Pembuatan Pakan Bentuk Roti Kukus Fix
Pembuatan Pakan Bentuk Roti Kukus Fix
Pembuatan Pakan Bentuk Roti Kukus Fix
Disusun untuk memenuhi salah satu tugas laporan akhir praktikum mata kuliah
Nutrisi Ikan semester genap
Disusun oleh :
KELOMPOK 4/ KELAS B
UNIVERSITAS PADJADJARAN
FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN
PROGRAM STUDI PERIKANAN
JATINANGOR
2017
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami ucapkan kepada Allah SWT, karena kami telah
menyelesaikan laporan akhir praktikum Teknologi Pembenihan Ikan yang
berjudul Pembuatan Pakan Bentuk Roti Kukus. Tujuan Penulisan laporan ini
adalah memenuhi salah satu tugas laporan akhir praktikum Nutrisi Ikan semester
genap tahun akademik 2016-2017.
Laporan akhir praktikum ini tidak terlepas dari peran serta berbagai pihak,
maka pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada yang
terhormat :
1. Tim Dosen Mata Kuliah Nutisi Ikan Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan
Universitas Padjadjaran
2. Tim Asisten Praktikum Nutrisi Ikan yang telah membimbing dan
memberikan arahan dalam kegiatan praktikum
3. Kelompok 4 Perikanan B atas kerjasamanya dalam kegiatan praktikum
Penyusun telah berusaha sebaik mungkin dalam penulisan laporan akhir
praktikum ini, oleh karena itu penulis sangat mengharapkan saran-sarannya agar
menjadi masukkan yang berguna bagi penyusun.
Akhir kata, penyusun berharap semoga laporan akhir praktikum ini dapat
memberikan manfaat bagi semua pihak.
Penyusun
DAFTAR ISI
BAB Halaman
DAFTAR TABEL.................................................................................. iv
DAFTAR LAMPIRAN.......................................................................... vi
I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang............................................................................. 1
1.2 Tujuan.......................................................................................... 2
1.3 Manfaat........................................................................................ 2
II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Tinjauan Umum Pakan Bentuk Roti Kukus................................ 3
2.2 Kandungan Nutrisi Bahan Pakan Bentuk Roti Kukus................. 5
2.2.1 Bahan Baku Hewani.................................................................... 6
2.2.2 Bahan Baku Nabati...................................................................... 7
2.2.3 Bahan Baku Tambahan................................................................ 8
2.3 Kelebihan dan Kekurangan Pakan Bentuk Roti Kukus............... 10
2.3.1 Kelebihan Pakan Bentuk Roti Kukus.......................................... 11
2.3.2 Kekurangan Pakan Bentuk Roti Kukus....................................... 15
V PENUTUP
5.1 Kesimpulan.................................................................................. 32
5.2 Saran............................................................................................ 32
DAFTAR PUSTAKA............................................................................. 33
LAMPIRAN........................................................................................... 35
DAFTAR TABEL
1
2
dibutuhkan jenis pakan yang dapat dimakan dengan larva tersebut dimana masih
memiliki bukaan mulut yang kecil sehingga memudahkannya untuk memakan
pakan tersebut (Hasan 2015).
Salah satu jenis pakan buatan adalah pakan berbentuk Roti Kukus. Pakan
bentuk Roti Kukus ini digunakan sebagai Pakan langsung untuk ikan-ikan yang
ukuran benih/fingerling dengan cara dicuil kecil-kecil, sedangkan untuk larva ikan
dapat dilakukan dengan cara dibuat larutan suspensi terlebih dahulu melalui
proses penyaringan dengan kain mori halus.
Dengan demikian pengetahuan atau keterampilan dalam pembuatan pakan
ikan yang sesuai dengan kebutuhan nutrisi ikan perlu diketahui oleh
pembudidaya, terutama bagi ikan yang masih larva atau benih yang merupakan
fase kritis terhadap mortalitas, sehingga pakan harus tepat sesuai kebutuhan,
ukuran bukaan mulut ikan, salah satu pakan buatan untuk larva atau benih ikan
adalah pakan ikan bentuk roti kukus, maka dalam praktikum ini dilakukan
pembuatan pakan ikan bentuk roti kukus.
1.2 Tujuan
Tujuan dari praktikum ini adalah untuk mengetahui komposisi bahan, cara
membuat pakan dan mengetahui karakteristik pakan bentuk roti kukus.
1.3 Manfaat
Manfaat dari praktikum pembuatan pakan bentuk roti kukus ini diharapkan
praktikan mampu mengaplikasikannya dalam manajemen akuakultur khususnya
dalam bidang nutrisi pakan ikan.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
3
4
Tepung Ikan
Tepung ikan mempunyai variansi kualitas yang sangat tinggi, standarisasi
pengolahan dan tingkat nutrien tepung ikan yang didatangkan dari luar negeri
mempunya kadar protein antara 55-65 %, lemak 5-7 % (NRC 1994). Sedang
keberadaan nutrien dan kontrol kualitas tepung ikan lokal sangat rendah, itu
dibuktikan variansi nutrien sangat tinggi di masyarakat yaitu protein kasar 30-50
%, cemaran mikroorganisme yang sangat tinggi dan cara pengolahan tidak ada
ekstrasi lemak, kadar lemak mencapai 9-12 %. Kadar lemak tinggi disisi lain
dapat membantu penyusunan ransum di daerah tropik, namun ada kerugian yaitu
cepat tengik atau mudah mengalami oksidasi asam lemak (Sobri 2008).
Kandungan gizi pada tepung ikan dapat dilihat pada Tabel 2.
dalam pati ialah sekitar 20% dengan suhu gelatinisasi 56 - 62 (Belitz and Grosch
1987).
Tepung terigu yang mempunyai kadar protein tinggi akan memerlukan air
lebih banyak agar gluten yang terbentuk dapat menyimpan gas sebanyak-
banyaknya. Umumnya, dalam pembuatan roti digunakan tepung terigu protein
tinggi untuk mendapatkan volume yang besar, tetapi ada kemungkinan roti
menjadi alot. Oleh karena itu, dalam pembuatan roti perlu penambahan bahan-
bahan lain yang berfungsi untuk mengempukkan roti seperti gula, margarin atau
mentega, dan kuning telur dengan komposisi tertentu. Pencampuran tepung terigu
protein tinggi dengan tepung terigu protein sedang juga dapat dilakukan,
tujuannya agar kadar protein terigu turun sehingga roti yang dihasilkan sesuai
dengan keinginan, seperti tekstur lebih lembut (Mudjajanto & Yuliati 2004).
Tepung terigu merupakan bahan dasar dalam pembuatan roti dan mie.
Keistimewaan terigu diantara serealia lain adalah adanya gluten yang merupakan
protein yg menggumpal, elastis serta mengembang bila dicampur dengan air.
Gluten digunakan sebagai bahan tambahan untuk mempertinggi kandungan
protein dalam roti. Biasanya mutu terigu yang dikehendaki adalah terigu yang
memiliki kadar air 14%, kadar protein 8 - 12%, kadar abu 0,25 0,60% dan
gluten basah 24 36% (Astawan 2004). Kandungan gizi pada tepung terigu dapat
dilihat pada Tabel 4.
Tabel 4. Komposisi Tepung Terigu Per 100 gram Bahan
Kandungan Gizi Jumlah
Energi (kal) Min 340
Air (g) Maks 14,5
Protein (g) 11
Karbohidrat (g) Min 70
Serat kasar (g) 0,4
Lemak (g) 0,9
Kalsium (mg) 1,0
Sumber : Departemen Kesehatan RI (1996)
Mineral
Mineral dibutuhkan untuk pembentukan jaringan tubuh ikan yang
berfungsi dalam mempertahankan keseimbangan osmoregulasi antara jaringan
tubuh dan cairan media atau lingkungan. Mineral yang diperlukan relatif besar
dibanding mineral lainya yaitu calsium (Ca) dan phospor (P). Kedua mineral ini
diperlukan pada proses penulangan (pembentukan tulang), gigi dan pergantian
kulit. Bahan tambahan mineral yang digunakan pada pembuatan pakan bentuk roti
kukus adalah air, dimana kegunaannya sebagai perekat bahan pakan.
2. Komposisi pakan roti kukus tergolong lengkap dimana pakan roti kukus
dilengkapi dengan Protein, Karbohidrat, dan Vitamin.
3. Kadar protein pada pakan roti kukus tergolong tinggi, karena pada
komposisi roti kukus itu mengandung protein dimana terdapat tepung ikan,
tepung susu, dan juga telur.
10
11
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil
Berdasarkan hasil praktikum yang telah dilakukan, maka didapatkan hasil
pengamatan karakteristik pada pakan bentuk roti yang dibuat oleh kelompok 5
yang dapat dilihat pada Tabel 5.
4.2 Pembahasan
Berdasarkan data karakteristik pakan pada Tabel 5, diketahui bahwa pakan
bentuk roti kukus menghasilkan pakan dengan tekstur yang padat, agak kenyal
dan memiliki permukaan lembut tapi teksturnya agak kasar, beraroma khas tepung
ikan dan berwarna coklat tua dan tidak mengkilap. Karakteristik tersebut
dipengaruhi oleh komposisi bahan yang digunakan, dimana bahan yang digunakan
terdiri dari berbagai jenis tepung dan telur, sehingga tekstur adonannya akan
halus, karena ukuran partikel tepung yang kecil dan seragam.
Padatnya tekstur pakan bentuk roti kukus ini disebabkan oleh tepung terigu
karena, tepung terigu ini sendiri merupakan bahan perekat/ binder. Bahan perekat
pakan ikan biasanya merupakan bahan makanan yang mengandung karbohidrat
atau bahan yang banyak mengandung pati. Komponen yang terbanyak dari tepung
terigu adalah pati, sekitar 70% yang terdiri dari amilosa dan amilopektin.
Besarnya kandungan amilosa dalam pati ialah sekitar 20% dengan suhu
gelatinisasi 56-62oC (Belitz and Grosch 1987).
Selain itu, pencampuran tepung terigu dengan tepung-tepung lainnya yang
memiliki kadar protein tertentu, akan membuat tekstur adonan menjadi halus. Hal
tersebut sesuai dengan pernyataan Mudjajanto & Yuliati (2004), bahwa
pencampuran tepung terigu protein tinggi dengan tepung terigu protein sedang
12
13
juga dapat dilakukan, tujuannya agar kadar protein terigu turun sehingga roti yang
dihasilkan sesuai dengan keinginan, seperti tekstur lebih lembut.
Aroma yang dihasilkan adalah aroma khas tepung dimana, tepung yang
dimaksud adalah tepung ikan, sehingga membuat pakan memiliki aroma tepung
ikan yang mendominasi. Sedangkan warna coklat tua dihasilkan dari tepung ikan
yang berwarna coklat.
Pasta atau cake dapat terbentuk karena adanya kemampuan mengikat dari
komponen protein atau karbohidrat (ubi kayu, kedelai, sagu, beras, alginat,
gelatin, maupun gel buatan/CMC). Adonan ini selanjutnya disaring sehingga
membentuk suspensi koloid, serpihan, gumpalan atau cake (Afrianto dan
Liviawaty 2005). Pakan buatan berbentuk pasta cocok untuk golongan sidat, carp
dan sebagian besar ikan laut yang dipelihara. Dalam penggunaan pakan berbentuk
pasta, biasanya dilakukan penambahan atau pencampuran dengan air, lemak, atau
ikan rucah.
Pakan roti kukus dapat diberikan secara langsung untuk ikan-ikan yang
ukuran benih/fingerling dengan cara dicuil kecil-kecil, sedangkan untuk larva ikan
atau burayak dapat dilakukan dengan cara dibuat larutan suspensi terlebih dahulu
melalui proses penyaringan dengan kain mori halus. Hal tersebut sesuai dengan
pernyataan bahwa pakan bentuk roti kukus/cake ini biasa diberikan kepada ikan
pemakan plankton/alga, larva, dan fingerling, karena pakan tersebut akan
ditangkap langsung atau disaring dari air (Afrianto dan Liviawaty 2005).
Pakan suspensi yang digunakan untuk burayak ikan tersebut memiliki
kelemahan yaitu pakan jenis ini tidak tahan lama dan hanya bisa dipakai sekali,
jadi dalam pembuatannya disarankan sesuai kebutuhan atau sehari sekali.
Kandungan gizi dari pakan roti kukus itu sendiri sudah cukup untuk mempercepat
pertumbuhan benih atau burayak ikan. Kandungan gizi dari bahan-bahan tersebut
mengandung protein, lemak, karbohidrat, serat kasar, kadar abu, air dan dengan
diperkuat dengan bahan tambahan yaitu vitamin untuk mempercepat pertumbuhan
ikan. Pada umumnya fungsi dari pakan ikan itu sendiri adalah untuk kelangsungan
hidup ikan, untuk pertumbuhan, untuk pencegahan dan pengobatan penyakit dan
untuk menstimulan warna dalam tubuh ikan.
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan kegiatan praktikum yang telah dilaksanakan, maka dapat
disimpulkan bahwa pakan bentuk roti kukus merupakan pakan yang tersusun dari
bahan seperti telur, tepung ikan, tepung terigu, tepung susu dan vitamin serta air
yang dilakukan dengan pengukusan untuk mengurangi kadar air sehingga pakan
memiliki karakteristik dengan tekstur yang padat, agak kenyal dan permukaannya
halus, memiliki warna coklat tua namun tidak mengkilap dan aroma yang
didominasi tepung ikan yang khas.
5.2 Saran
Proses pencampuran bahan-bahan seperti telur dengan tepung-tepungan
yang digunakan harus dilakukkan sedikit demi sedikit agar tidak terbentuk
gumpalan sehingga dapat menurunkan kualitas pakan ketika dikukus. Gumpalan
tersebut akan membuat bentuk pakan menjadi mudah rusak/ pecah-pecah.
14
DAFTAR PUSTAKA
15
LAMPIRAN
16
Baskom Spatula
Toples Timbangan
Kertas label
17