Hari 1 Modul 2 Mike Zero
Hari 1 Modul 2 Mike Zero
Hari 1 Modul 2 Mike Zero
Oleh
HERON SURBAKTI, S.Pi, M.Si.
disampaikan dalam:
PELATIHAN
PENGENALAN DAN APLIKASI PERANGKAT LUNAK DHI MIKE
BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN KELAUTAN DAN PERIKANAN
Jakarta, 24 ~ 26 Juli 2013
MODUL-2 (Page 2/ 44)
MODUL - 2
PENGENALAN DAN APLIKASI MENU MIKE ZERO
Untuk memulai membuat file Time Series Data maka Pilih File , lalu pilih New->File
Setelah memilih OK maka akan muncul kotak dialog yang berisi informasi terkait
data yang akan dibuat. Informasi yang harus diisikan berupa data Waktu, interval
data, Jumlah Time Step serta parameter yang ingin dimasukkan.
Masukkan data pada Start Time 1/1/2013 00:00:00 (data dimulai dari tanggal 1
Januari 2013 Jam 00.
Isikan 03:00:00 pada Time Step (hour:min:sec) artinya data yang dimiliki memiliki
interval waktu setiap 3 jam.
Isikan nilai 2961 pada No. of Timesteps (Data yang dimiliki selama 1 tahun)
Pada Name ketikkan speed, pada bagian Type pilih Wind Speed dan pada bagian
Unit pilih m/s sebagai satuannya.
Selanjutnya pilih Append untuk menambah parameter berikutnya.
Pada Name ketikkan direction, pada bagian Type pilih Wind Direction dan pada
bagian Unit pilih degree sebagai satuannya.
Selanjutnya pilih OK
Maka akan muncul tampilan data time series seperti yang ditunjukkan pada
Gambar 5.
Pada Gambar 5 terlihat data dimulai dari tanggal 1 Januari 2013 Jam 00 dengan
interval setiap 3 jam dan jumlah data selama 1 tahun.
Gambar 5. Tampilan Data Time Series Berdasarkan Pengisian Informasi File Properties
Sorot dan copy semua data speed dan arah pada Angin.xlsx. Kemudian gunakan
perintah paste pada Tampilan Data Time Series yang kosong. Maka semua data
akan masuk ke dalam format dfs0.
Simpan file tersebut dengan cara pilih File, kemudian pilih Save As sehingga akan
muncul folder lokasi penyimpanan file, simpan dengan nama Data Angin.dfs0.
Untuk lebih jelasnya perhatikan Gambar 7.
Perhatikan ekstension file Time Series Data adalah *.dfs0
Untuk keluar dari aplikasi ini, pilih File kemudian pilih Exit.
Untuk memulai membuat file Time Series Data maka Pilih File , lalu pilih New->File
Selanjutnya akan muncul kotak dialog MzPlot. Pilih Plot, kemudian pilih Insert
New Plot Objects.
Maka akan muncul kotak dialog Insert Plot Object yang berisi tipe-tipe visualisasi
obyek yang dapat ditampilkan. Sebagai contoh pilih Rose Plot (untuk
menggambarkan mawar angin dari data angin yang telah dibuat sebelumnya).
Kemudian pilih OK. Akan muncul kotak dialog Rose Plot Properties, pilih file DFS0
(Data Angin.dfs0) yang telah dibuat sebelumnya dengan menempatkan Magnitude
= speed dan Direction = direction. Untuk lebih jelas lihat Gambar 11.
Setelah selesai maka pilih OK. Maka akan muncul kotak dialog Rose Plot Properties
dengan informasi data yang ada pada file Data Angin.dfs0.
Data yang terdapat pada file Data Angin.dfs0 adalah data setahun. Untuk
menampilkan wind rose satu bulan pada bulan Januari, maka pilih Subseries,
masukan data 1/1/2013 12:00:00 (pada Start Date) dan 2/1/2013 12:00:00 (pada
End Date).
Untuk mengatur kelas data, pilih Data Classes. Pada Circle Sector Size: pilih 22.5
(tampilan rose adalah setiap 22.5 ) dan pada Number of Delimiters: pilih 9 (ada 9
kelas data yang akan dibuat berdasarkan data kecepatan angin)
Pilih Plotting, kemudian aktifkan Lock size of calm. Isi dengan nilai 10 %.
Kemudian pilih OK. Maka akan muncul tampilan mawar angin seperti yang
ditampilkan pada Gambar 15.
Untuk menyimpan gambar mawar angin dalam format gambar, pilih View, lalu
pilih Export Graphics dan pilih Save to Bitmap. Simpan dengan nama dan format
yang diinginkan. Format yang tersedia dalam bentuk png, bmp, jpg dan tif.
Selanjutnya pilih OK.
Untuk menyimpan file kerja maka pilih Save As.., lalu simpan dengan nama file
yang diinginkan. Ekstension yang dihasilkan adalah *.plc
Untuk keluar dari aplikasi ini, pilih File kemudian pilih Exit.
Pada MIKE ZERO terdapat dua modul yang berfungsi untuk membuat grid batimetri.
Dimana keluaran dari masing-masing modul tersebut akan digunakan untuk model yang
berbeda. Pertama adalah ada Bathymetries (.batsf) dimana keluarannya merupakan grid
yang teratur (segi empat) dan digunakan untuk model MIKE 21 sedangkan yang kedua
adalah Mesh Generator (.mdf) dimana keluarannya berupa grid yang tidak teratur
(unstructured mesh) dan akan digunakan untuk MIKE 21 FM (Flexible Mesh).
Bathymetries (.batsf)
File ini diperlukan sebagai dasar untuk menjalankan model hidrodinamika MIKE 21.
File yang harus dipersiapkan terlebih dahulu adalah informasi terkait lokasi atau domain
area yang akan dimodelkan. Informasi ini meliputi:
- data Kedalaman (batimetri)
- data Garis Pantai (daratan)
Contoh format data kedalaman dan garis pantai disajikan pada Gambar 18.
Gambar 17. Contoh domain area yang akan dibuat grid batimetri
Gambar 18. Contoh Format Data Garis Pantai (kiri) dan Data Kedalaman (kanan)
Setelah data garis pantai dan data kedalaman dipersiapkan maka dilanjutkan
dengan pembuatan grid batimetri. Langkah-langkah untuk membuat file grid batimetri
adalah sebagai berikut
Klik menu File , lalu pilih New->File atau klik tombol New File pada menu
toolbox.
Pada Product Types pilih Mike Zero, Lalu pilih Bathymetries (.batsf) pada
tampilan kotak dialog di sebelah kanan seperti yang ditunjukkan pada Gambar 19.
Maka akan muncul tampilan Define Working Area seperti pada Gambar 20.
Tampilan ini berfungsi untuk membatasi wilayah kerja bukan batasan grid.
Selanjutnya tentukan lebar (Width) dan tinggi (Height) wilayah kerja. Sebagai
contoh masukkan nilai Width = 100000 dan Height = 100000 m.
Setelah nilai Width dan Height tersebut diisi, klik OK. Maka akan muncul tampilan
seperti yang ditunjukkan pada Gambar 22. Gambar 22 menunjukkan batasan
wilayah kerja yang akan dilakukan untuk membuat grid batimetri.
Pilih Work Area, kemudian pilih Background Management. Maka akan muncul
kotak dialog Background Management seperti yang ditunjukkan pada Gambar 23.
Gambar 23. Proses Awal Pemilihan Data Garis Pantai dan Batimetri
Setelah file selesai dipilih, maka akan muncul kembali kotak dialog Background
Management . Perbedaan yang terjadi, sekarang pada kotak dialog terlihat file-file
yang akan digunakan untuk membuat grid (Gambar 25).
Gambar 25. Tampilan kotak dialog Background Management Setelah Selesai Pemilihan File
Selanjutnya pilih Import, sehingga akan muncul tampilan seperti yang ditunjukkan
pada Gambar 26. Seharusnya akan muncul titik-titik yang berisi data garis pantai
dan batimetri pada lembar work area. Namun kenapa kosong?
Gambar 26. Tampilan Work Area Setelah File Data Selesai Dipilih
Kondisi ini dapat terjadi jika data yang dipilih tidak termasuk atau berada di luar
wilayah working area. Maka diperlukan mendefinisikan ulang wilayah kerja
(working area).
Pilih Work Area, kemudian pilih Resize
Maka akan muncul kembali kotak dialog Define Working Area. Sekarang ubah nilai
Width = 1000000 dan Height = 1000000 m (Gambar 28).
Gambar 29. Tampilan Work Area Setelah dilakukan Resize Working Area
Dengan cara yang sama sekarang coba Resize Working Area. Sekarang ubah nilai
Width = 800000 dan Height = 500000 m (Gambar 30). Apa yang terjadi? Working
area lebih terfokus pada daerah data garis pantai dan data baimetri. Silahkan
dicoba dengan nilai lainnya untuk lebih memfokuskan working area disekitar data.
Gambar 30. Tampilan Work Area Setelah Dilakukan Resize Dengan Nilai Berbeda
Tahapan sebelumnya masih terbatas pada pendefinisian data pada wilayah kerja.
Langkah selanjutnya adalah membuat grid batimetri yang akan digunakan untuk
model.
Pilih Work Area, kemudian pilih Bathymetri Management. Sehingga akan
muncul kotak dialog Bathymetri Management seperti yang ditunjukkan pada
Gambar 31.
Pada kotak dialog Bathymetri Management, pilih New maka akan muncul kotak
dialog Define Bathymetri Area. Hampir sama dengan tahapan saat mendefinisikan
working area pada Define Bathymetri Area juga perlu dimasukkan koordinat pojok
kiri bawah sebagai koordinat awal penghitungan jumlah dan jarak grid.
Sebagai dasar kita dapat memperbesar (zoom) pada working area untuk melihat
koordinat awal grid yang akan dibuat.
Pada Geographical Position Origin, pilih Projection.
Pada Projection isikan nilai 500000 pada Easting dan -750000 pada Northing.
Pada Grid Spacing masukkan nilai Grid Dimension 60000 untuk X points dan 90000
untuk Y points dengan Grid Spacing bernilai 1 m. Artinya kita akan membuat grid
batimetri dengan jarak 60 km x 90 km, dengan lebar grid 1 m x 1 m sehingga akan
dihasilkan sebanyak 60000 grid sepanjang sumbu X dan 90000 grid sepanjang
sumbu Y. Untuk lebih jelas lihat Gambar 33.
Untuk melakukan modifikasi pada Grid Spacing masukkan nilai Grid Dimension 240
untuk X points dan 360 untuk Y points dengan Grid Spacing bernilai 250 m (Gambar
34). Artinya kita akan membuat grid batimetri dengan jarak yang sama dengan
sebelumnya 60 km x 90 km, dengan lebar grid 250 m x 250 m sehingga akan
dihasilkan sebanyak 240 grid sepanjang sumbu X dan 360 grid sepanjang sumbu Y.
Besarnya lebar grid akan mempengaruhi stabilitas model saat dijalankan
Sedangkan besarnya jumlah grid akan mempengaruhi lamanya simulasi dijalankan.
Pilih Import From Background pada toolbar seperti yang ditunjukkan pada
Gambar 36.
Maka tampilan data point pada working area akan berubah warna. Kemudian klik
satu kali lagi Import From Background pada toolbar seperti yang ditunjukkan
pada Gambar 37.
Gambar 37. Impor Data Background Untuk Mengisi Nilai Grid Batimetri
Selanjutnya pilih Export, dan simpan file grid batimetri (grid.dfs2) pada folder yang
terdapat di komputer.
File yang dihasilkan dari pembuatan grid batimetri ini akan ber extension *.dfs2
Jika suatu saat dibutuhkan untuk mendesain ulang grid batimetri untuk kondisi
yang berbeda maka perlu dilakukan penyimpanan working area yang telah kita
buat.
Pilih File, kemudian pilih Save As.. dan simpan file tersebut (contoh : domain.batsf)
Extension yang digunakan untuk penyimpanan adalah *.batsf
Selanjutnya untuk keluar dari aplikasi ini maka pilih File, Exit.
Untuk melihat hasil grid batimetri yang telah dibuat, buka file grid.dfs2 maka akan
muncul tampilan data grid seperti yang ditunjukkan pada Gambar 45.
Gambar 42. Contoh Domain Area yang Akan Dibuat Grid Batimetri
Gambar 43. Contoh Format Data Garis Pantai (kiri) dan Data Kedalaman (kanan)
Untuk memulai membuat grid batimetri dengan Mesh Generator maka Pilih File ,
lalu pilih New->File atau klik tombol New File pada menu toolbox.
Gambar 44. Menu yang Diperlukan Untuk Pembuatan Grid Batimetri dengan Mesh Generator
Setelah muncul kotak dialog, pilih MIKE Zero pada product type kemudian klik dua
kali pada Documents Mesh Generator (.mdf).
Maka akan muncul kotak dialog Workspace Projection. Pilih Projection yang akan
digunakan contoh: UTM-49
Gambar 44. Pemilihan Sistem Proyeksi yang Akan Digunakan Pada Bidang Kerja
( )
Tahapan selanjutnya adalah memilih data garis pantai. Pilih Data, kemudian pilih
Import Boundary.
Pilih file garis pantai yang akan digunakan dalam extension .xyz (contoh:
daratan.xyz)
Setelah selesai memilih file garis pantai maka akan muncul kotak dialog Boundary
Properties.
Pada Column sequence, tandai X, Y, Connectivity and Z
Pada Projection, pilih LONG/LAT (pemilihan ini karena data garis pantai yang
dimiliki dalam koordinat system LONG/LAT).
Kemudian pilih OK.
Dalam mendesain grid pada Mesh Generator terdapat istilah yang penting untuk
dipahami, yaitu:
Node : Titik (point) di awal dan akhir suatu garis (arc)
Vertex : internal point sepanjang sebuah garis (arc)
Arc : Garis yang menghubungkan Vertex dan Node
Poligon : Bidang tertutup yang terbentuk dari arc. Poligon secara otomatis
akan terbentuk jika satu atau lebih arc bertemu.
Untuk melihat banyaknya vertex yang terdapat pada satu garis dapat dilakukan
dengan memilih select an arc dari menu toolbars. Kemudian pilih garis
(arc) pada layar (contoh pilih daerah Madura). Kemudian klik kanan mouse, lalu
pilih Redistribute Vertices (Gambar 49).
Maka akan muncul informasi yang terdapat pada arc tersebut. Dari Gambar 50
terlihat bahwa satu arc yang kita pilih memiliki 5723 vertices. Besarnya jumlah
Vertices juga akan mempengaruhi kerapatan grid yang dibuat, tentunya akan sangat
mempengaruhi lamanya simulasi.
Sebagai latihan coba isikan nilai pada Set number of vertices as: 100. Lalu pilih OK
Apa yang terjadi? Maka satu arc yang kita pilih tersebut akan memiliki 100 vertices
Untuk membatalkan dan mengembalikan ke data awal, pilih Edit, lalu pilih Undo.
Tahapan berikut adalah memotong arc (garis) agar yang muncul hanya pada
wilayah yang akan dimodelkan.
Pilih select nodes dari menu toolbar. Kemudian pilih satu titik (vertex) di
sekitar Gresik, lalu klik kanan pada mouse. Selanjutnya pilih Vertices -> Nodes
Atau dapat juga dilakukan dengan memilih menu Goto dari toolbar sehinga
akan muncul tampilan seperti pada Gambar 52.
Gambar 53. Peningkatan Zoom Level untuk Mencari Point Berdasarkan Koordinat
Dengan cara yang sama, lakukan untuk point yang lain (702801.35620179, -
804671.830841263), (700451.178361184, -768624.044004292) dan
(703168.033386091, -792317.876292623). Maka akan muncul 2 Nodes tambahan
di daratan Jawa dan 2 Nodes Tambahan di daratan Madura.
Kemudian pilih select an arc dari menu toolbars. Kemudian pilih garis
(arc) di daratan Jawa pada layar. Kemudian pilih Edit, lalu pilih delete.
Sehingga daratan di Jawa hanya akan tersisa satu arc terbuka (Gambar 55).
Dengan cara yang sama lakukan pada garis pantai di daratan Madura. Sehingga
akan dihasilkan 2 arc (garis) terbuka seperti yang ditunjukkan pada Gambar 56.
Gambar 56. Hasil Akhir Pemotongan Arc Pada Masing-Masing Garis Pantai
Selanjutnya kita akan mencoba mengurangi vertices yang terdapat pada satu arc.
Pilih select an arc dari menu toolbars. Kemudian pilih garis (arc) pada
layar (contoh pilih daratan Jawa). Kemudian klik kanan mouse, lalu pilih
Redistribute Vertices. Ganti nilai Set number of vertices as : 200, kemudian pilih
OK. Lakukan dengan cara yang sama untuk garis pantai di Madura.
Dari menu toolbar pilih Draw arc , klik pada node di garis pantai sebelah kiri
(bagian atas), kemudian tarik garis hingga sampai node di garis pantai sebelah
kanan (bagian atas). Kemudian klik pada node yang disebelah kanan tersebut.
Sehingga akan terbentuk satu arc baru. Dengan cara yang sama lakukan juga untuk
membentuk satu arc baru di bagian bawah. Sehingga akan terbentuk 2 arc baru
seperti yang ditunjukkan pada Gambar 58.
Tahapan selanjutnya adalah membuat vertices disepanjang arc yang baru dibuat.
Pilih select an arc dari menu toolbars. Kemudian pilih garis (arc) pada
layar (pilih arc di bagian utara). Kemudian klik kanan mouse, lalu pilih
Redistribute Vertices. Ganti nilai Set number of vertices as : 50. Lakukan
dengan cara yang sama untuk arc di bagian selatan dengan mennganti nilai Set
number of vertices as : 30. Lebih jelasnya dapat dilihat pada Gambar 59.
Gambar 59. Pembuatan Vertices di Sepanjang Arc di bagian utara (atas) dan bagian selatan (bawah)
Pilih select an arc dari menu toolbars. Kemudian pilih garis (arc) yang
disebelah barat, kemudian klik kanan mouse, lalu pilih properties. Isi Arc
Properties seperti yang disajikan pada Gambar 61. Kemudian pilih OK.
Dengan cara yang sama, lakukan untuk arc di bagian utara, bagian timur dan bagian
selatan. Isi Arc Properties seperti yang disajikan pada Gambar 62.
Gambar 62. Pendefinisian Informasi Pada Arc di Sebelah Utara (Gambar Kiri Atas), Timur (Gambar
Kanan Atas) dan Selatan (Gambar Bawah)
Maka akan muncul kotak dialog Triangulation. Pada kotak dialog ini berisi luasan
maksimum grid, sudut serta jumlah nodes maksimum yang akan dibuat. Sebagai
latihan pada Maximum Element area isikan nilai 7100000, kemudian pilih
Triangulate. Maka akan terbentuk grid seperti yang disajikan pada Gambar 64.
Dengan cara yang sama pada Maximum Element area ubah nilai menjadi
710000, kemudian pilih Triangulate. Maka akan terbentuk grid seperti yang
disajikan pada Gambar 65
Gambar 65. Perubahan Informasi Triangulation dan Output Grid Yang Dihasilkan
Dari kedua kasus diatas terlihat dengan jelas bahwa dengan memperkecil luasan
maksimum mesh maka akan meningkatkan jumlah mesh pada area model.
Langkah berikutnya adalah memasukkan informasi kedalaman ke masing-masing
mesh.
Pilih Data, kemudian pilih Import Scatter Data.
Maka akan muncul kotak dialog Import Scatter Data.
Pilih Add.., kemudian pilih file yang berisi data batimetri (depth.xyz).
Pilih Open.
Pada Map Projection, pilih LONG/LAT, selanjutnya pilih OK.
Maka akan muncul kotak dialog Import Scatter Data, lalu pilih Apply. Sehingga
akan muncul tampilan yang berisi titik-titik data batimetri (Gambar 66).
Setelah Progress finish, pilih Close. Maka akan muncul tampilan mesh dengan
warna yang menunjukkan nilai kedalaman pada masing-masing mesh.
Maka akan muncul kotak dialog Export Mesh. Tandai pada Mesh File, kemudian
pada File Name dan simpan file pada folder yang ada (sebagai contoh file
grid.mesh).
Selanjutnya pilih Save. Satu file dengan nama grid. mesh telah tersimpan.
== SELAMAT MENCOBA ==