Daily Journal Amphibia Dan Reptil

Unduh sebagai doc, pdf, atau txt
Unduh sebagai doc, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 10

AMPHIBIA DAN REPTILIA

Oleh :
Nama : Fadhila Meilasari
NIM : B1A015051
Rombongan :I
Kelompok :5
Asisten : Hafizh Aulia Khairy R.

LAPORAN PRAKTIKUM SISTEMATIKA HEWAN II

KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI


UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN
FAKULTAS BIOLOGI
PURWOKERTO
2017
I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Vertebrata berasal dari bahasa Latin, yaitu vertebrae yang artinya bertulang
belakang. Vertebrata merupakan suatu anak filum dari hewan yang memiliki sumbu saraf
atau otak dan tubuhnya dilengkapi oleh rangka dalam (endoskeleton) berupa tulang
belakang. Kingdom animalia memiliki beberapa tingkatan untuk membagi hewan-hewan
yang terdapat di muka bumi ini. Tingkatan-tingkatan dari tertinggi sampai terendah
dalam sistematika hewan vertebrata adalah mamalia, aves, reptilia, amphibia dan pisces
(Bauer, 1998).
Amphibia merupakan kelompok hewan yang dianggap lebih primitive dibanding
reptil karena hewan ini masih membutuhkan air untuk kesuksesan siklus hidupnya.
Amphibia memiliki kelimpahan sekitar 6% dari kelimpahan seluruh jenis hewan yang
ada di bumi. Meskipun kelimpahannya tidak begitu besar namun kedua kelompok
hewan ini memiliki keanekaragaman yang cukup tinggi dengan persebaran yang luas.
Keanekaragaman serta persebaran yang cukup tinggi membuat variasi karakter serta
ciri taksonomi antara amphibi dan reptil menjadi semakin tinggi. Variasi karakter yang
tinggi membutuhkan suatu sistem pengelompokan yang baik dan stabil sehingga studi
taksonomi harus terus ditingkatkan untuk mendapatkan klasifikasi yang lebih natural
(Daudin, 1802).
Reptilia adalah kelompok hewan vertebrata yang beraneka ragam dengan banyak
garis keturunan yang sudah punah, saat ini diwakili oleh sekitar 7000 spesies, sebagian
besar kadal, ular, penyu atau kura-kura dan buaya ini adalah pengelompokan tradisional
dan didasarkan pada kemiripan semua tetrapoda tersebut. Reptilia memiliki beberapa
adaptasi untuk kehidupan didarat yang umunya tidak ditemukan pada amphibia. Sisik
yang mengandung protein keratin membuat kulit reptilia kedap air, sehingga membantu
mencegah dehidrasi di udara kering (Cogger, 2003).
Amphibi dan reptil merupakan dua kelompok hewan yang telah mempu
beradaptasi dengan lingkungan terestrial. Secara evolusioner, amphibia dan reptil
dianggap lebih maju dibandingkan kelompok ikan karena kemampuan adaptasinya
tersebut. Bentuk adaptasi yang paling umum dimiliki setiap anggota amphibia dan
reptilia adalah kemampuan mereka dalam menyerap oksigen dari udara secara langsung
baik menggunakan paru-paru pada reptila atau menggunakan paru-paru dan kulit pada
amphibian (Djarubito, 1989).

B. Tujuan
Tujuan praktikum acara Amphibia dan Reptilia, antara lain :
1. Mengenal beberapa anggota Classis Amphibia dan Reptilia.
2. Mengetahui beberapa karakter penting untuk identifikasi dan klasifikasi anggota
Classis Amphibia dan Reptilia.

II. TINJAUAN PUSTAKA

Amphibi merupakan hewan dengan kelembaban kulit yang tinggi, tidak tertutupi
oleh rambut dan mampu hidup di air maupun di darat. Amphibi berasal dari bahasa
Yunani yaitu Amphi yang berarti dua dan Bios yang berarti hidup, karena itu amphibi
diartikan sebagai hewan yang mempunyai dua bentuk kehidupan yaitu di darat dan diair.
Umumnya, amphibia mempunyai siklus hidup awal di perairan dan siklus hidup kedua
adalah di daratan (Duellman, 1986).
Amphibia mempunyai ciri-ciri yaitu tubuh diselubungi kulit yang berlendir,
merupakan hewan berdarah dingin, mempunyai jantung yang terdiri dari tiga ruang yaitu
dua serambi dan satu bilik, mempunyai dua pasang kaki dan pada setiap kakinya
terdapat selaput renang yang terdapat diantara jari-jari kakinya dan kakinya berfungsi
untuk melompat dan berenang, matanya mempunyai selaput tambahan yang disebut
membrane niktitans yang sangat berfungsi waktu menyelam. Pernafasan saat masih
kecebong berupa insang dan setelah dewasa alat pernafasannya berupa paru-paru dan
kulit, hidungnya mempunyai katup yang mencegah air yang masuk kedalam rongga
mulut ketika berenang, dan berkembang biak dengan cara melepaskan telurnya dan
dibuahi oleh yang jantan diluar tubuh induknya atau pembuahan eksternal (Halliday &
Adler, 2000).
Habitat utama amphibi adalah hutan primer, hutan sekunder, hutan rawa, sungai
besar, sungai sedang, anak sungai, kolam dan danau. Umumnya amphibi dijumpai pada
malam hari atau pada musim penghujan. Amphibi selalu hidup berasosiasi dengan air
sesuai namanya yaitu hidup pada dua alam (di air dan di darat). Selanjutnya dijelaskan
bahwa sebagian besar amphibi didapatkan hidup di kawasan hutan karena di samping
membutuhkan air juga membutuhkan kelembaban yang cukup tinggi (75-85%) untuk
melindungi tubuh dari kekeringan (Ariza et al., 2014).
Amphibia merupakan kelompok hewan yang dianggap lebih primitive dibanding
reptil karena hewan ini masih membutuhkan air untuk kesuksesan siklus hidupnya.
Amphibia memiliki kelimpahan sekitar 6% dari kelimpahan seluruh jenis hewan yang
ada di bumi. Jumlah ini lebih sedikit dibandingkan dengan kelimpahan reptilia yang
mencapai 14%. Meskipun kelimpahannya tidak begitu besar namun kedua kelompok
hewan ini memiliki keanekaragaman yang cukup tinggi dengan persebaran yang luas.
Keanekaragaman serta persebaran yang cukup tinggi membuat variasi karakter serta
ciri taksonomi antara amphibi dan reptil menjadi semakin tinggi. Variasi karakter yang
tinggi membutuhkan suatu sistem pengelompokan yang baik dan stabil sehingga studi
taksonomi harus terus ditingkatkan untuk mendapatkan klasifikasi yang lebih natural
(Daudin, 1802). Kepunahan amphibi lebih berisiko daripada mamalia dan burung, dan
kepunahan amphibi saat ini mungkin terjadi di lebih dari 200 kali tingkat latar belakang
amphibi yang kehilangan (Harding et al., 2015).
Kelas Amphibia terdiri dari tiga ordo yaitu Anura (Salientia), Caudata (Urodela),
dan Gymnophiona (Apoda). Ordo Anura (Salientia), contohnya katak dan kodok. Istilah
Anura berarti tidak memiliki ekor, yang menunjukkan bahwa Amphibia jenis ini tidak
memiliki ekor. Terdapat sekitar 4.500 spesies yang menjadi anggotanya, membuat Anura
menjadi ordo dengan anggota terbanyak. Anura ditemukan di seluruh dunia dengan
ukuran mulai dari beberapa milimeter hingga 60 cm. Anura berbeda dari dua ordo
lainnya karena spesies ini anggotanya mempunyai empat kaki dengan kaki belakang
lebih panjang yang digunakan untuk memanjat dan melompat. Spesies ordo Anura
umumnya melakukan fertilisasi eksternal. Meskipun katak dan kodok nampak serupa
dalam banyak hal, namun terdapat pula karakteristik yang berbeda. Katak mempunyai
kulit halus dan lembab, meskipun mempunysi paru-paru, katak bisa pula menggunakan
kulit untuk bernafas. Kedua mata katak menonjol dan bisa ditarik ke dalam. Katak
mempunyai kaki belakang berselaput yang membantu mereka saat berenang, melompat
dan memanjat, serta menghabiskan banyak waktu di dalam air. Kodok adalah jenis
khusus dari katak yang mempunyai kulit kasar, berbintil, serta kering sehingga mampu
hidup di daerah kering. Tungkai belakang kodok juga lebih pendek yang memungkinkan
kodok berjalan di darat (Susanto, 1994).
Ordo Caudata (Urodela), contohnya Salamander, Newts, Waterdogs,
Mudpuppies, Sirene, dan Amphiuma. Terdapat sekitar 500 spesies Amphibia yang
diklasifikasikan dalam kategori ini. Istilah Caudata berasal dari kata Latin Cauda yang
berarti ekor. Ini menyiratkan bahwa spesies di bawah kategori ini mempunyai ekor. Ekor
Caudata hampir sama dengan panjang tubuh dan pada beberapa spesies
seperti Oedipina, mempunyai ekor yang sangat panjang. Ekor yang berkembang baik
memungkinkan Caudata berenang dengan baik pula. Caudata juga mempunyai empat
kaki yang digunakan untuk berjalan dengan pengecualian sirene yang tidak memiliki
kaki belakang. Berbeda dengan Anura, spesies ini tidak dapat melompat melainkan
hanya dapat berjalan. Caudata bervariasi dalam ukuran, Andrias davidanius merupakan
Caudata dengan ukuran mencapai 1,8 meter dan merupakan Amphibia terbesar.
Salamander, kadal air, waterdogs, mudpuppies, sirene, dan amphiuma adalah contoh
spesies dalam ordo Caudata (Mukayat, 1989).
Ordo Gymnophiona (Apoda), contohnya adalah Sesilia. Tercatat sekitar 50 spesies
sesilia yang termasuk dalam ordo Gymnophiona. Sesilia dicirikan dengan bentuk tubuh
panjang mirip cacing dan kebanyakan ditemukan di Amerika Selatan, Afrika, dan Asia
Selatan. Alih-alih menyerupai bentuk Amphibia pada umumnya, sesilia mempunyai
bentuk tubuh mirip belut atau cacing tanah. Sesilia hidup di bawah tanah dan di air serta
mempunyai tengkorak kuat yang memungkinkan sesilia menggali jauh ke dalam tanah.
Hidup di dalam tanah membuat sesilia jarang terlihat. Sesilia mempunyai mata yang
hampir tidak berfungsi, hanya seperti titik pada kepala. Ordo Gymnophiona (Apoda)
menunjukkan dua bentuk dalam daur hidupnya. Fase larva hidup dalam air dan bernafas
dengan menggunakan insang. Fase dewasa insang mengalami reduksi dan umumnya
ditemukan di dalam tanah atau di lingkungan akuatik. Fertilisasi pada sesilia terjadi
secara internal. Ordo Gymnophiona (Apoda) mempunyai lima famili yaitu
Rhinatrematidae, Ichtyopiidae, Uraeotyphilidae, Scolecomorphiidae dan Caecilidae.
Famili Caecilidae mempunyai tiga subfamili Dermophinae, Caecilinae dan
Typhlonectinae (Mukayat, 1989).
Ordo Reptilia terdiri atas empat ordo, yaitu: ordo Sphenodontia yang spesiesnya
sendiri hanya terbagi ke dalam 1 jenis yaitu tuatara, biasanya hidup di daerah
pegunungan seperti New Zealand. Spesies ini memiliki mata parietal yang berkembang
baik. Ordo Crocodilia mencakup hewan reptil yang berukuran paling besar diantara
reptil lain. Kulit tebal, dan liat karena mengandung kepingan tulang yang tersusun
berderet dan berlunas membentuk perisai dermal mengandung sisik dari bahan tanduk.
Kepala berbentuk pyramid, keras dan kuat, dilengkapi dengan gigi runcing bertipe gigi
poliodont. Mata kecil terletak dibagian kepala yang menonjol di dorsal-lateral. Pipil
vertical dilengkapi selaput mata, tertutup oleh lipatan kulit yang membungkus tulang
sehingga lubang tersebut hanya nampak seperti celah. Lubang hidung terletak pada sisi
dorsal ujung moncong dan dilengakapi dengan suatu penutup dari otot yang dapat
berkontraksi secara otomatis pada saat buaya menyelam. Lubang telinga terdapat
disebelah caudal mata tertutup oleh lipatan kulit. Ekor panjang dan kuat. Buaya dan
aligator menghabiskan sebagian hidupnya dalam air dan menghirup udara melalui
lubang hidungnya yang membuka ke atas (Kurniati, 2009).
Ordo Testudinata mempunyai bentuk tubuh seperti kotak yang dinamakan theca
dan dibedakan atas dua bagian yaitu karapaks (bagian dorsal) dan plastron bagian
ventral, mempunyai struktur yang berat, mempunyai cangkang yang keras. Ordo
Testudinata dibagi atas dua sub ordo berdasarkan cara melipatnya leher pada waktu
hewan menyembunyikan kepalanya yaitu sub ordo Cryptodira, meliputi kura-kura yang
cara melipat lehernya sebagai huruf S pada bidang vertikal. Sub ordo Pleurodira,
meliputi kura-kura yang cara melipat lehernya ke samping pada bidang horizontal. Ordo
Rhynchocephalia mempunyai karakteristik diantaranya yaitu tengkoraknya bersifat
diapsid yang berarti mempunyai dua cekungan di daerah temporal, tulang-tulang
gostralia berkembang dengan baik, celah kloaka melintang, di atap kepala terdapat mata
parietal dengan lensa dan retina, mempunyai satu famili yaitu Sphenodobtidae (Djuanda,
1982).
Ordo Squamata mempunyai karakteristik diantaranya yaitu tubuhnya tertutup oleh
sisik-sisik atau perisai dari bahan tanduk, sisik-sisiknya ada yang halus dan kasar. Ordo
ini dapat dibedakan atas dua sub ordo yaitu Sauria yang mempunyai tubuh yang dapat
dibedakan atas kepala, badan, tungkai, ekor dan mempunyai gelang bahu dan panggul.
Sub ordo Ophidia (Serpentes) mempunyai sisik pada sisi ventral umumnya lebih besar
dan tersusun dalam satu deret, kelopak mata tidak dapat bergerak dan membentuk suatu
tutup yang terang, tidak terdapat tungkai dan lubang telinga dan tertutup oleh sisik-sisik
dan perisai. Ordo Crocodilia meliputi hewan reptil yang besar dan kuat, panjangnya
dapat mencapai sembilan meter, mempunyai kulit tebal, liat dan mengandung kepingan-
kepingan dari bahan tulang yang tersusun dalam deretan-deretan, kepala kuat dan keras,
dilengkapi gigi-gigi tajam dan kuat, ekor panjang, besar, dan kuat, semakin ke ujung
semakin bilateral, mempunyai kaki berjari lima, tidak berselaput. Ordo Crocodilia
mencakup tiga famili yaitu famili Gavialidae, famili Crocodilidae dan famili
Alligatoridae (Dittmer et al., 2015).
III. MATERI DAN METODE

A. Materi

Alat-alat yang digunakan dalam praktikum acara Amphibia dan Reptilia yaitu bak
preparat, pinset, kaca pembesar, mikroskop cahaya, mikroskop stereo, sarung tangan
(gloves) dan alat tulis.
Bahan yang digunakan yaitu beberapa spesimen hewan kelas Amphibia dan
Reptilia.

B. Metode

Metode yang dilakukan dalam praktikum acara Amphibia dan Reptilia antara lain:
1. Karakter pada spesiman diamati, digambar, dan dideskripsikan berdasarkan ciri-ciri
morfologi.
2. Spesimen diidentifikasi dengan menggunakan kunci identifikasi.
3. Kunci identifikasi sederhana dibuat berdasarkan karakter spesimen yang diamati.
4. Laporan sementara dari hasil praktikum dibuat.
DAFTAR REFERENSI

Ariza, Y. S., Dewi, B. S., & Darmawan, A. 2014. Keanekaragaman jenis amfibi (ordo
anura) pada beberapa tipe habitat di youth camp desa Hurun Kecamatan Padang
Cermin Kabupaten Pesawaran. Jurnal Sylva Lestari. 2(1): 21-30.

Bauer AM . 1998. Di dalam: Cogger HG, Zweifel RG, editor. Encyclopedia of Reptiles
and Amphibians. San Fransisco: Fog City Press.

Cogger HG, Zweifel RG. 2003. Encyclopedia of Reptiles and Amphibians. San
fransisco: Frog City Press.

Daudin, F. M. 1802. Histoire Naturelle, gnerale et particuliredes reptiles, ouvrage


faisant suite, a l'histoiure naturelle, gnrale et particulire compose par
LECLERC DE BUFFON, et redige par C. S. SONNINI, 1(3): 217-221.

Dittmer, E. D. Maria, E. Douglas, E. 2015. Reptiles, Rarely Seen Amphibians, and


Rainfall: The Trifecta of Optimal Herping in the Outback. IRCF Reptiles &
Amphibians 22(3): 111125.

Djarubito, M. 1989. Zoologi Dasar. Jakarta: Erlangga.

Djuanda, T. 1982. Pengantar Anatomi Perbandingan Vertebrata I. Bandung: Amico.

Duellman, W. E. & L. Trueb. 1986. Biology of Amphibians. New York: McGraw Hill
Book Company.

Halliday T, & Adler K. 2000. The Encyclopedia of Reptiles and Amphibians. New York:
Facts on File Inc.

Harding, G., Griffiths, R. A., & Pavajeau, L. 2015. Developments in amphibian captive
breeding and reintroduction programs. Journal of Conservation Biology. 30(2):
340-349.

Kurniati, T. 2009. Zoologi Vertebrata. Bandung: UIN SGD Bandung.

Mukayat, D. 1989. Zoologi Dasar. Jakarta: Erlangga.

Susanto, H. 1994. Budidaya Kodok Unggul. Jakarta: Penebar Swadaya.

Anda mungkin juga menyukai