Modul Administrasi Keuangan (Jadi)
Modul Administrasi Keuangan (Jadi)
Modul Administrasi Keuangan (Jadi)
JUDUL
ADMINISTRASI KEUANGAN
PENDAHULUAN
A. DESKRIPSI
B. TUJUAN PEMBELAJARAN
Setelah mempelajari modul Administrasi Keuangan, peserta didik diharapkan dapat :
1. Memahami dan menjelaskan arti administrasi keuangan dengan baik dan tepat
2. Melakukan pengelolaan administrasi keuangan di unit-unit tertentu
3. Menjelaskan fungsi-fungsi administrasi keuangan dengan baik dan benar
4. Mengklasifikasikan fungsi-fungsi administrasi keuangan diberbagai instansi/lembaga
5. Menjelaskan proses penerimaan dan pengeluaran uang
6. Melakukan pencatatan penerimaan dan pengeluaran uang
7. Menelaah alur pembayaran uang tunai melalui kas
8. Melakukan pembayaran melalui uang tunai
9. Memahami cara mempersiapkan dokumen untuk pengajuan uang tunai
10. Mempraktikkan cara membuat dokumen pengajuan uang tunai
11. Menjelaskan prosedur pencatatan bukti-bukti transaksi penerimaan dan pengeluaran
uang
2
C. PETUNJUK BELAJAR
1. Bacalah pendahuluan modul ini sehingga peserta didik benar-benar memahami isi,
kegunaan, kompetensi / kemampuan yang akan dicapai, dan cara mempelajari
materi ini !
2. Bacalah dengan cermat rumusan tujuan akhir dari kegiatan belajar ini.Tujuan tersebut
memuat kinerja yang diharapkan, kriteria keberhasilan dan kondisi yang diberikan
dalam rangka membentuk kompetensi kerja yang akan dicapai melalui bahan ajar ini.
3. Diskusikan dengan sesama peserta didik apa yang telah peserta didik cermati untuk
mendapatkan pemahaman yang baik tentang tujuan belajar dan kompetensi yang
ingin dicapai dalam bahan ajar ini. Bila masih ragu maka bertanyalah pada fasilitator
sampai Peserta didik paham.
4. Bacalah dengan cermat materi setiap kegiatan belajar, kerjakan tugas dan jawablah
pertanyaan tes kemudian cocokkan jawaban peserta didik dengan kunci jawaban.
Lakukan kegiatan ini sampai peserta didik tuntas menguasai hasil belajar yang
diharapkan.
5. Bila dalam proses memahami materi ini peserta didik mendapatkan kesulitan maka
diskusikan dengan teman-teman peserta didik atau konsultasikan dengan fasilitator.
KEGIATAN BELAJAR 1
ADMINISTRASI KEUANGAN
TUJUAN PEMBELAJARAN :
Setelah mempelajari materi ini, diharapkan peserta didik memiliki kemampuan untuk :
1. Menyimpulkan pengertian Administrasi dari beberapa pendapat
2. Mengemukakan arti administrasi keuangan secara keseluruhan
3. Menerangkan fungsi-fungsi administrasi keuangan bagi organisasi
3
MATERI AJAR
A. Pengertian Administrasi
Pembahasan mengenai administrasi sebenarnya telah dibahas lebih pada tingkat X
Jurusan Administrasi Perkantoran pada mata diklat Pengantar Administrasi Perkantoran.
Oleh sebab itu, pada level ini (XI) akan dibahas secara garis besarnya saja. Ada dua
pengertian administrasi, Yaitu administrasi dalam arti sempit dan dalam arti luas.
1. Administrasi dalam arti sempit adalah kegiatan penyusunan dan pencatatan data dan
informasi secara sistematis dengan tujuan untuk menyediakan keterangan serta
memudahkan memperolehnya kembali secara keseluruhan dan dalam satu hubungan
satu sama lain.
2. Administrasi dalam arti luas adalah kegiatan kerjasama yang dilakukan sekelompok
orang berdasarkan pembagian kerja sebagaimana ditentukan dalam struktur dengan
mendayagunakan sumber daya untuk mencapai tujuan secara efektif dan efisien.
yang dibuat oleh akun. Administrator keuangan bekerja dengan departemen akuntansi
untuk menyelesaikan jurnal ini.
RANGKUMAN
1. Administrasi adalah kegiatan kerja sama yang dilakukan sekelompok orang berdasarkan
pembagian kerja sebagaimana ditentukan dalam struktur dengan mendayagunakan
sumber daya untuk mencapai tujuan secara efektif dan efisien.
2. Administrasi keuangan adalah rangkaian kegiatan penataan yang berupa penyusunan
anggaran belanja, penentuan sumber biaya, cara pemakaian, pembukuan, dan
pertanggungjawaban atas pembiayaan dalam kerjasama mencapai tujuan tertentu.
3. Komponen-komponen dalam administrasi keuangan terdiri dari :
a. Perencanaan keuangan.
b. Penganggaran keuangan.
c. Pengelolaan keuangan.
7
d. Pencarian keuangan.
e. Penyimpanan keuangan.
f. Pengendalian keuangan.
g. Pemeriksaan keuangan.
4. Fungsi dan manfaat administrasi keuangan. Dengan ada pengelolaan administrasi
keuangan baik, maka akan memberikan manfaat pada organisasi, antara lain manfaatnya
sebagai berikut: (a) Teraturnya penerimaan maupun pengeluaran organisasi, (b)
Pemanfaatan uang mampu dikendalikan dan dikoordinasikan dengan baik, (c)
Berkurangnya kekeliruan dalam pembuatan laporan keuangan
5. Fungsi Administrasi Keuangan adalah sebagai berikut :
a. Fungsi Investasi
b. Fungsi Mencari dana
c. Fungsi Pembelanjaan
d. Fungsi Pembagian Laba
Seorang staf yang menjalani profesi sebagai administrator bidang keuangan, mempunyai
fungsi sebagai berikut :
a. Pembayaran dan Penagihan
b. Entri Jurnal
c. Akun Rekonsiliasi dan Penutupan.
d. Penganggaran.
e. Pajak.
B. TUGAS KELOMPOK
1. Coba anda cari diberbagai sumber (internet) hal-hal yang berhubungan dengan
kegiatan administrasi keuangan, kemudian diskusikan dan hasil diskusi
dipresentasikan.
2. Kunjungi salah satu perusahaan, amati kegiatan administrasi keuangan yang
berlangsung di kantor tersebut.
KEGIATAN BELAJAR 2
TUJUAN PEMBELAJARAN
Setelah mempelajari materi ini, diharapkan peserta didik memiliki kemampuan untuk :
1. Menyimpulkan prosedur penerimaan dan pengeluaran uang
2. Memahami cara melakukan penerimaan dan pengeluaran uang secara prosedural
MATERI AJAR
9
Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya pada pembelajaran 1, bahwa tata usaha keuangan
adalah kegiatan yang berhubungan proses-proses menerima, menyimpan, serta mengeluarkan
dengan aktivitas penatabukuan. Aktivitas ini dilaksanakan berdasarkan ketentuan yang
sedang berlaku.
Dari penjelasan diatas, bahwa salah satu kegiatan administrasi keuangan yang sangat
vital/penting adalah kegiatan penerimaan dan pengeluaran uang yang harus sesuai dengan
prosedur dan aturan yang berlaku.
2. Pengertian Kas
Kas merupakan elemen aktiva yang paling likuid dan hampir semua transaksi pada akhirnya
akan berhubungan dengan kas. Kas didalam pengertian akuntansi didefinisikan sebagai alat
pertukaran yang dapat diterima untuk pelunasan hutang dan dapat diterima sebagai suatu
setoran ke bank dengan jumlah sebesar nilai nominalnya, juga simpanan dalam bank atau
tempat lain yang dapat diambil sewaktu-waktu. (Zaki Baridwan,1980:4)
Pernyataan di atas dapat dikemukakan bahwa kas merupakan alat pertukaran yang berupa
uang atau yang dapat dipersamakan dengan uang baik yang ada di perusahaan maupun yang
ada di bank yang dapat diambil sewaktu-waktu tanpa mengurangi nilai nominalnya. Kas
sangat mudah dipindah tangankan dan tidak dapat dibuktikan kepemilikannya, sehingga kas
sangat mudah diselewengkan. Oleh karena itu perlu diadakan pengawasan yang tepat
terhadap kas dengan menerapkan sistem pengendalian intern yang baik.
organisasi , semua metode dan pengukuran yang terkoordinasi dalam suatu perusahaan, untuk
melindungi aktiva, menjaga ketelitian dan keterpercayaan data akuntansi, meningkatkan
efisiensi dan mendorong dipatuhinya kebijaksanaan manajemen. (Wing Wahyu
Winarno,1994:88)
Tujuan Sistem Pengendalian Intern adalah :
a. Menjaga Kekayaan dan Catatan Akuntansi
b. Memeriksa Ketelitian dan Keandalan Data Akuntansi
c. Mendorong Efisiensi
d. Mendorong Dipatuhinya Kebijakan Manajemen
Penerimaan kas perusahaan berasal dari dua sumber utama, yaitu penerimaan dari penjualan
tunai/pendapatan jasa dan penerimaan kas dari piutang atau dari penjualan secara kredit.
Dibawah ini akan dibahas mengenai kedua sistem akuntansi penerimaan kas tersebut.
Sistem Penerimaan Kas dari Penjualan Tunai (perusahaan dagang) atau pendapatan jasa
(perusahaan jasa). Berdasarkan sistem pengendalian intern yang baik, sistem penerimaan kas
dari penjualan tunai mengharuskan :
a. Penerimaan kas dalam bentuk tunai harus segera disetor ke bank dalam jumlah penuh
dengan cara melibatkan pihak lain selain kasir untuk melakukan internal check.
b. Penerimaan kas secara tunai dilakukan melalui transaksi secara kredit, yang
melibatkan bank penerbit kartu kredit dalam pencatatan transaksi penerimaan kas.
Prosedur penerimaan kas dari pejualan tunai ada tiga macam, yaitu :
a. Prosedur penerimaan kas dari over the counter sales.
b. Prosedur penerimaan kas dari cash on delivery sales ( COD sales ).
c. Prosedur penerimaan kas dari credit card sales.
Sistem penerimaan kas dari penjualan tunai melibatkan beberapa fungsi yang terkait, yaitu :
a) Fungsi Penjualan
b) Fungsi Kas
c) Fungsi Gudang
d) Fungsi Pengiriman
11
e) Fungsi Akuntansi
Informasi yang umumnya diperlukan oleh manajemen dalam penerimaan kas dari penjualan
tunai adalah :
1. Jumlah pendapatan penjualan menurut jenis produk atau kelompok produk selama jangka
waktu tertentu.
2. Jumlah kas yang diterima dari penjualan tunai.
3. Jumlah harga pokok produk yang dijual selama jangka waktu tertentu.
4. Nama dan alamat pembeli. Informasi ini diperlukan dalam penjualan produk tertentu ,
namun pada umumnya informasi nama dan alamat pembeli ini tidak diperlukan oleh
manajemen dari kegiatan penjualan tunai.
5. Kuantitas produk yang yang dijual.
6. Otorisasi jabatan yang berwenang.
(Mulyadi, 1993:464-465)
1. Dokumen Penerimaan Kas. Dokumen yang digunakan dalam sistem penerimaan kas dari
penjualan tunai adalah :
1. Faktur Penjualan Tunai
2. Pita Register Kas
3. Credit Card Sales Slip
4. Bill Of Lading
5. Faktur Penjualan COD
6. Bukti Setor Bank
7. Rekap Harga Pokok Penjualan
3. Jaringan prosedur yang membentuk sistem penerimaan kas dari penjualan tunai adalah :
1. Prosedur Order Penjualan
2. Penerimaan kas diotorisasi oleh fungsi kas dengan membubuhkan cap lunas pada
faktur penjualan tunai dan penempelan pita register kas pada faktur tersebut.
3. Penjualan dengan kartu kredit bank didahului dengan permintaan otorisasi dari bank
penerbit kartu kredit.
5. Pencatatan ke dalam buku jurnal diotorisasi oleh fungsi akuntansi dengan cara
memberikan tanda pada faktur penjualan tunai.
Penerimaan kas dari piutang berasal dari penjualan secara kredit. Berdasarkan sistem
pengendalian intern yang baik, sistem penerimaan kas dari piutang mengharuskan:
1. Debitur melakukan pembayaran dengan cek atau dengan cara pemindahbukuan
melalui rekening bank (giro bilyet).
2. Kas yang diterima dalam bentuk cek dari debitur harus segera disetor ke bank dalam
jumlah penuh. Prosedur penerimaan kas dari piutang dapat dilakukan melalui tiga
cara,yaitu sebagai berikut :
3. Melalui penagihan perusahaan pos
4. Melalui lock box collection plan
13
Sistem penerimaan dari piutang melibatkan beberapa fungsi yang terkait yaitu :
1. Fungsi Sekretariat. Bertanggung jawab dalam menerima cek dan surat pemberitahuan
melalui pos dari para debitur perusahaan dan bertugas membuat daftar surat
pemberitahuan atas dasar surat pemberitahuan yang diterima bersama cek dari para
debitur.
2. Fungsi Penagihan. Bertanggung jawab untuk melakukan penagihan kepada debitur
perusahaan berdasarkan daftar piutang yang dibuat oleh fungsi akuntansi.
3. Fungsi Kas. Bertanggung jawab atas penerimaan cek dari fungsi sekretariat (jika
penerimaan kas dari piutang dilaksanakan melalui pos) atau dari fungsi penagihan
(jika penerimaan kas dari piutang dilaksanakan melalui penagihan perusahaan).
Fungsi kas juga bertanggung jawab untuk menyetorkan kas yang diterima dari
berbagai fungsi tersebut dengan segera ke bank dalam jumlah penuh.
4. Fungsi Akuntansi. Bertanggung jawab dalam pencatatan penerimaan kas dari piutang
ke dalam jurnal penerimaan kas dan berkurangnya piutang ke dalam kartu piutang.
5. Fungsi Pemeriksa Intern. Bertanggung jawab dalam melaksanakan penghitungan kas
yang ada di tangan fungsi kas secara periodik. Selain itu juga bertanggung jawab
dalam melakukan rekonsiliasi bank untuk mengecek ketelitian catatan kas yang
diselenggarkan oleh fungsi akuntansi.
Dokumen yang digunakan dalam sistem penerimaan kas dari piutang adalah :
1. Surat Pemberitahuan
4. Kuitansi
Penerimaan kas dalam perusahaan pada umumnya bersal dari transaksi penjualan tunai dan
penerimaan piutang dari debitor. Penerimaan piutang bisa terjadi dalam bentuk cek yang
14
dikirimkan debitor melalui pos atau diserhakan langsung, bisa juga melalui transfer dana dari
debitor kepada rekening perusahaan di bank. Oleh karena itu dalam perusahaan yang aktivitas
usahanya dilakukan melalui prosedur operasional yang ditetapkan, dokumen-dokumen yang
terkait dengan penerimaan kas yaitu sebagai berikut :
1. Bukti penerimaan kas yang dibuat sendiri oleh perusahaan, untuk bukti transaksi
penerimaan kas dari manapun sumbernya.
2. Faktur (nota) penjualan tunai sebagi bukti pendukung bukti penerimaan kas yang berasal
dari transaksi penjualan tunai.
3. Daftar Surat Pemberitahuan dari debitor sebagai pendukung bukti penerimaan kas yang
berasal dari penerimaan piutang.
4. Surat pemberitahuan dari debitor sebagai pendukung bukti penerimaan kas yang berasal
dari penerimaan piutang.
5. memo (nota) kredit dari bank sebagai pendukung bukti penerimaan kas yang berasal dari
penerimaan piutang melalui transfer dana dari debitor.
6. bukti setoran ke bank sebagai bukti pendukung yang digunakan untuk mengecekan
jumlah dana yang diterima dengan jumlah yang disetorkan ke bank.
Unsur pengendalian intern dalam sistem penerimaan kas dari piutang disajikan sebagai
berikut:
1. Organisasi
b. Fungsi akuntansi harus terpisah dari fungsi penagihan dan fungsi penerimaan kas.
b. Fungsi penagihan melakukan penagihan hanya atas dasar daftar piutang yang harus
ditagih yang dibuat oleh fungsi akuntansi.
Pelaksanaan di Perkantoran :
15
2. Jumlah kas yang diterima dari penjualan tunai disetor seluruhnya ke bank pada hari
yang sama dengan transaksi penjualan tunai atau hari kerja berikutnya.
3. Penghitungan saldo kas yang ada di tangan fungsi kas secara periodik dan secara
mendadak oleh fungsi pemeriksa intern. ( Mulyadi, 1993 : 472 473)
Pembayaran kas dalam perusahaan dilakukan dengan menggunakan cek kecuali untuk
pembayaran dalam kecil, biasanya dilaksanakan melalui dana kas kecil. Dana kas kecil
merupakan uang kas yang disediakan untuk membayar pengeluaran-pengeluaran yang
jumlahnya relatif kecil dan tidak ekonomis bila dibayar dengan cek. (Zaki Baridwan, 1980 :
63).
Seperti halnya ongkos transport atau unit keperluan sehari-hari dimana pembayaran dengan
cek untuk hal-hal yang sekecil itu akan mengakibatkan pekerjaan menjadi tertunda,
membosankan, dan beban pencatatannya mahal. Dana kas kecil diserahkan kepada kasir kas
kecil yang bertanggung jawab untuk membayar biaya yang relatif kecil dan meminta
pengisian kembali dari kas besar.
Metode yang digunakan dalam penyelenggaraan kas kecil ada dua, yaitu sebagai berikut :
1. Metode Fluktuasi.
Dalam metode ini pembentukan dana kecil dicatat dengan mendebit rekening dana kas
kecil. Pengeluaran dana kas kecil dicatat dengan mengkredit rekening dana kas kecil,
sehingga saldo rekening kas kecil selalu berubah. Dalam pengisian kembali dana kas
kecil dilakukan sesuai dengan keperluan (tidak berdasarkan jumlah pengeluaran
sebelumnya) dan dicatat dengan mendebit rekening dana kas kecil.
2. Metode Imprest.
Pembentukan dana kas kecil dengan metode ini dilakukan dengan cek dan dicetak
dengan mendebit rekening dana kas kecil. Saldo kas kecil tidak berubah sesuai yang
ditetapkan, kecuali jika saldo yang ditetapkan itu dinaikkan atau dikurangi. Pengeluaran
dana kas kecil tidak dicatat dalam jurnal tetapi hanya dilakukan dengan mengumpulkan
bukti-bukti transaksi sebagai arsip sementara oleh pemegang kas kecil. Pengisian
16
kembali dana kas kecil dilakukan sejumlah rupiah yang tercantum dalam kumpulan bukti
pengeluaran kas kecil. Bukti penggeluaran ini dicap telah dibayar agar tidak digunakan
lagi. Pengisian ini dilakukan dengan cek dan dicatat dengan mendebit rekening biaya dan
mengkredit rekening kas.
Pengeluaran kas dengan menggunakan cek memiliki kebaikan ditinjau dari pengendalian
intern, yaitu:
1. Dengan digunakan cek atas nama, pengeluaran cek akan dapat diterima oleh pihak yang
namanya sesuai dengan yang ditulis pada formulir cek.
2. Dilibatkannya pihak luar dalam hal ini bank, dalam pencatatan transaksi pengeluaran
kas.
Dokumen yang digunakan dalam sistem akuntansi pengeluaran kas dengan cek adalah :
1. Bukti Kas Keluar
2. Cek
3. Permintaan cek
Secara umum, perusahaan mengeluarkan kas untuk pembayaran utang dan pembayaran biaya
operasional. Pembayaran dalam dalam jumlah besar dilakukan dengan kas, sedangkan bila
dalam jumlah kecil, dilakukan dengan dana kas kecil. Dokumen yang terkait dengan
pengeluaran kas adalah sebagai berikut :
1. Bukti pengeluaran kas yang dibuat sendiri oleh perusahaan, untuk bukti segala jenis tran-
saksi pengeluaran kas.
2. Faktur (nota) pembelian tunai, sebagai bukti pendukung pengeluaran kas pada pembelian
tunai.
3. Faktur pembelian kredit sebagai bukti pendukung pengeluaran kas untuk pembayaran
utang.
17
4. Bukti penerimaan barang sebagai bukti pendukung pengeluaran kas untuk pembayaran
utang.
5. Permintaan pengisian kembali kas kecil sebagai bukti pendukung pengeluaran kas untuk
pengisian dana kas kecil.
6. Bukti pengeluaran kas kecil sebagai pendukung permintaan pengisian kembali kas kecil.
7. Surat permintaan pengeluaran kas kecil sebagai pendukung pengeluaran kas keci
Catatan yang digunakan dalam sistem akuntansi pengeluaran kas dengan cek adalah :
1. Jurnal Pengeluaran Kas
2. Register Check
Fungsi yang terkait dalam sistem akuntansi pengeluaran kas dengan cek adalah :
1. Fungsi yang Memerlukan Pengeluaran Kas. Apabila suatu fungsi memerlukan
pengeluaran kas, maka fungsi tersebut mengajukan permintaan cek kepada fungsi
pencatat utang.
2. Fungsi Pencatat Utang. Bertanggung jawab atas pembuatan bukti kas keluar yang
memberikan otorisasi kepada fungsi keuangan dalam mengeluarkan cek sebesar yang
tercantum dalam dokumen terebut. Fungsi ini juga bertanggung jawab untuk melakukan
verifikasi kelengkapan dan validitas dokumen pendukung yang dipakai sebagai dasar
pembuatan bukti kas keluar. Selain itu fungsi ini juga bertanggung jawab untuk
menyelenggarakan arsip bukti kas keluar yang belum dibayar yang berfungsi sebagai
bukupembantu.
3. Fungsi Keuangan. Fungsi ini bertanggung jawab untuk mengisi cek, memintakan otorisasi
atas cek dan mengirimkan cek kepada kreditur via pos atau membayarkan langsung
kepada kreditur.
4. Fungsi Akuntansi Biaya. Fungsi ini bertanggung jawab atas pencatatan pengeluaran kas
yangmenyangkutbiayadanpersediaan.
5. Fungsi Akuntansi Umum. Bertanggung jawab atas pencatatan transaksi pengeluaran kas
dalamjurnalpengeluarankasatauregister.
6. Fungsi Audit Intern. Fungsi ini bertanggung jawab untuk melakukan perhitungan kas
secara periodik dan mencocokkan hasil penghitungannya dengan saldo kas menurut
18
catatan akuntansi. Selain itu juga bertanggung jawab melakukan pemeriksaan secara
mendadak terhadap saldo kas yang ada di tangan dan membuat rekonsiliasi bank secara
periodik.
Unsur pengendalian intern dalam sistem akuntansi pengeluaran kas dengan cek dirancang
dengan merinci unsur organisasi, sistem otorisasi, dan prosedur pencatatan, serta unsur
praktek yang sehat yang disebutkan dibawah ini:
1. Organisasi.
a. Fungsi penyimpanan kas harus terpisah dari fungsi akuntansi.
b. Transasksi penerimaan dan pengeluaran kas tidak boleh dilaksanakan sendiri oleh
Bagian Kasa sejak awal sampai akhir, tanpa campur tangan dari fungsi yang lain.
2. Sistem Otorisasi dan Prosedur Pencatatan.
a. Pengeluaran kas harus mendapat otorisasi dari pejabat yang berwewenang.
c. Pencatatan dalam jurnal pengeluaran kas (atau dalam metode pencatatan tertentu
dalam register cek) harus didasarkan bukti kas keluar yang telah mendapat otorisasi
dari pejabat yang berwewenang dan yang dilampiri dengan dokumen mendukung
yang lengkap.
Pelaksanaan di Kantor :
1. Saldo kas yang ada di tangan harus dilindungi dari kemungkinan pencurian atau
penggunaan yang tidak semestinya.
2. Dokumen dasar dan dokumen pendukung transaksi pengeluaran kas harus dibubuhi cap
lunas oleh Bagian Kasa setelah transaksi pengeluaran kas dilakukan.
3. Penggunaan rekening koran bank (bank statement), yang merupakan informasi dari pihak
ketiga, untuk mengecek ketelitian catatan kas oleh fungsi pemeriksa intern (internal audit
function) yang merupakan fungsi yang tidak terlibat dalam pencatatan dan penyimpanan
kas.
19
4. Semua pengeluaran kas harus dilakukan dengan cek atas nama perusahaan penerima
pembayaran atau dengan pemindah bukuan.
5. Jika pengeluaran kas hanya menyangkut jumlah yang kecil, pengeluaran ini dilakukan
sistem akuntansi pengeluaran kas melalui dana kas kecil, yang akuntansinya
diselenggarakan dengan imprest system.
6. Secara periodik diadakan pencocokan jumlah fisik kas yang ada di tangan dengan jumlah
kas menurut catatan akuntansi.
7. Kas yang ada di tangan (cash insafe) dan kas yang ada di perjalanan (cash in transit) di
asuransikan dari kerugian.
9. Kasir dilengkapi dengan alat-alat yang mencegah terjadinya pencurian terhadap kas yang
ada di tangan (misalnya mesin register kas, almari besi, dan strong room).
RANGKUMAN
1. Sistem Penerimaan dan pengeluaran kas adalah suatu prosedur pencatatan keuangan
yang diterima atau dikeluarkan melalui kas dan kegiatan tersebut saling berkaitan satu
dengan yang lainnya guna menjamin keseragaman pelaksanaan suatu transaksi
perusahaan dalam mencapai tujuan.
2. Sistem akuntansi penerimaan kas. Yaitu prosedur pencatatan penerimaan melalui kas.
Sistem penerimaan kas terdiri dari 2 kegiatan utama atau sumber utama, yaitu :
a. Sistem penerimaan dari penjualan tunai/pendapatan jasa
b. Sistem penerimaan dari piutang
3. Sistem akuntansi pengeluaran kas. Yaitu prosedur pencatatan pengeluaran melalui kas.
Sistem pengeluaran kas terdiri dari :
a. Penggunaan metode dengan sistem dana kas kecil (Imprest dan fluktuasi)
b. Pembayaran utang
c. Pembiayaan kegiatan operasional baik langsung atau tidak langsung
4. Dokumen penerimaan kas, terdiri dari :
20
1. Suatu jaringan sejumlah prosedur yang saling berhubungan yang dikembangkan sesuai
dengan suatu pola dinamakan.........
a. Sistem
b. Pola
c. Prosedur
d. Karakteristik
21
e. Tata Cara
2. Operasi tulis menulis yang berurutan yang biasanya menyangkut beberapa orang dalam
satu atau beberapa bagian, guna menjamin keseragaman pelaksanaan suatu transaksi
adalah........
a. Sistem
b. Pola
c. Prosedur
d. Karakteristik
e. Tata cara
3. Alat pertukaran yang dapat diterima untuk pelunasan hutang dan dapat diterima sebagai
suatu setoran ke bank dengan jumlah sebesar nilai nominalnya, juga simpanan dalam
bank atau tempat lain yang dapat diambil sewaktu-waktu, dinamakan............
a. Kas
b. Hutang
c. Uang Tunai
d. Uang kertas
e. Uang kartal
4. Metode dan pengukuran yang terkoordinasi dalam suatu perusahaan, untuk melindungi
aktiva, menjaga ketelitian dan keterpercayaan data akuntansi, meningkatkan efisiensi dan
mendorong dipatuhinya kebijaksanaan manajemen. Pernyataan tersebut dinamakan......
a. Pengawasan eksternal
b. Pengawasan luar internal
c. Pengendalian Intern
d. Pengendalian ekstern
e. Pengawasan mandiri
5. Berikut dibawah ini adalah tujuan dari pelaksanaan pengendalian intern, kecuali.........
a. Mengawasi dan menjaga harta, utang dan modal
b. Menjaga Kekayaan dan Catatan Akuntansi
c. Memeriksa Ketelitian dan Keandalan Data Akuntansi
d. Mendorong Efisiensi
e. Mendorong Dipatuhinya Kebijakan Manajemen
6. Berikut dibawah ini adalah dokumen-dokumen penerimaan kas yang digunakan mencatat
penerimaan kas, kecuali............
a. Faktur penjualan tunai
b. Bukti setor bank
c. Bill of Lading
d. Nota Cash
e. Faktur Pembelian
7. Laporan pencatatan penerimaan kas dilakukan dengan pedokumentasian, berupa...........
a. Jurnal penerimaan kas
b. Jurnal penjualan
c. Jurnal umum
d. Kartu persediaan
e. Semua benar
8. Metode yang digunakan untuk mengendalikan dan mengawasi pengeluaran kas adalah
salah satunya dengan ............
a. Pengelolaan pengeluaran kas
b. Melakukan pencatatan kas kecil
c. Melakukan pencatatan melalui jurnal pembelian dan jurnal umum
22
TUGAS KELOMPOK
KEGIATAN BELAJAR 3
TUJUAN PEMBELAJARAN
Setelah mempelajari materi ini, diharapkan peserta didik memiliki kemampuan untuk :
1. Menyimpulkan prosedur penyusunan laporan keuangan berdasarkan standar akuntansi
yang berlaku
2. Memahami cara penyusunan laporan keuangan sesuai dengan standar akuntansi yang
berlaku
MATERI AJAR
Sesuai dengan definisi akuntansi sebagai kegiatan yang meliputi proses pencatatan sampai
dengan penganalisaan data-data keuangan perusahaan, produk (output) yang dihasilkan dari
kegiatan tersebut berupa pelaporan keuangan. Laporan keuangan terdiri dari pelaporan
keuangan yang khusus digunakan untuk kepentingan internal perusahaan saja dan juga
ditujukan untuk kepentingan pihak eksternal perusahaan.
Kalau kita lebih memahami bahwa tujuan dari penyelenggaraan administrasi keuangan yang
baik adalah penyajian informasi keuangan yang tentunya akuntable dan realistis. informasi
keuangan ini adalah salah satunya berupa Laporan keuangan. Laporan keuangan tersebut dari
suatu perusahaan berguna bagi pihak-pihak yang berkepentingan dan yang memerlukan
(user) sebagai dasar untuk pengambilan keputusan ekonomi. Dengan informasi (Laporan
Keuangan) yang diperoleh, mereka akan menganalisisnya dan kemudian menentukan
keputusan ekonomi yang bermanfaat bagi pengembangan usaha mereka.
Seperti yang telah dikemukakan diatas, bahwa laporan keuangan adalah statement perusahaan
berupa keadaan keuangan perusahaan dalam satu periode tertentu yang digunakan untuk
pengambilan keputusan baik secara internal atau eksternal perusahaan.
Mengingat bahwa informasi yang termuat di dalam laporan keuangan suatu perusahaan
sangat penting bagi para pemakainya, maka penyusunannya harus memenuhi syarat kualitas
sebagai berikut :
1. Kualitas Primer. Yaitu kualitas utama yang membuat informasi keuangan berguna sebagai
dasar untuk pengambilan keputusan. Kualitas primer meliputi :
a. Relevan. Berarti bahwa laporan keuangan (informasi akuntansi) yang disusun oleh
suatu perusahaan memiliki hubungan langsung dengan pengambilan keputusan.
Informasi keuangan dikatakan relevan jika dapat membuat perbedaan dalam
pengambilan keputusan ekonomi oleh pemakainya (user). Informasi yang relevan
adalah informasi yang memiliki nilai prediktif, umpan balik dan tepat waktu.
b. Handal (reliable). Berarti bahwa informasi tersebut dapat dipercaya, karena cukup
terbebas dari kesalahan dan penyimpangan didalam penyajiannya. Informasi yang
24
handal adalah informasi yang memenuhi syarat antara lain : dapat diperiksa,
penyajiannya jujur dan netral.
2. Kualitas Sekunder. Merupakan kualitas tambahan yang seharusnya dipenuhi dalam
penyusunan laporan keuangan. Meskipun bukan kualitas utama, namun jika dipenuhi
akan membawa dampak positif bagi pengguna/user. Kualitas sekunder meliputi :
a. Keterbandingan yang berarti bahwa laporan keuangan (informasi) suatu perusahaan
akan lebih bermakna bagi para pemakainya jika dapat diperbandingkan dengan
informasi yang serupa dari perusahaan-perusahaan lain. Suatu informasi dianggap
dapat diperbandingkan jika sudah dievaluasi dan dilaporkan dengan cara yang sama
untuk perusahaan-perusahaan yang berbeda. Hal ini memberikan kemungkinan bagi
para pemakainya untuk mengenali dan menganalisis persamaan atau perbedaan
kondisi keuangan berbagai perusahaan karena metode akuntansi yang digunakan
dapat diperbandingkan.
b. Konsistensi berarti bahwa laporan keuangan (informasi) suatu perusahaan akan lebih
bermakna bagi para pemakainya jika dapat diperbandingkan dengan informasi yang
serupa dari perusahaan yang sama pada waktu yang berbeda. Dalam menyajikan
informasi, perusahaan harus memberikan perlakuan akuntansi yang sama terhadap
transaksi yang sama pada waktu-waktu yang berbeda. Seiring dengan perjalanan
waktu, perusahaan bisa mengubah metode (perlakuan) akuntansinya. Namun jika hal
itu dilakukan, maka pada periode dilaksanakannya perubahan itu perusahaan harus
mengungkap (dalam laporan keuangannya) tentang berbagai hal yang terkait dengan
perubahan itu, seperti keunggulan metode baru yang digunakan dibandingkan yang
lama, alasan mengubah metode tersebut, sifat dan dampak atas perubahan tersebut
terhadap kondisi finansialnya.
DAFTAR PUSTAKA
1. (Dr, Sondang P. Sagian, M,P.A. Ph. D : Administrasi Pembangunan, Gunung Agung, Jakarta,
1983, hal 156).
2. http://blognyaorangndeso.blogspo9t.co.id/2014/10/pengertian-dan-fungsi-
administrasi.html
3. http://blogging.co.id/definisi-dan-fungsi-administrasi-keuangan-perusahaan
4. https://dwiermayanti.wordpress.com/2009/10/16/sistem-penerimaan-dan-pengeluaran-kas
25