada tahap ini seorang akan meninggalkan perannya di
masa lalu.

Tahapan adaptasi psikososial pada masa post partum, yaitu :


1. Taking In
Wanita meniru dan melakukan peran ibu (1-2 setelah post pastum)
Ibu masih pasif dan tergantung pada orang lain
Perhatian ibu tertuju pada ke khawatiran pada perubahan
tubuhnya
Ibu akan mengulangi pengalaman-pengalaman ketika
melahirakan
Memerlukan ketenangan dalam tidur untuk mengembalikan
keadaan tubuh kekondisi normal.
Nafsu makan ibu biasanya bertambah sehingga membutuhkan
peningkatan nutrisi. Kurangnya nafsu makan menandakan
proses pengembalian kondisi tubuh tidak berlangsung normal.
2. Taking Hold
Terjadi 2-4 hari post partum.
Ibu memperhatikan kemampuan menjadi orang tua dan
meningkatkan tanggung jawab akan bayinya
Ibu memfokuskan perhatian pada pengontrolan fungsi tubuh,
BAK, BAB dan daya tahan tubuh.
Ibu cenderung terbuka menerima nasihat bidan dan kritikan
pribadi.
Ibu berusaha untuk menguasai keterampilan merawat bayi
seperti menggendong, menyusui, memandikan dan mengganti
popok.
Kemungkinan ibu mengalami depresi postpartum karena
merasa tidak mampu membesarkan bayinya.
3. Letting Go
Kondisi dimana ibu merasa berduka (4-10 hari post partum)
Terjadi setelah ibu pulang ke rumah dan di pengaruhi oleh
dukungan serta perhatian keluarga.

11
Ibu sudah mengambil tanggung jawab dalam merawat bayi dan
memahami kebutuhan bayi sehingga akan mengurangi hak ibu
dalam kebebasan dan hubungan sosial.

2. Teori Jean ball


(teori kursi goyang = keseimbangan emosional ibu)
Tujuan Asuhan maternitas pada teori ini adalah agar ibu mampu
melaksanakan tugasnya sebagai ibu baik fisik maupun psikologis.
Tujuan teori Jean ball adalah memungkinkan seorang wanita sukses
menjadi seorang ibu sehingga ia mampu melaksanakan tugasnya baik
fisik, psikologis, dan emosional.
Ball menemukan teori kursi goyang terdiri dari tiga elemen, yaitu:

a. Pelayanan maternitas
b. Pandangan masyarakat terhadap keluarga
c. Sisi penyangga atau support terhadap kepribadian keluarga

Kesejahteraan seorang wanita sangat tergantung terhadap efektivitas


ketiga elemen tersebut.

3. Teori Ramora T. Mercer


Teori Marcer lebih menekankan pada stress antepartum dan
pencapaian peran ibu.
1) Efek Stress Anterpartum
Stress anterpartum adalah komplikasi dari resiko kehamilan dan
pengalaman negatif dari hidup seorang wanita.
Tujuan asuhan yang di berikan adalah memberikan dukungan
selama hamil untuk mengurangi ketidak percayaan ibu.
Penilitian Mercer menunjukkan ada enam faktor yang
berhubungan dengan status kesehatan ibu, yaitu:
a. Hubungan Interpersonal
b. Peran keluarga
c. Stress anterpartum
d. Dukungan social
e. Rasa percaya diri
f. Penguasaan rasa takut, ragu dan depresi
2) Pencapaian peran ibu
Empat tahapan dalam melaksanakan peran ibu menuru Mercer :
a. Anticiparatory

12
Sebelum menjadi ibu, wanita mulai melakukan penyesuaian
sosial dan psikologis dengan mempelajsri segala sesuatu yang di
butuhkan untuk menjadi seorang ibu.
Contoh : Latihan masak, belajar tentang ASI, belajar perawatan
anak, dll.
b. Formal
Wanita memasuki peran ibu yang sebenarnya, bimbingan peran
di butuhkan sesuai dengan kondisi sistem sosial.
c. Informal
Di mana wanita telam mampu menemukan jalan dalam
melaksanakan perannya
d. Personal
Merupakan peran terakhir, di mana wanita telah mahir melakukan
perannya sebagai ibu.
Sebagai bahan perbandingan, Reva Rubin menyebutkan peran ibu
telah di mulai sejak ibu menginjak kehamilan pada masa 6 bulan
setelah melahirkan, tetapi menurut Mercer mulainya peran ibu
adalah setelah bayi bayi lahir 3-7 bulan setelah dilahirkan.

Faktor-faktor yang mempengaruhi wanita dalam pencapaian


peran ibu yaitu :
a. Faktor Ibu
o Umur ibu pada waktu melahirkan anak pertama lahir
o Persepsi ibu pada waktu melahirkan anak pertama kali
o Memisahkan ibu dan anak secepatnya
o Stress sosial
o Dukungan sosial
o Konsep diri
o Sifat pribadi
o Sikap terhadap membesarkana nak
o Status kesehatan ibu
b. Faktor bayi
o Tempramen
o Kesehatan bayi
c. Faktor-faktor lain
o Status sosial budaya
o Status perkawinan
o Status sosial ekonomi
Faktor-faktor pendukung pencapaian peran ibu :

13
a. Emosional Support
Perasaan mencintai, penuh perhatian, percaya dan mengerti.
b. Informasional Support
Membantu individu untuk menolong dirinya sendiri dengan
memberikan informasi yang berguna dan berhubungan dengan
masalah.
c. Phisical Support
Pertolongan yang langsung seperti membantu merawat bayi
dan memberikan dukungan dana.
d. Appraisal Support
Berupa informasi yang menjelaskan tentang peran pelaksanaan
bagaimana ia menampilkan dalam peran, sehingga
memungkinkan individu mampu mengevaluasi dirinya sendiri
yang berhubungan dengan penampilan orang lain.

4. Teori Ela Joy Lehrman


Dalam teori ini Lehrman menginginkan agar bidan dapat melihat
semua aspek praktik dalam memberikan asuhan pada ibu hamil dan
memberikan pertolongan pada persalinan.

Lehrman mengemukakan 8 konsep yang penting dalam pelayanan


antenatal :
1. Asuhan yang berkesinambungan
2. Keluarga sebagai pusat asuhan
3. Pendidikan dan konseling merupakan bagian dari asuhan
4. Tidak ada intervensi dalam asuhan
5. Fleksibilitas dalam asuhan
6. Keterlibatan dalam asuhan
7. Advokasi dari klien
8. Waktu

Dari delapan komponen yang dibuat oleh Lehrman tersebut


kemudian diuji cobakan oleh Morten pada pasien postpartum.
Dari hasil penerapan tersebut Morten menambahkan 3 komponen
lagi ke dalam 8 komponen yang telah dibuat oleh Lehrman, yaitu :
1. Tehnik terapeutik

14
Proses komunikasi sangat bermanfaat dalam proses
perkembangan dan penyembuhan, misalnya : mendengar aktif,
mengkaji, mengklarifikasi, sikap yang tidak menuduh, pengakuan,
fasilitas, pemberian ijin.
2. Pemberdayaan (Empowerment)
Bidan melalui penampilan dan pendekatannya akan meningkatkan
kemampuan pasien dalam mengoreksi, memvalidasi, menilai dan
memberi dukungan.
3. Hubungan sesama (Lateral Relationship)
Menjalin hubungan yang baik terhadap klien bersikap terbuka,
sejalan dengan klien, sehingga antara bidan dan kliennya nampak
akrab, misalnya sikap empati atau berbagi pengalaman.
5. Teori Ernestine Wiedenbach
Wiedenbach mengembangkan teorinya secara induktif berdasarkan
pengalaman dan observasinya dalam praktek.

Wiedenbach menemukan 5 konsep dari realitas keperawatan :


1) Agent : Perawat, bidan, atau tenaga kesehatan lain
2) Recipient : wanita, keluarga, dan masyarakat.
Wiedenbach sendiri berpandangan bahwa recipient adalah
individu yang berkompeten dan mampu menentukan kebutuhannya.
Seorang bidan akan menggunakan pengetahuan, keterampilan,
spiritual, dan sumber daya material untuk mengidentifikasi
kebutuhan klien, serta melakukan validasi dan koordinasi kepada
klien, dalam memberikan pertolongan kepada klien atau memenuhi
kebutuhan klien.
3) Goals (tujuan)
Disadari bahwa kebutuhan masing-masing individu perlu
diketahui sebelum menentukan goal. Bila sudah diketahui kebutuhan
ini, maka dapat diperkirakan goal yang akan dicapai dengan
mempertimbangkan tingkah laku fisik : emosional, atau fisiological
yang berbeda dari kebutuhan normal.
4) Means (cara/metode mencapai tujuan)
Untuk mencapai tujuan dari asuhan kebidanan, Wiedenbach
menentukan beberapa tahap yaitu :
Identifikasi kebutuhan klien

15
Ministration/memberikan dukungan dalam mencari
penolongan yang dibutuhkan
Validation : bantuan yang diberikan sesuai dengan kebutuhan
klien
Co-ordination dengan ketenangan yang direncanaka untuk
memberikan bantuan.
5) Frame Work (kerangka kerja) : Organisasi sosial dan lingkungan
profesional.

2.2.2 Model Konseptual Asuhan Kebidanan


Model konseptual asuhan kebidanan adalah tolak ukur bagi bidan dalam
memberikan asuhan kebidanan.
Model konseptual asuhan kebidanan :
Midwifery Care
1. Pengertian
Midwifery Care (Asuhan Kebidanan) adalah penerapan fungsi dan
kegiatan yang menjadi tanggung jawab bidan dalam memberikan
pelayanan kepada klien yang mempunyai kebutuhan/masalah dalam
bidang kesehatan ibu masa hamil, masa persalinan, nifas, bayi setelah
lahir serta keluarga berencana.
2. Model asuhan kebidanan
Model asuhan kebidanan didasarkan pada prinsip-prinsip sayang ibu.
Adapun prinsip-prinsip asuhan kebidanan adalah sebagai berikut :
1) Memahami bahwa kelahiran anak merupakan suatu proses
alamiah dan fisiologis.
2) Menggunakan cara-cara yang sederhana, tidak melakukan
intervensi tanpa adanya indikasi sebelum berpaling ke teknologi.
3) Aman, berdasarkan fakta, dan memberi kontribusi pada
keselamatan jiwa ibu.
4) Terpusat pada ibu, bukan terpusat pada pemberian asuhan
kesehatan/lembaga (Sayang Ibu).
5) Menjaga privacy serta kerahasiaan ibu.
6) Membantu ibu agar merasa aman, nyaman dan didukung secara
emosional.
7) Memastikan bahwa kaum ibu mendapatkan informasi, penjelasan
dan konseling yang cukup.

16
8) Mendorong ibu dan keluarga agar menjadi peserta aktif dalam
membuat keputusan setelah mendapat penjelasan mengenai
asuhan yang akan mereka dapatkan.
9) Menghormati praktek-praktek adat, dan keyakinan agama mereka.
10) Memantau kesejahteraan fisik, psikologis, spiritual dan sosial
ibu/keluarganya selama masa kelahiran anak
11) Memfokuskan perhatian pada peningkatan kesehatan dan
pencegahan penyakit.
3. Proses Asuhan Kebidanan
Proses asuhan kebidanan adalah dinamis, tanggung jawab terhadap
perubahan status kesehatan setiap wanita, dan mengantisipasi masalah-
masalah potensial sebelum terjadi.
Para bidan melibatkan ibu dan keluarganya dalam asuhannya pada
seluruh bagian dalam proses pengambilan keputusan, dan dalam
pengembangan rencana asuhan kesehatan kehamilan dan pengalaman
melahirkan.
4. Komponen Asuhan Kebidanan
Komponen-komponen asuhan kebidanan di Indonesia dalam
Kompetensi Bidan Di Indonesia dikelompokkan dalam 2 kategori,
yaitu :
a. Kompetensi inti/dasar
Merupakan kompetensi minimal yang mutlak dimiliki oleh bidan.
Kompetensi inti tersebut difokuskan pada seputar kehamilan dan
kelahiran.
b. Kompetensi tambahan/lanjutan
Merupakan pengembangan dari pengetahuan dan keterampilan
dasar untuk mendukung tugas bidan dalam memenuhi
tuntutan/kebutuhan masyarakat yang sangat dinamis serta
perkembangan IPTEK.
Seperti : Pengawasan pelayanan kesehatan masyarakat di
posyandu (tindakan dan pencegahan), penyuluhan dan pendidikan
kesehatan reproduksi wanita, keluarga dan masyarakat termasuk
persiapan menjadi orang tua, menentukan pilihan KB, deteksi
kondisi abnormal pada ibu dan bayi.

17
5. Asuhan Kebidanan Yang Berkualitas : 5 Benang Merah Asuhan
Persalinan
Dalam asuhan kebidanan yang berkualitas, ada 5 aspek benang
merah asuhan kebidanan yaitu:
a. Asuhan Sayang Ibu
Cara untuk memahami asuhan sayang ibu adalah dengan
menanyakan pada diri kita sendiri SEPERTI INIKAH ASUHAN
YANG SAYA INGIN DAPATKAN? Bagian dari ini juga
merupakan asuhan sayang bayi.
b. Pencegahan Infeksi
Cara praktis, efektif dan ekonomis melakukan pencegahan infeksi
(seperti mencuci tangan, menggunakan sarung tangan dan pelindung,
melakukan pemrosesan disinfeksi alat-alat dan pembuangan sampah
yang aman).
c. Pengambilan Keputusan Klinik
Pengambilan keputusan klinik yang efektif adalah selama proses
penatalaksanaan kebidanan. Keputusan klinik yang dibuat oleh bidan
sangat menentukan kepastian persalinan yang aman. Dengan
menggunakan pendekatan manajemen proses kebidanan, para bidan
dapat mengumpulkan data dengan sistematis, menginterpretasikan
data dan membuat keputusan sesuai dengan asuhan yang dibutuhkan
pasien.
d. Pencatatan (Dokumentasi)
Karena bidan menggunakan proses penatalaksanaan kebidanan
untuk membuat keputusan, maka ia harus mencatat temuan dan
membuat keputusannya. Hal ini sangat penting untuk diingat bahwa
jika temuan tidak dilaporkan, maka seolah ia tidak melakukan apa-
apa.
e. Rujukan
Rujukan pada institusi yang tepat serta tepat waktu dimana
asuhan yang dibutuhkan tersedia akan menyelamatkan nyawa ibu.

18
Ketika merujuk, bidan harus selalu ingat, siapa, kapan, kemana dan
bagaimana merujuk agar ibu dan bayi tetap selamat.
6. Etika Dalam Asuhan Kebidanan
Pada umumnya bidan mampu mengambil keputusan berdasarkan
nalurinya. Karena asuhan kebidanan merupakan asuhan yang komplek,
maka para bidan sebelumnya dapat mengembangkan nalurinya selama
memberikan asuhan.
Seiring berjalannya waktu, organisasi bidan mengembangkan kode
etik profesi sebagai pedoman. Salah satu contohnya adalah kode etik
Bidan Internasional (International Confederation of Midwives of
Ethics).
Kode etik praktek dan perilaku bidan harus dipakai untuk
memfasilitasi alasan etis dan meningkatkan asuhan dan bukan untuk
memberikan penilaian moral tentang perilakunya.
2.3 Manajemen Kebidanan
Manajemen kebidanan adalah pendekatan yang digunakan oleh bidan dalam
menerapkan metode pemecahan masalah secara sistematis mulai dari pengkajian,
analisis data, diagnosa kebidanan, perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi. (50
tahun IBI, 2007)
Menurut Hellen Varney (1997), manajemen kebidanan adalah proses
pemecahan masalah yang digunakan sebagai metode untuk mengorganisasikan
pikiran dan tindakan berdasarkan teori ilmiah, penemuan-penemuan, keterampilan
dalam tahapan yang logis untuk pengambilan suatu keputusan terfokus pada klien.
Prinsip-prinsip manajemen kebidanan :
1. Minimalkan rasa tidak nyaman baik fisik maupun emosional
2. Jaga privacy klien
3. Adaptasikan pola pendekatan ke klien dengan tepat
4. Beri kesempatan kepada klien untuk mendapatkan dukungan
5. Saling bertukar informasi
6. Beri kesempatan klien untuk bertanya
7. Dukung hak klien untuk membuat dan bertanggung jawab terhadap setiap
keputusan mengenai perawatan
8. Komunikasikan dengan tim kesehatan
9. Terima tanggung jawab dalam membuat keputusan dan konsekuensinya
10 Kembangkan lingkungan yang saling menghargai di setiap interaksi
profesional
Langkah-langkah manajemen kebidanan varney :

19
1. Pengumpulan data
Pada langkah ini dilakukan pegumpulan informasi yang akurat dan
lengkap dari semua sumber yang berkaitan dengan kondisi klien.
Pengumpulan data bertujuan untuk menilai/ menganalisa keadaan klien
secara keseluruhan melalui data subjektif maupun objektif.
Data subjektif
Merupakan data yang diperoleh bidan melalui anamnes, meliputi
biodata, keluhan utama, riwayat obstetri, riwayat kesehatan dan latar
belakang sosial budaya)
Data Objektif
Merupakan data yang diperoleh bidan melalui pemeriksaan, baik
pemeriksaan fisik, khusus maupun pemeriksaan penunjang.
2. Menginterpretasikan data
Tujuannya adalah untuk mengidentifikasi diagnosa, masalah dan
kebutuhan.
Diagnosa adalah kesimpulan keadaan pasien setelah bidan melakukan
anamnesa dan pemeriksaan.
Masalah adalah sesuatu yang dikeluhkan pasien.
Seperti : Ibu hamil yang tidak mau makan dan muntah terus menerus.
Kebutuhan adalah sesuatu yang tidak dikeluhkan pasien namun
dibutuhkan ibu.
Seperti : Pemberian tablet Fe pada trimester 2 walaupun Hb ibu hamil
baik.

3. Mengidentifikasi diagnosa potensial dan mengantisipasi penanganannya.


Diagnosa potensial adalah diagnosa yang mungkin terjadi berdasarkan
diagnosa yang ada sekarang.
Contohnya : Ibu hamil yang menderita anemia rendah jika tidak ditangani
secara cepat maka akan mengakibatkan anemia sedang yang akan berujung
pada persalinan prematur.
4. Menetapkan kebutuhan tindakan segera (konsultasi, kolaborasi dengan tenaga
lain serta rujukan berdasarkan kondisi klien)
5. Menyusun rencana secara menyeluruh yang bersifat intruksi
6. Pelaksanaan
Dimana rencana yang telah disusun secara menyeluruh di laksanakan.
7. Evaluasi
Artinya adalah rencana yang telah dilaksanakan dikaji ulang apakah bisa
mengatasi masalah klien tersebut atau tidak.
2.4 Sistem Penghargaan Bidan
Sistem penghargaan bidan terdiri dari reward dan sanksi.
1. Reward

20
yaitu penghargaan yang sifatnya menyenangkan yang diberikan kepada
bidan yang telah menjalankna tugasnya dengan baik.
Reward bertujuan untuk meningkatkan citra bidan dan IBI di
masyarakat, memberikan penghargaan pada bidan atas darma baktinya
kepada KIA khususnya san pada masyarakat umumnya, meningkatkan
motivasi bidan dalam berkarya dalam meningkatkan kualitas pelayanan
kebidanan, dsb.
Kriteria Reward dalam sistem Penghargaan Bidan sebagai berikut :
1) Adanya kontribusi dan pengabdian untuk :
Ikut mensukseskan program-program kesehatan
Ikut aktif dan melibatkan diri dalam kegiatan penyuluhan
dilingkungan sekitarnya
2) Kemandirian, artinya tetap memberikan kontribusi dengan atau tanpa
subsidi dari pemerintah.
3) Administrasi dan manajemen untuk menerapkan prinsip-prinsip
administrasi dan manajemen yang baik.
2. Sanksi
adalah penilaian yang sifatnya menyakitkan atau hukuman yang
biasanya diberikan kepada bidan yang melanggar peraturan.
Sanksi berlaku bagi bidan yang melanggar kode etik dan hak /
kewajiban bidan yang telah diatur oleh organisasi profesi,karena kode etik
bidan merupakan norma yang berlaku bagi anggota IBI dalam
menjalankan praktek profesinya yang telah disepakati dalam Kongres
Nasional IBI.
Tujuan sanksi sendiri yaitu untuk memberikan hukuman kepada bidan
yang menjalankan tugasnya tidak sesuai dengan peraturan dan perundang-
undangan yang berlaku.
Selain bidan mendapatkan reward dan sanksi, penghargaan yang di
dapatkan bidan adalah dalam bentuk pengakuan profesi dan pemberian
kewenangan/hak untuk menjalankan praktik sesuai dengan kompetensi
yang dimiliki.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia edisi ke-3,hak adalah
kewenangan untuk berbuat sesuatu yang telah ditentukan oleh undang-
undang atau aturan tertentu. Bidan di Indonesia memiliki organisasi
profesi yaitu Ikatan Bidan Indonesia atau IBI yang mengatur hak dan
kewajiban serta penghargaan dan sanksi bagi bidan.

21
Hak bidan, meliputi :
a. Bidan berhak mendapat perlindungan hukum dalam melaksanakan
tugas sesuai dengan profesinya.
b. Bidan berhak untuk bekerja sesuai dengan standar profesi pada setiap
tingkat jenjang pelayanan kesehatan.
c. Bidan berhak menolak keinginan pasien/klien dan keluarga yang
bertentangan dengan peraturan perundangan,dan kode etik profesi.
d. Bidan berhak atas privasi dan menuntut apabila nama baiknya
dicemarkan baik oleh pasien,keluarga ataupun profesi lain.
e. Bidan berhak atas kesempatan untuk meningkatkan diri baik melalui
pendidikan maupun pelatihan.
f. Bidan berhak memperoleh kesempatan untuk meningkatkan jenjang
karir dan jabatan yang sesuai.
g. Bidan berhak mendapatkan kompensasi dan kesejahteraan yang
sesuai.

Wewenang bidan ,antara lain:


a. Pemberian kewenangan lebih luas kepada bidan untuk mendekatkan
pelayanan kegawatan obstetrik dan neonatal.
b. Bidan harus melaksanakan tugas kewenangan sesuai standar profesi,
memiliki kemampuan dan keterampilan sebagai bidan, mematuhi dan
melaksanakan protap yang berlaku di wilayahnya dan bertanggung
jawab atas pelayanan yang diberikan dengan mengutamakan
keselamatan ibu dan bayi.
c. Pelayanan kebidanan kepada wanita oleh bidan meliputi pelayanan
pada masa pranikah termasuk remaja putri dan prahamil,kehamilan,
persalinan, nifas, menyusui, dan masa antara kehamilan.

2.5 Pendidikan Berkelanjutan dan Prinsip Pengembangan Karir Bidan


2.5.1 Pendidikan Berkelanjutan Bidan
1. Pengertian
Pendidikan berkelanjutan bidan adalah suatu usaha untuk
meningkatkan kemampuan teknis, hubungan antar manusia dan

22
moral bidan sesuai dengan kebutuhan pekerjaan atau pelayanan dan
standart yang telah ditentukan melalui pendidikan formal dan non
formal.
2. Tujuan dan Sasaran
a. Tujuan Pendidikan Berkelanjutan
Pemenuhan standar yang ditentukan olek Organisasi IBI.
Meningkatkan produktivitas kerja
Efisiensi
Pendidikan bidan yang berkelanjutan akan melahirkan
bidan yang kompeten dibidangnya sehingga meningkatkan
efisiensi kerja bidan dalam memeberi pelayanan yang terbaik
bagi klien.
Meningkatkan kualitas pelayanan
Meningkatkan moral
Selain pengetahuan dan keterampilan dalam memberikan
pelayanan yang menjadi perhatian, tetapi moralitas dan etika
bidan juga di perhatikan.
Meningkatkan karier
Peluang peningkatan karier akan semakin besar seiring
peningkatan kualitas pelayanan, performa dan prestasi kerja.
Meningkatkan kemampuan konseptual
Kemampuan intelektual dan konseptual bidan dalam
menangani kasus pasien akan terasah sehingga bidan dapat
memberi asuhan kebidanan dengan tepat.
Imbalan (Kompensasi)
Asuhan bidan yang berkualitas akan menarik konsumen dan
meningkatkan penghargaan atas pelayanan yang diberikan.
Meningkatkan kepuasan konsumen
b. Sasaran Pendidikan Berkelanjutan
Bidan praktik swasta
Bidan berstatus pegawai negeri
Tenakes lainnya
Kader kesehatan
Dukun beranak
Masyarakat umum
3. Jenis Pendidikan Berkelanjutan
a. Pendidikan Formal : dirancang dan diselenggarakan oleh
pemerintah dan swasta dengan dukungan IBI adalah Program
D III dan D IV Kebidanan. Pemerintah juga menyediakan dana

23
bagi bidan (disektor pemerintah) untuk tugas belajar ke luar
negeri.
b. Pendidikan Non Formal : dilaksanakan melalui program
pelatihan, magang, seminar atau lokakarya.

2.5.2 Prinsip Pengembangan Karir Bidan


Pengembangan karir bidan merupakan kondisi yang menunjukkan
adanya peningkatan jenjang jabatan dan jenjang pangkat bagi seorang
bidan pada suatu organisasi dalam jalur karir yang telah ditetapkan dalam
suatu organisasi.

Pengembangan karier bidan meliputi :


1. Karier Fungsional
Pengembangan karier bidan secara fungsional akan menjadikan
bidan nantinya sebagai pelaksana, pengelola, pendidik, peneliti, dan
bidan koordinator.
2. Karier Struktural
Karier dapat dicapai oleh bidan di tiap tatanan pelayanan
kebidanan atau pelayanan kesehatan sesuai dengan tingkat
kemampuan, kesempatan dan kebijakan yang ada. Artinya jika bidan
mempunyai kemampuan yang baik dan juga mempunyai
kepemimpinan maka seorang bidan bisa menjadi Kepala Instansi
Kesehatan.

2.6 Usaha Jasa Pelayanan dan Praktik Kebidanan Secara mandiri


maupun Berkesinambungan
Pemasaran jasa asuhan kebidanan adalah suatu kegiatan menjual produk
yang berupa komoditi tertentu seperti pelayanan, ide atau gagasan dengan
mengaitkan pada kebutuhan atau minat masyarakat. Pamasaran juga
merupakan hal yang sangat penting bagi seorang bidan dalam penyediaan jasa
dalam bentuk pelayanan maupun asuhan kebidanan.
Pemasaran sosial jasa asuhan kebidanan berdasarkan kepada kebutuhan,
keinginan, permintaan, dan kepuasaan masyarakat terhadap kesehatan.
Salah satu tujuan dari pemasaran sosial jasa asuhan kebidanan adalah
menurunkan sensitifitas klien pada tarif. Contohnya : seorang bidan
memasarkan obat sesuai dengan harga standar operasional obat tersebut.
Dengan bidan memasarkan obat tersebut, klien dapat mengetahui harga standar

24
dari obat tersebut, sehingga jika klien membelinya di apotek tidak tertipu
dengan harga yang dijual.
Pemasaran jasa asuhan kebidanan mempunyai peran yang sangat penting,
yaitu menciptakan diferensiasi. Contohnya dalam hal pelayanan. Seorang bidan
harus memberikan pelayanan yang berbeda dengan bidan lainnya agar bisa
memikat klien untuk datang kepadanya.
Proses pemasaran jasa asuhan kebidanan sebagai berikut :
1. Mencari bantuan dan bekerjasama dengan tenaga kesehatan lainnya.
2. Melakukan riset untuk mengetahui tanggapan masyarakat atau tenaga
kesehatan terhadap pelayanan yang akan diberikan.
3. Menyusun strategi pemasaran pelayanan yang akan diberikan tersebut.
4. Monitoring dan evaluasi terhadap pelayanan yang akan diberikan
mengenai kelebihan dan kekurangan pelayanan tersebut.
5. Melaksanakan proses pemasaran pelayanan tersebut.
Dalam memberikan pelayanan kesehatan/kebidanan, seorang bidan harus
mengetahui batasan-batasan pelayanan kesehatan/kebidanan. Batasan
pelayanan kesehatan menurut Levey dan Loomba (1973) mengandung hal-hal
sebagai berikut :
1. Usaha sendiri
Setiap usaha pelayanan kesehatan bisa dilakukan sendiri ditempat
pelayanan. Misalnya pelayanan bidan praktek mandiri.
2. Usaha lembaga atau organisasi
Setiap usaha pelayanan kesehatan dilakukan secara kelembagaan atau
organisasi kesehatan ditempat pelayanan. Misalnya pelayanan kesehatan
masyarakat di puskesmas.
3. Memiliki tujuan yang dicapai
Tiap pelayanan kesehatan memiliki produk yang beragam yang pada
tujuan pokoknya adalah peningkatan derajat kesehatan masyarakat atau
perorangan.
4. Lingkup program
Lingkup pelayanan kesehatan meliputi kegiatan pemeliharaan
kesehatan, peningkatan kesehatan, pencengah penyakit, penyembuhan
penyakit, pemulihan kesehatan, atau gabungan dari keseluruhan.
5. Sasaran pelayanan

25
Tiap pelayanan kesehatan menghasilkan sasaran yang berbeda,
tergantung dari program yang akan dilakukan, bisa untuk perseorangan,
keluarga, kelompok ataupun untuk masyarakat secara umum .

Syarat pelayanan kesehatan/kebidanan yaitu :


1. Tersedia dan berkesinambungan
Syarat pokok pertama pelayanan kesehatan yang baik adalah pelayanan
tersebut harus tersedia di masyarakat (available) serta bersifat
berkesinambungan (continuous). Artinya semua jenis pelayanan kesehatan
yang dibutuhkan oleh masyarakat dan mudah dicapai oleh masyarakat.
2. Dapat diterima dan wajar
Artinya pelayanan kesehatan tersebut tidak bertentangan dengan adat
istiadat, kebudayaan, keyakinan, kepercayaan masyarakat dan bersifat
wajar.
3. Mudah dicapai, terutama dari sudut lokasi tempat pelayanan kesehatan
tersebut.
4. Mudah dijangkau, terutama dari sudut biaya.
Artinya pelayanan yang diberikan bidan sesuai dengan ekonomi
masyarakat setempat.
5. Bermutu
Artinya pelayanan yang diberikan, disatu pihak dapat memuaskan para
pemakai jasa pelayanan, dan pihak lain tata cara penyelenggaraannya
sesuai dengan kode etik serta standar yang telah ditetapkan.

BAB III

HASIL OBSERVASI

26
3.1 Hasil Observasi Peran Dan Fungsi Bidan
Mahasiswa melakukan observasi selama melaksanakan praktek
dari tanggal 04 April 2016- 30 April 201, Mahasiswa
melaksanakan pratikum real setting di ruang KIA Ibu dan Anak
dan Poli KB puskesmas Lapai di peroleh hasil observasi peran dan
fungsi bidan sebagai berikut

A. Bidan sebagai pelaksana


a. Tugas mandiri
Bidan menerapkan manajemen kebidanan di
setiap asuhan
Berdasarkan hasil observasi bidan telah
menerapkan manajemen kebidanan di setiap
asuhan, hal ini terlihat dari pengisian kartu ibu
yang dilakukan oleh bidan. Dimana di kartu ibu
tersebut telah terdapat data subjektif yang
berasal dari anamnesa pasien, data objektif yang
berasal dari pemeriksaan pasien, assement yang
merupakan diagnosa, pelaksanaan yang
digambarkan dengan jenis obat yang diberikan
oleh bidan ataupun rujukan yang dilakukan bidan
b. Tugas kolaborasi
Melibatkan asuhan kebidanan pada ibu hamil
dengan resiko tinggi dan pertolongan pertama
pada kegawatan yang memerlukan tindakan
kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain.
Berdasarkan hasil observasi bidan telah
menerapkan tugas kolaborasi,hal ini terlihat dari
kasus ny X dengan kehamilan 28
minggu,dimana pada saat dilakukan penimbangan
berat badan didapatkan bahwa berat badan nyX
hanya naik 0,01 dari berat badan saat kunjungan
bulan sebelumya, pengukuran LILA didapatkan
hasil 22 cm yang berarti kurang dari
normal,besarnya perut ibu tidak terlihat seperti
ibu hamil dengan kehamilan 28 minggu dan bidan
pun mendiagnosa bahwa nyX mengalami
KEK,melihat hal itu bidan melakukan kolaborasi
dengan tenaga kesehatan lain yaitu dengan ahli
gizi untuk memperbaiki keadaan gizi nyX

27
c. Tugas ketergantungan/rujukan
Memberikan asuhan kebidanan melalaui
konsultasi dan rujukan pada ibu hamil dengan
resiko tinggi dan kegawatdaruratan.
Berdasarkan observasi bidan telah melakukan
tugas rujukan, hal ini terlihat dari kasus nyO
dengan kehamilan lewat bulan dan dengan berat
badan yang berlebih, bdan pun merujuk pasien
untuk melakukan persalinan di rumah sakit

B. Bidan sebagai pengelola


a. Mengembangkan Pelayanan Dasar Kesehatan
Mengelola kegiatan pelayanan kesehatan
khususnya KIA/KB sesuai dengan rencana
Berdasarkan hasil observasi, bidan telah
mengembangkan kegiatan pelayanan kesehatan
khususnya KIA/KB sesuai dengan rencana yang
telah dibuat. Hal ini terlihat dari salah satu
rencana kerja bidan yaitu dengan melaksanakan
kelas ibu hamil pada minggu ke II sesuai dengan
rencana kerja yang telah dibuat.
b. Berkerjasama dalam tim
Berkerjasama dengan puskemas,institusi lain
sebagai anggota tim dalam memberi asuhan
kepada klien dalam bentuk konsultasi ,rujukan dan
tindak lanjut.
Berdasarkan observasi,puskesmas lapai telah
berkerjasama dengan puskesmas nangagalo
dalam hal persalinan normal.
Membina hubungan baik dengan dukun bayi,kader
kesehatan PLKB dan masyarakat.
Berdasarkan observasi, bidan telah melakukan
hubungan baik dengan kader kesehatan, hal ini
terlihat dari adanya kerjasama antara bidan
dengan kader kesehatan dalam hal posyandu dan
pencatatan data balita dan bayi yang berada di
bawah wilayah posyandu.

28
C. Bidan sebagai pendidik
Melatih dan membimbing kader termasuk siswa
bidan/keperawatan serta membina dukun di
wilayah kerjanya.Berdasarkan hasil observasi,
bidan telah melakukan pelatihan dan
pembimbingan kader di wilayah kerjanya. Hal ini
terlihat dari kegiatan pelatihan kader yang
dilaksanakan bidan pada minggu II bulan Maret di
Puskesmas Lapai serta mendampingi siswa
bidan/perawat dalam melakukan tindakan serta
menjelaskan bagaimana cara melakukan tindakan
yang benar jika siswa bidan melakukan kesalahan
dalam melakukan tindakan.

D. Bidan sebagai peneliti


Menyusun rencana kerja
Berdasarkan hasil observasi ,bidan telah
melakukan penyusunan rencana kerja. Hai ini bisa
dilihat dari rencana kerja yang dibuat mengenai
rencana kerja KIA tahun 2016, yang berisi
mengenai pelayanan KIA/KB, penyuluhan, kelas
ibu hamil, dsb.

29
3.2 Hasil observasi Penerapan Manajemen Kebidanan
Mahasiswa melakukan observasi selama melaksanakan praktek dari
tanggal 04 April 2016- 30 april 2016, Mahasiswa melaksanakan pratikum real
setting di ruang KIA Ibu dan Anak dan Poli KB puskesmas Lapai di peroleh
hasil observasi penerapan manajemen kebidanan sebagai berikut :

1. Bidan melakukan asuhan kebidanan kepada ibu hamil.


contohnya : Seorang ibu hamil dengan usia kehamilan
5-6 minggu datang ke puskesmas lapai dengan keluhan
mual dan muntah pada pagi hari. Bidan yang bertugas
di Poli KIA melakukan anamnesa mengenai keluhan ibu
dan memberikan asuhan terhadap mual muntah yang
ibu alami. Asuhan yang diberikan bidan tersebut adalah
makan sedikit dengan frekuensi yang sering,
meningkatkan makanan yang mengandung protein
seperti telur, ikan, tempe, minum teh hangat dan biskuit
kering saat bangun tidur.

2. Pelayanan KB
Berdasarkan hasil observasi, bidan telah memberikan
pelayanan KB kepada ibu yang ingin berKB, mulai dari
konseling asuhan tentang KB, menyediakan berbagai
jenis alat kontrasepsi seperti implant, IUD, suntik KB,
dan Pil, serta memberikan nasehat dan tindakan bila
terjadi efek samping penggunaan KB yang di gunakan
oleh ibu.
Hal ini terlihat dari kasus Ny. O yang meminta kepada
bidan untuk memasang KB berupa IUD, namun karena
Ny. O tidak dalam masa haid, maka pemasangan IUD
tidak bisa dilakukan sehingga bidan menasehati agar
Ny. O sementara waktu mengonsumsi pil KB sampai

30
masa haid datang dan Ny. O pun setuju dengan nasehat
bidan tersebut.

3. Pelayanan Kesehatan Masyarakat Dengan Melakukan


Kunjungan Kerumah Pasien.
Berdasarkan hasil observasi, sebagian besar bidan telah
melakukan pelayanan kesehatan masyarakat dengan
melakukan kunjungan ke rumah untuk memberikan
pelayanan kesehatan hal ini terlihat dari kasus Ny X
yang berada dalam masa antepartum kala I,karena Ny
X tidak tahan menahan sakit maka Ny X meminta
keluarga nya untuk meminta surat rujukan SC ke
puskesmas, melihat hal itu bidan N melakukan
kunjungan ke rumah Ny X untuk memberikan pelayanan
kesehatan bahwa Ny X masih dapat melakukan
persalinan normal karena Ny X masih berada dalam kala
I.

4. Bidan melakukan praktik layanan kebidanan


Berdasarkan hasil observasi bidan telah melakukan
pelayanan kesehatan di puskesmas dan pelayanan
kesehatan masyarakat dalam bentuk posyandu dan
penyuluhan kesehatan.

5. Bidan melakukan kolaborasi dengan tenaga kesehatan


lainnya
Berdasarkan hasil observasi bidan telah melakukan
kolaborasi dengan dokter dan teman sejawat,hal ini
terlihat dari ibu hamil yang mengalami KEK karena
berdasarkan hasil pemeriksaan fisik didapatkan LILA 21
cm dan pertambahan berat badan hannya 0,01 dari
kunjungan bulan sebelumnya, oleh karena itu,bidan pun

31
berkolaborasi dengan ahli gizi untuk konseling gizi
untuk memperbaiki status gizi tersebut.

6. Bidan melakukan rujukan ke rumah sakit


Berdasarkan hasil observasi bidan telah melakukan
rujukan ke rumah sakit ,hal ini terlihat dari kasus NYD
yang mengalami kehamilan lewat bulan dan tidak
mengalami kontraksi apapun setelah taksiran
persalinannya lewat 1 minggu, melihat hal itu bidan N
memberikan rujukan ke rumah sakit yos sudarso.

7. Bidan melakukan konsultasi kepada tenaga kesehatan


lainnya
Berdasarkan observasi bidan telah melakukan konsultasi
dengan teman sejawat, hal ini terlihat ketika bidan
melakukan konsultasi dengan rekan sesama bidan
mengenai obat batuk yang bisa di berikan kepada ibu
hamil.

8. Dalam menyelesaikan masalah bidan menggunakan


langkah-langkah manajemen kebidanan
Berdasarkan hasil observasi bidan telah menyelesaikan
masalah menggunakan langkah-langkah manajemen
kebidanan,hal ini terlihat dari kartu ibu dan adanya buku
KIA

3.3 Hasil Observasi Usaha Jasa Pelayanan Dan Praktik


Kebidanan Secara Mandiri Maupun Berkesinambungan
Mahasiswa melakukan observasi selama melaksanakan praktek dari
tanggal 04 April 2016- 30 april 2016, Mahasiswa melaksanakan pratikum real
setting di ruang KIA Ibu dan Anak dan Poli KB puskesmas Lapai di peroleh
hasil observasi usaha jasa pelayanan dan praktik kebidanan secara mandiri
maupun berkesinambungan sebagai berikut :

32
1. Konsep dasar pemasaran
a. Bidan melengkapi kebutuhan dasar klien seperti obat-
obatan,dll
Berdasarkan hasil obervasi bidan telah melengkapi
kebutuhan dasar klien seperti pemberian tablet Fe dan
tablet LC (kalsium) pada ibu hamil yang di mulai pada
TM I jika tidak mengalami mual muntah.

b. Bidan melakukan tindakan yang ramah terhadap klien


Berdasarkan hasil observasi bidan telah melakukan
tindakan yang ramah terhadap klien ,hal ini terlihat dari
cara bidan menyambut pasien dengan senyum,dan
tutur kata yang ramah dan posisi duduk yang
menghadap pasien. Namun, masih ada beberapa bidan
yang masih mementingkan diri sendiri seperti menerima
telepon saat pasien berkonsultasi dan membiarkan
pasien menunggu lama.

c. Bidan menanyakan keluhan klien dan menghargai


privasi klien
Berdasarkan hasil observasi bidan telah menanyakan
keluhan pasien setiap kali pasien datang dan bidan
menanyakan berapa lama keluhan di rasakan pasien ,
serta bidan selalu menghargai privasi klien dengan
menutup krei pintu ketika dilakukan pemeriksaan fisik.

d. Bidan melakukan rencana rujukan jika terjadi


kegawatdaruratan
Berdasarkan hasil observasi bidan telah melakukan
rencana rujukan jika terjadi kegawat daruratan, hal ini
terlihat dari kasus NY A dengan berat badan berlebih
dengan TM III meminta rujukan 1 minggu sebelum TP
dengan alasan teman ny A melahirkan SC karena berat
badan nya juga berlebih, sehingga ny A pun juga
meminta surat rujukan, namun bidan N merencanakan
untuk memberi surat rujukan jika ada indikasi dan TP
nya telah lewat 1 minggu

e. Bidan memberikan saran setelah pemberian asuhan


atau pelayanan

33
Berdasarkan hasil observasi bidan telah memberikan
saran setelah pemberian asuhan atau pelayanan hal ini
terlihat ketika ibu

f. Bidan menerima dan menghargai imbalan dari klien


Berdasarkan hasil observasi tidak terlihat pasien
memberikan imbalan kepada bidan.

2. Pendekatan pemasaran sosial untuk perubahan sosial


a. Bidan menggunakan produk kesehatann sesuai dengan
syarat dan ketentuan
Bidan telah menggunakan produk kesehatann sesuai
dengan syarat dan ketentuan,hal ini terlihat dari
penggunaan tablet Fe dengan ketentuan konsumsi 1x1,
dan di tingkat menjadi 2x1 jika Hb masih rendah, serta
tablet kalsium dengan ketentuan konsumsui 1x1 dan
dihentikan pengonsumsiannya jika telah memasuki TM
III
.
b. Bidan memasarkan produk sesuai dengan harga
standar operasionalnya.
Berdasarkan observasi bidan tidak melakukan
melakukan pemasaran produk apapun termasuk obat-
obatan,karena pemasaran produk berupa obat-obatan di
lakukan di poli apotek.

c. Bidan menjelaskan produk dan tata cara penggunaan


yang efektif sesuai dengan produk yang di berikan.
Berdasarkan hasil observasi bidan telah menjelaskan
produk dan tata cara penggunaan produk yang efektif,
hal ini terlihat dari pemberian tablet Fe,dimana bidan
menjelaskan kegunaan tablet Fe, dan menjelaskan tata
cara penggunaan tablet Fe yaitu diminum dengan
aturan 1x1,diminum 2 jm setelah makan yang terakhir
dan tidak boleh meminum tablet Fe dengan air teh.

d. Bidan membuat inform consent


Berdasarkan hasil obsevasi bidan telah membuat dan
melakukan inform consent,hal ini terlihat dari kasus Ny
R yang ingin memasang KB IUD, sebelum melakukan
tindakan bidan O melakukan inform consent terlebih
dahulu baru melakukan tindakan.

34
e. Bidan memberikan asuhan mengenai gizi yang baik bagi
ibu hamil dan janin.
Berdasarkan hasil observasi bidan telah memberikan
asuhan gizi yang baik, hal ini terlihat pada setiap kali
pasien datang, bidan selalu memberikan asuhan kepada
ibu untuk selalu meningkat kan jumlah kadar protein
yang dimakan oleh ibu.

f. Bidan melakukan penyuluhan mengenai ASI dan alat-


alat kontrasepsi
Berdasarkan hasil observasi bidan telah melakukan
penyuluhan megenai ASI hal ini terlihat dari konseling
yang di berikan kepada ibu menyusui yang berkerja di
luar rumah mengenai cara pengompresan ASI dan cara
penyimpanan ASI agar tidak cepat basi. Bidan juga telah
melakukan penyuluhan mengenai alat kontrasepsi
terutama pada ibu yang telah multi grande.

g. Bidan memberikan informasi berupa gambar yang


diberikan berkaitan dengan promosi kesehatan.
Berdasarkan hasil observasi bidan telah melakukan
promosi kesehatan dengan gambar terlihat di Poli KB,
dimana Bidan memperlihatkan gambar-gambar
mengenai bentuk-bentuk alat kontrasepsi,cara
pemasangan,keuntungan dan kerugian masing-masing
alaat kontrasepsi.

h. Bidan melakukan evaluasi kepada pasien tentang


tindakan yang dilaksanakan apakah cocok atau tidak.
Berdasarkan hasil observasi bidan tidak melakukan
evaluasi kepada pasien tentang tindakan yang di
lakukan,

3. Pemasaran Sosial Dalam Pelayanan Kebidanan


a. Bidan melakukan pemasaran di rumah
sakit,puskesmas,rumah bersalin,dan BPM.
Berdasarkan hasil observasi bidan telah melakukan

3.4 Hasil Obsevasi Sistem Penghargaan


Bidan,Pendidikan Berkelanjutan Dan Prinsip
Pengembangan Karir Bidan

35
Mahasiswa melakukan observasi selama melaksanakan praktek dari tanggal
04 April 2016- 30 april 2016, Mahasiswa melaksanakan pratikum real setting di
ruang KIA Ibu dan Anak dan Poli KB puskesmas Lapai di peroleh hasil observasi
sistem penghargaan bidan,pendidikan berkelanjutan dan prinsip
pengembangan karir bidan sebagai berikut :

1. Apakah terpenuhi hak nya sebagai bidan ?


Hak kesempatan untuk meningkatkan diri seperti
pendidikan dan pelatihan?
Berdasarkan observasi,hak bidan untuk
meningkatkan diri sudah terpenuhi, hal ini terlihat
dari bidan O yang di berikan kesempatan untuk
melanjutkan pendidikan dari D1 menjadi D3,dan di
berikan kesempatan untuk kuliah setiap hari
jumat dan sabtu.
2. Apakah bidan menjalankan wewenang yang diberikan
dengan baik ?
Wewenang melaksanakan tugas sesuai dengan
profesi?
Berdasarkan hasil observasi bidan telah
melakukan kewenangannya, hal ini terlihat dari
tugas bidan yang melakukan asuahn kebidanan
kepada ibu hamil,ibu nifas,ibu menyusui dan BBL,
dan tidak melakukan hal-hal yang di luar
kewenangan bidan yang artinya bidan hannya
menangani ibu dengan kehamilan normal dan
merujuk ibu dengan kehamilan patologis.
3. Apakah bidan menerapkan prinsip reflektif practice dalam
memberikan pelayanan ?
Berdasarkan hasil observasi bidan telah
melaksanakan prinsip reflektif practice,dimana
prinsip reflektif practice tersebut adalah
memberikan asuhan kebidanan yang jelas dan
tidak bertele-tele. Hal ini terlihat ketika bidan N
menjelaskan kepada Ny P yang mengeluhkan
nyeri pada ari-ari,bahwa nyeri ari-ari yang
dirasakan Ny P di sebabkan oleh pembesaran
uterus ibu,dan bidan N pun menanalogikan hal
tersebut dengan sebuah balon yang ditiup

36
,sehingga Ny P pun paham penyebab nyeri ari-
ari yang di rasakannya.
4. Apakah bidan melanjutkan pendidikannya ?

5. Apakah ada bidan yang mengembangkan karirnya ?


Berdasarkan hasil observasi,sebagian besar bidan telah
mengembangkan karirnya, hal ini terlihat dari bidan S
yang mengembangkan karir strukturalnya, dimana bidan
S mengembangkan karirnya menjadi CI kebidanan.
6. Apakah bidan menerima dan menerapkan perubahan yang
terjadi di ilmu kebidanan?
Berdasarkan hasil observasi,bidan telah menerima dan
menerapkan perubahan ilmu kebidanan,hal ini terlihat saat
pengukuran DJJ, dimana sebelum adanya perubahan bidan
menggunakan Linek untuk mengukur DJJ,namun setelah
adanya perubahan,bidan-bidan telah menggunakan Dopler
untuk mengukur DJJ.
7. Apakah bidan mendapatkan penghargaan atas apa yang
telah dikerjakannya?
Berdasarkan hasil observasi,bidan-bidan yang memiliki
kinerja yang paling baik mendapat penghargaan,hal ini
terlihat saat CI kebidanan meminta untuk menuliskan
nama rekan-rekannya yang dinilai memilki kinerja yang
paling baik untuk mendapatkan penghargaan/
8. Dalam bentuk apa penghargaan diberikan kepada bidan ?
Serifikat
Berdasarkan hasil observasi dan tanya jawab
dengan CI kebidanan, bahwa bidan yang memiliki
kinerja yang paling baik akan mendapatkan
penghargaan dalam bentuk sertifikat.
9. Apakah dalam bertugas bidan menerapkan konsep dasar
perubahan?
Perubahan dalam segi pengetahuan
Berdasarkan hasil observasi,bidan sudah
mengalami perubahan dalam segi pengetahuan,
hal ini terlihat saat bidan W melakukan
konseling kepada ibu menyusui,bahwa sebelum
ada perubahan,ASI Eksklusif hanyya diberikan
sampai bayi berumur 4 bulan,namun karena telah

37
terjadi perubahan,saat ini ASI Eksklusif diberikan
sampai bayi berumur 6 bulan.

BAB IV

PENUTUP

KESIMPULAN

Berdasarkan hasil observasi di Puskesmas Lapai selama 1 bulan ,hampir semua


kompetensi konsep kebidanan di terapkan di Puskesmas lapai.

SARAN

38

Anda mungkin juga menyukai