Metodelogi Penelitian (Variabel Variabel Penelitian)

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 22

VARIABEL PENELITIAN DAN DEFINISI OPERASIONAL VARIABEL

PENELITIAN
(Tugas Mata Kuliah Metodologi Penelitian Pendidikan)

Disusun Oleh :
1. Dhea Silvia Putri (1413022017)
2. Dini Astuti (1413022019)
3. Fadila Nurhusna (1413022025)

Kelompok : 6
Kelas : A

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS LAMPUNG
2017
KATA PENGANTAR

Atas berkat dan rahmat Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang,
Penulis panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, karena atas rahmat dan
karunia-Nya Penulis dapat menyelesaikan tugas mata kuliah metodologi penelitian
pendidikan dalam bentuk makalah yang membahas tentang Variabel Penelitian dan
Definisi Operasional Variabel Penelitian dengan baik dan pada waktu yang telah
ditentukan

Penyusun mengucapkan banyak terima kasih atas bantuan dari pihak yang telah
berkontribusi dengan memberikan sumbangan baik materi maupun pikirannya dan
harapan penyusun semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman
bagi para pembaca agar kedepannya dapat memperbaiki bentuk maupun menambah
isi makalah agar menjadi lebih baik lagi.

Kami merasa masih banyak kekurangan dalam makalah ini. Oleh karena itu kami
sangat mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari pembaca demi
kesempurnaan makalah ini.

Bandarlampung, 23 April 2017

Penyusun

ii
3

DAFTAR ISI

COVER.i
KATA PENGANTAR ................................................................................................ ii
DAFTAR ISI .............................................................................................................. iii

I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ................................................................................................. 1
B. Rumusan Masalah ............................................................................................ 1
C. Tujuan Penulisan .............................................................................................. 2

II. PEMBAHASAN
A. Pengertian Variabel Penelitian ......................................................................... 3
B. Jenis Variabel Penelitian .................................................................................. 3
C. Hubungan antara Variabel Penelitian ............................................................... 5
D. Definisi Operasional Variabel .......................................................................... 7
E. Skala Pengukuran Variabel Penelitian ........................................................... 13

III. PENUTUP
A. Kesimpulan .................................................................................................... 17
B. Saran ............................................................................................................... 17

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

iii
1

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Secara teoritis variabel penelitian juga dapat diartikan sebagai suatu atribut atau
sifat nilai dari orang, obyek atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang
ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.

Terdapat pertanyaan tentang apa yang kita teliti, maka jawabannya berkenaan
dengan variabel penelitian. Jadi variabel penelitian pada dasarnya adalah segala
sesuatu yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti sehingga diperoleh
informasi tentang hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulannya.

Variabel ini menjadi sangat penting karena tidak mungkin peneliti melakukan
penelitian tanpa adanya variabel. Namun terkadang banyak hal juga yang
menyebabkan kita lupa mengenai apa dan seperti apa variabel serta apa saja jenis
variabel dalam penelitian itu. Banyak hal yang menjadi pertanyaan dan itulah
sebabnya mengupas dengan benar variabel akan menjadi suatu hal yang sangat
penting.

B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dalam pembuatan makalah ini, yaitu:
1. Apa pengertian dari variabel penelitian?
2. Apa saja jenis-jenis dari variabel penelitian?
3. Bagaimana hubungan antar variabel penelitian?
4. Apa definisi dari operasional variabel?
5. Bagaimana skala pengukuran variabel penelitian?
2

C. Tujuan Penulisan
Adapun tujuan dalam pembuatan makalah ini, yaitu:
1. Mengerti tentang pengertian dari variabel penelitian.
2. Mengetahui apa saja jenis-jenis dari variabel penelitian.
3. Mengerti bagaimana hubungan antar variabel penelitian.
4. Mengetahui arti dari operasional variabel.
5. Mengerti bagaimana skala pengukuran variabel penelitian.
3

II. PEMBAHASAN

A. Pengertian Variabel Penelitian


Secara teoritis variabel dapat didefinisikan sebagai atribut seseorang, atau objek,
yang mempunyai variasi antara satu orang dengan yang lain atau satu objek
dengan objek yang lain (Hatch dan Farhady, 1981).

Kerlinger (1973) menyatakan bahwa variabel adalah konstruk (constructs) atau


sifat yang akan dipelajari. Selanjutnya Kidder (1981), menyatakan bahwa variabel
adalah suatu kualitas di mana peneliti mempelajari dan menarik kesimpulan
darinya. Berdasarkan pengertian di atas, maka dapat dirumuskan di sini bahwa
variabel penelitian adalah suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang, objek atau
kegiatan yang mempunyai variasi terentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk
dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.

B. Jenis-jenis Variabel Penelitian


1. Variabel Bebas (Independence Variable)
Variabel indepneden atau independence variable merupakan sebab yang
diperkirakan dari beberapa perubahan dalam variabel terikat (Robbins,
2009:23), biasanya dinotasikan dengan symbol X. Dengan kata lain variabel
bebas merupakan variabel yang memengaruhi atau yang menjadi sebab
perubahan atau sebab timbulnya variabel terikat. Contoh: Pengaruh motivasi
terhadap hasil belajar siswa. Variabel bebasnya adalah motivasi.
4

2. Variabel Terikat (Dependent Variable)


Variabel terikat atau dependent variable merupakan faktor utama yang ingin
dijelaskan atau diprediksi dan dipengaruhi oleh beberapa faktor lain (Robbins,
2009: 23), biasa dinotasikan dengan Y, dengan kata lain variabel terikat inilah
yang sebaiknya kita bahas tuntas pada latar belakang penelitian. Berikan porsi
yang lebih dalam membahas variabel terikat daripada membahas variabel
bebasnya karena merupakan implikasi dari hasil penelitian. Dalam perilaku
organisasi, Robbins mengemukakan enam variabel terikat (2009: 24-30).
Keenam variabel terikat ini antara lain: (1)productivity (produktivitas); (2)
absenteeism (mangkir); (3)turnover (perputaran karyawan); (4)deviant
workplace behavior (perilaku menyimpang di tempat kerja); (5)citizenship
(kewargaan); dan (6) job satisfaction (kepuasan kerja).

SEM (Structural Equation Modeling) atau pemodelan persamaan structural,


variabel independen disebut juga sebagai variabel exogenous (eksogen), dan
variabel terikat disebut sebagai variabel endogenous (endogen). Kedua variabel
ini disebut sebagai variabel laten/unobserved variable, merupakan variabel
yang tidak secara langsung diamati, tetapi disimpulkan dengan menggunakan
model matematis dari variabel lain yang sedang diobservasi dan yang diukur
secara langsung. Variabel laten dikenal sebagai variabel tersembunyi,
variabel/konstruk hipotetikal. Baik variabel eksogen maupun variabel endogen
mempunyai variabel yang dapat diamati yaitu: variabel observasi(observed
variable): merupakan variabel yang dapat diamati secara langsung dalam
penelitian.
Contoh: Pengaruh motivasi terhadap hasil belajar. Hasil belajar di sini adalah
variabel dependen.

3. Variabel Moderator(Moderator Variable)


Variabel moderator juga sering disebut sebagai variabel bebas kedua dan sering
digunakan dalam analisis regresi linear, atau pada structural equation
5

modeling. Variabel moderating adalah variabel yang mempunyai pengaruh


keterganungan yang kuat dengan hubungan variabel terikat dan variabel bebas
yaitu kehadiran variabel ketiga (variabel moderator). Dengan kata lain, variabel
moderating yang memengaruhi (memperkuat atau memperlemah) hubungan
antara variabel indepen dan dependen. Variabel ini sering disebut sebagai
variabel independen kedua. Variabel moderator adalah variabel yang memiliki
pengaruh memperkuat atau memperlemah hubungan variabel bebas dengan
terikat, biasa dinotasikan dengan X atau Z. Karakteristik dasar dari variabel
moderator yaitu lebih sulit berubah dalam jangka waktu tertentu. Variabel
Antara(Intervening Variable). Contoh: Pengaruh motivasi dan sikap ilmiah
terhadap hasil belajar siswa. Yang menjadi variabel moderatornya adalah sikap
ilmiah.

4. Variabel Antara
Variabel antara adalah variabel yang menghubungkan antara variabel bebas dan
terikat yang dapat memperkuat atau memperlemah hubungan namun tidak
dapat diamati atau diukur. Sehingga menyebabkan hubungan antara X dan Y
menjadi hubungan yang tidak langsung, biasa dinotasikan dengan X atau Z.
dengan kata lain variabel antara mengemukakan dan menjelaskan variabel
bebas terhadap variabel terikat.

C. Hubungan Antar Variabel Penelitian


Penelitian banyak dilakukan dalam mempelajari hubungan antardua variabel.
Hubungan antarvariabel itu adalah secara umum di mana nilai-nilai berbeda dari
suatu variabel diasosiasikan dengan nilai-nilai berbeda dari variabel yang satunya
lagi.

1. Hubungan Simetris (Korelasi)


Hubungan variabel yang satu tidak disebabkan oleh yang lainnya. Model
hubungan ini yaitu tanpa arah, atau tidak meneliti pengaruh antarvariabel.
6

Yang diteliti adalah pola hubungannya yang negatif atau positif atau
hubungannya lemah, sedang, atau tinggi. Jika pola hubungan positif, maka
semakin tinggi X, maka semakin tinggi Y.

X Y

Jenis-Jenis hubungan simetris sebagai berikut:


a. Kedua variabel merupakan indikator untuk konsep yang sama.
b. Kedua variabel merupakan akibat dari faktor yang sama.
c. Kedua variabel berkaitan secara fungsional atau komlementatif.
d. Hubungan kebetulan semata-mata.

2. Hubungan Timbal Balik (Resiprocal)


Hubungan suatu variabel dapat menjadi sebab dan akibat dari variabel lainnya.
Hubungan timbal balik di sini bukanlah hubungan, dimana tidak dapat
ditentukan variabel yang menjadi sebab dan akibat. Tetapi yang dimaksudkan
disini adalah apabila suatu waktu, variabel X mempengaruhi variabel Y, sedang
pada waktu yang lain, variabel Y mempengaruhi variabel X. dengan kata lain
variabel terpengaruh dapat menjadi variabel pengaruh, atau hubungan timbal
balik yaitu X dan Y saling mempengaruhi.

X Y

3. Hubungan Asimetris (Kausal)


Hubungan variabel satu memengaruhi varibel lainnya. Dengan kata lain, jika X
maka Y. Artinya jelas bahwa ada yang memengaruhi dan apa yang dipengaruhi.
Pada hubungan kausal ini akan dengan jelas memperlihatkan besaran pengaruh
yang ditimbulkan oleh X terhadap Y. Artinya, jika X meningkat sekian, maka
7

menyebabkan Y meningkat. Sebaliknya, jika hubungannya negatif maka


semakin tinggi X maka semakin rendah Y.

X Y

Dalam hubungan asimetris ini, ada beberapa ketentuan hubungan sebagai


berikut:
a. Hubungan antara stimulus (rangsangan) dan respons (tanggapan).
Hubungan yang demikian itulah merupakan salah satu hubungan
kausal, yang lazim dipengaruhi para ahli.
b. Hubungan antara disposisi dan respons. Disposisi adalah kecendrungan
untuk menunjukkan respons tertentu dalam situasi tertentu. Bila
stimulus datangnya pengaruh dari luar dirinya, sedangkan disposisi
berada dalam diri seseorang.
c. Hubungan antara prakondisi dan akibat tertentu.
d. Hubungan yang permanen. Dalam hubungan ini terdapat jalinan yang
erat antara satu variabel dan variabel yang lain. Jelasnya apabila variabel
yang satu berubah.
e. Hubungan antara tujuan (ends) dan cara (means).

D. Definisi Operasional Variabel


Setiap variabel yang telah ditetapkan harus diberi defenisi operasionalnya.
Defenisi operasioanl variabel penting bagi peneliti lain yang ingin mengulangi
penelitian tersebut. Selain itu, definisi operasional dipergunakan untuk
menentukan instrumen alat-alat ukur apa saja yang dipergunakan dalam
penelitian. Definisi operasional dibuat untuk memudahkan pengumpulan data
dan menghindarkan perbedaan interpretasi serta membatasi ruang lingkup
variabel. Variabel yang dimasukkan dalam operasioanal adalah variabel kunci/
penting yang dapat diukur secara operasional dan dapat dipertanggung jawabkan
(referensi harus jelas).
8

Defenisi operasional adalah definisi yang dirumuskan oleh peneliti tentang


istilah-istilah yang ada pada masalah peneliti dengan maksud untuk menyamakan
persepsi antara peneliti dengan orang-orang yang terkait denga penelitian
(Sanjaya:2013). Dalam merumuskan definisi operasional, kita boleh saja
mengutip pendapat ahli, tetapi kita perlu memilih pendapat mana yang lebih
mendekati pada pendapat kita sendiri, dengan kata lain tidak asal dalam
mengutip.

Kerlinger (2006) dalam bukunya asas-asas penelitian behavioral menyebutkan


bahwa definisi operasional melekatkan arti pada suatu variabel dengan cara
menetapkan kegiatan-kegiatan atau tindakan-tindakan yang perlu untuk
mengukur konstruk atau variabel itu. Konstruk adalah sifat-sifat yang melekat
pada suatu variabel. Sementara, Sumanto (2014:71) mendefinisikan konstruk
sebagai konsep-konsep yang sangat abstrak dari suatu variabel.

Kemungkinan lainnya, suatu definisi operasional merupakan spesifikasi kegiatan


peneliti dalam mengukur suatu variabel atau memanipulasikannya. Suatu definisi
operasional merupakan semacam buku pegangan yang berisi petunjuk bagi
peneliti.

Definisi operasional adalah aspek penelitian yang memberikan informasi atau


petunjuk kepada kita tentang bagaimana caranya mengukur suatu
variabel. Informasi ilmiah yang dijelaskan dalam definisi operasional sangat
membantu peneliti lain yang ingin melakukan penelitian dengan menggunakan
variabel yang sama, karena berdasarkan informasi itu, ia akan mengetahui
bagaimana caranya melakukan pengukuran terhadap variabel yang dibangun
berdasarkan konsep yang sama. Dengan demikian, ia dapat menentukan apakah
tetap menggunakan prosedur pengukuran yang sama atau diperlukan pengukuran
yang baru.
9

Setelah variabel-variabel penelitian didefinisikan secara teoritis dan secara


operasional, setiap variabel dapat dijabarkan dalam beberapa deskriptor dan
masing-masing deskriptor dioperasionalkan dengan beberapa indikator. Dibawah
ini adalah contoh operasionalisasi untuk mendapatkan deskriptor dan indikator
variabel Motivasi, yang sering dipakai oleh para pakar dibidang psikologi dan
pendidikan sebagai faktor prediksi terhadap berbagai keberhasilan (Misal dalam
Penelitian Pengaruh Motivasi Kerja Guru Terhadap Prestasi Kerja Guru di SMA
X). Motivasi adalah tenaga atau faktor yang terdapat dalam diri manusia yang
menimbulkan, mengarahkan, dan mengorganisasikan tingkah lakunya, motivasi
dibagi menjadi dua, yaitu motivasi intrinsik dan motivasi ekstrinsik. Motivasi
intrinsik timbul dari individu itu sendiri; merupakan kemauan yang kuat yang
tidak perlu disertai perangsang dari luar untuk mencapai tujuan tertentu. Motivasi
ekstrinsik merupakan bentuk motivasi yang aktivitasnya dimulai dan dilakukan
terus berdasarkan suatu dorongan yang tidak secara mutlak berkaitan dengan
aktivitas yang dilakukan, misalnya mau melakukan untuk memenuhi kewajiban,
memperoleh hadiah, meningkatkan gengsi. Menurut Sri Mulyani Martaniah
(Motif Sosial Remaja SMA Jawa dan Keturunan Cina, disertasi Fakultas
Psikologi UGM, 1982) motivasi adalah keadaan yang timbul dalam diri subjek
akibat interaksi antara motif dan aspek-aspek situasi yang diamati, yang relevan
dengan motif tersebut serta mengaktifkan perilaku. Menurutnya Motif adalah
suatu konstruksi yang potensial dan laten, yang dibentuk oleh pengalaman-
pengalaman, yang secara relatif dapat bertahan menggerakkan dan mengarahkan
perilaku pada tujuan tertentu.

Berdasarkan definisi-definisi diatas dapat diperoleh pengertian umum mengenai


Motivasi Kerja antara lain: pengalaman, pengharapan, dan kemauan. Ketiga
deskriptor tersebut dioperasionalkan dalam indikator-indikatornya sehingga
dapat disusun kisi-kisi instrumen untuk variabel Motivasi Kerja Guru, sebagai
berikut:
10

Tabel 1. Deskriptor dan Indikator Variabel Motivasi Kerja


Deskriptor Indikator Sumber
Data
Pengalaman Memiliki idola orang seprofesi Ybs
yang berprestasi yang dampak
prestasinya sesuai dengan
kebutuhan hidup yang ingin dia
penuhi (cita-citanya)
Mengalami tekanan hidup yang
mendorong dia berusaha keluar
dari tekanan (misal orang yang
miskin yang ingin nasibnya
berubah).
Pengharapan Mengetahui siapa yang akan ia Ybs
buat senang dengan dampak
pestasi kerja yang ia capai.
Mengetahui apresiasi dari orang
yang ia cintai atau ia hormati atas
prestasi yang ia capai.
Mengetahui perubahan (posisi,
status) yang akan ia alami atas
keberhasilan atau prestasinya.
Kemauan Berusaha terus menerus. Ybs
Belajar dari pengalaman,
memperbaiki kesalahan dan
strategi untuk mencapai tujuan.
11

Kisi-kisi tersebut dapat dipakai sebagai dasar acuan dalam menyusun butir-butir
pertanyaan (angket, skala, wawancara) maupun pedoman observasi. Kisi-kisi,
sebagai pedoman dalam menyusun instrumen, perlu disusun dengan dukungan
teori yang memadai sehingga dapat mewakili pengertian konsep yang diteliti agar
alat ukur yang akan disusun memiliki kepekaan terhadap apa yang akan diukur.
Demikian besarnya peranan kualitas instrumen dalam sebuah penelitian sehingga
instrumen harus disusun berdasarkan deskriptor dan indikator yang dapat
dipertanggungjawabkan.

Setelah konsep variabel-variabel didefinisikan melalui deskriptor dan indikator-


indikatornya, peneliti harus segera memikirkan tindak lanjut terhadap variabel-
variabel penelitiannya dengan mencari informasi sebanyak mungkin yang
mendukung semua konsep variabel-variabel dan hubungan antar variabel sesuai
dengan tujuan dan desain penelitiannya. Dari hasil pengukuran diharapkan teori
dari hipotesis-hipotesis dapat diuji dengan sebaik-baiknya, dapat
menghubungkan konsep-konsep yang abstrak menjadi realitas dan operasional.

1. Pendekatan Dalam Menyusun Definisi Operasional Variabel


Sandjaja dalam bukunya Panduan penelitian (2006) mengklasifikasi bahwa,
ada tiga endekatan dalam menyusun definisi operasional variabel antara lain:
a. Definisi operasional yang menjelaskan cara perlakuan untuk
menimbulkan suatu gejala. Pada definisi in dijelaskan bagaimana cara
memanipulasi variabel. Definisi seperti ini sering dipergunakan pada
penelitian eksperimental. Contoh bagaimana mempergunakan pupuk X
pada tanaman kacang, berapa banyak pupuk X yang dipergunakan, kapan
mempergunakannya.
b. Definisi operasional yang mendeskripsikan suatu variabel baik mengenai
ciri-cirinya maupun cara beroperasinya. Definisi ini sering dipergunakan
dalam penelitian-penelitian pada umumnya. Contoh, tanaman kacang
yang digunakan dalam penelitian pupuk X didefenisikan sebagai tanaman
12

kacang dari spesies Arachis Hypogaea yang ditanam langsung dari biji
kacang dan telah berumur satu minggu.
c. Definisi operasional yang mendeskripsikan ciri-ciri statis suatu obyek.
Definisi ini sering digunakan pada penelitian pendidikan. Misalnya anak
cerdas menurut definsi ini adalah anak yang memiliki perbendaharaan
kata-kata yang banyak, memiliki daya ingat yang kuat, dan mampu
bernalar dengan baik serta memiliki keterampilan berhitung yang baik dan
seterusnya.

2. Cara Menyusun Definisi Operasional Variabel


Ada tiga cara dalam menyusun definisi operasional variabel, yaitu:
a. Definisi Operasional Tipe A,
Definisi operasional Tipe A dapat disusun didasarkan pada operasi yang
harus dilakukan, sehingga menyebabkan gejala atau keadaan yang
didefinisikan menjadi nyata atau dapat terjadi.

Menggunakan prosedur tertentu peneliti dapat membuat gejala menjadi


nyata. Contoh: Konflik didefinisikan sebagai keadaan yang dihasilkan
dengan menempatkan dua orang atau lebih pada situasi dimana masing-
masing orang mempunyai tujuan yang sama, tetapi hanya satu orang yang
akan dapat mencapainya.

b. Definisi Operasional Tipe B,


Definisi operasional Tipe B dapat disusun didasarkan pada bagaimana
obyek tertentu yang didefinisikan dapat dioperasionalisasikan, yaitu
berupa apa yang dilakukannya atau apa yang menyusun karaktersitik-
karakteristik dinamisnya. Contoh: Orang pandai dapat didefinisikan
sebagai seorang yang mendapatkan nilai-nilai tinggi di sekolahnya.
13

c. Definisi Operasional Tipe C,


Definisi operasional Tipe C dapat disusun didasarkan pada penampakan
seperti apa obyek atau gejala yang didefinisikan tersebut, yaitu apa saja
yang menyusun karaktersitik-karaktersitik statisnya. Contoh: Orang
pandai dapat didefinisikan sebagai orang yang mempunyai ingatan kuat,
menguasai beberapa bahasa asing, kemampuan berpikir baik, sistematis
dan mempunyai kemampuan menghitung secara cepat.

E. Skala Pengukuran Variabel Penelitian


Variabel yang kita masukkan dalam penelitian haruslah memiliki skala
ukuran. Untuk itu perlu adanya pengukuran skala variabel. Pengukuran adalah
pemberian angka atau kode pada suatu variabel obyek/responden. Dalam
metodologi penelitian, proses ini masuk di dalam kegiatan definisi operasional.
Pada dasarnya ada 4 skala pengukuran variabel, yaitu:

1. Skala Nominal
Skala pengukuran nominal digunakan untuk mengklasifikasi objek, individu,
atau kelompok. Sebagai contoh, mengklasifikasi jenis kelamin, agama,
pekerjaan, dan area geografis. Dalam mengklasifikasi hal ini digunakan angka-
angka sebagai symbol atau label. Contohnya kita mengklasifikasi variabel jenis
kelamin menjadi sebagai berikut: laki-laki kita beri symbol angka 1 dan wanita
kita beri symbol angka 0. Kita tidak dapat melakukan operasi aritmatika dengan
angka ini karena angka-angka tersebut hanya menunjukkan keberadaan atau
ketidakadanya karakteristik tertentu. Contoh lain dalam aplikasi dalam riset
pendidikan, sebagai berikut.
a. Apakah Anda setuju dengan diterapkannya model pembelajaran inkuiri
terbimbing pada maeteri Suhu dan Kalor?
Jawab: a. Setuju b. Tidak Setuju
Jawaban Setuju diberi nilai 1 dan jawabanTidak Setuju diberi nilai 0.
b. Apakah Anda setuju dengan digunakannya LKS pada materi Pengukuran?
14

Jawab: a. Ya b. Tidak
Jawaban ya diberi nilai 1 dan Tidak nilai 2

2. Skala Ordinal
Skala pengukuran ordinal memberikan informasi tentang jumlah relatif
karakteristik berbeda yang dimiliki objek atau individu tertentu. Tingkat ini
mempunyai informasi skala nominal ditambah dengan skala peringkat relatif
tertentu yang memberikan informasi apakah suatu objek memiliki karakteristik
yang lebih atau kurang tetapi bukan berapa banyak kekurangan dan
kelebihannya.

Contoh skala ordinal adalah:


Jawaban pertanyaan berupa peringkat misalnya sangat tidak setuju, tidak
setuju, netral, setuju, dan sangat setuju dapat diberi symbol angka 1,2,3,4,5.
Angka-angka ini hanya merupakan symbol peringkat, tidak mengekspresikan
jumlah. Biasanya jawaban kuesioner menggunakan skala likert yang digunakan
mengukur sikap, misalnya untuk menyatakan setuju atau tidak setuju terhadap
suatu pertanyaan atau pernyataan. Bentuk jawabannya sebagai berikut:
a. Sangat tidak setuju
b. Tidak setuju
c. Netral
d. Setuju
e. Setuju sekali

Contoh dalam aplikasi riset pendidikan:


Bagaimana kemudahan pemahaman konsep fisika Anda dalam materi suhu dan
kalor dengan diterapkannya model pembelajaran Discovery Learning?
Jawab: a. Sangat tidak mudah b.Tidak mudah c.Mudah d.Sangat Mudah
Untuk jawaban sangat tidak mudah diberi nilai 1; tidak mudah diberi nilai
2; mudah diberi nilai 3; sangat mudah diberi nilai 4.
15

3. Skala Interval
Skala interval merupakan karakteristik seperti yang dimiliki oleh skala nominal
dan ordinal dengan ditambah karakteristik lain, yaitu berupa interval yang tetap.
Dengan demikian, peneliti dapat melihat besarnya perbedaan karakteristik
antara satu individu atau objek dan lainnya. Skala pengukuran interval benar-
benar merupakan angka yang digunkan untuk melakukan operasi aritmetika,
misalnya dijumlahkan atau dikalikan. Untuk melakukan analisis, skala
pengukuran ini menggunakan statistik parametrik.

Contoh skala interval:


Berapa kali Anda membaca buku Fisika dalam 1 minggu?
a. 1 Kali b. 4 kali c. 7 kali
Maka angka-angka 1, 4, dan 7 merupakan angka sebenarnya dengan
menggunakan interval 3.

4. Skala Rasio
Skala pengukuran rasio mempunyai semua karakteristik yang dipunyai oleh
skala nominal, ordinal, dan interval dengan kelebihan skala ini mempunyai nilai
0 (nol) empris absolut. Nilai absolut nol ini terjadi pada saat suatu karakteristik
yang sedang diukur tidak ada. Pengukuran rasio biasanya dalam bentuk
perbandingan antara satu individu atau objek tertentu dan lainnya.

Contoh skala rasio:


Poin jawaban benar soal ujian pada materi Suhu dan Kalor pada nomor 1 diberi
nilai 2, poin jawaban benar pada soal ujian materi Pengukuran pada nomor 2
diberi nilai 4, maka poin jawaban benar pada soal nomor 1 materi suhu dan
kalor dan poin jawaban benar nomor 2 maeri Pengukuran perbandingannya
adalah 1:2. Presentase kenaikan hasil belajar pada kelas VII A adalah sebesar
20% setelah diterapkannya model pembelajaran inkuiri terbimbing dan
16

presentase kenaikan hasil belajar pada kelas VIII A sebesar 24% setelah
dierapkannya model pembelajaran discovery learning. Ane membaca buku
fisika 1kali dalam 1 minggu dan membaca buku bahasa Indonesia 4 kali dalam
1 minggu.
17

III. PENUTUP

A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil pembahasan di atas, dapat disimpulkan sebagai berikut:
1. Variabel penelitian adalah suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang, objek atau
kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk
dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.
2. Jenis-jenis Variabel Penelitian yaitu variabel bebas (independence variable),
variabel terikat (dependent variable), variabel moderator (moderator variable),
dan variabel antara.
3. Hubungan antar variabel penelitian yaitu terdiri dari hubungan simetris (korelasi),
hubungan timbal balik (resiprocal), dan hubungan asimetris (kausal).
4. Definisi operasional adalah aspek penelitian yang memberikan informasi atau
petunjuk kepada kita tentang bagaimana caranya mengukur suatu variabel.
5. Skala pengukuran variabel penelitian yaitu terdiri dari skala nominal, skala
ordinal, skala interval, dan skala rasio.

B. Saran
Berdasarkan penjelasan mengenai variabel penelitian dan definisi operasional
variabel penelitian di atas maka bagi seorang peneliti, variabel sangatlah penting,
kerena bagaimanapun keberhasilan penelitian seseorang ditentukan oleh pemilihan
variabel yang tepat bagi penelitiannya. Oleh karena itu, sangat disarankan sebelum
melakukan penelitian sebaiknya peneliti paham terlebih dahulu tentang variabel-
variabel yang akan digunakan dalam sebuah penelitian.
18

DAFTAR PUSTAKA

Hatch, E dan Farhady. H. 1981. Research Design and Statistics for Applied
Linguistics. Teheran: Rahnama Publications.

Kerlinger, Ferd N. 2004. Asas-Asas Penelitian Behavioral. Yogyakarta: Gadjah


Mada University Press.

Kidder. 1981. Research Methods in Social Relations. New York : Rinehart &
Winston.

Muslihin, Muhammad. 2013. Definisi dalam Penelitian. Terunduh di:


https://www.mushlihin.com/2013/11/penelitian/memahami-definisi-
operasional-dalam-penelitian.php. Diakses pada 23 April 2017

Sandjaja dan Albertus. 2006. Panduan Penelitian. Jakarta: Prestasi Pustakaraya.

Stephen P. Robbins 2009. Perilaku Organisasi. Jakarta: Salemba Empat.

Sumanto. 2014. Teori dan Aplikasi Penelitian. Yogyakarta: CAPS (center of


Academic Publishing Service).

Wijaya, Efendy. 2012. Definisi dalam Penelitian. Terunduh di:


http://gurustatistik.wordpress.com/2012/05/22/skala-pengukuran-variabel/.
Diakses pada 23 April 2017

Wina, Sanjaya. 2013. Penelitian Pendidikan Jenis Metode dan Prosedur. Jakarta:
Kencana Prenada Media Group.
19

LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai