Jurnal Anggrek Hitam PDF
Jurnal Anggrek Hitam PDF
Jurnal Anggrek Hitam PDF
Ni Kade Ayu Purnama Adi, Ida Ayu Astarini, Ni Putu Adriani Astiti
Jurusan Biologi FMIPA, Universitas Udayana
E-mail : [email protected]
INTISARI
Anggrek hitam (Coelogyne pandurata Lindl.) merupakan anggrek endemik di Pulau
Kalimantan. Namun, keberadaannya semakin lama semakin terancam punah. Upaya
perbanyakan secara konvensional membutuhkan waktu yang lama. Maka dilakukan
perbanyakan secara in vitro. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui respon
pertumbuhan anggrek hitam pada media dan teknik penanaman yang berbeda. Plantlet
anggrek hitam yang sudah disubkultur diaklimatisasi pada empat jenis media yang berbeda
yaitu moss, pakis, arang kayu, kombinasi arang kayu dan serabut kelapa dan teknik
penanaman yang berbeda yaitu compot (community pot) dan individual yang dipelihara
selama tiga bulan. Pada digunakan rancangan acak kelompok (RAK), dengan 8 kombinasi
perlakuan dan 7 ulangan. Hasil penelitian menunjukkan anggrek hitam memiliki respon
pertumbuhan yang baik pada media moss, pakis, dan kombinasi arang kayu dan serabut
kelapa, sedangkan pada media arang kayu menunjukkan hasil yang tidak baik. Perbedaan
teknik penanaman tidak menunjukkan hasil yang signifikan. Presentase hidup yang tinggi
ditunjukkan pada media kombinasi arang kayu dan serabut kelapa dan teknik compot.
Kata kunci : Anggrek hitam (Coelogyne pandurata Lindl.), aklimatisasi, media
ABSTRACT
Black orchid (Coelogyne pandurata Lindl.) is an orchid endemic to the island of
Borneo. However, its existence is increasingly threatened with extinction. Conventional
propagation efforts require a long time. Therefore in vitro propagation was performed. The
purpose of this study was to determine the growth response of black orchids on the media and
different planting techniques. Black orchid plantlets that have been sub-cultured was
acclimatized in four different media types ie moss, fern, wood charcoal, wood charcoal and
coconut fiber mixture and different planting techniques namely compot (community pot) and
the individual, were allowed to grow for three months. Randomized block design (RBD) was
utilised, obtained 8 combination treatments, with 7 replicates. The results showed black
orchid has a good growth response in the media moss, ferns, and a mixture of wood charcoal
and coconut fiber, while the wood charcoal media showed unfavorable results. Different
planting techniques showed no significant results. Percentage of high life shown in mixed
media wood charcoal and coconut fiber and compot techniques.
Keyword : Black orchid (Coelogyne pandurata Lindl.), acclimatization, media
1
JURNAL SIMBIOSIS II (2): 203- 214 ISSN: 2337-7224
Jurusan Biologi FMIPA Universitas Udayana September 2014
tanaman untuk memperoleh bibit tanaman disubkultur pada media W3 (Western 3).
yang langka dan tanaman yang relatif sulit Media subkultur dibuat dengan
untuk dikembangbiakkan dengan cara menimbang bubuk W3 sebanyak 18,49
konvensional. Claudia (2013) berhasil gram, gula 20 gram, dan agar 7,5 gram,
memperbanyak anggrek hitam secara in ditambah aquades 1 liter. Plantlet anggrek
vitro dengan menggunakan media W3. hitam dipelihara selama 3 bulan secara in
Namun, tahap yang tak kalah pentingnya vitro, kemudian diaklimatisasi pada media
adalah tahap aklimatisasi yang merupakan moss, pakis, arang kayu, dan kombinasi
kelanjutan dari teknik perbanyakan arang kayu dan serabut kelapa dengan
tanaman in vitro. teknik penanaman secara compot
Media tumbuh dan teknik (community pot) di green house selama 3
penanaman merupakan faktor penting bulan menggunakan pot gerabah (tanah
dalam proses aklimatisasi. Diperlukan liat) dengan tinggi 9,5 cm, berdiameter 14
media yang mempermudah pertumbuhan cm dengan lubang pada bagian dasar dan
akar dan menyediakan hara yang cukup sisinya. Penyiraman dilakukan setiap hari
bagi plantlet. Teknik penanaman secara pada pagi hari menggunakan hand
compot (community pot) yaitu dalam satu sprayer, pemupukkan dilakukan dua kali
pot ditanami banyak tanaman anggrek seminggu menggunakan pupuk anggrek
dipercaya dapat mengurangi resiko plus, dan plantlet disungkup selama 1
kematian tanaman anggrek yang sedang MST (minggu setelah tanam). Penelitian
diaklimatisasi. Tetapi, kemungkinan dilaksanakan pada bulan November 2013 -
terjadi persaingan dalam mendapatkan Mei 2014. Parameter yang diamati
unsur hara antara tanaman satu dengan persentase hidup tanaman, tinggi tanaman,
yang lainnya. Oleh karena itu, untuk jumlah daun, dan skor warna daun selama
mengetahui teknik yang baik dalam 12 MST (3 bulan).
aklimatisasi bibit anggrek hitam ini perlu
dilakukan penelitian mengenai teknik HASIL
aklimatisasi bibit anggrek hitam hasil Persentase hidup yang tertinggi
perbanyakan in vitro. pada perlakuan media adalah media
kombinasi arang dan serabut kelapa yaitu
METODE PENELITIAN sebesar 57,14%, sedangkan persentase
Penelitian ini menggunakan hidup yang paling rendah ada pada media
plantlet anggrek hitam (Coelogyne arang yaitu sebesar 0% (Gambar 1). Pada
pandurata Lindl.) berumur 9 bulan yang perlakuan teknik penanaman, persentase
3
JURNAL SIMBIOSIS II (2): 203- 214 ISSN: 2337-7224
Jurusan Biologi FMIPA Universitas Udayana September 2014
hidup tanaman yang tinggi pada tanaman 32,14% (Gambar 1). Pada 9 MST seluruh
anggrek dengan teknik penanaman compot tanaman anggrek hitam pada media arang
yaitu sebesar 42,86%, sedangkan pada kayu mengalami kematian.
teknik penanaman individual sebesar
150
Moss
Persentase hidup
100
Pakis
(%)
50 Arang
0
bulan ke-1 bulan ke-2 bulan ke-3
Bulan setelah tanam (BST)
Gambar 1. Grafik persentase hidup tanaman anggrek hitam pada 12 MST pada perlakuan
media
150
Persentase hidup
100
(%)
Compot
50
Individual
0
bulan ke-1 bulan ke-2 bulan ke-3
Bulan setelah tanam (BST)
Gambar 2. Grafik persentase hidup tanaman anggrek hitam pada 12 MST pada perlakuan
teknik penanaman
4
JURNAL SIMBIOSIS II (2): 203- 214 ISSN: 2337-7224
Jurusan Biologi FMIPA Universitas Udayana September 2014
4
Tinggi tanaman (cm)
2
M1T1
1 M2T1
M3T1
0
BULAN KE-1 BULAN KE-2 BULAN KE-3
Bulan setelah tanam (BST)
Gambar 4. Grafik pertambahan tinggi tanaman anggrek hitam setiap bulan dengan media
yang berbeda pada teknik compot
Ket : (M1 = moss, M2 = pakis, M3 = arang kayu, M4 = kombinasi arang kayu dan serabut
kelapa, T1 = compot, T2 = individual). Seluruh tanaman anggrek pada media arang kayu mati
pada 9 MST.
4.4
Tinggi tanaman (cm)
4.2
4 M1T2
3.8
3.6 M2T2
3.4 M3T2
3.2
M4T2
3
BULAN KE-1 BULAN KE-2 BULAN KE-3
Bulan setelah tanam (BST)
Gambar 5. Grafik pertambahan tinggi tanaman anggrek hitam setiap bulan dengan media
yang berbeda pada teknik individual
Ket : (M1 = moss, M2 = pakis, M3 = arang kayu, M4 = kombinasi arang kayu dan serabut kelapa,
T1 = compot, T2 = individual). Seluruh tanaman anggrek pada media arang kayu mati pada 9
MST.
5
JURNAL SIMBIOSIS II (2): 203- 214 ISSN: 2337-7224
Jurusan Biologi FMIPA Universitas Udayana September 2014
(Gambar 6). Pengamatan yang dilakukan tanaman anggrek hitam semakin berkurang
setiap minggu selama 12 MST (Gambar 7 dan 8).
memperlihatkan bahwa jumlah daun pada
6
Jumlah daun (helai) 5
4
3
Compot
2
1 Individual
0
Moss Pakis Arang kayu* Arang kayu +
serabut kelapa
Media perlakuan
Gambar 6. Jumlah daun tanaman anggrek hitam pada 12 MST pada media yang berbeda
pada teknik compot dan individual
Ket : *) Pengamatan media arang kayu sampai 9 MST karena mati.
6
Jumlah daun (helai)
2
M1T
1
0
BULAN KE-1 BULAN KE-2 BULAN KE-3
Bulan setelah tanam (BST)
Gambar 7. Grafik perubahan jumlah daun tanaman anggrek hitam dengan media yang
berbeda pada teknik compot
Ket : (M1 = moss, M2 = pakis, M3 = arang kayu, M4 = kombinasi arang kayu dan serabut
kelapa, T1 = compot, T2 = individual). Seluruh tanaman anggrek pada media arang kayu mati
pada 9 MST.
8
Jumlah daun (helai)
4 M1T2
2 M2T2
M3T2
0
BULAN KE-1 BULAN KE-2 BULAN KE-3
Bulan setelah tanam (BST)
Gambar 8. Grafik perubahan jumlah daun tanaman anggrek hitam dengan media yang
berbeda pada teknik individual
Ket : (M1 = moss, M2 = pakis, M3 = arang kayu, M4 = kombinasi arang kayu dan serabut
kelapa, T1 = compot, T2 = individual). Seluruh tanaman anggrek pada media arang kayu mati
pada 9 MST.
6
JURNAL SIMBIOSIS II (2): 203- 214 ISSN: 2337-7224
Jurusan Biologi FMIPA Universitas Udayana September 2014
2
Compot
1
Individual
0
Moss Pakis Arang kayu*
Arang kayu + serabut kelapa
Media perlakuan
Gambar 9. Skor warna daun tanaman anggrek hitam pada 12 MST pada media yang
berbeda dengan teknik compot dan individual
Ket : *) Pengamatan media arang kayu sampai 9 MST karena mati.
3
Skor warna daun
2
M1T1
M2T1
1
M3T1
M4T1
0
BULAN KE-1 BULAN KE-2 BULAN KE-3
Bulan setelah tanam (BST)
Gambar 10. Grafik perubahan skor warna daun setiap bulan dengan media yang berbeda
pada teknik compot
Ket : (M1 = moss, M2 = pakis, M3 = arang kayu, M4 = kombinasi arang kayu dan serabut
kelapa, T1 = compot, T2 = individual). Seluruh tanaman anggrek pada media arang kayu
mati pada 9 MST.
3
Skor warna daun
2.5
2
1.5
M1T2
1 M2T2
0.5 M3T2
0
BULAN KE-1 BULAN KE-2 BULAN KE-3
Bulan setelah tanam (BST)
Gambar 11. Grafik perubahan skor warna daun setiap bulan dengan media yang berbeda
pada teknik individual
Ket : (M1 = moss, M2 = pakis, M3 = arang kayu, M4 = kombinasi arang kayu dan serabut
kelapa, T1 = compot, T2 = individual). Seluruh tanaman anggrek pada media arang kayu
mati pada 9 MST.
7
JURNAL SIMBIOSIS II (2): 203- 214 ISSN: 2337-7224
Jurusan Biologi FMIPA Universitas Udayana September 2014
8
JURNAL SIMBIOSIS II (2): 203- 214 ISSN: 2337-7224
Jurusan Biologi FMIPA Universitas Udayana September 2014
jumlah daun, warna daun, dan persentase Gunawan, L. W. 2007. Budidaya Anggrek.
Edisi Revisi. Penebar Swadaya.
hidup menunjukkan hasil yang baik yaitu
Jakarta.
pada media moss, pakis, dan campuran
Limarni, L., N. Akhir., I. Suliansyah., dan
arang dan serabut kelapa, sedangkan pada
A. Riyadi. 2008. Laporan Penelitian
media arang menunjukan hasil yang tidak Pertumbuhan Bibit Anggrek
(Dendrobium sp.) dalam Kompot
baik. Persentase hidup tertinggi
Pada Beberapa Jenis Median dan
ditunjukkan pada media campuran arang Konsentrasi Vitamin B1. Jurnal
Penelitian Jerami 1: 87-89.
dan serabut kelapa, sedangkan persentase
tanaman hidup terendah ditunjukkan pada Salisbury, F. B., dan C. W. Ross. 1995.
Fisiologi Tumbuhan III.
media arang. Teknik penanaman tidak
Perkembangan Tumbuhan dan
menunjukkan perbedaan yang signifikan Fisiologi Lingkungan. Terjemahan
D.R. Lukman dan Sumaryono.
antara teknik penanaman secara compot
Penerbit ITB, Bandung.
dan individual. Persentase hidup yang
Sandra, E. 2001. Membuat anggrek Rajin
tinggi ditunjukkan pada teknik penanaman
Berbunga. Agromedia Pustaka, Jakarta.
compot.
Sukma, D., dan A. Setiawati. 2011.
Pengaruh Waktu dan Frekuensi
KEPUSTAKAAN Aplikasi Pupuk Daun Terhadap
Agromedia. 2006. Cara Tepat Merawat Pertumbuhan dan Pembungaan
Anggrek. Agromedia Pustaka. Anggrek Dendrobium Tong Chai
Jakarta. Gold. J.Hort.1(2):97-104.
11
JURNAL SIMBIOSIS II (2): 203- 214 ISSN: 2337-7224
Jurusan Biologi FMIPA Universitas Udayana September 2014
12