SOP Penanggulangan DBD

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 5

SOP penanggulangan DBD

PROGRAM PENANGGULANGAN DEMAM BERDARAH

No.
No. Revisi Halaman
Dokumen

Tanggal Disusun, Ditetapkan,


Terbit Kasi P2 Dinkes
Kepala Dinkes Kampar
Kampar

PROSEDUR HERLYN RAHMOLA, SKM,


TETAP SASMINEDI, SKM, M.Si
M.Si
NIP,197311161993031
NIP,195701051978011002
003
Pengertian Demam berdarah dengue adalah penyakit menular yang
di tularkan melalui gigitan nyamuk Aedes aegepty dan
Aedes albopictus yang sebelumnya telah terinfeksi oleh
virus Dengeu dari penderita DBD lainnya terutama
menyerang anak-anak, ditandai dengan panas tinggi,
perdarahan dan dapat menimbulkan kematian. Penyakit
ini termasuk salah satu penyakit yang dapat
menimbulkan wabah.

Tujuan 1. Menurunkan angka insidens kasus DBD sebesar


1/100.000 penduduk di daerah endemis.
2. Tercapainya angka bebas jentik ( ABJ ) > 95 %.
3. Tercapai nya angka kematian DBD / CFR < 1 %.
4. Daerah KLB DBD < 5 %.
1. Meningkatkan prilaku hidup bersih sehat dan
Kebijakan kemandirian terhadap P2DBD.
2. Meningkatkan perlindungan Kesehatan masyarakat
terhadap penyakit DBD.
3. Meningkatkan ilmu pengetahuan dan teknologi program
DBD.
4. Meningkatkan kerjasama lintas program dan lintas
sektor.
Prosedur 1. Penemuan suspek penderita DBD baik aktif dan pasive
di unit pelayanan kesehatan dengan gejala tidak ada
tanda kedaruratan dilakukan uji Tourniquet dan
dilakukan pemeriksaan laboratorium atau RDT.
2. Jika hasil positif dengan Jumlah trombosit 100.000/l,
penderita di rujuk ke Rumah Sakit.
3. Selanjutnya dilakukan Penyelidikan Epidemiologi di
wilayah penderita dan apabila memenuhi kriteria
fogging maka dilakukan pengasapan dengan 2 siklus
dengan interval 1 minggu.
4. Jika hasil positif dengan Jumlah trombosit >
100.000/l,penderita tidak perlu di rujuk cukup
dilakukan kontrol dan tetap dilakukan Penyelidikan
Epidemiologi di wilayah penderita apabila memenuhi
kriteria fogging maka dilakukan pengasapan dengan 2
siklus dengan interval 1 minggu.
1. Dan jika hasil negatif maka akan diberikan pengobatan
sesuai simptomatis.
2. Jika ditemukan penderita dengan tanda kedaruratan
atau penderita dari Rumah Sakit, PE dilaksanakan
berdasarkan laporan dari RS ( S0 dan hasil laboratorium )
3. Apabila memenuhi kriteria fogging maka dilakukan
pengasapan dengan 2 siklus dengan interval 1 minggu.

Unit 1. Dinas Kesehatan.


terkait 2. Rumah Sakit
3. UPTD Kesehatan/Puskesmas.
4. Pustu.
5. Poskesdes/Polindes.

PROSEDUR TETAP (PROTAP)

PENGENDALIAN PENYAKIT DEMAM BERDARAH DENGUE

DINAS KESEHATAN KOTA BATAM

Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) merupakan salah satu masalah kesehatan masyarakat
di Kota Batam yang erat kaitannya dengan peningkatan curah hujan, kepadatan dan mobilitas
penduduk, sejalan dengan semakin lancarnya hubungan transportasi serta tersebar luasnya virus
Dengue dan nyamuk penularnya diberbagai lokasi di Kota Batam.

Pengendalian Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) di Kota Batam mengacu pada prosedur
tetap (Protap) yang ditetapkan oleh Kementerian Kesehatan Republik Indonesia yaitu :
1. Tatalaksana Demam Berdarah Dengue

Tatalaksana penyakit Demam Berdarah Dengue dilakukan di tempat-tempat pelayanan


Kesehatan seperti Puskesmas, Rumah Sakit, Klinik, Balai Pengobatan dan lain-lain, dengan
melakukan pemeriksaan tersangka penderita DBD sebagai berikut :

1. Anamnesis ( wawancara ) penderita atau keluarga tentang keluhan yang dirasakan


sehubungan dengan gejala DBD.
2. Observasi kulit dan konjungtiva untuk mengetahui tanda pendarahan
3. Pemeriksaan keadaan umum dan tanda tanda vital ( kesadaran, tekanan darah, nadi dan
suhu )
4. Penekanan pada ulu hati ( epigastrium).
5. Uji Tourniquet ( Rumple Leede Test )
6. Pemeriksaan laboratorium
7. Pemutusan Rantai penularan Penyakit Demam Berdarah Dengue
1. a. Penyuluhan

Penyuluhan dilakukan dengan maksud untuk menyampaikan informasi dan pengetahuan kepada
masyarakat tentang penyakit DBD, bagaimana cara mencegah dan memberantas penyakit
demam berdarah yang lebih efektif, yaitu melalui pemberantasan sarang nyamuk demam
berdarah (PSN-DBD) dengan 4 M-Plus.

Manfaat dari kegiatan penyuluhan adalah menambah pengetahuan masyarakat yang pada
akhirnya mau dan mampu secara bersama sama dan terus menerus berperan aktif melakukan
pemberantasan sarang nyamuk ( PSN ) dengan 4 M-plus.

1. b. Pemantauan Jentik Berkala

Pemantauan jentik berkala kegiatan untuk melihat situasi kepadatan jentik pada tempat
penampungan air di rumah/bangunan milik masyarakat maupun tempat tempat umum oleh kader
Juru Pemantau Jentik (Jumantik) atau tenaga puskesmas , sehingga dapat meningkatkan
kewaspadaan dini agar masyarakat terhindar dari penularan penyakit Demam Berdarah Dengue.

Jumantik merupakan kader yang berasal dari masyarakat dan bertugas melakukan Pemantauan &
pemeriksaan jentik tempat-tempat penampungan air di lingkungan masyarakat secara berkala
dan terus-menerus, memberikan penyuluhan serta menggerakkan masyarakat dalam
melaksanakan pemberantasan sarang nyamuk DBD.

Manfaat jumantik adalah memantau dan memberantas jentik-jentik nyamuk demam berdarah
yang ada dilingkungan masyarakat serta memotivasi dan menggerakkan masyarakat untuk
berperan serta dalam melakukan PSN-DBD, sehingga diharapkan populasi jentik nyamuk
demam berdarah yang ada di lingkungan masyarakat menjadi berkurang.

1. c. Pemberantasan Sarang Nyamuk ( PSN )


Kegiatan dimaksud adalah pelaksanaan pemberantasan sarang nyamuk ( PSN ) secara bersama
sama pada waktu yang bersamaan ( serentak ) oleh semua lapisan masyarakat baik pemerintah
maupun swasta. Sehingga kegiatan ini dapat memotivasi dan menggerakkan masyarakat untuk
berperan serta dalam melakukan PSN-DBD secara mandiri dan berkesinambungan.

1. d. Larvasidasi Selektif

Larvasidasi terutama dilakukan di daerah yang banyak menampung air/susah air dan pada
penampungan air terbuka yang susah dikuras/dibersihkan.

Manfaat kegiatan Larvasidasi adalah memberantas jentik-jentik nyamuk demam berdarah dengan
menggunakan bubuk abate terutama di daerah yg banyak menampung air/susah air dan pada
penampungan air terbuka yang susah dikuras/dibersihkan.

1. e. Fogging dengan Insektisida

Pengasapan dilakukan sesuai dengan kesimpulan analisis dari kegiatan penyelidikan


epidemiologi penyakit DBD di tempat tinggal penderita dan lingkungan sekitarnya.

Apabila kesimpulan akhir harus dilaksanakan pengasapan (fogging ) , maka Pengasapan (


fogging ) dilakukan oleh petugas puskesmas atau bekerjasama dengan dinas kesehatan
kabupaten/kota. Petugas penyemprot adalah petugas puskesmas atau petugas harian lepas yang
terlatih.

Persyaratan Fogging dengan insektisida :

Adanya penderita positif DBD berdasarkan hasil pemeriksaan laboratorium dan laporan
(SO) dari Rumah Sakit/Klinik/BP/Puskesmas.

Didukung hasil penyelidikan epidemiologi yang dilakukan oleh tenaga kesehatan yang
telah terlatih dengan ditemukannya penderita demam tanpa sebab minimal 3 orang dan atau
tersangka penderita DBD serta ditemukan positif jentik Aedes ( 5 % ) dari rumah/bangunan
disekitar rumah penderita.

Kegiatan fogging focus ini bertujuan memutus rantai penularan dengan membunuh nyamuk
dewasa yang sudah mengandung virus dengue dengan radius 100 M dari rumah penderita.
Tetapi kegiatan fogging ini bukan merupakan solusi utama untuk pencegahan DBD selain itu
fogging tersebut harus dilakukan oleh tenaga khusus dan terampil karena obat (insektisida) yang
digunakan mempunyai efek samping berbahaya bagi lingkungan dan orang yang
melaksanakannya serta terjadinya resistensi terhadap nyamuk itu sendiri.
Menginggat Untuk pencegahan yang paling efektif dapat dilakukan dengan memberantas tempat
berkembang biak nyamuk demam berdarah dengue dengan berperilaku hidup bersih dan sehat di
keluarga dan dilingkungan tempat tinggal yaitu dengan cara antara lain :

1. Membersihkan lingkungan dan rumah masing-masing setiap hari, terutama tempat


penampungan air sebagai tempat berkembangbiak nyamuk demam berdarah dengue
seperti bak mandi, drum, ban bekas, alas pot bunga, dispenser, tempat minum burung dan
lain-lain.
2. Melaksanakan kerja bakti secara teratur (satu minggu sekali) dilingkungan masing-
masing.
3. Melaksanakan Pemberantasan Sarang Nyamuk dengan 4 M PLUS :
1. MENGURAS : Menguras dan menyikat dinding tempat penampungan air seperti
: bak mandi dan drum.
2. MENUTUP : Menutup rapat-rapat tempat penampungan air seperti : drum,
tempayan dan lain-lain.
3. MENGUBUR : Mengubur atau menimbun barang-barang bekas serta
mengumpulkan barang-barang bekas yang dapat menampung air dan dibuang ke
tempat pembuangan sementara (TPS).
4. PLUS CARA LAIN : Mengganti air vas bunga seminggu sekali, mengeringkan
air di alas pot bunga, memperbaiki saluran air dan talang air yang tidak
lancar/rusak serta memasang kawat kasa atau menggunakan obat anti nyamuk
serta menggunakan kelambu untuk menghindari dari gigitan nyamuk.
5. MEMANTAU : Memantau dan memeriksa tempat-tempat penampungan air
sebagai tempat berkembangbiak nyamuk aedes aegpty seperti bak mandi, drum,
ban bekas, alas pot bunga, dispenser, tempat minum burung dan lain-lain.

Peran serta masyarakat dan pihak terkait sangat diperlukan dalam melakukan pencegahan DBD
melalui PSN ( Pemberantasan Sarang Nyamuk ) tersebut.

KEPALA DINAS KESEHATAN

KOTA BATAM

TTD

Drg.CHANDRA RIZAL.M.Si.

NIP. 19590524-198910-1-001

Anda mungkin juga menyukai