Evaluasi Mutu Sediaan Solida (Responsi) - 1
Evaluasi Mutu Sediaan Solida (Responsi) - 1
Evaluasi Mutu Sediaan Solida (Responsi) - 1
Penampilan meliputi:
Ukuran tablet
Bentuk
Warna, bau, rasa, tekstur permukaan dan
konsistensi
EVALUASI MASSA CETAK (IN PROCESS CONTROL)
DESTRUKTIF NON
DESTRUKTIF
1. Uji aliran
2. Uji bobot jenis dan persen kompresibilitas
Evaluasi destruktif
(Wt Wo)/T
Tujuan penetapan:
Menjamin keseragaman pengisian
ke dalam cetakan bobot/tablet
Homogenitas campuran
Bj = bobot/volume
- Kecepatan aliran
Bilangan Hausner
Perbandingan antara Bj mampat dengan bj nyata
Kadar pemampatan
{(Vo V500)/Vo} x 100%
Kandungan lembab
Alat uji kandungan lembab
Adalah jumlah massa (air) yang hilang selama
proses pemanasan (70C)
Prosedur
1. Timbang granul sebanyak 5 g di atas nampan
logam (aluminium)
2. Nyalakan alat, cek suhu pada 70C
3. Penetapan kandungan lembab dapat di atur
skalanya pada alat (% hilang atau g hilang)
4. Penetapan dihentikan setelah dicapai angka
konstant
Tujuan
1. Mengontrol kandungan lembab granul sehingga
dapat mengantisipasi masalah yang terjadi
selama proses pengempaan tablet, terutama
kandungan lembab menjadi faktor penyebabnya
2. Mengontrol K.L granul berkaitan dgn
pertumbuhan mikroba, jika granul tidak langsung
dikempa menjadi tablet
EVALUASI SEDIAAN TABLET
2. Kekerasan tablet
Tujuan:
menjamin ketahanan tablet terhadap gaya mekanik pada proses:
pengemasan, penghantaran (shipping).
UKURAN DAN BENTUK
KEKERASAN
FRIABILITAS
FRIKSIBILITAS
KEKUATAN TENSIL (TENSILE STRENGTH)
INDEKS KERAPUHAN (BRITTLE FRACTURE)
KEKERASAN TABLET (CRUSHING STRENGTH)
F = gaya
d = diameter tablet
H = ketebalan tablet
Faktor yang mempengaruhi pengukuran kekuatan tensil:
Kondisi uji
Sifat deformasi bahan
Bentuk tablet
Adesi antara tablet dan support
BRITTLE FRACTURE INDEX
Prosedur
Alat uji friabilitas
- tablet diambil secara acak sejumlah
6,5 gram utk bobot tablet < 650 mg
atau 10 tablet utk bobot 650 mg
- Tablet dibersihkan dari debu
kemudian ditimbang (Wo)
- Masukkan & uji (100 x) putaran
- Bersihkan tablet dan timbang (Wt)
- Hitung % friabilitas tablet
Kriteria
Kecuali dinyatakan lain dalam masing-masing monografi,
persyaratan keseragaman dosis dipenuhi jika:
@ jumlah zat aktif dalam masing-masing 10 tablet terletak
antara 85.0% hingga 115.0% dari yang tertera pada etiket
@ simpangan baku relatif (SDR) lebih kecil atau sama dengan
6,0%
: kecepatan disolusi suatu zat aktif murni dengan luas permukaan yang
terpapar ke medium disolusi dipertahankan tetap. Parameter yang
mengendalikan uji disolusi seperti luas permukaan kontak, suhu,
kecepatan pengadukan, dan pH harus konstan.
Skema dari Cartensen
Granul
atau
agregat
Absorpsi
(in vivo)
Tablet/kapsul Partikel
halus
Obat terdisolusi
(in vitro/in vivo)
suspensi
absorpsi kapsul
tablet
q Hasil uji disolusi in vitro dalam banyak hal dapat digunakan untuk
menjelaskan jika ada perbedaan dalam ketersediaan obat in vivo
q Uji disolusi in vitro berguna sebagai prosedur kontrol mutu dari suatu
sediaan
Faktor-faktor yang mempengaruhi hasil uji disolusi
Polimorfisma
Bentuk polimorfisma obat mempengaruhi karakteristik pelarutan obat tsb.
Profil disolusi klorpropamid: bentuk metastabilnya > bentuk stabilnya
Tolbutamid
Fenilbutazon
Eritromisin
Ampisilin
Kloramfenikol
griseofulvin
Co-presipitasi/kompleksasi
Co-presipitasi atau kompleksasi adalah cara yang ditujukan untuk
meningkatkan keceptan disolusi.
Misalnya co-presipitasi hidroflumetiazid dengan PVP menunjukkan
peningkatan kecepatan disolusi hidroflumetiazid.
Mekanisme
Karakteristik partikel
Nernat-Brunner teori: kecepatan disolusi berbanding langsung dengan luas
permukaan obat. Luas permukaan meningkat dengan menurunnya ukuran
partikel, sehingga kecepatan disolusi yang lebih tinggi dapat dicapai dengan
pengurangan ukuran partikel zat aktif (mikronisasi).
Eksipien dan bahan tambahan
Pengisi dan penghancur seperti laktosa dan starch dalam tablet atau kapsul
dapat mempengaruhi kecepatan disolusi obat
Starch dengan ukuran yang sangat halus berfungsi melapisi obat yang
hidrofob sehingga meningkatkan hidrofilisitas obat dan meningkatkan
kecepatan disolusi obat.
Ukuran partikel
Pengurangan ukuran partikel obat bersifat hidrofob meningkatkan luas
permukaan efektif obat sehingga meningkatkan kecepatan disolusi dan
absorpsi obat, meskipun hidrofobisitas obat tidak berubah.
Lubrikan
Pada umumnya lubrikan yang digunakan untuk formulasi tablet bersifat
hidrofob.
Misalnya Mg stearat, senyawa hidrofobik, cenderung memperlambat
kecepatan disolusi tablet asam salisilat sedangkan Na laurilsulfat
meningkatkan karena:
- sifat hidrofilik
- sifat aktivitas permukaannya (meningkatkan pembasahan)
Gaya kompresi
Gaya kompresi mencerminkan derajat konsolidasi atau kaompaksi. Gaya
kompresi dalam proses pencetakan mempunyai pengaruh terhadap bj
nyata, porositas, kekerasan, waktu hancur, ukuran partikel rata-rata dari
tablet.
Gaya kompresi dapat meningkatkan ikatan antar partikel atau sebaliknya
menyebabkan patahan/crushing, bergantung pada sifat deformasi dari
partikel2 tersebut.
Jika ikatan partikel meningkat dengan meningkatnya gaya kompresi:
kecepatan disolusi juga menurun.
Jika terjadi patahan (cleavage) akibat peningkatan gaya kompresi, maka
kecepatan disolusi akan meningkat jika gaya kompresi ditingkatkan.
Deagregasi
Merupakan syarat awal untuk terjadinya disolusi. Formulasi yang mengalami
deagregasi cepat menunjukkan kecepatan disolusi yang lebih baik.
Eksentrisitas elemen pengaduk
Sistem pengadukan harus berputar smoothly selama uji berlangsung.
Eksentrisitas dapat menyebabkan perubahan kondisi hidrodinamik dan pola
aliran, yang selanjutnya mempengaruhi kecepatan disolusi.
Vibrasi
Variasi rpm dapat menyebabkan gangguan kecepatan rotasi pengadukan.
Perubahan rpm yang masih diperbolehkan adalah I 4% dari rpm yang
dipersyaratkan.
Intensitas pengadukan
Derajat pengadukan atau kondisi pengadukan merupakan salah satu
variabel yang paling penting dalam uji disolusi. Kondisi pengadukan
dapat mempengaruhi tebal lapisan difusi, dimana kecepatan disolusi
berbanding terbalik dengan tebal lapisan difusi.
K = a (N)b
N = kecepatan pengadukan ; K = kecepatan disolusi ; a dan b = tetapan
Jika proses difusi terkendali, b = 1. Disolusi yang kecepatan reaksi antar mukanya
terkendali, tidak dipengaruhi oleh intensitas pengadukan sehingga b = 0
Sampling probe, posisi dan filter
Probe yang semakin besar ukurannya menyebabkan perubahan
hidrodinamik yang menyebabkan perbedaan kecepatan disolusi pada
setiap tempat.
Penggunaan filter juga perlu diperhatikan. Akumulasi partikel2 pada
filter dapat menyumbat filter dan menyebabkan hasil uji disolusi yang
salah.
Posisi sediaan
Jika menggunakan alat basket, faktor2 mekanik (disain alat) berperan
penting dalam uji disolusi, terutama untuk tablet nondesintegrasi.
Penempatan sediaan mempengaruhi kecepatan disolusi obat dapat
ditunjukkan pada uji disolusi tablet prednison menggunakan alat 1 dan alat
2. Hasilnya menunjukkan bahwa tablet yang diletakkan pada dasar tabung
(alat 2) mempunyai kecepatan disolusi yang lbh besar daripada yang
diletakkan dalam keranjang.
Medium disolusi
Medium disolusi berpengaruh terhadap profil disolusi suatu obat. Pemilihan
medium yang tepat untuk uji disolusi bergantung pada kelarutan obat, faktor
ekonomis dan kepraktisan. Faktor-faktor seperti udara yang terlarut, pH
medium, dan viskositas medium berpengaruh terhadap kecepatan disolusi.
Gas terlarut
- Adanya gas terlarut dalam medium disolusi dapat mengubah pH (aquadest
pH = 6, deaerasi aquadest pH = 7.2). Gas terlarut dapat dihilangkan dengan
memanaskan medium.
- Gelembung2 gas dapat mengganggu pola aliran, mengganggu batas lapisan
pada antar-muka padat-cair.
- Jika menggunakan alat 1 (keranjang), gelembung gas akan berkumpul pada
lubang2 keranjang dan hal ini mengganggu proses disolusi obat.
pH medium disolusi
Kecepatan disolusi obat dipengaruhi oleh komposisi dan pH medium. Misalnya
kecepatan disolusi tablet asam benzoat akan berkurang jika NaCl, Na2So4,
dan dekstrosa ditambahkan ke dalam medium disolusi. Sedangkan penambahan
urea akan meningkatkan kec.dis.
Viskositas
Kecepatan disolusi berbanding terbalik dengan viskositas, terutama pada
proses disolusi dengan difusi terkendali.
3. Uji disolusi (FI IV, halaman 1083)
Alat 2 (dayung)
1. Media disolusi
- Sesuai monografi
2. Waktu
- Jika terdapat satu waktu, pengujian dapat diakhiri dalam waktu yang
lebih singkat bila persyaratan jumlah minimum yang terlarut telah
dipenuhi
- Jika dinyatakan 2 waktu atau lebih, cuplikan dapat diambil hanya
pada waktu yang ditentukan dengan toleransi I 2%
3. Interpretasi
Kecuali dinyatakan lain dalam monografi, persyaratan dipenuhi jika:
- Zat aktif yang terlarut dari tablet sesuai dengan tabel penerimaan
- Lanjutkan pengujian samapi tahap 3, kecuali jika hasil pengujian
memenuhi tahap S1 atau S2
TABEL PENERIMAAN
Adalah untuk menetapkan waktu hancur atau menjadi lunaknya suatu sediaan
suppositoria dalam waktu yang ditetapkan apabila dimasukkan dalam suatu
cairan media pada kondisi percobaan yang ditetapkan
Prosedur