Laporan Konsep Kebidanan-1
Laporan Konsep Kebidanan-1
Laporan Konsep Kebidanan-1
PENDAHULUAN
1
1.4 Manfaat Penulisan
1. Bagi Penulis
Dapat meningkatkan pengetahuan dan wawasan penulis mengenai konsep
kebidanan.
2. Bagi Institusi
1) Puskesmas Lapai Padang
Dapat menambah dan mengembangkan ilmu yang sudah ada serta
meningkatkan mutu pelayanan kesehatan dalam lingkup konsep
kebidanan.
2) Pendidikan
Dapat menambah referensi dan sumber bacaan diperpustakaan,untuk
meningkatkan kualitas pendidikan.
BAB II
KAJIAN TEORI
2
a. Tugas Mandiri/ Primer
meliputi:
1) Menetapkan manajemen kebidanan pada setiap asuhan
kebidanan yang diberikan.
2) Memberi pelayanan dasar pra nikah pada remaja dengan
melibatkan mereka sebagai klien.
3) Memberi asuhan kebidanan kepada klien selama kehamilan
normal.
4) Memberikan asuhan kebidanan kepada klien dalam masa
persalinan dengan melibatkan klien /keluarga.
5) Memberikan asuhan kebidanan pada bayi baru lahir.
6) Memberikan asuhan kebidanan kepada klien dalam masa nifas
dengan melibatkan klien /keluarga.
7) Memberikan asuhan kebidanan pada wanita usia subur yang
membutuhkan pelayanan KB.
8) Memberikan asuhan kebidanan pada wanita dengan gangguan
sistem reproduksi dan wanita dalam masa klimakretium dan
nifas.
b. Tugas Kolaborasi
meliputi :
1) Menerapkan manajemen kebidanan pada setiap asuhan
kebidanan sesuai fungsi kolaborasi dengan melibatkan klien
dan keluarga.
2) Memberikan asuhan kebidanan pada ibu hamil dengan resiko
tinggi dan pertolongan pertama pada kegawatan yang
memerlukan tindakan kolaborasi.
3) Memberikan asuhan kebidanan pada ibu dalam masa
persalinan dengan resiko tinggi dan keadaan kegawatan yang
memerlukan pertolongan pertama dengan tindakan kolaborasi
dengan melibatkan klien dan keluarga.
4) Memberikan asuhan kebidanan pada ibu dalam masa nifas
dengan resiko tinggi dan pertolongan pertama dalam keadaan
3
kegawatdaruratan yang memerlukan tindakan kolaborasi
dengan klien dan keluarga.
5) Memberikan asuhan pada BBL dengan resiko tinggi dan yang
mengalami komplikasi serta kegawatdaruratan yang
memerlukan pertolongan pertama dengan tindakan kolaborasi
dengan meliatkan klien dan keluarga.
6) Memberikan asuhan kebidanan pada balita dengan resiko
tinggi dan yang mengalami komplikasi serta kegawatdaruratan
yang memerlukan tindakan kolaborasi dengan melibatkan
keluarga.
c. Tugas Ketergantungan / Merujuk
meliputi :
1) Menerapkan manajemen kebidanan pada setiap asuhan
kebidanan sesuai dengan fungsi rujukan keterlibatan klien dan
keluarga.
2) Memberikan asuhan kebidanan melalui konsultasi dan rujukan
pada ibu hamil dengan resiko tinggi dan kegawat daruratan.
3) Memberikan asuhan kebidanan melalui konsultasi dan rujukan
pada masa persalinan dengan penyulit tertentu dengan
melibatkan klien dan keluarga.
4) Memberikan asuhan kebidanan melalui konsultasi dan rujukan
pada ibu dalam masa nifas dengan penyulit tertentu dengan
kegawatdaruratan dengan melibatkan klien dan keluarga.
5) Memberikan asuhan kebidanan pada BBL dengan kelainan
tertentu dan kegawatdaruratan yang memerlukan konsultasi
dan rujukan dengan melibatkan keluarga.
6) Memberikan asuhan kebidanan pada anak balita dengan
kelainan tertentu dan kegawatan yang memerlukan konsultasi
dan rujukan dengan melibatkan keluarga.
2. Peran Sebagai Pengelola
4
1) Mengkaji kebutuhan terutama yang berhubungan dengan
kesehatan ibu dan anak untuk meningkatkan serta
mengembangkan program pelayanan kesehatan di wilayah
kerjanya bersama tim kesehatan dan pemuka
masyarakat.
2) Menyusun rencana kerja sesuai dengan hasil kajian bersama
masyarakat.
3) Mengelola kegiatan pelayanan kesehatan khususnya KIA/KB
sesuai dengan rencana.
4) Mengkoordinir, mengawasi dan membimbing kader dan dukun
atau petugas kesehatan lain dalam melaksanakan program/
kegiatan pelayanan KIA/KB
5) Mengembangkan strategi untuk meningkatkan kesehatan
masyarakat khususnya KIA KB termasuk pemanfaatan sumber
yang ada pada program dan sektor terkait.
6) Menggerakkan dan mengembangkan kemampuan masyarakat
serta memelihara kesehatannya dengan memanfaatkan potensi
yang ada.
7) Mempertahankan dan meningkatkan mutu serta keamanan
praktik profesional melalui pendidikan, pelatihan, magang, dan
kegiatan dalam kelompok profesi.
8) Mendokumentasikan seluruh kegiatan yang telah dilaksanakan.
b. Berpartisipasi Dalam Tim
meliputi :
1) Bekerjasama dengan Puskesmas, institusi lain sebagai anggota
tim dalam memberi asuhan kepada klien bentuk konsultasi,
rujukan & tindak lanjut.
2) Membina hubungan baik dengan dukun bayi, kader kesehatan,
PLKB dan masyarakat.
3) Melaksanakan pelatihan serta membimbing dukun bayi, kader
dan petugas kesehatan lain.
4) Memberikan asuhan kepada klien rujukan dari dukun bayi.
5) Membina kegiatan yang ada di masyarakat yang berkaitan
dengan kesehatan.
3. Peran Sebagai Pendidik
5
Sebagai pendidik bidan mempunyai 2 tugas yaitu sebagai pendidik
dan penyuluh kesehatan bagi klien serta pelatih dan pembimbing kader,
meliputi :
c. Melaksanakan investigasi
mencakup:
6
b. Melakukan asuhan kebidanan untuk proses kehamilan normal,
kehamilan dengan kasus patologis tertentu, dan kehamilan dengan
risiko tinggi.
d. Merawat bayi segera setelah lahir normal dan bayi dengan risiko
tinggi
2. Fungsi Pengelola
mencakup:
7
d. Melakukan kerja sama serta komunikasi inter dan antarsektor
yang terkait dengan pelayanan kebidanan
3. Fungsi Pendidik
mencakup:
a. Memberi penyuluhan kepada individu, keluarga, dan kelompok
masyarakat terkait dengan pelayanan kebidanan dalam lingkup
kesehatan serta KB
4. Fungsi Peneliti
mencakup:
8
Menurut Reva Rubin, seorang wanita sejak hamil sudah memiliki
harapan-harapan antara lain:
a. Kesejahteraan ibu dan bayi
b. Penerimaan dari masyarakat
c. Penentuan identitas diri
d. Mengetahui tentang arti memberi dan menerima
Tahap - tahap psikologis yang biasa dilalui oleh calon ibu dalam
mencapai perannya:
1. Anticipatory stage
Seorang ibu mulai melakukan latihan peran dan memerlukan
interaksi dengan anak yang lain.
2. Honeymoon stage
3.Plateu stage
4. Disengagement
9
1. Gambaran tentang idaman
Seorang ibu muda akan mempunyai seseorang yang dijadikannya
contoh.
2. Gambaran tentang diri
Gambaran diri seorang wanita adalah bagaimana seorang wanita
tersebut memandang dirinya sebagai bagian dari pengalaman
dirinya.
3. Gambaran tubuh
Gambaran tentang tubuh berhubungan dengan perubahan fisik
yang terjadi selama kehamilan dan perubahan yang spesifik yang
terjadi selama kehamilan dan setengan melahirkan.
1. Mimicry (peniruan)
Wanita meniru perilaku wanita lain dengan melihat, mendengar,
dan merasakan pengalaman menjadi seorang ibu.
2. Role play (mencoba bermain peran)
Menciptakan kondisi dimasa yang akan datang secara sengaja.
Misalnya berlatih merawat bayi.
3. Fantasy (menghayal)
Wanita menghayalkan dirinya dimasa yang akan datang. Misalnya
seperti apa proses persalinannya nanti.
4. Introjection- projection- rejection (pengolahan pesan)
Wanita mencoba mengolah pesan dan membandingkan gambaran
ideal tentang seorang ibu dengan keadaan dirinya sendiri.
5. Grift-work (evaluasi)
Wanita harus mengevaluasi hasil tindakannya dimasa lalu dan
menghilangkan tindakan yyang ia anggap sudak tidak tepat lagi.
10
2. Taking in
Seorang wanita sedang membayangkan peran yang dilakukannya
introjektion, projection dan rejection merupakan tahap di mana
wanita membedakan model-model yang sesuai dengan keinginannya.
3. Letting go
Wanita mengingat kembali proses dan aktifitas yang sudah di
lakukannya. Pada tahap ini seorang akan meninggalkan perannya di
masa lalu.
11
Ibu sudah mengambil tanggung jawab dalam merawat bayi dan
memahami kebutuhan bayi sehingga akan mengurangi hak ibu
dalam kebebasan dan hubungan sosial.
a. Pelayanan maternitas
b. Pandangan masyarakat terhadap keluarga
c. Sisi penyangga atau support terhadap kepribadian keluarga
12
Sebelum menjadi ibu, wanita mulai melakukan penyesuaian
sosial dan psikologis dengan mempelajsri segala sesuatu yang di
butuhkan untuk menjadi seorang ibu.
Contoh : Latihan masak, belajar tentang ASI, belajar perawatan
anak, dll.
b. Formal
Wanita memasuki peran ibu yang sebenarnya, bimbingan peran
di butuhkan sesuai dengan kondisi sistem sosial.
c. Informal
Di mana wanita telam mampu menemukan jalan dalam
melaksanakan perannya
d. Personal
Merupakan peran terakhir, di mana wanita telah mahir melakukan
perannya sebagai ibu.
Sebagai bahan perbandingan, Reva Rubin menyebutkan peran ibu
telah di mulai sejak ibu menginjak kehamilan pada masa 6 bulan
setelah melahirkan, tetapi menurut Mercer mulainya peran ibu
adalah setelah bayi bayi lahir 3-7 bulan setelah dilahirkan.
13
a. Emosional Support
Perasaan mencintai, penuh perhatian, percaya dan mengerti.
b. Informasional Support
Membantu individu untuk menolong dirinya sendiri dengan
memberikan informasi yang berguna dan berhubungan dengan
masalah.
c. Phisical Support
Pertolongan yang langsung seperti membantu merawat bayi
dan memberikan dukungan dana.
d. Appraisal Support
Berupa informasi yang menjelaskan tentang peran pelaksanaan
bagaimana ia menampilkan dalam peran, sehingga
memungkinkan individu mampu mengevaluasi dirinya sendiri
yang berhubungan dengan penampilan orang lain.
14
Proses komunikasi sangat bermanfaat dalam proses
perkembangan dan penyembuhan, misalnya : mendengar aktif,
mengkaji, mengklarifikasi, sikap yang tidak menuduh, pengakuan,
fasilitas, pemberian ijin.
2. Pemberdayaan (Empowerment)
Bidan melalui penampilan dan pendekatannya akan meningkatkan
kemampuan pasien dalam mengoreksi, memvalidasi, menilai dan
memberi dukungan.
3. Hubungan sesama (Lateral Relationship)
Menjalin hubungan yang baik terhadap klien bersikap terbuka,
sejalan dengan klien, sehingga antara bidan dan kliennya nampak
akrab, misalnya sikap empati atau berbagi pengalaman.
5. Teori Ernestine Wiedenbach
Wiedenbach mengembangkan teorinya secara induktif berdasarkan
pengalaman dan observasinya dalam praktek.
15
Ministration/memberikan dukungan dalam mencari
penolongan yang dibutuhkan
Validation : bantuan yang diberikan sesuai dengan kebutuhan
klien
Co-ordination dengan ketenangan yang direncanaka untuk
memberikan bantuan.
5) Frame Work (kerangka kerja) : Organisasi sosial dan lingkungan
profesional.
16
8) Mendorong ibu dan keluarga agar menjadi peserta aktif dalam
membuat keputusan setelah mendapat penjelasan mengenai
asuhan yang akan mereka dapatkan.
9) Menghormati praktek-praktek adat, dan keyakinan agama mereka.
10) Memantau kesejahteraan fisik, psikologis, spiritual dan sosial
ibu/keluarganya selama masa kelahiran anak
11) Memfokuskan perhatian pada peningkatan kesehatan dan
pencegahan penyakit.
3. Proses Asuhan Kebidanan
Proses asuhan kebidanan adalah dinamis, tanggung jawab terhadap
perubahan status kesehatan setiap wanita, dan mengantisipasi masalah-
masalah potensial sebelum terjadi.
Para bidan melibatkan ibu dan keluarganya dalam asuhannya pada
seluruh bagian dalam proses pengambilan keputusan, dan dalam
pengembangan rencana asuhan kesehatan kehamilan dan pengalaman
melahirkan.
4. Komponen Asuhan Kebidanan
Komponen-komponen asuhan kebidanan di Indonesia dalam
Kompetensi Bidan Di Indonesia dikelompokkan dalam 2 kategori,
yaitu :
a. Kompetensi inti/dasar
Merupakan kompetensi minimal yang mutlak dimiliki oleh bidan.
Kompetensi inti tersebut difokuskan pada seputar kehamilan dan
kelahiran.
b. Kompetensi tambahan/lanjutan
Merupakan pengembangan dari pengetahuan dan keterampilan
dasar untuk mendukung tugas bidan dalam memenuhi
tuntutan/kebutuhan masyarakat yang sangat dinamis serta
perkembangan IPTEK.
Seperti : Pengawasan pelayanan kesehatan masyarakat di
posyandu (tindakan dan pencegahan), penyuluhan dan pendidikan
kesehatan reproduksi wanita, keluarga dan masyarakat termasuk
persiapan menjadi orang tua, menentukan pilihan KB, deteksi
kondisi abnormal pada ibu dan bayi.
17
5. Asuhan Kebidanan Yang Berkualitas : 5 Benang Merah Asuhan
Persalinan
Dalam asuhan kebidanan yang berkualitas, ada 5 aspek benang
merah asuhan kebidanan yaitu:
a. Asuhan Sayang Ibu
Cara untuk memahami asuhan sayang ibu adalah dengan
menanyakan pada diri kita sendiri SEPERTI INIKAH ASUHAN
YANG SAYA INGIN DAPATKAN? Bagian dari ini juga
merupakan asuhan sayang bayi.
b. Pencegahan Infeksi
Cara praktis, efektif dan ekonomis melakukan pencegahan infeksi
(seperti mencuci tangan, menggunakan sarung tangan dan pelindung,
melakukan pemrosesan disinfeksi alat-alat dan pembuangan sampah
yang aman).
c. Pengambilan Keputusan Klinik
Pengambilan keputusan klinik yang efektif adalah selama proses
penatalaksanaan kebidanan. Keputusan klinik yang dibuat oleh bidan
sangat menentukan kepastian persalinan yang aman. Dengan
menggunakan pendekatan manajemen proses kebidanan, para bidan
dapat mengumpulkan data dengan sistematis, menginterpretasikan
data dan membuat keputusan sesuai dengan asuhan yang dibutuhkan
pasien.
d. Pencatatan (Dokumentasi)
Karena bidan menggunakan proses penatalaksanaan kebidanan
untuk membuat keputusan, maka ia harus mencatat temuan dan
membuat keputusannya. Hal ini sangat penting untuk diingat bahwa
jika temuan tidak dilaporkan, maka seolah ia tidak melakukan apa-
apa.
e. Rujukan
Rujukan pada institusi yang tepat serta tepat waktu dimana
asuhan yang dibutuhkan tersedia akan menyelamatkan nyawa ibu.
18
Ketika merujuk, bidan harus selalu ingat, siapa, kapan, kemana dan
bagaimana merujuk agar ibu dan bayi tetap selamat.
6. Etika Dalam Asuhan Kebidanan
Pada umumnya bidan mampu mengambil keputusan berdasarkan
nalurinya. Karena asuhan kebidanan merupakan asuhan yang komplek,
maka para bidan sebelumnya dapat mengembangkan nalurinya selama
memberikan asuhan.
Seiring berjalannya waktu, organisasi bidan mengembangkan kode
etik profesi sebagai pedoman. Salah satu contohnya adalah kode etik
Bidan Internasional (International Confederation of Midwives of
Ethics).
Kode etik praktek dan perilaku bidan harus dipakai untuk
memfasilitasi alasan etis dan meningkatkan asuhan dan bukan untuk
memberikan penilaian moral tentang perilakunya.
2.3 Manajemen Kebidanan
Manajemen kebidanan adalah pendekatan yang digunakan oleh bidan dalam
menerapkan metode pemecahan masalah secara sistematis mulai dari pengkajian,
analisis data, diagnosa kebidanan, perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi. (50
tahun IBI, 2007)
Menurut Hellen Varney (1997), manajemen kebidanan adalah proses
pemecahan masalah yang digunakan sebagai metode untuk mengorganisasikan
pikiran dan tindakan berdasarkan teori ilmiah, penemuan-penemuan, keterampilan
dalam tahapan yang logis untuk pengambilan suatu keputusan terfokus pada klien.
Prinsip-prinsip manajemen kebidanan :
1. Minimalkan rasa tidak nyaman baik fisik maupun emosional
2. Jaga privacy klien
3. Adaptasikan pola pendekatan ke klien dengan tepat
4. Beri kesempatan kepada klien untuk mendapatkan dukungan
5. Saling bertukar informasi
6. Beri kesempatan klien untuk bertanya
7. Dukung hak klien untuk membuat dan bertanggung jawab terhadap setiap
keputusan mengenai perawatan
8. Komunikasikan dengan tim kesehatan
9. Terima tanggung jawab dalam membuat keputusan dan konsekuensinya
10 Kembangkan lingkungan yang saling menghargai di setiap interaksi
profesional
Langkah-langkah manajemen kebidanan varney :
19
1. Pengumpulan data
Pada langkah ini dilakukan pegumpulan informasi yang akurat dan
lengkap dari semua sumber yang berkaitan dengan kondisi klien.
Pengumpulan data bertujuan untuk menilai/ menganalisa keadaan klien
secara keseluruhan melalui data subjektif maupun objektif.
Data subjektif
Merupakan data yang diperoleh bidan melalui anamnes, meliputi
biodata, keluhan utama, riwayat obstetri, riwayat kesehatan dan latar
belakang sosial budaya)
Data Objektif
Merupakan data yang diperoleh bidan melalui pemeriksaan, baik
pemeriksaan fisik, khusus maupun pemeriksaan penunjang.
2. Menginterpretasikan data
Tujuannya adalah untuk mengidentifikasi diagnosa, masalah dan
kebutuhan.
Diagnosa adalah kesimpulan keadaan pasien setelah bidan melakukan
anamnesa dan pemeriksaan.
Masalah adalah sesuatu yang dikeluhkan pasien.
Seperti : Ibu hamil yang tidak mau makan dan muntah terus menerus.
Kebutuhan adalah sesuatu yang tidak dikeluhkan pasien namun
dibutuhkan ibu.
Seperti : Pemberian tablet Fe pada trimester 2 walaupun Hb ibu hamil
baik.
20
yaitu penghargaan yang sifatnya menyenangkan yang diberikan kepada
bidan yang telah menjalankna tugasnya dengan baik.
Reward bertujuan untuk meningkatkan citra bidan dan IBI di
masyarakat, memberikan penghargaan pada bidan atas darma baktinya
kepada KIA khususnya san pada masyarakat umumnya, meningkatkan
motivasi bidan dalam berkarya dalam meningkatkan kualitas pelayanan
kebidanan, dsb.
Kriteria Reward dalam sistem Penghargaan Bidan sebagai berikut :
1) Adanya kontribusi dan pengabdian untuk :
Ikut mensukseskan program-program kesehatan
Ikut aktif dan melibatkan diri dalam kegiatan penyuluhan
dilingkungan sekitarnya
2) Kemandirian, artinya tetap memberikan kontribusi dengan atau tanpa
subsidi dari pemerintah.
3) Administrasi dan manajemen untuk menerapkan prinsip-prinsip
administrasi dan manajemen yang baik.
2. Sanksi
adalah penilaian yang sifatnya menyakitkan atau hukuman yang
biasanya diberikan kepada bidan yang melanggar peraturan.
Sanksi berlaku bagi bidan yang melanggar kode etik dan hak /
kewajiban bidan yang telah diatur oleh organisasi profesi,karena kode etik
bidan merupakan norma yang berlaku bagi anggota IBI dalam
menjalankan praktek profesinya yang telah disepakati dalam Kongres
Nasional IBI.
Tujuan sanksi sendiri yaitu untuk memberikan hukuman kepada bidan
yang menjalankan tugasnya tidak sesuai dengan peraturan dan perundang-
undangan yang berlaku.
Selain bidan mendapatkan reward dan sanksi, penghargaan yang di
dapatkan bidan adalah dalam bentuk pengakuan profesi dan pemberian
kewenangan/hak untuk menjalankan praktik sesuai dengan kompetensi
yang dimiliki.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia edisi ke-3,hak adalah
kewenangan untuk berbuat sesuatu yang telah ditentukan oleh undang-
undang atau aturan tertentu. Bidan di Indonesia memiliki organisasi
profesi yaitu Ikatan Bidan Indonesia atau IBI yang mengatur hak dan
kewajiban serta penghargaan dan sanksi bagi bidan.
21
Hak bidan, meliputi :
a. Bidan berhak mendapat perlindungan hukum dalam melaksanakan
tugas sesuai dengan profesinya.
b. Bidan berhak untuk bekerja sesuai dengan standar profesi pada setiap
tingkat jenjang pelayanan kesehatan.
c. Bidan berhak menolak keinginan pasien/klien dan keluarga yang
bertentangan dengan peraturan perundangan,dan kode etik profesi.
d. Bidan berhak atas privasi dan menuntut apabila nama baiknya
dicemarkan baik oleh pasien,keluarga ataupun profesi lain.
e. Bidan berhak atas kesempatan untuk meningkatkan diri baik melalui
pendidikan maupun pelatihan.
f. Bidan berhak memperoleh kesempatan untuk meningkatkan jenjang
karir dan jabatan yang sesuai.
g. Bidan berhak mendapatkan kompensasi dan kesejahteraan yang
sesuai.
22
moral bidan sesuai dengan kebutuhan pekerjaan atau pelayanan dan
standart yang telah ditentukan melalui pendidikan formal dan non
formal.
2. Tujuan dan Sasaran
a. Tujuan Pendidikan Berkelanjutan
Pemenuhan standar yang ditentukan olek Organisasi IBI.
Meningkatkan produktivitas kerja
Efisiensi
Pendidikan bidan yang berkelanjutan akan melahirkan
bidan yang kompeten dibidangnya sehingga meningkatkan
efisiensi kerja bidan dalam memeberi pelayanan yang terbaik
bagi klien.
Meningkatkan kualitas pelayanan
Meningkatkan moral
Selain pengetahuan dan keterampilan dalam memberikan
pelayanan yang menjadi perhatian, tetapi moralitas dan etika
bidan juga di perhatikan.
Meningkatkan karier
Peluang peningkatan karier akan semakin besar seiring
peningkatan kualitas pelayanan, performa dan prestasi kerja.
Meningkatkan kemampuan konseptual
Kemampuan intelektual dan konseptual bidan dalam
menangani kasus pasien akan terasah sehingga bidan dapat
memberi asuhan kebidanan dengan tepat.
Imbalan (Kompensasi)
Asuhan bidan yang berkualitas akan menarik konsumen dan
meningkatkan penghargaan atas pelayanan yang diberikan.
Meningkatkan kepuasan konsumen
b. Sasaran Pendidikan Berkelanjutan
Bidan praktik swasta
Bidan berstatus pegawai negeri
Tenakes lainnya
Kader kesehatan
Dukun beranak
Masyarakat umum
3. Jenis Pendidikan Berkelanjutan
a. Pendidikan Formal : dirancang dan diselenggarakan oleh
pemerintah dan swasta dengan dukungan IBI adalah Program
D III dan D IV Kebidanan. Pemerintah juga menyediakan dana
23
bagi bidan (disektor pemerintah) untuk tugas belajar ke luar
negeri.
b. Pendidikan Non Formal : dilaksanakan melalui program
pelatihan, magang, seminar atau lokakarya.
24
dari obat tersebut, sehingga jika klien membelinya di apotek tidak tertipu
dengan harga yang dijual.
Pemasaran jasa asuhan kebidanan mempunyai peran yang sangat penting,
yaitu menciptakan diferensiasi. Contohnya dalam hal pelayanan. Seorang bidan
harus memberikan pelayanan yang berbeda dengan bidan lainnya agar bisa
memikat klien untuk datang kepadanya.
Proses pemasaran jasa asuhan kebidanan sebagai berikut :
1. Mencari bantuan dan bekerjasama dengan tenaga kesehatan lainnya.
2. Melakukan riset untuk mengetahui tanggapan masyarakat atau tenaga
kesehatan terhadap pelayanan yang akan diberikan.
3. Menyusun strategi pemasaran pelayanan yang akan diberikan tersebut.
4. Monitoring dan evaluasi terhadap pelayanan yang akan diberikan
mengenai kelebihan dan kekurangan pelayanan tersebut.
5. Melaksanakan proses pemasaran pelayanan tersebut.
Dalam memberikan pelayanan kesehatan/kebidanan, seorang bidan harus
mengetahui batasan-batasan pelayanan kesehatan/kebidanan. Batasan
pelayanan kesehatan menurut Levey dan Loomba (1973) mengandung hal-hal
sebagai berikut :
1. Usaha sendiri
Setiap usaha pelayanan kesehatan bisa dilakukan sendiri ditempat
pelayanan. Misalnya pelayanan bidan praktek mandiri.
2. Usaha lembaga atau organisasi
Setiap usaha pelayanan kesehatan dilakukan secara kelembagaan atau
organisasi kesehatan ditempat pelayanan. Misalnya pelayanan kesehatan
masyarakat di puskesmas.
3. Memiliki tujuan yang dicapai
Tiap pelayanan kesehatan memiliki produk yang beragam yang pada
tujuan pokoknya adalah peningkatan derajat kesehatan masyarakat atau
perorangan.
4. Lingkup program
Lingkup pelayanan kesehatan meliputi kegiatan pemeliharaan
kesehatan, peningkatan kesehatan, pencengah penyakit, penyembuhan
penyakit, pemulihan kesehatan, atau gabungan dari keseluruhan.
5. Sasaran pelayanan
25
Tiap pelayanan kesehatan menghasilkan sasaran yang berbeda,
tergantung dari program yang akan dilakukan, bisa untuk perseorangan,
keluarga, kelompok ataupun untuk masyarakat secara umum .
BAB III
HASIL OBSERVASI
26
3.1 Hasil Observasi Peran Dan Fungsi Bidan
Mahasiswa melakukan observasi selama melaksanakan praktek
dari tanggal 04 April 2016- 30 April 201, Mahasiswa
melaksanakan pratikum real setting di ruang KIA Ibu dan Anak
dan Poli KB puskesmas Lapai di peroleh hasil observasi peran dan
fungsi bidan sebagai berikut
27
c. Tugas ketergantungan/rujukan
Memberikan asuhan kebidanan melalaui
konsultasi dan rujukan pada ibu hamil dengan
resiko tinggi dan kegawatdaruratan.
Berdasarkan observasi bidan telah melakukan
tugas rujukan, hal ini terlihat dari kasus nyO
dengan kehamilan lewat bulan dan dengan berat
badan yang berlebih, bdan pun merujuk pasien
untuk melakukan persalinan di rumah sakit
28
C. Bidan sebagai pendidik
Melatih dan membimbing kader termasuk siswa
bidan/keperawatan serta membina dukun di
wilayah kerjanya.Berdasarkan hasil observasi,
bidan telah melakukan pelatihan dan
pembimbingan kader di wilayah kerjanya. Hal ini
terlihat dari kegiatan pelatihan kader yang
dilaksanakan bidan pada minggu II bulan Maret di
Puskesmas Lapai serta mendampingi siswa
bidan/perawat dalam melakukan tindakan serta
menjelaskan bagaimana cara melakukan tindakan
yang benar jika siswa bidan melakukan kesalahan
dalam melakukan tindakan.
29
3.2 Hasil observasi Penerapan Manajemen Kebidanan
Mahasiswa melakukan observasi selama melaksanakan praktek dari
tanggal 04 April 2016- 30 april 2016, Mahasiswa melaksanakan pratikum real
setting di ruang KIA Ibu dan Anak dan Poli KB puskesmas Lapai di peroleh
hasil observasi penerapan manajemen kebidanan sebagai berikut :
2. Pelayanan KB
Berdasarkan hasil observasi, bidan telah memberikan
pelayanan KB kepada ibu yang ingin berKB, mulai dari
konseling asuhan tentang KB, menyediakan berbagai
jenis alat kontrasepsi seperti implant, IUD, suntik KB,
dan Pil, serta memberikan nasehat dan tindakan bila
terjadi efek samping penggunaan KB yang di gunakan
oleh ibu.
Hal ini terlihat dari kasus Ny. O yang meminta kepada
bidan untuk memasang KB berupa IUD, namun karena
Ny. O tidak dalam masa haid, maka pemasangan IUD
tidak bisa dilakukan sehingga bidan menasehati agar
Ny. O sementara waktu mengonsumsi pil KB sampai
30
masa haid datang dan Ny. O pun setuju dengan nasehat
bidan tersebut.
31
berkolaborasi dengan ahli gizi untuk konseling gizi
untuk memperbaiki status gizi tersebut.
32
1. Konsep dasar pemasaran
a. Bidan melengkapi kebutuhan dasar klien seperti obat-
obatan,dll
Berdasarkan hasil obervasi bidan telah melengkapi
kebutuhan dasar klien seperti pemberian tablet Fe dan
tablet LC (kalsium) pada ibu hamil yang di mulai pada
TM I jika tidak mengalami mual muntah.
33
Berdasarkan hasil observasi bidan telah memberikan
saran setelah pemberian asuhan atau pelayanan hal ini
terlihat ketika ibu
34
e. Bidan memberikan asuhan mengenai gizi yang baik bagi
ibu hamil dan janin.
Berdasarkan hasil observasi bidan telah memberikan
asuhan gizi yang baik, hal ini terlihat pada setiap kali
pasien datang, bidan selalu memberikan asuhan kepada
ibu untuk selalu meningkat kan jumlah kadar protein
yang dimakan oleh ibu.
35
Mahasiswa melakukan observasi selama melaksanakan praktek dari tanggal
04 April 2016- 30 april 2016, Mahasiswa melaksanakan pratikum real setting di
ruang KIA Ibu dan Anak dan Poli KB puskesmas Lapai di peroleh hasil observasi
sistem penghargaan bidan,pendidikan berkelanjutan dan prinsip
pengembangan karir bidan sebagai berikut :
36
,sehingga Ny P pun paham penyebab nyeri ari-
ari yang di rasakannya.
4. Apakah bidan melanjutkan pendidikannya ?
37
terjadi perubahan,saat ini ASI Eksklusif diberikan
sampai bayi berumur 6 bulan.
BAB IV
PENUTUP
KESIMPULAN
SARAN
38