Review Jurnal 1
Review Jurnal 1
Review Jurnal 1
REVIEW JURNAL
Oleh:
UNIVERSITAS UDAYANA
2016
REVIEW JURNAL
HUBUNGAN SISTEM MANAJEMEN RISIKO DENGAN KETIDAKPASTIAN
LINGKUNGAN DAN STRATEGI SERTA DAMPAKNYA
TERHADAP KINERJA ORGANISASI
Oleh:
Bambang Tjahjadi
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Airlangga
1 Latar Kinerja merupakan hal yang sangat penting pada setiap organisasi.
Belakang Manajemen senantiasa dituntut oleh para pemangku kepentingan
(stakeholders) untuk mencapai kinerja tertentu yang umum disebut
kontrak kinerja (performance contract). Banyak faktor yang
berkontribusi terhadap pencapaian kinerja perusahaan. Faktor-faktor
antecedent pemicu kinerja organisasi tersebut telah menjadi pusat
penelitian di bidang-bidang ilmu manajemen strategi dan akuntansi
manajemen selama ini (Falshaw et al., 2006; Ainuddin et al., 2007).
Ketidakpastian lingkungan ditengarai merupakan salah satu faktor
kontingensi yang penting. Penelitian terhadap lingkungan organisasi
telah bergeser dari lingkungan makro ke arah lingkungan industri yang
lebih spesifik. Lingkungan industri terdiri dari faktor-faktor pemasok,
pendatang baru, pembeli, keberadaan produk substitusi, dan intensitas
persaingan di antara perusahaan-perusahaan dalam industri tersebut
yang semuanya dapat mempengaruhi profitabilitas industri (Porter,
1980). Semakin tinggi ketidakpastian lingkungan yang dihadapi
perusahaan akan mempengaruhi hubungan antara system manajemen
risiko dengan pencapaian kinerja perusahaan.
Mencapai kinerja melalui keunggulan daya saing berkelanjutan
(sustainable competitive advantage) di tengah ketidakpastian
lingkungan perusahaan memerlukan roadmap dan strategi yang tepat.
Beragam penelitian strategi bisnis bertumpu pada dua model yaitu: (1)
tipologi strategi Miles dan Snow, dan (2) strategi bersaing generik Porter
(Tan dan Litschert, 1994; Luo dan Park, 2004). Tipologi strategi Miles
and Snow (1978) yang banyak digunakan, yaitu: (1) prospector yang
menitikberatkan pada product-market innovation, (2) defender yang
menekankan pada cost control & efficiency, dan analyzer yang berfokus
pada keduanya, baik product-market innovation dan cost efficiency, dan
(4) reactor.
Di Indonesia, isu manajemen risiko semakin banyak dibicarakan pada
satu dasa warsa terakhir ini menyusul isu GCG. Badan Usaha Milik
Negara dan perusahaan-perusahaan publik yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia wajib menerapkan GCG untuk menjamin kepentingan
stakeholders.
2 Rumusan 1. Bagaimanakah pengaruh dari system manajemen resiko terhadap
masalah kinerja organisasi?
2. Bagaimanakah pengaruh dari ketidakpastian lingkungan dalam
memoderasi kinerja organisasi?
3. Bagaimanakah pengaruh dari strategi dalam memoderasi kinerja
organisasi ?
3 Tujuan 1. Untuk mengetahui pengaruh dari system manajemen resiko terhadap
Penelitian kinerja organisasi
2. Untuk mengetahui pengaruh dari ketidakpastian lingkungan dalam
memoderasi kinerja organisasi
3. Untuk mengetahui pengaruh strategi dalam memoderasi kinerja
organisasi
4 Kajian 1. System Manajemen Resiko
Teori Untuk menjamin pengelolaan risiko telah dilakukan secara memadai,
maka peran sistem manajemen risiko sangatlah penting.
Management system didefinisikan oleh Wikipedia (2010) sebagai the
framework of processes and procedures used to ensure that an
organization can fulfill all tasks required to achieve its objectives.
Dengan demikian, sistem manajemen risiko dapat diartikan sebagai
kerangka proses dan prosedur untuk menjamin bahwa perusahaan
dapat memenuhi tugas-tugas yang diperlukan dalam pengelolaan dan
pencapaian sasaran-sasaran manajemen risiko.
2. Ketidakpastian Lingkungan
Lingkungan telah dikonsepsikan sebagai salah satu faktor utama
yang dapat mempengaruhi kinerja organisasi (Hofer dan Schendel,
1978). Pengertian lingkungan dapat dipahami sebagai lingkungan
objektif, yaitu unsurunsur lingkungan yang dapat diukur (tingkat
pertumbuhan industri, jumlah pemasok, jumlah perusahaan yang
bersaing, dan sebagainya) (Bourgeois III, 1980), maupun pengertian
lingkungan yang berdasarkan persepsi manajer (perceived
environment) (Prescott, 1986). Hatch (2006) menyatakan bahwa
ketidakpastian lingkungan (environment uncertainty) bersifat
kompleks yang terdiri dari beragam faktor lingkungan yang
mempengaruhi kinerja organisasi, khususnya yang berhubungan
dengan rate of change dan dynamism faktor-faktor lingkungan
tersebut. Desarbo et al. (2005) telah mengelompokkan
ketidakpastian lingkungan menjadi 3 (tiga) kelompok, yaitu: (1)
ketidakpastian lingkungan teknologi (perubahan teknologi, peluang
teknologi, forecasting teknologi); (2) ketidakpastian pasar (peferensi
pelanggan, sensitivitas harga, kebutuhan pelanggan akan produk,
perubahan basis pelanggan dan perubahan proyeksi pasar); dan (3)
ketidakpastian lingkungan akibat tingkat persaingan.
3. Strategi
Manajemen strategi memisahkan secara tegas antara strategi tingkat
korporat (corporate strategy), strategi tingkat unit bisnis (business
unit strategy), dan strategi pada tingkat fungsi (functional strategy).
Pengembangan teori dan penelitian di bidang strategi tingkat unit
bisnis mengerucut pada 2 (dua) pemikiran, yaitu: strategi genenerik
Porter, dan (2) tipologi orientasi strategi Miles dan Snow (Luo dan
Park, 2004; Desarbo et al., 2005; Blumentrint dan Danis, 2006).
Miles and Snow (1978) menyatakan bahwa strategi merupakan
aglomerasi keputusan dimana strategic business unit (SBU)
menyelaraskan proses manajeral (termasuk kapabilitas) dengan
lingkungannya.
4. Kinerja Organiasasi
Kinerja organisasi telah diukur dengan beragam pendekatan.
Pendekatan tradisionil dalam pengukuran kinerja organisasi
berfokus pada ukuran-ukuran keuangan, seperti return on investment
(ROI) atau margin on sales yang dianggap sebagai tujuan akhir untuk
menguji keberhasilan organisasi. Jacobsen (1987) mengkritik
pendekatan keuangan semata indikator kinerja organisasi. Kinerja
organisasi bersifat multidimensional dan pengukuran keuangan
berpotensi menyesatkan karena kurangnya dimensi nonkeuangan,
seperti pengukuran pelanggan maupun operasional sebagai sumber
melakuka penciptaan nilai untuk bersaing. Pengukuran kinerja
organisasi yang menggabungkan ukuran keuangan dan nonkeuangan
bertujuan agar organisasi tidak terjebak pada kinerja jangka pendek
semata. Oleh karena itu, terdapat kecenderungan baru dalam
mengukur kinerja organisasi dengan menggabungkan kinerja
keuangan dan nonkeuangan, seperti utilisasi kapasitas, kepuasan
pelanggan, dan kualitas produk yang akhirnya mendorong kearah
kinerja keuangan (Morgan dan Strong, 2003).
5 Kerangka
Konseptual