Asas-Asaz Hukum Jaminan

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 1

Asas-asas Hukum Jaminan

Berdasarkan hasil analisis terhadap bebagai peraturan perundang-undangan yang

mengatur tentang jaminan maupun kajian terhadap berbagai literature tentang jaminan, maka

ditemukan 5 asas penting dalam hukum jaminan, sebagaimana dipaparkan berikut ini:

1. Asas publicitet, yaitu asas bahwa semua hak, baik hak tanggungan, hak fidusia, dan hipotek
harus didaftarkan.pendaftaran ini dimaksudkan supaya pihak ketiga dapat mengetahui bahwa
benda jaminan tersebut sedang dilakukan pembebanan jaminan. Pendaftaran hak tanggungan di
Kantor Badan Pertanahan Nasional Kabupaten/Kota, pendaftaran fidusia dilakukan di Kantor
Pendaftaran Fidusia pada Kantor Departemen Kehakiman Hak Asasi Manusia, sedangkan
pendaftaran hipotek kapal laut dilakukan didepan pejabat pendaftaran dan pencacat balik nama,
yaitu syahbandar;
2. Asas specialitet, yaitubahwa hak tanggungan, hak fidusia, dan hipotek hanya dapat dibebankan
atas percil atau atas barang-barang yang sudah terdaftar atas nama orang tertentu;
3. Asas tak dapat dibagi-bagi, yaitu asas dibaginya hutang tidak dapat mengakibatkan dapt
dibaginya hak tangtgungan, hak fidusia, hipotek, dan hak gadai walaupun telah dilakukan
pembayaran sebagian;
4. Asas inbezittstelling, yaitu barang jaminan (gadai) harus berada pada penerima gadai;
5. Asas horizontal, yaitu bangunan ddan tanah bukan merupakan satu kesatuan. Hak ini dapat
dilihat dalam penggunaan hak pakai, baik tanah negara maupun tanak hak milik. Bangunannya
milik dari yang besangkutan atau pemberi tanggungan, tetapi tanahnya milik orang lain,
berdasrkan hak pakai.

Mariam Darus Badrulzaman mengemukakan asas-asas hukum jaminan. Asas-asas itu meliputi
asas filosofis, asas konstitusional, asas politis, dan asas operasional (konkret) yang bersifat
umum. Asas operasional dibagi menjadi asas sistem tertutup, asas absolute, asas asessi
perlekatan, asas konsistensi, asas pemisahan horizontal, dan asas perlindungan hukum (Maria
Darus Badrulzaman, 1996: 23).

Anda mungkin juga menyukai