Fase Pranatal
Fase Pranatal
Fase Pranatal
Masa Prenatal
Masa prenatal dimulai pada saat terjadinya proses konsepsi, yakni pertemuan antara sperma dan
ovum hingga berakhir pada saat bayi dilahirkan. Masa ini berlangsung antara 180 sampai 344 hari
lamanya. Setelah masa ini, seorang ibu akan melahirkan bayinya. Namun, ada kalanya usia kelahiran
dapat terjadi secara mendadak dan terjadi sebelum usia enam bulan. Karena kondisi fisik janin yang
belum genap berusia tujuh bulan sangat lemah, belum mampu bernafas secara mandiri, dan
metabolism tubuh belum berfungsi sempurna, akibatnya janin tersebut cenderung meninggal dunia
karena belum mampu menyesuaikan dengan lingkungan di luar rahim ibunya.
Para ahli membagi pertumbuhan dan perkembangan masa prenatal menjadi tiga tahap, yaitu:
a. Tahap Germinal
Tahap germinal (praembrionik) merupakan awal dari kehidupan manusia. Proses ini dimulai ketika
sperma melakukan penetrasi terhadap sel telur dalam proses pembuahan yang normalnya terjadi
akibat hubungan seksual antara laki-laki dan perempuan. Pada tahap ini zygote terbentuk, kemudian
bergerak ke bawah tubafalopi menuju rahim. Zygote ini merupakan sel tunggal yang kemudian akan
mengalami perkembangbiakan menjadi dua sel identik. Sel-sel tersebut terus berkembang menjadi
jutaan sel. Proses perkembangan zygote di dalam rahim ini disebut blastosyst. Bagian
luar blastosystakan menjadi plasenta, sedangkan bagian dalam akan menjadi embrio.
Pada minggu kedua, placenta mulai terbentuk. Bagian dalam sel memadat dan berkembang menjadi
tiga lapisan yang disebut piringan embrionik (embryonic disc), yaitu: (a) ectoderm, lapisan paling luar
yang akan berkembang menjadi kulit janin, (b) endoderm, lapisan paling dalam yang bakal menjadi
organ-organ internal, seperti sistem pernafasan, sistem pencernaan, pancreas atau organ internal
lainnya, (c) mesoderm, lapisantengah yang berfungsi untuk memisahkan antara kulit dalam, otot-
otot, tulang, sistem sirkulasi udara maupun pengeluaran lain (anus).
Zigote yang sudah menjadi calon makhluk hidup mulai menempel pada dinding rahim. Proses
menempel atau melekatnya zigot pada dinding rahim setelah masa konsepsi dinamakan implantasi.
b. Tahap Embrio
Tahap embrio dimulai ketika zigot telah tertanam dengan baik pada dinding rahim. Dalam tahap ini,
system dan organ dasar bayi mulai terbentuk dari susunan sel. Masa ini dianggap sebagai masa yang
kritis karena bentuk fisik yang saat itu berkembang pesat dapat terganggu oleh kondisi yang kurang
baik. Bila organism memperoleh perawatan intensif, maka ia akan berkembang menjadi individu
yang normal, sehat fisik maupun psikis. Sebaliknya bila kurang memperoleh perhatian dengan baik,
organism akan berkembang menjadi individu yang abnormal, baik fisik ataupun psikis.
Diantara placenta dan bayi terdapat tiga pembuluh darah mirip tali panjang yang disebut tali pusar.
Salah satu pembuluh ini berfungsi untuk mengangkut darah yang berisi sari makanan dan oksigen
dari placenta ke bayi, Dua saluran yang lainnya berfungsi untuk melakukan transportasi darah yang
berisi karbondioksida dan pembuangan dari bayi ke placenta. Jika kita mengikuti perkembangan
embrio, kita akan menemukan setelah empat minggu, proses differensiasi mulai terjadi dimana
sekelompok sel di dalam embrio mengubah dirinya menjadi bentuk organ tertentu yang lebih besar.
c. Tahap Janin
Masa ini memiliki pertumbuhan yang sangat cepat. Embrio yang berkembang menjadi janin sudah
memiliki organ-organ internal (jantung, paru-paru, usus besar dan sebagainya) dan eksternal
(tangan, kaki, jari-jari kepala) secara lengkap. Janin makin memanjang dan system organ tubuh
berkembang semakin kompleks. Hal ini akan terus berlangsung hingga organisme itu matang dan
siap untuk dilahirkan.
Periode Janin (akhir bulan kedua perhitungan menurut bulan sampai lahir)
Terjadi perubahan pada bagian-bagian tubuh yang telah terbentuk, baik dalam bentuk/rupa maupun
perubahan aktual, dan terjadi perubahan dalam fungsi. Tidak tampak bentuk-bentuk baru pada saat
ini.
Pada akhir bulan ketiga, beberapa organ dalam cukup berkembang sehingga dapat mulai berfungsi.
Denyut jantung janin dapat diketahui sekitar minggu kelima belas.
Pada akhir bulan kelima, berbagai organ dalam telah menempati posisi hampir seperti posisi di
dalam tubuh dewasa.
Sel-sel saraf, yang ada sejak minggu ketiga, jumlahnya meningkat pesat selama bulan-bulan kedua,
ketiga, dan keempat. Apakah peningkatan pada saat ini akan terus berlangsung atau tidak,
bergantung pada kondisi di dalam tubuh ibu, seperti kekurangan gizi yang sebaliknya mempengaruhi
perkembangan sel saraf terutama dalam bulan-bulan terakhir periode prenatal.
Biasanya gerak-gerak janin tampak pertama kali antara minggu kedelapan belas dan dua puluh.
Kemudian meningkat cepat sampai akhir bulan kesembilan di mana gerakan mulai berkembang
karena penuhnya pembungkus janin dan tekanan pada otak janin pada saat janin mengambil posisi
kepala di bawah di daerah pinggul dalam persiapan untuk lahir. Gerak-gerak janin ini berlainan
macamnya, yaitu menggelinding dan menendang, gerak pendek atau cepat.
Pada akhir bulan ketujuh, janin sudah cukup berkembang dan dapat hidup bila lahir sebelum
waktunya.
Pada akhir bulan kedelapan, tubuh janin sudah lengkap terbentuk, meskipun lebih kecil
dibandingkan dengan bayi normal yang cukup bulannya.
Periode pranatal merupakan periode pertama dalam rentang kehidupan manusia. Periode
ini merupakan periode yang terpenting dari semua periode perkembangan, karena memberi dasar
untuk perkembangan selanjutnnya. Perkembangan periode pranatal ditandai dengan konsepsi
(bertemunya ovum dengan sperma), dan diakhiri dengan kelahiran, dengan jangka waktu kurang
lebih sembilan bulan sepuluh hari.
Ciri-ciri pada periode pranatal adalah :
1. Sifat-sifat bawaan dan jenis kelamin individu sudah ditetukan sejak konsepsi, dan berfungsi
sebagai dasar bagi perkmbangan selanjutnya.
2. Baik buruknya perkembangan sifat bawaan, tergantung kondisi ibu yang mengandung.
3. Banyak bahaya, baik fisik maupun psikis yang dapat mempengaruhi pola perkembangan
selanjutnya.
FASE INFANCY
I. PENGERTIAN INFANCY
Fase Infancy adalah periode pertama kehidupan sesudah kelahiran ketika individu yang
bersangkutan relatif sangat tidak berdaya dan bergantung sekali pada orang tuanya. Istilah ini
biasanya diterapkan hanya pada tahun yang pertama. Skinner mengemukakan bahwa fase infancy
adalah masa dua tahun pertama setelah kelahiran.
Gibson (1988) mengemukakan ada serangkaian fase dalam perkembangan atensi selama masa
infancy. Fase ini bukan merupakan fase yang kaku karena fase-fase tersebut saling tumpang tindih
dalam waktu dan situasi. Pada setiap fase ini, anak menggunakan kemampuan-kemampuan motor
yang telah dimilikinya untuk mengeksplorasi lingkungan.
Secara umum, ada 3 (tiga) tahap perkembangan perceptual/ perkembangan atensi pada masa
infancy (Gibson, 1998), yaitu :
Ciri-ciri masa infancy dapat membedakan masa bayi dari periode-periode sebelumnya dan
sesudahnya. Hurlock menggolongkan ciri-ciri masa infancy antara lain sebagai berikut :
Masa bayi adalah dasar periode kehidupan yang sesungguhnya karena pada saat ini banyak
pola perilaku, sikap dan pola ekspresi yang terbentuk.
Ada empat alasan yang menyebabkan mengapa dasar-dasar yang diletakkan pada masa bayi
adalah penting. Pertama, berlawanan dengan tradisi, sifat-sifat yang buruk tidak berkurang dengan
bertambahnya usia anak; sebaliknya, pola-pola yang terbentuk pada permulaan kehidupan
cenderung mapan, apakah itu sifat yang baik atau buruk, berbahaya atau bermanfaat. Kedua, kalau
pola perilaku yang kurang baik atau kepercayaan dan sifat yang buruk mulai berkembang, maka
semakin cepat hal itu diperbaiki akan semakin mudah bagi anak untuk berubah. Ketiga, karena
dasar-dasar awal cepat berkembang menjadi kebiasaan melalui pengulangan, maka dasar-dasar itu
akan selamanya mempengaruhi penyesuaian pribadi dan sosial. Dan keempat, karena faktor belajar
dan pengalaman memainkan peran yang penting dalam perkembangan, hal itu dapat diarahkan
dan dikendalikan sehingga perkembangannya sejajar dengan jalur yang memungkinkan terjadinya
penyesuaian pribadi dan sosial yang baik.
Masa Bayi adalah Masa Dimana Pertumbuhan dan Perubahan Berjalan Pesat
Bayi berkembang pesat, baik secara fisik maupun secara psikologis. Pertumbuhan dan
perubahan intelek berjalan sejajar dengan pertumbuhan dan perubahan fisik. Tidak ada perubahan
yang lebih menonjol selain dalam kemampuan bayi untuk mengenali dan bereaksi kepada orang-
orang dan objek-objek dalam lingkungan.
Individualitas tampak dalam penampilan dan pola-pola perilaku dan memungkinkan bayi
mengembangkan hal-hal yang sesuai dengan minat dan kemampuannya.
Egosentrisme, yaitu diri bayi yang muda belia, cepat berubah menjadi keinginan untuk
menjadi bagian dari kelompok sosial. Bayi mengembangkan ikatan emosi yang kuat dengan
ibunya jauh sebelum periode masa bayi berakhir. Dari pemuasan perilaku akrab inilah berkembang
hubungan dengan orang lain yang hangat dan kekal.
Hampir dari saat dilahirkan anak laki-laki diperlakukan semestinya sesuai gender sebagai
anak laki-laki dan anak perempuan diperlakukan sebagai anak perempuan. Tekanan pada anak
perempuan untuk bersikap sesuai dengan jenis kelaminnya sejak masa bayi tidak terlampau kuat
seperti tekanan pada anak laki-laki, meskipun penggolongan peran-seks merupakan bagian dari awal
pendidikan anak perempuan. Secara tidak langsung anak perempuan peran-seksnya sudah
ditetapkan pada masa bayi dengan memperbolehkan mereka menangis dan menunjukkan tanda-
tanda lain kelemahan wanita yang tidak diperkenankan pada bayi laki-laki.
2. PERKEMBANGAN INTELEKTUAL
Secara ringkas perkembangan intelektual masa prasekolah ini dapat dilihat pada
tabel berikut.
PERIODE DESKRIPSI
1. Mampu berpikir dengan menggunakan simbol (symbolic function).
3. PERKEMBANGAN EMOSIONAL
Beberapa jenis emosi yang berkembang pada masa anak, yaitu sebagai berikut.
3) Anak banyak menanyakan nama dan tempat: apa, di mana dan dari mana.
4) Anak sudah banyak menggunakan kata kata yang berawalan dan yang
berakhiran.
2) Tingkat berpikir anak sudah lebih maju, anak banyak menanyakan soal waktu
sebab akibat melalui pertanyaan pertanyaan: kapan, ke mana, mengapa, dan
bagaimana.
5. PERKEMBANGAN SOSIAL
Tanda tanda perkembangan sosial pada tahap ini adalah:
4) Anak mulai dapat bermain bersama anak anak lain, atau teman
sebaya(neer group).
6. PERKEMBANGAN BERMAIN
Usia anak pra sekolah dapat dikatakan sebagai masa bermain, karena setiap waktunya
diisi dengan kegiatan bermain. Yang dimaksud dengan kegiatan bermain disini
adalah suatu kegiatan yang dilakukan dengan kebebasan batin untuk memperoleh
kesenangan. Terdapat beberapa macam permainan anak (Abu Ahmadi, 1977),
yaitu sebagai berikut.
b. Anak dapat mengembangkan sikap percaya diri, tanggung jawab dan kooperatif
(mau bekerja sama),
d. Anak dapat mengenal aturan atau norma yang berlaku dalam kelompok serta
belajar untuk menaatinya,
e. Anak dapat memahami bahwa baik dirinya maupun orang lain, sama-sama
mempunyai kelebihan dan kekurangan diri,
f. Anak dapat mengembangkan sikap sportif, tenggang rasa atau toleran terhadap
orang lain.
7. PERKEMBANGAN KEPRIBADIAN
Namun apabila perlindungan orang tua itu terlalu berlebihan (terlalu memanjakan) maka
anak cenderung kurang bertanggung jawab dan kurang mandiri (senantiasa meminta
bantuan kepada orang lain). Salah satu penelitian Braumbrind (Ambron, 1981)
menemukan bahwa anak yang orang tuanya memberikan pengasuhan atau perawatan
yang penuh kehangatan dan pemahaman serta memberikan arahan atau tuntunan
(pemberian tugas sesuai dengan umurnya), maka anak akan memiliki rasa percaya diri
(self-confidence), bersikap ramah, mempunyai tujuan yang jelas dan mampu
mengontrol (mengendalikan) diri. Sementara anak yang di kembangkan dalam keluarga
yang memperturutkan semua keinginan anak dan bersikap persimif, cenderung
mengembangkan pribadi anak yang kurang memiliki arah hidup yang jelas dan kurang
percaya diri.
b. Initiative vs Guilt
Erik erikson mengemukakan suatu teori bahwa anak prasekolah mengalami suatu krisis
perkembangan, karena mereka menjadi kurang dependen dan mengalami konfliks
antara Initiative dan Guilt. Anak berkembang, baik secara fisik maupun kemampuan
intelektual serta berkembangnya rasa percaya diri untuk melakukan sesuatu. Mereka
menjadi lebih mampu mengontrol lingkungan fisik sebagaimana ia mampu mengotrol
tubuhnya. Anak mulai memahami bahwa orang lain memiliki perbedaan dengan dirinya,
baik menyangkut persepsi maupun motivasi (keinginan) dan mereka menyenangi
kemampuan dirinya untuk melakukan sesuatu.
Perkembangan ini semua mendorong lahirnya apa yang disebut Erikson
dengan initiative (inisiatif). Pada tahap ini, anak sudah siap dan berkeinginan untuk
belajar dan bekerja sama dengan orang lain untuk mencapai tujuannya. Yang
berbahaya pada tahap ini, adalah tidak tersalurkannya energi yang mendorong anak
untuk aktif (dalam rangka memenuhi keinginannya), karena mengalami hambatan atau
kegagalan, sehingga anak mengalami guilt (rasa bersalah). Perasaan bersalah ini
berdampak kurang baik bagi perkembangan kepribadian anak, dia bisa menjadi
nakal atau pendiam (kurang bergairah).
Faktor eksternal yang mungkin menghambat perkembangan inisiatif anak,
diantaranya : (1) tuntutan kepada anak di luar kemampuannya, (2) sikap keras
orang tua/guru dalam memperlakukan anak, (3) terlalu banyak larangan dan (4)
anak kurang mendapat dorongan atau peluang untuk berani mengungkapkan
perasaannya, pendapatnya atau keinginannya.
8. PERKEMBANGAN MORAL
Pada masa ini, anak sudah memiliki dasar tentang sikap moralitas terhadap
kelompok sosialnya (orang tua, saudara dan teman sebaya). Melalui pengalaman
berinteraksi dengan orang lain (orang tua, saudara dan teman sebaya) anak belajar
memahami tentang kegiatan atau perilaku mana yang
baik/boleh/diterima/disetujui atau buruk/tidak boleh/ditolak/tidak disetujui.
Berdasarkan pemahamannya itu, maka pada masa ini anak harus dilatih atau
dibiasakan mengenai bagaimana ia harus bertingkah laku (seperti, mencuci tangan
sebelum makan, menggosok gigi sebelum tidur dan membaca basmalahsebelum makan).
Pada saat mengenalkan konsep-konsep baik-buruk, benar-salah, atau menanamkan
disiplin pada anak, orang tua atau guru hendaknya memberikan penjelasan tentang
alasannya. Seperti (1) mengapa menggosok gigi sebelum tidur itu baik, (2) mengapa
sebelum makan harus memcuci tangan; atau (3) mengapa tidak boleh membuang
sampah sembarangan. Penanaman disiplin dengan disertai alasannya ini,
diharapkan akan mengembangkan self-controlatau self-discipline (kemampuan
mengendalikan diri, atau mendisplinkan diri berdasarkan kesadaran sendiri)
pada anak. Apabila penanaman disiplin ini tidak diiringi penjelasan tentang
alasannya, atau bersifat doktriner, biasanya akan melahirkan sikap disiplin buta,
apalagi jika disertai dengan perlakuan yang kasar.
Pada usia pra sekolah berkembang kesadaran sosial anak, yang meliputi sikap
empati, generosity (murah hati) atau sikap altruism yaitu kepedulian terhadap
kesejahteraan orang lain. Sikap ini merupakan lawan dari egosentris atau selfishness
(mementingkan diri sendiri).
Hasil pengamatan terhadap anak usia pra sekolah, membuktikan bahwa mereka tidak
hanya menyadari bahwa orang lain memiliki perasaan, tetapi juga mereka aktif mencoba
untuk memahami perasaan-perasaan orang laintersebut. Contohnya, ada seorang anak
berusia 2,5 tahun memberikan boneka terhadap anak lain yang sedang menangis. Ini
menunjukan pemahaman anak, tidak hanya berkaitan dengan kasih sayang dan
pemeliharaan yang mereka terima, tetapi juga berkaitan dengan pola atau gaya
kedisiplinan orang tuanya (Ambron, 1981 : 340-341).
1. Memberikan contoh atau teladan yang baik, dalam berperilaku atau bertutur kata.
2. Menanakan kedisiplinan kepada anak, dalam berbagai aspek kehidupan, seperti
memelihara kebersihan atau kesehatan dan tata krama atau berbudi pekerti luhur.
3. Mengembangkan wawasan tentang nilai-nilai moral kepada anak, baik melalui
pemberian informasi atau melalui cerita seperti tentang : riwayat orang-orang yang
baik (para nabi dan pahlawan) dunia bintang yang mengisahkan tentang nilai
kejujuran, kedermawanan, kesetiakawanan atau kerajinan.
9. PERKEMBANGAN KESADARAN BERAGAMA
Kesadaran beragama pada usia ini ditandai dengan ciri-ciri sebagai berikut.
Mengajarkan salat pada usia ini dalam rangka memenuhi tuntunan Rasulullah, bahwa
orang tua harus menyuruh anaknya salat pada usia tujuh tahun, muruu auladakum bisholaat
sabu siniin(suruhlah anak-anakmu salat pada usia 7 tahun).
Dengan demikian, mengajarkan bacaan dan gerakan salat pada usia ini adalah dalam
rangka mempersiapkan dia untuk dapat melaksanakan salat pada usia tujuh tahun
tersebut.
Adapun doa-doa yang diajarkan : (1) doa sebelum makan dan sesudahnya, (2) doa
berangkat dari rumah, (3) doa tidur, (4) doa untuk orang tua, (5) doa
keselamatan/kebahagiaan di dunia dan di akherat.
Di samping mengajarkan hal-hal diatas, kepada anak pun diajarkan atau dilatihkan
tentang kebiasaan-kebiasaan melaksanakan akhlakul karimah, seperti (1)
mengucapkan salam; (2) membacakan basmalah pada saat akan mengerjakan
sesuatu; (3) membacakan hamdalah pada saat mendapatkan kenikmatan dan
setelah mengerjakan sesuatu; (4) menghormati orang lain; (5)
memberi shodaqoh; (6) memelihara kebersihan (kesehatan) baik dari diri sendiri
maupun lingkungan (seperti mandi, menggosok gigi, dan membuang sampah
pada tempatnya).
Sumber:
http://aryuliasunarti.blogspot.com/2010/04/peran-bermain-dalam-perkembangan.html
http://mihwanuddin.wordpress.com/2011/12/12/masa-pranatal-ciri-ciri-pada-periode-pranatal-
periode-pranatal/
http://murnicuy.blogspot.com/2012/11/masa-pranatal-pendahuluan-a.html
http://fithgallagher.wordpress.com/2010/09/30/karakteristik-perkembangan-masa-prenatal/
http://mydzirnith.blogspot.com/2013/04/pertumbuhan-dan-perkembangan-dari-bayi.html
http://irmabks.blogspot.com/2013/01/perkembangan-manusia-dari-pranatal.html
https://www.google.co.id/?gws_rd=ssl#q=KARAKTERISTIK+PERKEMBANGAN+PRANATAL+SAMPAI+P
RASEKOLAH