Module Flow HD-Mike 21

Unduh sebagai pdf atau txt
Unduh sebagai pdf atau txt
Anda di halaman 1dari 16

Flow Model 2-D

DHI Environment

Ananda R Taruna
Ocean Engineering

Fakultas Teknik dan Ilmu Kelautan


Universitas Hang Tuah – Surabaya
2017
1. Pendahuluan
Arus merupakan gerakan air yang sangat luas terjadi pada seluruh lautan
di dunia sehingga digambarkan lengkap kecepatan dan arahnya (Hutabarat dan
Evans, 1985). Arus utamanya dibangkitkan oleh angin atau termohalin. Arus laut
juga dapat didefinisikan pula sebagai proses pergerakan massa air laut secara
vertikal dan horizontal dari suatu tempat ke tempat lain untuk mencapai kondisi
keseimbangannya.
Arus juga merupakan gerakan mengalir suatu massa air yang dikarenakan
tiupan angin, perbedaan densitas atau pergerakan gelombang panjang. Pergerakan
arus dipengaruhi oleh beberapa hal antara lain arah angin, perbedaan tekanan air,
perbedaan densitas air, gaya Coriolis dan arus Ekman, topografi dasar laut, arus
permukaan.
Pola dan pergerakan arus dapat diketahui atau diprediksi menggunakan
beberapa aplikasi salah satunya adalah menggunakan Mike 21. Mike 21
Hydrodynamic adalah sebuah modul yang ada di dalam aplikasi software MIKE
21 untuk menghitung kecepatan arus serta arah arus.

2. Tujuan Praktikum
a. Melakukan pemodelan hidrodinamika sederhana dengan software MIKE
21 Flow model module
b. Mengaplikasikan penggunaan model pada fenomena arus laut
c. Mendeskripsikan pola arus hasil model

3. Persamaan Hidrodinamika
Persamaan dasar yang mengatur didalam persamaan hidrodinamika
adalah persamaan kontinuitas dan persamaan momentum. Kedua persamaan
diintegrasikan terhadap kedalaman rata-rata suatu perairan, yang fungsinya
untuk memperoleh nilai persamaan pada arah x dan y.
Prinsip kontinuitas menggambarkan perubahan zat, fluida dalam suatu
ruang yang tidak dapat di ciptakan dan tidak dapat dihancurkan. Dalam kasus
fluida sejenis yang tidak dapat di tempat, prinsip kontinuitas di gambarkan
dengan persamaan konservasi dari volum. Kecuali dalam kasus yang spesial
dimana parsial tampak kosong.

Oceanography
Prinsip momentum mengungkapkan hubungan antara Gaya yang bekerja
(F) pada sebuah unit volume dari densitas p dan kemudian gaya Inersia d(pV)dt
dari unit volume yang bergerak. Gaya Inersia berhubungan dengan penerimaan
secara alami dari tubuh untuk menerima kembali perubahan dalam pergerakan.
Hukum persamaan Newton mengatakan bahwa “Setiap tubuh menggerakan
negara ini dari tidur atau gerak berseragam dengan sebuah garis lurus kecuali
dipaksa dengan menggunakan gaya Ekasternal untuk menggerakan negara
tersebut.” Sehingga kita tahu gaya Newton berhubungan dengan isi dari hukum
kedua: “rata-rata perubahan momentum adalah proporsinal untuk gaya – gaya
yang bekrja dan berada di dalam arah dimana gaya tersebut bekerja” F =
d(mV)/dt.
Fluida mekanik dalam persamaan ini mengambil bentuk partikular yang
di mana diambil dari hitungan partikel fluida mungkin telah tersusun. Untuk
sebuah fluida inkompersible (atau fluida yang tidak dapat di tempa
penggabungan persamaan momentum dengan memberikan jarak kerja dari
persamaan dan energi, mengungkapkan sebuah bentuk dari perlindungan dari
prinsip enrgi.

4. Membuat Mesh
Daerah yang menjadi contoh adalah daerah oresund yang mencakup
Negara Denmark dan Swedia, seperti yang ditampilkan oleh Gambar 1 pada
kotak warna kuning. Data yang dibutuhkan dalam Mike 21 yaitu: pasang surut,
garis pantai, batimetri, dan angin, namun pada contoh kali ini data angin di
abaikan. Data pasang surut sendiri dalam contoh kali ini terdapat empat stasiun
pengamatan yang nantinya sebagai input. Data pasang surut pada bagian utara
diwakili oleh horenbaek dan viken, sementara pada bagian selatan diwakili oleh
rodvig dan skanor. Data garis pantai dan batimetri mempunyai format yang
berbeda, format data yang dibutuhkan berupa xyz.
Langkah pertama dalam memulai membuat mesh yaitu bua software mike
21-file-new file-mesh generator-dalam workspace projection ganti menjadi UTM
33 karena dalam proyeksi daerah kajian berada dalam zona UTM 33 seelah
memilih proyeksi koordinat selanjutnya klik data-inport boundary seperti yang
ditampilkan oleh Gambar 2

Oceanography
Gambar 1 Contoh lokasi yang menjadi kajian

Inport boundary yaitu memasukan data garis pantai yang sudah ada atau
yang sudah kita simpan, dalam contoh ini proyeksi garis pantai yang digunakan
adalah adalah lintang bujur atau longitude latitude, seperti yang disajikan pada
gambar 3. Sehingga nantinya dalam boundari propertis proyeksi koordinat diganti
menjadi long-lat selanjutnya klik data info untuk mengetahui data atau koordinat
yang kita masukan sudah benar, apabila dalam data info informasi yang
disampaikan sudah sesuai data maka data yang sudah kita masukan sudah benar,
seperti yang ditampilkan pada Gambar 4. Setelah itu tekan ok nanti akan muncul
data scater seperti pada Gambar 5. Setelah data scater dari garis pantai muncul,
selanjutnya yaitu merapikan garis pantai tersebut sesuai dengan kondisi
sebenarnya, dikarenakan data yang tampil masih dalam kondisi berantakan
dengan menggunakan menu yang ada di atas. Hasil data yang sudah ditampilkan
seperti yang ditunjukan oleh Gamabr 5. Pada setiap poligon jangan lupa di beri
atribut poligon, dan apabila data sudah benar maka klik select poligons dan akan
muncul angka 0. Pada ujung garis pantai yaitu diberi garis batas untuk membatasi
daerah yang akan kita kaji. Dalam contoh ini pada batas utara diberi atribut 2 dan
pada batas selatan diberi 3. Atribut ini digunakan untuk sistem model untuk

Oceanography
membedakan antara jenis batas yang berbeda. Dan sekarang area sudah tertutup
dan sudah bisa di triangulasi, triangulasi dimulai dari batas poligon sehingga
jumlah elemen atau mesh sangat bergantung dari jumlah node atau jumlah garis
pantai.

Gambar 2 proses dalam menginput boundary

Oceanography
longitude longitude ketinggian kode

Gambar 3 Contoh data garis pantai

Oceanography
Gambar 5 Hasil import garis pantai dari data xyz

Langkah selanjutnya yaitu memasukan data batimetri pada lokasi kajian,


yaitu dengan cara klik data-manage scater data-add pilih data batimetri yang
sudah tersimpan dalam format xyz. Pada contoh kali ini data koordinat batimetri
yaitu berupa long lat maka proyeksi harus dirubah dalam bentuk long lat. Maka
akan muncul data scater seperti yang ditampilkan pada Gambar 6.
Setelah memasukan data batimetri, langkah selanjutnya yaitu membuat
mesh. Langkah-langkah dalam membuat mesh yaitu sebagai berikut: klis pada
menu mesh pilih generate mesh pada tampilan mesh generate pada kolom
maximum element area isi dengan angka 1500000 merupakan maksimum luas
area dalam kajian, pada kolom smallest allowable angel merupakan sudut setiap
elemen isi dengan 30 dan pada kolom maximum number of node merupakan
jumlah elemen dalam poligon isi dengan 6000. Setelah sudah terisi semua lanjut
dengan klik ok. Seperti yang ditampilkan oleh Gambar 7.
Mesh yang sudah terbentuk merupakan dalam kodisi kasar, selanjutnya
yaitu menghaluskan mesh yaitu denga cara klik mesh lalu pilih smooth mesh,
pada kolom number of iteration isi dengan 100 karena mesh akan diratakan
sebanyak 100 kali. Hasil mesh akan terlihat pada Gambar 7. Setelah pembatan
mesh selesai langkah selanjutnya yaitu menginterpolasi data batimetri yaitu
dengan cara klik pada mesh, pilih interpolasi lalu start. Seperti yang ditampilkan
oleh Gambar 8

Oceanography
Gambar 6 proses memasukan data batrimetri

Gambar 7 proses dalam pembuatan mesh

Oceanography
Gambar 8 Interpolasi data batimetri

Setelah membuat mesh dan memasukan data kedalaman atau batimetri, langkah
selanjutnya yaitu membuat profil pasang surut dengan cara file-new-time series
seperti yang di tampilkan oleh Gambar 9. Setelah memilih modul time series
selanjutnya pilih from ascii yang nantinya akan muncul time series editor. Pada
kolom description ganti dengan Equidistant Celender Axis, dan pada kolo file
name input file pasang surut hornbaek. Seperti yang ditampilkan oleh Gambar 9.

Gambar 9 input modul time series

Oceanography
Setelah muncul grafik pasang surut selanjutnya klik kanan pilih propertis.
Pada contoh kali ini interval waktu pengamatan pasang surut yaitu setiap 30
menit. Start time yaitu awal tanggal pengamatan yang disesuaikan dengan kondisi
data. Pada item information name diganti dengan elevasi sedangkan type diganti
dengan water level. Setelah sudah terisi sesuai kondisi lalu klik ok.

Gambar 10 Time series properties

Modul selanjutnya yaitu membuat profil pasang surut time series yaitu
dengan cara file-new- lalu pilih plot composer seperti yang ditampilkan oleh
Gambar 11. Langkah selanjutnya yatu pilih plot pada menu atas-insert a new plot
objet, pada tampilan insert plot object pilih time series plot. Setelah diklik ok
nantinya akan muncul time series plot properties. Pada tampilan time series plot
properties klik new item. Pada modul ini yaitu membandingkan data pasang surut
pada setiap titik. Yang akan dibandingkan kali ini yaitu data pasang surut di
sebelah utara, yaitu data hornbaek dan viken. Syarat untuk input pada modul ini
yaitu file harus dalam format mike zero time series. Apabila sudah memasukan
data keduanya lalu klik ok maka akan muncul perbandingan grafik dari kedua
lokasi tersebut. Seperti yang ditampilkan pada Gambar 11. Perlakuan yang sama
juga untuk membadingkan data pasang surut pada sebelah selatan, yaitu dengan
cara yang sama pada sebelah utara.

Oceanography
Gambar 11 Proses membandingkan hasil pasang surut pada sebelah utara.

Setelah embuatan model komposer selesai, modul selanjutnya yang


digunakan adalah profil series. Klik file-new-file pilih profil series selanjutnya
akan disuruh memilih Blank, from ascii lie dan templates, pilih Blank lalu akan
muncul tampilan seperti pada Gambar 12. Pada kolom time step isi dengan 1800,
No. Of time steps isi dengan 577, no. Of Gridpoint isi 2 dan grid step isi dengan
9200. Setelah klik ok yang nantinya akan muncul profil edit, pada kolom 0 isi

Oceanography
dengan data pasang surut hormbaek dan kolom 1 isi dengan data pasang surut
viken. Dalam memasukan data pasang surut pada bagian selatan sama halnya
dengan pada saat memasukan data pada bagian utara

Gambar 12 proses dalam memasukan dan membandingkan data pasut

Setelah membuat mesh dan proses memasukan pasang surut selesai langkah
selanjutnya yaitu dengan flow model, yaitu dengan cara klik file-new-file pada
pada type produk pilih MIKE 21 dan pada dokumen pilih Flow model FM.
Seteleh klik ok maka akan uncul seperti tampilan pada Gambar 13. Klik domain
lalu input mes dan batimetri yang sudah di buat di awal. Setelah memasukan data
mesh klik pada boundari names pada code 2 di gamti north dan pada code 3
diganti dengan south.

Oceanography
Gambar 13 input domain

Selnjutnya yaitu masuk dalam menu time, pada kolom No. Of time steps
isi dengan 7920 karena untuk mensimulasikan dalm waktu 11 hari. Kolom time
step interval yaitu isi dengan 120 detik dan simulasi start time sesuaikan dengan
data yang kita awal. Pada module selection sesuaikan demodelan yang akan kita
inginkan, pada contoh kali ini hanya memodelkan pola sebaran arus, jadi intuk
modul ini dikosongi. Pada solusi technique dalam hidrodinamika module yime
integration pilih low order, space discratization pilih low order, dan makimum
time step yaitu 120. Pada tampilan flood and dryn kolom diying depth isi denga
0.01, floding depth isi dengan 0.05 dan wetting depth isi dengan 0.1. Pada
tampilan initial condition pada kolom surface elevasi isi dengan awal tingi air
pada bagian utara yaitu -0.37, seperti yang ditampilkan pada Gambar 14.

Oceanography
Gamabr 14 Input sebulum melaksanakan running

Oceanography
Pada tampilan boundari conditional north kolom type diganti dengan specified
level, format di ganti dengan Varvingin time and alongboundary, time interval
diganti dengan 7200 dan reference ganti dengan -0.37. Data tabel dan item
masukan data pasang surut yang sudah digabung tadi. Input yang sama juga
dilakukan untuk south.

Gambar 15 setting para meter output dalam running

Oceanography
Gambar 16 setting output

Selanjutnya yaitu mengatur output pada output, pada output specification


output format ganti dengan area series filed type yaitu 2D. Pada output item yang
harus di centang dalam memodelkan arus yaitu surface elevasi, U velocity, V
velocity, Current speed, Current direction dan CFL number. Dan apabila sudah
tidak ada tanda centang maka, langsung bisa di run. Untuk cara meranning klik
run-start run. Hail runperti yang ditampilkan oleh Gambar 17

Gambar 17 hasil running

Oceanography

Anda mungkin juga menyukai