Ka Andal
Ka Andal
Ka Andal
Milkimi
(Pabrik Susu Kemasan)
Kerangka Acuan Analisis Dampak Lingkungan
(KA-ANDAL)
2017
I. PENDAHULUAN
1. Latar Belakang Kegiatan
SFA
Kerangka Acuan ANDAL Apartment XVII
2. Tujuan Kegiatan
Tujuan utama dari PT. Milkimi adalah berusaha dalam bidang perindustrian dan
perdagangan. Perusahaan ini bergerak dalam bidang industri minuman kesehatan. Pada
bidang minuman perusahaan memproduksi susu yang layak konsumsi dan tidak
terkontaminasi dengan bakteri yang dapat merusak produk tersebut. Produk ini diolah
dengan teknologi Ultra High Temperatur dan dikemas dalam kemasan paper-based
laminates.(belum fix)
3. Manfaat Kegiatan
Manfaat kegiatan ini secara umum adalah untuk memajukan perekonomian dan
menambah lapangan pekerjaan masyarakat.
- Manfaat kegiatan ini bagi Pemerintah adalah
1) Untuk meningkatkatkan pendapatan pajak daerah
2) Sebagai program pembangunan daerah
3) Membuka lapangan pekerjaan baru
4) Membantu meningkatkan kesehatan masyarakat daerah.
- Manfaat kegiatan ini bagi Masyarakat adalah
1) Memenuhi kebutuhan masyarakat terhadap minuman sehat yang praktis dan terjaga
kandungan gizinya.
2) Meningkatkan perekonomian masyarakat sekitar dengan bertambahnya lapangan
pekerjaan baru.
4. Peraturan Perundang-undangan
SFA
Kerangka Acuan ANDAL Apartment XVII
SFA
Kerangka Acuan ANDAL Apartment XVII
1. Rencana Kegiatan
PT.Milkimi diawali dari sebuah peternakan sapi perah pada tahun 1990. Lalu pada tahun
2000, dengan dilatorbelakangi permasalahan tentang kesadaran manusia akan kebutuhan
gizi yang baik untuk mengimbangi kesibukan yang padat maka peternakan sapi perah
tersebut berubah menjadi Perusahaan Industri yang menghasilkan susu kemasan.
Proses produksi susu secara umum :
Pre-Pasteurisasi adalah proses pemanasan susu dengan kombinasi waktu tertentu dan
didinginkan. Tahap ini dilakukan utnuk mencegah bertumbuhnya mikro organisme pada
jangka waktu tertentu untuk membuat susu lebih tahan sebelum di proses lebih lanjut.
Temperature yang dipakai yaitu 72 75 C dengan holding time 15-20 detik. Pada proses
Mixing (Pencampuran) dilakukan pencampuran susu mentah (raw milk) dengan material-
material lain. Pada Homogenisasi dan Pemanasan dilakukan sterilisasi produk dengan
memanaskannya pada temperature 135-140 C dalam waktu beberapa detik untuk
membunuh mikro organisme. Kemudian susu yang telah di homogenisasi dan melalui
proses pemanasan disimpan pada Aseptic Tank. Aseptic dan Non-Aseptic Filler
merupakan packaging untuk memastikan produk steril dan material packagingnya bersih.
Proses Post-Pasteurisasi susu kemasan hanya dilakukan dalam siklus Non-Aseptic Filler.
SFA
Kerangka Acuan ANDAL Apartment XVII
Kemasan susu yang digunakan di panaskan dalam air dengan temperature mendekati 90
C untuk membunuh mikro organisme yang bisa saja tumbuh setelah susu keluar dari Non-
Aseptic Filler. Untuk produk (kemasan) proses selanjutnya adalah labeling kemasan dan
pengecekan kontaminan padat menggunakan X-ray. Packaging dilakukan secara otomatis
menggunakan mesin dan kemudian disimpan pada warehouse.
Wilayah kegiatan pabrik susu yang diadakan di Berastagi, Kwala Bekala, Sumatera Utara
dibangun pada lahan seluas 1000 Ha dengan jumlah sapi mencapai 500 ekor (400 ekor
untuk produksi). Rencana usaha pabrik susu kemasan pada makalah ini selanjutnya akan
membahas tentang pengaruh rencana kegiatan/usaha terhadap komponen lingkungan.
Table 1 akan menjelaskan Rencana Kegiatan Pembangunan Pabrik Susu Kemasan.
Berikut ini akan dijelaskan rencana kegiatan pada masing-masing tahapan yang akan
dilaksanakan PT Milkimi :
A. Pra Konstruksi :
Pada tahapan ini, rencana kegiatan yang dilakukan meliputi : Sosialiasi, survey dan
penetapan lokasi pembangunan, pembebasan lahan, proses perizinan, dan
SFA
Kerangka Acuan ANDAL Apartment XVII
B. Konstruksi
Berikut ini beberapa kegiatan pada tahap konstruksi yang berpotensi menimbulkan
dampak terhadap komponen lingkungan :
1) Mobilisasi material bangunan dan alat-alat berat
Mobilisasi rutin kendaraan yang mengangkut peralatan dan material bahan yang
melewati jalan umum dan melintasi pemukiman penduduk akan mengakibatkan
meningkatnya konsentrasi gas CO (sisa pembakaran bahan bakar kendaraan),
debu atau PM10 di atmosfer. Debu atau PM10 berasal dari pecahan material
konstruksi yang diangkut oleh kendaran tersebut. Lama waktu debu atau PM10
berada dan beterbangan di atmosfer tergantung pada ukuran dan berat partikel
serta arah dan kecepatan angin.
2) Pembangunan dan pemasangan instalasi pabrik cat. Instalasi pabrik cat yang
dibangun meliputi : ruang bahan baku, rung produksi, dan ruang produk.
Pembangunan ini akan berpotensi menurunkan kualitas udara, khususnya
konsentrasi PM10, serta peningkatan kebisingan.
3) Pembangunan kantor Pabrik Cat
Pembangunan ini akan menyebabkan penurunan kualitas udara akibat
peningkatan konsentrasi PM10 dan peningkatan kebisingan.
C. Operasi
Berikut ini beberapa kegiatan pada tahap operasi yang berpotensi menimbulkan
dampak terhadap komponen lingkungan :
1) Rekrutmen tenaga kerja
Komponen lingkungan yang berpotensi terkena dampak adalah komponen
sosial-ekonomi-budaya (komponen lingkungan ini tidak akan dibahas lebih
lanjut lagi).
SFA
Kerangka Acuan ANDAL Apartment XVII
2) Produksi Cat
Kegiatan ini akan berpotensi menimbulkan dampak negatif terhadap komponen
geo-fisik-kimia yaitu penurunan kuantitas air sungai Sekampung dan penurunan
kualitas udara sekitar daerah desa Padmosari kecamatan Natar.
3) Proses pengolahan air pencucian alat pasca produksi cat
Komponen lingkungan yang akan berpotensi terkena dampak dari kegiatan ini
adalah komponen geo-fisik-kimia, yaitu peningkatan limbah padat dan cair yang
akan dibuang ke badan sungai Sekampung yang kemudian akan menurunkan
kualitas air sungai Sekampung serta peningkatan kebisingan.
4) Pengoperasian listrik tenaga diesel
Kegiatan ini akan berpotensi menimbulkan dampak negatif terhadap komponen
geo-fisik-kimia yaitu penurunan kualitas udara berdasarkan parameter CO, NO2,
SO2 dan PM10, selain itu juga dapat meingkatkan kebisingan.
Analisis mengenai keadaan lingkungan awal di sekitar lokasi kegiatan sangat diperlukan
sebagai dasar untuk memperkirakan kemungkinan dampak yang terjadi terhadap
komponen lingkungan hidup yang diakibatkan oleh rencana kegiatan tersebut. Beberapa
komponen lingkungan hidup yang perlu dipertimbangkan adalah komponen lingkungan
geo-fisik-kimia, lingkungan biologi, lingkungan sosial-ekonomi-budaya dan kesehatan
masyarakat. Berikut ini merupakan hasil pengukuran kualitas udara (tabel 2) serta
kualitas air (tabel 3) dari beberapa lokasi di sekitar rencana kegiatan pembangunan Pabrik
Cat.
SFA
Kerangka Acuan ANDAL Apartment XVII
Debit rata-rata sungai Sekampung setiap tahunnya adalah 1,2 m3/detik, dengan curah
hujan setiap tahunnya adalah 75-85 mm/bulan. Pada musim penghujan debit air sungai
Sekampung dapat mencapai 2,5 m3/detik, sedangkan pada musim kemarau debit air
sungai menjadi 0,8 m3/detik. Kegiatan yang sekarang telah ada di sekitar rencana kegiatan
Pembangunan Pabrik Cat di desa Padmosari kecamatan Natar, kabupaten Lampung
Selatan adalah usaha pertanian lahan basah (sawah) secara intensif dan perikanan air
tawar yang yang terletak pada bagian hilir sungai Sekampung. Kegiatan pembuangan
limbah dari kegiatan pabrik cat ke air sungai Sekampung dapat berpotensi menurunkan
SFA
Kerangka Acuan ANDAL Apartment XVII
kualiatas dan kuantitas air sungai Sekampung, sehingga akan muncul konflik sosial
berupa penggunaan air untuk irigasi dan tambak oleh masyarakat sekitarnya.
3. Pelingkupan
Pelingkupan merupakan suatu proses awal untuk menentukan lingkup permasalahan dan
mengidentifikasi dampak penting hipotesis yang terkait dengan rencana kegiatan
pembangunan Pabrik Cat. Pelingkupan umumnya dilakukan melalui tiga tahap, yaitu
identifikasi dampak, evaluasi dampak, serta klasifikasi dan prioritas. Secara ringkas
proses pelingkupan dampak untuk mengidentifikasi dampak besar dan penting akibat
rencana kegiatan pembangunan Pabrik Cat disajikan dalam gambar 3.
Deskripsi Rencana
Kegiatan
Dampak Penting Prioritas Dampak
Dampak Potensial Hipotetik Penting Hipotetik
Rona Lingkungan
Hidup
Tabel 4. Hasil Identifikasi Dampak Potensial Rencana Kegiatan Pembangunan Pabrik Cat
(komponen geo-fisik-kimia)
SFA
Kerangka Acuan ANDAL Apartment XVII
No Komponen A B C
Geo-Fisik-
Kimia 1 2 3 1 2 3 4 1 2 3 4
1 Kualitas
Udara
2 Kualitas Air
3 Sedimentasi
4 Bau
5 Getaran
6 Kebisingan
7 Kualitas
tanah
Keterangan
Setelah dampak potensial dievaluasi maka akan diperoleh dampak penting dan prioritas
dampak penting hipotetik dari rencana kegiatan Pembangunan Pabrik Cat. Tabel 5
merupakan hasil proses pelingkupan dampak potensial, dampak penting dan prioritas
dampak penting hipotetik (khususnya komponen lingkungan Geo-Fisik-Kimia) dari
rencana kegiatan pembangunan Pabrik Cat di desa Padmosari, kecamatan Natar,
kabupaten Lampung Selatan.
Tabel 5. Hasil Pelingkupan Dampak Potensial, Dampak Penting dan Prioritas Dampak
Penting Hipotetik dari Rencana Kegiatan Pembangunan Pabrik Cat.
SFA
Kerangka Acuan ANDAL Apartment XVII
Dampak Penting
Tahapan/Rencana Dampak Potensial yang Prioritas Dampak
No Hipotetik yang
kegiatan Ditimbulkan Penting
Ditimbulkan
A. Pra Konstruksi
B. Konstruksi
1. Mobilisasi material Penurunan kualitas Penurunan kualitas -
bangunan dan alat- udara udara
alat berat Peningkatan Peningkatan
kebisingan kebisingan
Peningkatan getaran
2. Pembangunan jalan Penurunan kualitas Penurunan kualitas -
dan sarana prasarana udara udara
penunjang Peningkatan Peningkatan
kebisingan kebisingan
Peningkatan getaran
Penurunan kualitas
tanah
3. Pembangunan dan Penurunan kualitas Penurunan kualitas -
Pemasangan udara udara
Instalasi Pabrik Cat Peningkatan Peningkatan
kebisingan kebisingan
Peningkatan getaran
Penurunan kualitas
tanah
4. Pembangunan kantor Penurunan kualitas Penurunan kualitas -
Pabrik Cat udara udara
Kemacetan lalu Peningkatan
lintas kebisingan
Penurunan kualitas
tanah
C. Operasi
1. Proses pengangkutan Peningkatan Peningkatan -
bahan baku dari kebisingan kebisingan
gudang Peningkatan getaran
penyimpanan ke
pabrik cat
2. Proses Produksi Cat Penurunan kuantitas Penurunan kuantitas Penurunan
udara udara kuantitas
Penurunan kuantitas Penurunan kuantitas udara
air sungai air sungai Penurunan
Peningkatan Peningkatan kuantitas air
kebisingan kebisingan sungai
SFA
Kerangka Acuan ANDAL Apartment XVII
Peningkatan getaran
SFA
Kerangka Acuan ANDAL Apartment XVII
B. Batas Ekologi
Batas ini mencakup aliran dampak perubahan kuantitas air dan kualitas air.
Berdasarkan kajian pada batasan ini, maka dampak perubahan meliputi luas
pengaruh rencana kegiatan terhadap ekosistem di sekitarnya.
SFA
Kerangka Acuan ANDAL Apartment XVII
C. Batas Administrasi
Wilayah studi secara administratif meliputi seluruh wilayah kabupaten Natar seluas
800 Ha.
D. Batas Sosial
Batas sosial meliputi ruang di sekitar rencana pembangunan Pabrik Cat yang
merupakan tempat berlangsungnya interaksi dengan masyarakat setempat.
SFA
Kerangka Acuan ANDAL Apartment XVII
A. Kualitas Udara
Metode Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data yang digunakan untuk mengetahui kualitas udara awal
adalah dengan metode pengukuran langsung (metode pengumpulan data primer).
Penentuan titik pengambilan sampel didasarkan pada arah dan kecepatan angin
(gambar 6) yang dihubungkan dengan rencana tapak proyek (gambar 3). Pengambilan
sampel uji untuk parameter analisis kualitas udara didasarkan pada SNI 19-7119.7
tahun 2005. Penentuan durasi pengumpulan data didasarkan pada Keputusan Kepala
Badan Pengendalian Dampak Lingkungan Nomor 107 tahun 1997 tentang Pengaruh
Indeks Standar Pencemar Udara untuk Setiap Parameter Pencemar.
Tabel 6. Metode Pengumpulan Data dan Analisis Data dari Parameter untuk Kualitas
Udara
SFA
Kerangka Acuan ANDAL Apartment XVII
Berikut ini akan diuraikan secara singkat prinsip metode analisis kualitas udara yang
telah disajikan pada tabel 6 :
1) Parameter CO
Pengukuran ini berdasarkan kemampuan gas CO dalam menyerap sinar inframerah
pada panjang gelombang 4,6 m. Banyaknya intensitas sinar yang diserap
sebanding dengan konsentrasi CO di udara.
2) Parameter NO2
Gas NO2 dijerap dalam reagent saltzman sehingga membentuk suatu senyawa azo
dye berwarna merah muda yang stabil setelah 15 menit. Kemudian absorbansi
senyawa tersebut diukur dengan spektrometer UV-Vis pada panjang gelombang
545 nm.
3) Parameter SO2
Gas SO2 diserap dalam larutan penjerap tetrakloromerkurat membentuk senyawa
kompleks diklorosulfonatomerkurat (HgCl2SO3-2). Pengambilan sampel dilakukan
selama 24 jam. Kemudian senyawa kompleks tersebut direaksikan dengan larutan
pararosanilin dan formaldehida, sehingga akan terbentuk senyawa pararosanilin
metil sulfonat yang berwarna merah violet. Setelah itu larutan kompleks berwarna
tersebut diukur dengan menggunakan Spektrometer UV-Vis pada panjang
gelombang 550 nm
4) Parameter PM10
Pada penentuan parameter partikel materi (PM10) atau debu, udara dilewatkan ke
dalam Cascade Impactor dengan laju alir tertentu dan dilakukan selama 24 jam.
Prinsip metode ini adalah memisahkan debu berdasarkan diameter partikel.
Diameter partikel yang paling besar akan tertahan pada kertas saring di stage paling
atas pada alat Cascade Impactor, dan semakin ke bawah, diameter partikel yang
dapat terkumpulkan semakin kecil. Setelah 24 jam pengambilan sampel, debu yang
sudah terkumpulkan pada masing-masing stage ditimbang beratnya.
Analisis Data
Penentuan baik atau buruknya kualitas udara di lokasi sekitar rencana pembangunan
Pabrik Cat dilakukan dengan menganalisis data hasil pengukuran di lapangan yang
SFA
Kerangka Acuan ANDAL Apartment XVII
Indeks Standar Pencemar Udara (ISPU) adalah angka yang tidak mempunyai satuan
yang menggambarkan kondisi kualitas udara ambien di lokasi pembangunan dengan
durasi waktu pengamatan tertentu yang didasarkan pada dampak kesehatan manusia
dan makhluk hidup lainnya, serta terhadap nilai estetika. Indeks nilai ISPU diperoleh
dengan cara mengubah konsentrasi parameter kualitas udara yang terukur ke dalam
suatu angka yang tidak berdimensi dengan menggunakan tabel 8 dan rumus :
I=
Keterangan :
I = Indeks ISPU
Ia = ISPU batas atas
Ib = ISPU batas bawah
Xa = Ambien batas atas
Xa = Ambien batas bawah
Xx = Kadar ambien nyata hasil pengukuran
SFA
Kerangka Acuan ANDAL Apartment XVII
Indeks
Standar PM10 dalam 24 SO2 dalam 24 CO dalam 24 NO2 dalam 24
Pencemar jam ( g/m3) jam ( g/m3) jam ( g/m3) jam ( g/m3)
Udara
50 50 80 5 -
100 150 365 10 -
200 350 800 17 1130
300 420 1600 34 2260
400 500 2100 46 3000
500 600 2620 57,5 3750
Contoh Perhitungan :
Misalnya konsentrasi udara ambien untuk parameter SO2 adalah 322 g/m3. Maka
konversi ke dalam angka ISPU adalah sebagai berikut :
SFA
Kerangka Acuan ANDAL Apartment XVII
uji kualitas uji dan SNI 03-7016-2004 tentang tata cara pengambilan contoh dalam
rangka pemantauan kualitas air pada suatu daerah pengaliran sungai.
Tabel 9. Metode Pengumpulan Data dan Analisis Data dari Parameter untuk Kualitas
Air
Metode Jenis Alat Metode
Metode Analisis
No Parameter Pengumpulan Pengukuran untuk Analisis
Sampel
Data Sampling Data
1. pH Integrated In situ Botol Secara STORED
plastik elektrokimia
menggunakan pH
meter
2. TSS Integrated Lab Botol Metode gravimetri STORED
plastik
3. BOD Integrated Lab Botol Metode Inkubasi STORED
winkler Winkler
4. Integrated Lab Botol Metode Refluks STORED
gelas secara tertutup
Berikut ini akan diuraikan secara singkat prinsip metode analisis kualitas air sungai
Sekampung yang telah disajikan pada tabel 9 :
1) Parameter pH
Pengukuran pH air sungai dilakukan secara langsung di lokasi pengambilan sampel
air dengan menggunakan alat pH-meter.
2) Parameter Total Suspended Solid (TSS)
Penentuan Total Suspended Solid (TSS) dapat dilakukan dengan metode
gravimetri. Prinsip penentuan ini adalah apabila zat padat dipisahkan dengan
menggunakan filter kertas dan kemudian zat padat yang tertahan pada filter
dikeringkan pada suhu 1050C, maka berat residu sesudah pengeringan adalah zat
padat tersuspensi (total suspended solid).
3) Parameter BOD
SFA
Kerangka Acuan ANDAL Apartment XVII
Penentuan BOD dalam sampel air dilakukan dengan metode inkubasi winkler
sesuai dengan spesifikasi metode pengujian SNI 06-2503-1991. Prinsip analisis
BOD didasarkan atas reaksi oksidasi zat organik dengan oksigen dalam air, dan
proses tersebut berlangsung karena adanya bakteri aerobik. Reaksi biologis pada
tes BOD dilakukan pada temperatur inkubasi 200C dan dilakukan selama 5 hari.
Analisis kuantitas air sungai Sekampung melalui debit air dapat ditentukan dengan
cara mengukur kecepatan aliran dan tinggi muka air sungai. Dengan menggunakan
Current meter, pengukuran kecepatan aliran tidak hanya di permukaan sungai saja
tetapi pada kedalaman tertentu juga dapat diukur. Prinsip pengukurannya adalah
dengan menghitung jumlah putaran dalam satuan waktu yang ditetapkan. Kemudian
kecepatan aliran diukur menggunakan rumus :
V = a*n + b Keterangan
:
V = Kecepatan aliran pada suatu titik pengukuran
n = N/t = jumlah putaran persatuan waktu t
= waktu putaran yang ditetapkan
a,b = konstanta alat
Setelah mengetahui kecepatan aliran air sungai, debit air sungai dapat dihitung dengan
menggunakan rumus :
D = V x A Keterangan
:
D = debit air (m3/detik)
V = kecepatan aliran air sungai (m/detik)
A = luas penampang (m2)
SFA
Kerangka Acuan ANDAL Apartment XVII
No. 82 tahun 2001) guna menentukan status mutu air. Cara untuk menentukan status
mutu air adalah dengan menggunakan sistem nilai dari US-EPA (Environmental
Protection Agency) dengan mengklasifikasikan mutu air dalam empat kelas (tabel 10).
Prosedur penentuan status mutu air dengan metode STORET dilakukan dengan
langkah-langkah sebagai berikut :
1) Melakukan pengumpulan data kualitas air dan debit air secara periodik sehingga
membentuk data dari waktu ke waktu
2) Membandingkan data hasil pengukuran dari masing-masing parameter air dengan
nilai baku mutu yang sesuai dengan kelas air
3) Jika hasil pengukuran memenuhi nilai baku mutu air (hasil pengukuran baku
mutu) maka diberi skor 0
4) Jika hasil pengukuran tidak memenuhi nilai baku mutu air (hasil pengukuran >
baku mutu) maka diberi skor :
Tabel 11. Penentuan sistem nilai untuk menentukan status mutu air
SFA
Kerangka Acuan ANDAL Apartment XVII
Keterangan : *) jumlah parameter yang digunakan untuk penentuan status mutu air
Sumber : Canter (1977)
5) Jumlah negatif dari seluruh parameter dihitung dan ditentukan status mutunya dari
jumlah skor yang didapat dengan menggunakan sistem nilai.
Metode prakiraan dampak pada prinsipnya adalah untuk memprakirakan besaran dampak
dan tingkat kepentingan dampak. Untuk memprakirakan kondisi kualitas udara setelah
kegiatan dilakukan adalah dengan cara menganalogikan kegiatan pembangunan Pabrik
Cat ini dengan kegiatan sejenis di kota yang berbeda yang disesuaikan dengan arah dan
kecepatan angin. Sama halnya dengan kualitas udara, kualitas air juga diprakirakan
dengan menganalogikan dengan kegiatan sejenis yang disesuaikan dengan arah dan debit
air sungai. Hasil prakiraan tersebut kemudian dikonversikan ke dalam bentuk skala.
Besaran dampak setiap parameter yang dikaji dengan menghitung selisih kualitas
lingkungan hidup setiap kegiatan (KLt) dengan kualitas lingkungan hidup awal sebelum
adanya kegiatan (KL0), yang secara matematik dirumuskan :
Besar dampak = KLt KL0
Hasil penentuan besar dampak digunakan untuk memperkirakan dampak dari rencana
kegiatan tersebut, baik yang bersifat positif maupun negatif.
Metode penentuan tingkat kepentingan dampak dapat dilakukan dengan mengacu pada
kriteria penentuan dampak penting sesuai dengan Peraturan Pemerintah No. 27 tahun
1999 tentang Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL), yaitu (1) Jumlah
manusia yang terkena dampak, (2) Luas wilayah persebaran dampak, (3) Intensitas dan
lamanya dampak berlangsung, (4) Banyaknya komponen lain yang terkena dampak, (5)
Sifat kumulatif dampak, (6) Berbalik atau tidak berbaliknya dampak. Penetapan tingkat
kepentingan dampak ini dikelompokkan ke dalam dampak penting (P) dan dampak tidak
penting (TP) seperti yang disajikan dalam tabel 12.
SFA
Kerangka Acuan ANDAL Apartment XVII
Luas dampak 0,25 kali luas wilayah studi Luas dampak 0,25 kali luas wilayah studi
Intensitas dampaknya sama/lebih besar dari Intensitas dampaknya rendah/lebih kecil dari
baku mutu baku mutu dan hanya sesaat
Untuk proses penentuan tingkat kepentingan secara kuantitatif maka metode analisis
dapat dilakukan pembobotan untuk setiap parameter penentu tingkat kepentingan
dampak. Mengingat bahwa tujuan akhir pembangunan adalah untuk kepentingan manusia
maka dalam penentapan sifat kepentingan dampak pada parameter jumlah manusia yang
terkena dampak diberi bobot 3. Adapun pembobotan untuk setiap parameter yang
mempengaruhi kepentingan dampak disajikan pada tabel 13.
SFA
Kerangka Acuan ANDAL Apartment XVII
Metode evaluasi dampak dari setiap rencana kegiatan yang akan dilakukan secara
holistik/bersamaan dengan menggunakan matriks sederhana yang merupakan interaksi
antara besaran dampak dan kepentingan dampak (tabel 14). Hasil evaluasi dampak ini
dapat dijadikan dasar untuk pengelolaan dan pemantauan lingkungan.
Jenis
Tahap
Rencana Dampak
Rencana
Kegiatan Penting
Kegiatan
Hipotetik
SFA
Kerangka Acuan ANDAL Apartment XVII
1. Identitas Pemrakarsa
3. Biaya Studi
Berikut ini adalah rincian biaya (dalam persentase) penyusunan AMDAL untuk
penyelenggaran rencana kegiatan Pembangunan Pabrik Cat (tabel 15).
Tabel 15. Rincian Biaya penyusunan AMDAL untuk kegiatan Pembangunan Pabrik
Cat
SFA
Kerangka Acuan ANDAL Apartment XVII
Penyusunan ANDAL
a) Koordinasi penyusun dan pemrakarsa
5 10
b) Konsultasi dengan pihat terkait
c) Penyusunan dan penggandaan dokumen
Penyusunan RKL dan RPL
a) Koordinasi penyusun dan pemrakarsa
6 5
b) Konsultasi dengan pihat terkait
c) Penyusunan dan penggandaan dokumen
Presentasi dokumen AMDAL
a) Koordinasi penyusun dan pemrakarsa
7 b) Konsultasi dengan tim penilai 10
c) Presentasi dan penggandaan dokumen pada tim penilai
d) Perbaikan, pengesahan, dan penyerahan dokumen
Total 100
4. Waktu Studi
Pelaksanaan studi yang dimulai dari tahap persiapan hingga penyerahan dokumen
AMDAL rencana kegiatan pembangunan Pabrik Cat akan dilaksanakan selama 5 bulan
dengan rincian ditunjukkan dalam tabel 16.
Tabel 16. Rincian Waktu Studi AMDAL untuk Rencana Kegiatan Pembangunan Pabrik
Cat
No Kegiatan Bulan ke-
I II III IV V
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1 Persiapan
2 Penyusunan KA-ANDAL
3 Pengumpulan data primer
4 Penyusunan ANDAL
5 Penyusunan RKL dan RPL
6 Presentasi AMDAL
7 Perbaikan, Penggandaan dan
Penyerahan Dokumen
AMDAL
DAFTAR PUSTAKA
SFA
Kerangka Acuan ANDAL Apartment XVII
--------. 2006. Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup No 8 tahun 2006 tentang
Pedoman Penyusunan Analisis Mengenai Dampak Lingkungan Hidup
--------. 2006. Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup No 11 tahun 2006 tentang
Jenis Rencana Usaha dan/atau Kegiatan yang Wajib dilengkapi dengan
Analisis Mengenai Dampak Lingkungan Hidup (AMDAL)
P.P. Republik Indonesia No: 82 tahun 2001. Peraturan Pemerintah R.I No: 82 tahun 2001
tentang pengelolaan kualitas air dan pengendalian pencemaran air. Deputi
Sekretariat Bidang Hukum dan Perundangundangan Republik
Indonesia. Jakarta. 45 hlm.
-------. http://mudhzz.wordpress.com/pembuatan-cat/
-------. http://cattembok.web.id/?mesin-produksi,18
SFA