Makalah Sitologi
Makalah Sitologi
Makalah Sitologi
Sel adalah struktural terkecil dan fungsional dari suatu makhluk hidup yang secara
independen mampu melakukan metabolisme, reproduksi dan kegiatan kehidupan lainnya yang
menunjang kelangsungan hidup sel itu sendiri. tubuh makhluk hidup tersusun atas sel-sel
sehingga sel disebut satuan struktural makhluk hidup.(Agus Purnomo.2003)
Suatu sel dikatakan hidup apabila sel tersebut masih menunjukkan ciri-ciri kehidupan
antara lain melakukan aktifitas metabolisme, mampu beradaptasi dengan perubahan
lingkungannya, peka terhadap rangsang, dan ciri hidup lainnya. Suatu sel hidup harus memiliki
protoplas, yaitu bagian sel yang ada di bagian dalam dinding sel. Protoplas dibedakan atas
komponen protoplasma dan non protoplasma. Komponen protoplasma yaitu terdiri atas membran
sel, inti sel, dan sitoplasma (terdiri dari organel-organel hidup).(Zainal, 2000)
Sel hanya berupa ruangan kosong saja. Sel mati sendiri asalnya dari sel hidup. Sel
menjadi mati disebabkan karena berbagai faktor, misalnya faktor genetik maupun faktor
lingkungan. Sedangkan yang akan dibahas dalam praktikum ini adalah sel mati karena faktor
genetik, maksudnya sel tersebut mati karena telah mencapai umur yang memang telah ditentukan
secara genetik.(Zeny, 2003)
Kebanyakan tumbuhan mewarisi plastida hanya dari induknya.
Angiosperma umumnya mewarisi plastida dari induk betina,
s e d a n g k a n b e b e r a p a gimnospermae mewarisi plastida dari induk jantan. Alga
juga mewarisi plastida dari salahsatu induknya (Robert RW,J.Kenneth H.2007).
PENGERTIAN
Sel merupakan unit organisasi terkecil yang menjadi dasar kehidupan dalam arti biologis.
Semua fungsi kehidupan di atur dan berlangsung di dalam sel karena itulah, sel dapat
berfungsi secara autonom asalkan seluruh kebutuhan hidupnya terpenuhi.
Makhluk hidup (organisme) terrsusun dari satu sel tunggal (uniselular, misalnya : bakteri,
Archaea, serta sejumlah fungi dan protozoa) atau dari banyak sel (multiselular). Pada
organisme multiselular terjadi pembagian tugas terhadap sel-sel penyusunnya, yang menjadi
dasar bagi Hirarki hidup.
Sel adalah jaringan penyusun bagian dalam tubuh manusia yang terdiri atas suatu membran
limitas eksternal sitoplasma dari suatu inti. Berdasarkan penelitian biokomia diketahui bahwa
reaksi kompleks terjadi di dalam sel, tetapi tidak diketahui dengan pasti karena mikroskop
hanya memperlihatkan bahwa sitoplasma mengandung sari sel dan struktur khusus yaitu
organela.
MACAM-MACAM SEL
Setiap organisme tersusun dari salah satu diantara dua jenis sel yang secara struktural
berbeda, sel prokariotik dan sel eukariotik. Hanya bakteri dan arkhea; alga hijau biru yang
memiliki sel prokariotik. Sedangkan protista, tumbuhan, jamur dan hewan semuanya
mempunyai sel eukariotik.
1. Sel Prokariotik. Kata prokariota (prokaryote) berasal dari bahasa Yunani, pro yang berarti
sebelum dan karyon yang artinya kernel atau juga disebut nukleus. Sel prokariotik
tidak memiliki nukleus. Materi genetiknya (DNA) terkonsentrasi pada suatu daerah yang
disebut nukleoid, tetapi tidak ada membran yang memisahkan daerah nukleoid ini dengan
bagian sel lainnya.
2. Sel eukariotik, eu berarti sebenarnyadan karyon berarti nukleus. Eukariotik
mengandung pengertian memiliki nukleus sesungguhnya yang dibungkus oleh selubung
nukleus.
Perbedaan sel prokariotik dan eukariotik:
KARAKTERISTIK SEL
1. Sel sangat Kompleks namun teratur
2. Sel memiliki program genetik dan memiliki cara untuk menggunakannya
3. Sel mampu memperbanyak diri
4. Sel terlibat dalam segala aktivitas mekanis
5. Sel mampu merespon terhadap berbagai rangsangan
6. Sel mampui mengatur diri
SEL TUMBUHAN, SEL HEWAN DAN SEL BAKTERI
Sel tumbuhan, sel hewan, dan sel bakteri mempunyai beberapa perbedaan seperti berikut:
ORGANEL SEL
Organel sel adalah benda-benda hidup di dalam sel yang mempunyai fungsi tertentu.
Organel-organel sel itu adalah:
1. Nukleus (inti): tersusun dari nukleoprotein atau protein inti.
a. Eukarion: nukleus yang bermembran inti. Di sini bentuk inti itu jelas.
b. Prokarion: nukleus yang tidak bermembran inti.
Di sini wujud inti itu tidak jelas karena nukleoprotein menyatu dengan plasma.
Fungsi inti pengatur proses hidup sel. Karena itu setiap sel hidup mempunyai inti
kecuali eritrosit Mamilia dan eritrosit Buaya tidak berinti. Pada tumbuhan sel
pembuluh tapis juga tidak berinti, karena itu sel pembuluh tapis didampingi sel
pengiring.
2. Mitochondria: organel yang berdinding rangkap untuk memperluas permukaan. Dinding
dalam disebut krista. Fungsinya sebagai tempat respirasi. Di dalamnya terdapat enzim
respirasi dan enzim pentransfer energi ke dalam bentuk ATP.
3. Badan Golgi: tempat ekskresi.
4. Ribosom: tempat sintesa protein dari asam amino. Di dalamnya terdapat ARN.
5. Lisosom: dimana terdapat enzim yang dapat mencerna atau melarutkan. Hanya terdapat
pada sel hewan.
6. Sentrosom: akan membelah menjadi dua sentriol waktu sel sedang membelah, mengatur
gerak kromosom waktu sel sedang membelah. Hanya terdapat dalam sel hewan.
7. Plastida: tempat pigmen. Hanya terdapat pada sel tumbuhan saja, kecuali sel Bacteri dan
Cyanophyceae yang tidak berplastida.
8. Leucoplast: plastida yang tidak berpigmen.
9. Amyloplast: leucoplast tempat terbentuknya Amylum dari glukosa.
10. Kloroplast: plastida yang berisi klorofil. Kromoplast: plastida yang berisi pigmen yang
tidak hijau.
11. Retikulum endoplasma: pengatur transportasi dalam sel.
12. Vakuola: rongga dalam sel yang tidak berisi protoplasma (berisi bagian yang mati).
Membran sekitar vakuola disebut Tonoplast. Vakuola merupakan tempat menyimpan
makanan atau cadangan lainnya. Pada Protozoa vakuola kontraktil berfungsi sebagai
osmoregulator.
MEMBRAN SEL
Permeabilitas Selektif
Suatu lalulintas yang tunak dari molekul dan ion kecil bergerak melintasi membran
plasma dalam dua arah. Perhatikan pertukaran kimiawi antara sel otot dengan fluida ekstraseluler
yang membasahinya. Gula, asam amino, dan nutrien lain memasuki sel, dan produk limbah
metabolisme meninggalkan sel. Sel menyerap oksigen untuk respirasi seluler dan mengeluarkan
karbondioksida. Sel itu juga mengatur konsentrasi ion anorganiknya, seperti Na+,K+,Ca2+,dan
Cl-, dengan cara membolak-balik arahnya dari satu arah ke arah lainnya melintasi membran
plasma. Walaupun lalu lintas melalui membran ini padat, membran sel itu permeabel secara
selektif, dan substansi-substansi tidak dapat melintasi rintangan tersebut secara sembarangan. Sel
tersebut dapat mengambil berbagai macam molekul dan ion kecil dan menolak yang lainnya. Di
samping itu, substansi-substansi gerak melintasi membran pada laju yang berbeda-beda.
Protein Membran
Gambar diatas terlihat adanya gumpalan protein yang disebut protein membran, yang berupa
glycoprotein. Ada dua jenis protein membran yaitu protein integral dan protein periferal.
Perbedaan antara kedua protein tersebut adalah bahwa pada protein integral kedua ujungnya
menembus kedua sisi lipid bilayer, sedang protein periferal hanya mempel pada salah satu sisi
saja dan tidak menembus kedua sisi membran.
Protein integral banyak yang berfungsi sebagai kanal/lubang penghubung antara cairan
intraseluler dan ekstraseluler. Molekul air dan substansi-substansi yang larut dalam air. terutama
ion dapat berdifusi melalui kanal tersebut. Kanal protein ini juga bersifat selektif, yaitu lebih
mengutamakan difusi ion tertentu dibandingkan ion lainnya.
Protein integral lainnya berperan sebagai protein pembawa (carrier protein) dan enzim.
Protein pembawa berfungsi untuk transportasi substansi yang tidak dapat menembus lipid
bilayer. Kadang-kadang transportasi substansi ini berlawanan arah dengan arah difusi
alamiahnya, sehingga disebut transport aktif.
Protein integral dapat juga bertindak sebagai reseptor substansi kimiawi yang larut dalam
air, misalnya hormon peptida, yang sulit menembus membran sel. Interaksi reseptor membran sel
dengan ligan tertentu yang terikat pada reseptor menyebabkan perubahan konformasi dalam
protein reseptor. Perubahan ini selanjutnya mengaktivasi bagian intraseluler protein secara
enzimatik, atau menginduksikan interaksi antara reseptor dan protein dalam sitoplasma yang
berperan sebagai second messenger. Dengan demikian, second messenger ini me-relay signal
dari bagian ekstraseluler reseptor ke bagian dalam sel. Jadi protein integral tersebut berfungsi
membawa informasi mengenai lingkungan sekitar sel ke bagian dalam sel.
Molokul protein periferal seringkali menempel pada protein integral. Protein periferal ini hampir
seluruhnya berfungsi sebagai enzim atau sebagai pengendali transportasi substansi melalui pori
membran sel.
Dalam Gambar diatas juga terlihat adanya karbohidrat yang menjuntai ke luar permukaan
sel. Karbohidrat ini berperan sebagai substansi reseptor untuk mengikat hormon, misalnya
insulin. Bila ikatan ini terjadi, maka kombinasi ini akan mengaktivasi protein yang menempel di
bagian dalam sel, yang selanjutnya mengaktivasi kaskade (cascade) enzim internal.
Protein membran plasma memiliki fungsi yang sangat luas antara lain sebagai protein
pembawa (carrier) senyawa melalui membran sel, penerima isyarat (signal) hormaonal dan
meneruskan isyarat tersebut ke bagian sel sendiri atau sel lainnya. Protein selaput plasma juga
berfungsi sebagai pengikat komponen sitoskeleton dengan senyawa-senyawa ekstraseluler.
Protein- protein permukaan luar memberikan cirri individual sel dan macam protein dapat
berubah sesuia dengan diferensiasi sel. Protein- protein pada membran sel banyak juga yang
berfungsi sebagai enzim terutama yang terdapat pada selaput mitokondria,retikulum endoplasma
dan kloroplas. Sebagai contoh, senyawa-senyawa fosfolipid membran plasma disintesis oleh
enzim-enzim yang terdapat pada membran retikulum endoplasma.
Protein penyusun membran plasma dapat diekstrak dengan menggunakan SDA, Triton-
X100, urea, N-butanol atau EDTA sebagai pelarut. Setelah larut protein-protein membran plasma
dapat dipisahkan satu sama lain dengan menggunakan teknik eletroforesis atau kromatografi.
Protein membran sel memiliki kemampuan bergerak, sehingga dapat berpidah tempat.
Perpindahan berlangsung ke arah lateral dengan jalan difusi. Namun tidak semu protein mampu
berpindah tempat. Beberapa jenis protein integral tertahan dalam selaput oleh anyaman molekul-
molekul protein yang berada tepat di bawah permukaan dalam selaput plasma. Anyaman ini
berhubungan dengan sitoskelet atau rangka sel.
Transpor protein berfungsi untuk memindahkan molekul melintasi membran plasma. Dua
kelompok utama protein transpor dapat ditemukan dalam membran plasma dan masing-masing
membantu molekul air-mencintai melintasi membran plasma. Sebuah saluran protein berfungsi
sebagai terowongan untuk melintasi membran ke dalam sel. Lebih khusus, saluran protein
membantu difusi difasilitasi, yang menggambarkan transpor pasif molekul melintasi membran
dengan bantuan protein transpor.
Dalam sel, protein saluran bertanggung jawab untuk membawa ion dan molekul kecil
lainnya. Setiap protein saluran hanya dapat membawa molekul tertentu. Misalnya, saluran
kalsium hanya dapat digunakan untuk mengangkut kalsium masuk dan keluar dari sel. Ada
berbagai jenis protein channel termasuk untuk natrium, kalium, dan klorida. Bahkan, ada saluran
yang khusus digunakan untuk mengangkut air melintasi membran juga.
Jenis lain dari protein transpor disebut protein pembawa. Protein pembawa harus berubah
bentuk untuk lulus molekul melintasi membran plasma. Anggap saja sebagai pintu putar ke
kantor pos. Saat Anda memasuki pintu putar, pintu harus bergerak untuk mendapatkan Anda ke
dalam kantor pos. Sebuah protein pembawa bertindak dengan cara yang sama.
A. TRANSPORT PASIF
Transport pasif merupakan suatu perpindahan molekul berdasarkan perbedaan gradien
konsentrasinya, yaitu molekul berpindah dari konsentrasinya yang tinggi ke konsentrasi rendah
(sesuai dengan gradient konsentrasi) melalui lapisan lipid bilayer, channel protein (saluran
protein) ataupun carrier protein (protein pembawa) dan tidak ada energi metabolik yang terlibat.
Transport Pasif meliputi transport difusi (simple), difusi difasilitasi, dan osmosis.
1. DIFUSI
Difusi ini adalah transport membran yang paling sederhana, yang dikenal dengan simple
diffusion, merupakan proses pasif di mana zat bergerak bebas melalui lapisan ganda lipid dari
membran plasma sel tanpa bantuan protein transport membran, bergerak melintasi membran
dengan sederhana atau secara langsung.
Zat terlarut yang dapat berdifusi ada yang berupa zat nonpolar dan polar. Nonpolar,
molekul hidrofobik bergerak melintasi bilayer lipid melalui proses difusi sederhana. Molekul
tersebut termasuk oksigen, karbon dioksida, dan gas nitrogen, asam lemak, steroid, dan vitamin
larut lemak (A, D, E, dan K). Polar molekul seperti air, urea, dan alkohol kecil juga melewati
melalui bilayer lipid dengan difusi sederhana.
Difusi ini penting dalam pergerakan oksigen dan karbon dioksida antara sel-sel darah dan
tubuh, dan antara darah dan udara dalam paru-paru saat bernafas. Ini juga merupakan rute untuk
penyerapan beberapa nutrisi dan ekskresi beberapa limbah oleh sel-sel tubuh.
Prinsip Difusi
Difusi atau diffusion (di-FU-zhun; diffus- penyebaran) adalah proses pasif di mana
pencampuran acak partikel dalam larutan terjadi karena energi kinetik partikel. Dimana larutan
mengandung zat terlarut dan pelarut, difusi ini perpindahan atau pergerakan zat terlarut bukan
pelarut. Jika zat terlarut dalam konsentrasi tinggi dalam satu bidang (luar sel) dan dalam
konsentrasi rendah daerah lain (dalam sel), molekul zat terlarut akan bergerak ke daerah rendah
konsentrasi dimaksud tansport pasif karena zat bergerak menuruni gradien konsentrasi, dari
konsentrasi tinggi ke konsentrasi rendah tanpa membutuhkan energi. Zat ini akan berhenti
bergerak melintasi membran hingga kedua tempat, luar sel dan dalam sel memiliki konsentrasi
yang sama atau telah mencapai keseimbangan. Membran untuk difusi ini bersifat permeable.
1. Kecuraman dari gradien konsentrasi. Semakin besarperbedaan konsentrasi antara dua sisi
membran, semakin tinggi tingkat difusi.
2. Suhu. Semakin tinggi suhu, semakin cepat tingkat difusi. Semua proses difusi tubuh
terjadi lebih cepat pada orang dengan demam.
3. Massa bahan yang ditransportasikan. Semakin besar massanya, semakin lambat laju
difusi. Molekul yang lebih kecil menyebar lebih cepat daripada yang lebih besar.
4. Luas permukaan. Semakin besar luas permukaan membran yang tersedia untuk difusi,
semakin cepat laju difusi. Sebagai contoh, kantung udara dari paru-paru memiliki luas
permukaan yang besar yang tersedia untuk difusi oksigen dari udara ke dalam darah.
Beberapa penyakit paru-paru, seperti emphysema, mengurangi luas permukaan. Hal ini
memperlambat laju difusi oksigen dan membuat pernapasan lebih sulit.
5. Jarak Difusi. Semakin besar jarak di mana difusi harus terjadi, semakin lama waktu yang
dibutuhkan. Difusi melintasi membran plasma hanya membutuhkan sepersekian detik
karena membran sangat tipis. Pada pneumonia, cairan terkumpul dalam paru-paru; cairan
tambahan meningkatkan jarak difusi karena oksigen harus bergerak melalui cairan dan
membran untuk mencapai aliran darah.
DIFUSI DIFASILITASI
Zat terlarut yang terlalu polar atau sangat dituntut untuk bergerak melalui lipid bilayer
dengan difusi sederhana dapat melintasi membran plasma dengan proses pasif yang disebut
difusi difasilitasi. Dalam proses ini, sebuah protein membran integral membantu zat tertentu di
membran. Protein membran integral dapat berupa channel membran atau carrier membran.
MEDIATED (SALURAN)
Tingkat carrier-dimediasi difusi difasilitasi (seberapa cepat itu terjadi) adalah ditentukan
oleh kecuraman gradien konsentrasi di membran. Difusi difasilitasi mencakup glukosa, fruktosa,
galaktosa, dan beberapa vitamin. Glukosa memasuki banyak sel-sel tubuh oleh carrier- dimediasi
difasilitasi difusi seperti sebagai berikut:
Glukosa mengikat jenis tertentu pada protein pembawa yang disebut transporter glukosa
(GLUT) pada permukaan luar membran, transporter mengalami perubahan bentuk, glukosa
melewati membran, dan transporter glukosa melepaskan glukosa di sisi lain dari membran yaitu
dalam sel.
Permeabilitas selektif membran plasma sering diatur untuk mencapai homeostasis.
Misalnya, hormon insulin, melalui aksi dari reseptor insulin, mempromosikan penyisipan dari
banyak salinan transporter glukosa menjadi plasma membran sel tertentu. Dengan demikian, efek
dari insulin adalah untuk meningkatkan maksimum transport difusi difasilitasi glukosa ke dalam
sel. Dengan transporter glukosa lebih tersedia, sel-sel tubuh dapat mengambil glukosa dari darah
lebih cepat. Ketidakmampuan untuk memproduksi atau menggunakan insulin disebut diabetes
mellitus.
2. OSMOSIS
Osmosis adalah proses perpindahan zat, molekul atau partikel pelarut dari yang lebih encer
ke yang lebih pekat, dengan tidak menggunakan energi melalui membran semi permeable.
Selama osmosis, molekul air melewati membran plasma dalam dua cara yaitu dengan bergerak
melalui bilayer lipid melalui difusi sederhana, seperti telah dijelaskan sebelumnya, dan dengan
bergerak melalui aquaporins, protein membran integral yang berfungsi sebagai saluran air .
Seperti pada percobaan yang menunjukkan osmosis adalah pada tabung U yang dimana
disini pelarut berupa air berpindah dari yang lebih encer ke yang lebih pekat, melintasi lapisan
semi permeable, pelarut berupa air akan berhenti bergerak saat telah mencapai titik
keseimbangan antara tabung kanan dan kiri.
Osmosis ada 3 bentuk berupa hipotonik, hipertonik, dan isotonik. Isotonik adalah kadaan
dimana larutan di luar dan di dalam sel sama seperti pada kondisi eritrosit diatas, eritrosit akan
berbentuk normal bikonkaf pada isotonik. Hipertonik adalah tekanan osmosis tinggi yang dimana
pelarut air akan bergerak melintasi membran semi permeable ke luar eritrosit, karena zat yang
berada di luar lebih pekat daripada yang berada di dalam eritrosit lebih encer, sehingga eritrosit
mengkerut bentuknya. Hipotonik adalah tekanan osmosis rendah yang dimana pelarut air akan
bergerak melintasi membran semi permeable ke dalam eritrosit karena di dalam zatnya lebih
pekat daripada di luar yang lebih encer, sehingga eritrosit akan berbentuk besar.
B. TRANSPORT AKTIF
Merupakan proses perlaluan zat yang membutuhkan energy selain itu juga membutuhkan
bantuan dari carrier protein dan saluran protein. Energi yang digunakan dalam pemindahan
molekul tersebut ada yang diperoleh dari hidrolisis ATP karena melawan gradient konsentrasi.
Kinerja transport aktif dilakukan oleh protein spesifik yang tertanam pada membrane.
Dua jenis transport aktif yaitu :
Transport aktif primer (energy dari hidrolisis ATP) yaitu transport yang bergantung pada
potensial membrane. Dalam keadaan stabil, ekstraseluler memiliki konsentrasi Na + 10 kali lebih
tinggi dari pada di dalam sel, sedangkan konsentrasi ion K+ lebih rendah di dalam sel dari pada di
luar sel. Kalau konsentrasi Na+ dalam sel meningkat maka Na+ perlu dikeluarkan, maka
diperlukan ATP untuk memompa Na+ keluar dengan cara Na+ akan terikat pada sisi spesifik pada
saluran protein, sehingga menyababkan rangsangan fosforilasi dan terjadi hidrolisis ATP,
menghasilkan suatu perubahan pada konformasi saluran protein berakibat Na+ yang terikat
bergerak keluar sel dan terjadi reduksi afinitas ikatan Na + pada protein saluran sehingga Na+
terlepas.
Pada waktu bersamaan, di bagian ekstraseluler K+ mengalami afinitas di bagian sisi
protein saluran, terjadi stimulus defosforilasi berakibat perubahan konformasi saluran protein
sehingga terjadi gerakan yang menyebabkan K+ bergerak ke bagain interseluler. Saluran protein
memiliki tiga tempat spesifik untuk ikatan Na+ dan dua untuk K+, sehingga setiap kali siklus
transpor tiga Na+ dan dua K+ lewat membran sel membutuhkan satu molekul ATP yang
terhidrolisa.
Tiga ion Na+ akan menempel dan masuk ke dalam protein membran yang akan
merangsang terhidrolisisnya ATP menjadi P dan ADP, yang dimana P ini akan digunakan energi
untuk memindahkan 3 ion Na+ ke luar sel dan merubah bentuk daripada protein membran. Dua
ion K+ dari luar sel menempel dan masuk ke dalam protein membran sesuai bentuk protein
membran, menempelnya ion ini membuat P terlepas dari protein membran dan mendorong ino
K+ bergerak menuju dalam sel, lepasnya P dan ion K+ ini membuat berubah bentuk pada protein
membran.
Transport aktif sekunder (energy dari gradient ion) Transpor aktif juga memindahkan
mikromolekul yang berada di daerah lumen usus, misalnya perpindahan glukosa dan asam amino
berkonsentrasi rendah ke dalam sel usus dengan konsentrasi relatif tinggi. Perpindahan ini tidak
menggunakan ATP hasil hidrolisis tetapi digerakkan karena perbedaan gradien Na+.
Konsentrasi Na+ ekstraseluler usus lebih rendah dari pada dalam sel,sehingga terjadi perpindahan
ion ke dalam sel dengan cara berikatan dengan bagian sisi protein saluran, selanjutnya diikuti
oleh glukosa yang berikatan dengan protein saluran yang sama tetapi pada sisi yang lain.
Transpor seperti ini disebut transpor aktif sekunder.
Pada transpor aktif sekunder, energi yang tersimpan dalam Na+ atau H+ gradien
konsentrasi digunakan untuk menggerakkan zat lain melintasi membran terhadap gradien
konsentrasi mereka sendiri. Karena Na+ atau H+ lereng didirikan oleh transpor aktif primer,
sekunder aktif transportasi tidak langsung menggunakan energi yang diperoleh dari hidrolisis
ATP.
Natrium - kalium pompa mempertahankan konsentrasi curam gradien Na + melintasi
membran plasma. Sebagai hasilnya, ion natrium telah disimpan atau potensi energi, seperti air di
belakang bendungan. Dengan demikian, jika ada rute untuk Na+ bocor kembali dalam, beberapa
energi yang tersimpan dapat diubah menjadi energi kinetik (energi gerak) dan digunakan untuk
mengangkut zat lain melawan gradien konsentrasinya.
Pada intinya, sekunder aktif protein transpor memanfaatkan energi di Na+ konsentrasi
gradien dengan menyediakan rute untuk Na+ bocor ke dalam sel, di transpor aktif sekunder,
protein pembawa secara bersamaan mengikat Na+ dan substansi lain dan kemudian berubah
bentuk sehingga kedua zat melintasi membran pada waktu yang sama. Jika transporter ini
bergerak dua zat dalam arah yang sama mereka disebut symporters (sama), antiporters
sebaliknya, bergerak dua zat dalam arah yang berlawanan di seluruh membran (anti-melawan).
1.) EKSOSITOSIS
Eksositosis adalah mekanisme transpor molekul besar seperti protein dan polisakarida,
melintasi membran plasma dari dalam ke luar sel (sekresi) dengan cara menggabungkan vesikula
berisi molekul tersebut dengan membran plasma. Vesikula transpor yang lepas dari aparatus
Golgi dipindahkan oleh sitoskeleton ke membran plasma. Ketika membran vesikula dan
membran plasma bertemu, molekul lipid membran menyusun ulang dirinya sendiri sehingga
kedua membran bergabung. Kandungan vesikulanya kemudian tumpah ke luar sel. Banyak sel
sekretoris menggunakan eksositosis untuk mengirim keluar produk-produknya.
2.) ENDOSITOSIS
Endositosis sel memasukkan makromolekul dan materi yang sangat kecil dengan cara
membentuk vesikula baru dari membran plasma. Langkah-langkahnya pada dasarnya merupakan
kebalikan dari eksositosis. Sebagian kecil luas membran plasma terbenam ke dalam membentuk
kantong. Begitu kantong ini semakin dalam, kantong terjepit, membentuk vesikula yang berisi
materi yang telah terdapat diluar selnya.
1. FAGOSITOSIS
Fagositosis (pemakan seluler) berasal dari bahasa yunani phagein makan dan cytos
sel, berupa padatan yang ukurannya lebih besar. Sel menelan suatu partikel dengan pseudopod
yang membalut disekeliling partikel tersebut dan membungkusnya di dalam kantong berlapis-
membran yang cukup besar untuk digolongkan sebagai vakuola. Contoh cilliata atau organisme
mikroskopik lain yang dimakan atau ditelan oleh amoeba. Selama fagositosis mangsa menjadi
tidak berdaya oleh sekresi dari sel pemangsa (Fagositik).
2. PINOSITOSIS
Pinositosis (peminum seluler) dari bahasa yunani pinein minum dan cytos sel, sel
meneguk tetesan fluida ekstraseluler dalam vesikula kecil. Karena salah satu atau seluruh zat
terlarut yang larut dalam tetesan tersebut dimasukkan ke dalam sel, pinosistosis tidak spesifik
dalam substansi yang ditranspornya. Pinositosis merupakan gejala umum yang terjadi pada
berbagai macam sel seperti leukosit, sel-sel ginjal, epithelium usus, makrofag hati dan sel akar
tumbuhan.
Pinositosis dapat terjadi jika terdapat konsentrasi yang cocok dari protein, asam amino
atau ion-ion tertentu pada medium sel.prosesnya adalah menempelnya bahan penyebab (inducer)
pada reseptor khusus pada membrane plasma kemudian diikuti dengan terjadinya lekukan
(invaginasi) dari membrane membentuk selubung atau membrane pinositik.
3. PERANTARA RESEPTOR
Endositosis yang diperantarai reseptor, hampir sama dengan pinositosis hanya saja,
selektif terhadap substansi yang ditranspornya. Endositosis yang diperantarai reseptor
memungkinkan sel dapat meperoleh substansi spesifik dalam jumlah yang melimpah sekalipun
substansi itu mungkin saja konsentrasinya tidak tinggi dalam fluida seluler. Misalnya, sel
manusia menggunakan proses ini untuk menyerap kolesterol dan digunakan dalam sintesis
membran dan sebagai prekursor untuk sintesis steroid lainnya.
PEMBELAHAN SEL
Proses pewarisan sifat dari induk kepada keturunannya tidak dapat terlepas dari dua macam
pembelahan sel, yaitu Mitosis dan Meiosis.
Pembelahan mitosis terjadi pada sel somatis dalam proses perbanyakan sel dan pertumbuhan,
sedangkan Meiosis terjadi pada kelenjar kelamin dalam proses pembentukan sel kelamin ( gamet
) baik gamet jantan maupun Gamet betina. Melalui kedua proses pembelahan sel inilah sifat2
diturunkan
MITOSIS
Terjadi pada sel tubuh,yaitu pada proses perbanyakan sel
Jumlah kromosom sel anak sama dengan jumlah kromosom sel induk
Disebut juga sebagai pembelahan biasa
Terjadi satu kali pembelahan, menghasilkan dua sel anak yang sama dengan sel induk
Interfase
Disebut juga fase istirahat
Waktu paling lama (+90%) dari siklus sel
Tidak tampak adanya struktur kromosom
Terjadi sintesis zat-zat baru dan mengumpulkan energi sebanyak-banyaknya
Volume sel bertambah dan ukuran membesar
Profase
Penggunaan waktu dan energi paling besar
Terbentuk gelendong pembelahan
Membran inti dan nukleolus lenyap
Benang kromatin menebal dan memendek membentuk kromosom
Pada akhir Profase kromosom membelah menjadi dua kromatid
Metafase
Kromosom terletak tersebar pada bidang pembelahan ( ekuator )
Kromatid berhadapan satu dengan yang lain
Sentromer belum membelah
Anafase
Sentromer membelah
Kedua kromatid berpisah dan bergerak menuju kutub yang berlawanan
Telofase
Kromatid mencapai kutub masing-masing
Kromatid lenyap membentuk benang kromatin
Membran inti dan nukleolus terbentuk
Di tengah bidang pembelahan terbentuk sekat baru
Meiosis
Disebut juga pembelahan reduksi, artinya pengurangan. Karena dalam
pembelahan meiosis terjadi pengurangan jumlah kromosom pada sel
anak menjadi separuh jumlah kromosom sel induk
Pembelahan meiosis terdiri dari dua kali pembelahan yaitu Meiosis I dan Meiosis II, dimana
antara Meiosis I dan Meiosis II tidak terjadi interfase.
Baik pada Meiosis I maupun Meiosis II terdiri dari masing-masing empat tahap yaitu : Profase,
Metafase, Anafase dan Telofase Menghasilkan empat sel anak yang masing-masing haploid ( n )
Profase II
- Kromatin kromosom
- Sentriole berpisah kekutub-kutub.
- Dinding inti dan nukleuos hilang.
- Terbentuk spidel.
- Kromosom menggantung pada spidel.
Metafase II
- Kromosom- kromosom bergerak kebidang equator
Anafase II
- Spidel dan seluruh isi sel sedikit memanjang.
- Masing-masing sentromer membelah.
- Kromatid saling berpisah menuju kutub yang berlawanan.
Telofase II
- Kromatid benang-benang kromatin.
- Dinding inti dan nukleolus terbentuk kembali.
- Pada bidang equator terbentuk sekat, terbentuk 4 sel anak.