SOP Penanggulangan DBD
SOP Penanggulangan DBD
SOP Penanggulangan DBD
No.
No. Revisi Halaman
Dokumen
Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) merupakan salah satu masalah kesehatan masyarakat
di Kota Batam yang erat kaitannya dengan peningkatan curah hujan, kepadatan dan mobilitas
penduduk, sejalan dengan semakin lancarnya hubungan transportasi serta tersebar luasnya virus
Dengue dan nyamuk penularnya diberbagai lokasi di Kota Batam.
Pengendalian Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) di Kota Batam mengacu pada prosedur
tetap (Protap) yang ditetapkan oleh Kementerian Kesehatan Republik Indonesia yaitu :
1. Tatalaksana Demam Berdarah Dengue
Penyuluhan dilakukan dengan maksud untuk menyampaikan informasi dan pengetahuan kepada
masyarakat tentang penyakit DBD, bagaimana cara mencegah dan memberantas penyakit
demam berdarah yang lebih efektif, yaitu melalui pemberantasan sarang nyamuk demam
berdarah (PSN-DBD) dengan 4 M-Plus.
Manfaat dari kegiatan penyuluhan adalah menambah pengetahuan masyarakat yang pada
akhirnya mau dan mampu secara bersama sama dan terus menerus berperan aktif melakukan
pemberantasan sarang nyamuk ( PSN ) dengan 4 M-plus.
Pemantauan jentik berkala kegiatan untuk melihat situasi kepadatan jentik pada tempat
penampungan air di rumah/bangunan milik masyarakat maupun tempat tempat umum oleh kader
Juru Pemantau Jentik (Jumantik) atau tenaga puskesmas , sehingga dapat meningkatkan
kewaspadaan dini agar masyarakat terhindar dari penularan penyakit Demam Berdarah Dengue.
Jumantik merupakan kader yang berasal dari masyarakat dan bertugas melakukan Pemantauan &
pemeriksaan jentik tempat-tempat penampungan air di lingkungan masyarakat secara berkala
dan terus-menerus, memberikan penyuluhan serta menggerakkan masyarakat dalam
melaksanakan pemberantasan sarang nyamuk DBD.
Manfaat jumantik adalah memantau dan memberantas jentik-jentik nyamuk demam berdarah
yang ada dilingkungan masyarakat serta memotivasi dan menggerakkan masyarakat untuk
berperan serta dalam melakukan PSN-DBD, sehingga diharapkan populasi jentik nyamuk
demam berdarah yang ada di lingkungan masyarakat menjadi berkurang.
1. d. Larvasidasi Selektif
Larvasidasi terutama dilakukan di daerah yang banyak menampung air/susah air dan pada
penampungan air terbuka yang susah dikuras/dibersihkan.
Manfaat kegiatan Larvasidasi adalah memberantas jentik-jentik nyamuk demam berdarah dengan
menggunakan bubuk abate terutama di daerah yg banyak menampung air/susah air dan pada
penampungan air terbuka yang susah dikuras/dibersihkan.
Adanya penderita positif DBD berdasarkan hasil pemeriksaan laboratorium dan laporan
(SO) dari Rumah Sakit/Klinik/BP/Puskesmas.
Didukung hasil penyelidikan epidemiologi yang dilakukan oleh tenaga kesehatan yang
telah terlatih dengan ditemukannya penderita demam tanpa sebab minimal 3 orang dan atau
tersangka penderita DBD serta ditemukan positif jentik Aedes ( 5 % ) dari rumah/bangunan
disekitar rumah penderita.
Kegiatan fogging focus ini bertujuan memutus rantai penularan dengan membunuh nyamuk
dewasa yang sudah mengandung virus dengue dengan radius 100 M dari rumah penderita.
Tetapi kegiatan fogging ini bukan merupakan solusi utama untuk pencegahan DBD selain itu
fogging tersebut harus dilakukan oleh tenaga khusus dan terampil karena obat (insektisida) yang
digunakan mempunyai efek samping berbahaya bagi lingkungan dan orang yang
melaksanakannya serta terjadinya resistensi terhadap nyamuk itu sendiri.
Menginggat Untuk pencegahan yang paling efektif dapat dilakukan dengan memberantas tempat
berkembang biak nyamuk demam berdarah dengue dengan berperilaku hidup bersih dan sehat di
keluarga dan dilingkungan tempat tinggal yaitu dengan cara antara lain :
Peran serta masyarakat dan pihak terkait sangat diperlukan dalam melakukan pencegahan DBD
melalui PSN ( Pemberantasan Sarang Nyamuk ) tersebut.
KOTA BATAM
TTD
Drg.CHANDRA RIZAL.M.Si.
NIP. 19590524-198910-1-001