98 154 1 PB

Unduh sebagai pdf atau txt
Unduh sebagai pdf atau txt
Anda di halaman 1dari 5

Kajian Pemakaian metode SWMHMS untuk mencari debit sungai

(Studi Kasus DAS Coban Rondo)

Riyanto Haribowo
Ida Ayu Wayan Sarpindari Jayestishe

ABSTRAK
Kota Malang sebagai kota terbesar kedua di Provinsi Jawa Timur memiliki peran penting atas
ketersediaan Sumber Daya Air. Khususnya di DAS Coban Rondo. Berkaitan dengan hal tersebut,
dalam studi ini dikaji kondisi debit aliran sungai dengan lokasi studi di DAS Coban Rondo dengan
menggunakan Model SWMHMS.
Data-data yang diperlukan untuk menganalisis debit dengan menggunakan Model SWMHMS
yaitu data curah hujan harian, evapotranspirasi potensial, data debit harian dan data klimatologi.
Dari analisa dengan Model SWMHMS diketahui bahwa nilai KAR 34,5%. Besaran parameter
Model SWMHMS untuk DAS Coban Rondo didapatkan AWC = 16,1, CN = 72,768, IRAC =
0,028, PERCCOEF = 0,100, SC = 0,010 dan SYC = 382. Sedangkan komponen neraca air di DAS
Coban Rondo adalah P (curah hujan) = 2372,94 m, AET (evapotranspirasi aktual) = 37,54 mm,
RUNOFF (besarnya limpasan permukaan harian) = 402,14 mm, IGS (tampungan air tanah) =
34294,97 mm, BSFL (aliran dasar) = 342,95 mm.

Kata kunci : DAS Coban Rondo, debit aliran sungai , Model SWMHMS

ABSTRACT
Malang city as a second main municipality in East Java have an important responsibility to
the availability of Water Resources. Especially in DAS Coban Rondo. Relate to the mentioned, the
objective of this study is to showing a result of the condition of river discharge with location in
DAS Coban Rondo by using Model SWMHMS.
Datas required to analyse discharge by using Model SWMHMS are daily rainfall, potential
evapotranspiration, daily discharge and climatology. From data analysed through Model of
SWMHMS known that KAR value is 34,5%. Parameters quantity Model SWMHMS for the DAS
Coban Rondo obtained AWC = 16,1, CN= 72,768, IRAC = 0,028, PERCCOEF = 0,100, SC =
0,010 and SYC = 382. Meanwhile water balance in DAS Coban Rondo are P (rainfall) = 2372,94,
AET (actual evapotranspiration) = 37,54 mm, RUNOFF (level of daily surface runoff) = 402,14
mm, IGS (ground water reservoir) = 3494,97 mm, BSFL (basic stream) = 342,95 mm.

Key Word : DAS Coban Rondo, river stream discharge, Model SWMHMS

1. Pendahuluan longsor dan rawan banjir. Ancaman bahaya


Kabupaten Malang banyak meliputi banjir dan tanah longsor di wilayah
gunung dan perbukitan. Kondisi topografi kabupaten Malang sangat serius selama
yang demikian mengindikasikan potensi musim hujan 2002/2003. Empat faktor
hutan yang besar. Hutan yang merupakan penyebabnya antara lain hutan gundul,
sumber air yang cukup, yang mengalir kekritisan dam, erosi dan sedimentasi tinggi,
sepanjang tahun melalui sungai-sungainya serta curah hujan tinggi
mengairi lahan pertanian. Tata guna lahan (http://www.malangkab.go.id, 14 Agustus
wilayah Kabupaten Malang meliputi: (a) 2008).
perkampungan 43.633 hektar (13,93%); (b) Kondisi saat ini jumlah air sudah
lahan sawah 45.633 hektar (14,94%); (c) semakin terbatas, hal ini juga dipicu dengan
tegalan dan kebun campuran 113.870 hektar adanya penggundulan hutan yang
(33,98%); (d) perkebunan swasta/rakyat menyebabkan perusakan lingkungan. Disisi
17.051 hektar (3,61%); (e) hutan 83.639 lain, pada saat musim hujan air dapat
hektar (26,47%); dan (f) lainnya 52.198 menyebabkan banjir yang sangat merugikan
hektar (7,07%). Di Kabupaten Malang, masyarakat. Untuk itu pemerintah sedang
daerah yang dikategorikan rawan bencana melakukan upaya-upaya misalnya dengan
adalah rawan letusan gunung berapi, rawan mempercepat pembangunan waduk-waduk
baru, salah satunya Lumbangsari dan Konto mengalir kebawah dan sangat mempengaruhi
II di Kabupaten Malang yang dapat kemampuan tanah di sekitar sungai. Dengan
menampung air di musim hujan dan sebagai demikian diperlukan upaya khusus,
cadangan air di musim kemarau agar air di konservasi sumberdaya air untuk menjaga
DAS Brantas dapat difungsikan secara keseimbangan ekosistem lingkungan
optimal baik di musim hujan maupun di (www.raperda.co.id,14 Agustus). Pada
musim kemarau. Hal ini juga sebagai musim penghujan, terjadi longsoran tanah di
antisipasi terhadap bahaya kekeringan yang Desa Ngroto, Kecamatan Pujon
akhir-akhir ini terjadi di Kabupaten Malang menyebabkan kerusakan di beberapa tebing
(http://www.bumn.go.id, 14 Agustus 2008). sungai yang melintas. Material longsoran
Degradasi hutan dan lahan merupakan masuk ke sungai Konto yang ternyata
permasalahan yang sangat memprihatinkan konstruksi bangunan tebing sungai Konto
saat sekarang ini. Di wilayah BP DAS tidak kuat menahan derasnya debit yang
Brantas berdasarkan data tahun 2004 luas mengalir yang disertai longsoran tersebut.
lahan kritis yang ada baik di luar maupun di Lahan pertanian mengalami kerusakan dan
dalam kawasan hutan adalah seluas 271.787 konstruksi jalan di sekitar sungai Konto juga
ha (www.BPDAS Brantas.co.id, 14 Agustus mengalami kerusakan bahkan hampir separuh
2008). dari jalan raya yang menjadi penghubung
Kondisi DAS Coban Rondo Hulu (yang antar kota (Jawa Pos.co.id, 23 November
merupakan sub-sub DAS Brantas) pada tahun 2007).
2006 mengalami kerusakan daerah tangkapan Seiring dengan berjalannya waktu
hujan akibat pengalih fungsian lahan di kondisi DAS Coban Rondo mengalami
sepanjang DAS Coban Rondo. Tingginya kerusakan yaitu daerah tangkapan hujan
intensitas hujan pada musim penghujan akibat pengalih fungsian lahan di sepanjang
menyebabkan kelongsoran tanah. Akibatnya DAS Coban Rondo. Daerah Aliran Sungai
terjadi sedimentasi di sungai Cobanrondo (DAS) agar tidak terjadi fluktuasi debit yang
(Tempo Interaktif.com, 25 Oktober 2006). besar antara musim penghujan dan musim
kemarau maka dapat diwujudkan
2. Tujuan dan Manfaat ketersediaan debit aliran sungai secara
Tujuan dari studi ini adalah untuk berkelanjutan (sustainable).
mengetahui parameter-parameter dalam Oleh karena itu diperlukan suatu
model SWMHMS yang digunakan untuk kajian/studi tentang pemakaian metode Small
pemodelan debit aliran sungai di DAS Coban Watershed Monthly Hydrologic Modeling
Rondo da untuk mengetahui besarnya System (SWMHMS) untuk mencari debit
ketersediaan debit aliran sungai sebagai sungai di Das Coban Rondo. Studi ini
respon dari masukan hujan pada DAS Coban dibatasi pada :
Rondo. 1. Ketersediaan debit yang dimaksud dalam
Manfaat yang diharapkan dari studi ini studi ini adalah ketersediaan debit dengan
dapat memberi kontribusi bagi mengacu pada siklus hidrologi.
perkembangan ilmu pengetahuan dan 2. Pemodelan dilakukan berdasarkan
teknologi, khususnya dalam bidang ketersediaan data existing yaitu pasangan
Hidrologi, Konservasi Sumber Daya Air dan data input DAS (hujan) dan output DAS
Pengelolaan DAS yaitu sebagai wacana (debit) pada waku yang bersesuaian.
tentang pemakaian Model SWMHMS. Selain
itu juga dimanfaatkan agar dapat mengetahui 4. Metode Penelitian
perkiraan debit dengan menggunakan Model Tahap pengumpulan data merupakan
SWMHMS. sarana pokok untuk menentukan
penyelesaian suatu masalah ilmiah. Adapun
hal-hal yang perlu diperhatikan dalam
3. Lingkup Permasalahan pengumpulan data adalah jenis data, sumber
Desa Ngroto Kecamatan Pujon data dan jumlah data yang diperlukan.
Kabupaten Malang (yang berada di wilayah Data yang diperlukan adalah sebagai
Coban Rondo) sebagian wilayahnya berikut :
merupakan lahan dengan kemiringan yang 1. Data curah huja harian, dalam studi ini
terjal. Kondisi ini membuat air hujan cepat dipakai data dari stasiun pencatat hujan
Tlekung (075455LS dan
1123230BT), dan stasiun pencatat
hujan Pujon (075036LS dan
1122803BT) yang diperoleh dari
Badan Meterolog Dan Geofisika Stasiun
Klimatologi Karangploso
2. Data klimatologi yaitu data suhu bulanan,
kecepatan angin bulanan, kelembapan
udara bulanan dan penyinaran matahari
bulanan. Data-data tersebut diperoleh dari
Stasiun Klimatologi Karangploso, Malang
(074548LS - 1123548BT,+600m).
3. Peta Rupa Bumi 1:25000 yang diperoleh
dari Badan Koordinasi Survey dan
Pemetaan Nasional (BAKORSUTANAL).
4. Data debi bulanan DAS Coban Rondo.

5. Hasil dan Pembahasan


5.1 Analisis Curah Hujan Daerah
Analisis curah hujan didaerah dilakukan
menggunakan Metode Polygon Thiessen
dengan jumlah stasiun sebanyak 3 (tiga)
buah. Stasiun tersebut adalah Stasiun
Tlekung ( 07 54 55 LS - 112 3218 BT)
dengan luas daerah pengaruh 6,707 km2 , dan
Stasiun Pujon ( 07 50 36 LS - 112 28
03 BT) dengan luas daerah pengaruh Gambar 1. Peta Pengaruh Stasiun Hujan
11,048 km2. Metode Polygon Thiesen DAS Coban Rondo
Analisis curah hujan daerah ini akan
dihitung dalam periode bulanan karena Nilai bilangan kurva di DAS Coban
masukan data yang dibutuhkan dalam Model Rondo disajikan pada Tabel 1 berikut :
SWMHMS adalah curah hujan harian. Luas
pengaruh Stasiun hujan dan hasil perhitungan Tabel 1. Nilai Bilangan Kurva DAS Coban
analisis curah hujan daerah dengan Rondo
menggunakan Poligon Thessen dapat dilihat Jenis Penggunaan %
pada Gambar 1. No Lahan Luas CN
5.2 Nilai Bilangan Kurva 1 Hutan 60.77 70
DAS Coban Rondo terdiri dari berbagai 2 Kebun 12.17 76
jenis tanah yang kesemuanya masuk 3 Semak belukar 1.11 70
kelompok hidrologi tanah C dalam klasifikasi 4 Pemukiman 3.83 77
kelompok tanah. Setelah kelompok hidrologi 5 Tegalan 5.99 78
tanah diketahui, maka sesuai jenis 6 Sawah tadah hujan 16.13 78
penggunaan lahan, nilai bilangan kurva (CN) Rata-rata CN 100 72.77
dapat ditentukan denga cara coba-coba dari Sumber: Hasil Perhitungan
berbagai nilai CN untuk berbagai Keterangan :
kemungkinan perlakuan dan kondisi Kelompok hidrologi tanah termasuk
hidrologi pada kelompok tanah. Sebagai dalam kelompok C karena jenis tanahnya
contoh, untuk penggunaan lahan jenis hutan, berupa lempung berliat, lempung berpasir
tidak diketahui kondisi hidrologinya. Dengan dangkal, tanah berbahan organik rendah dan
demikian didapatkan nilai parameter bilangan tanah-tanah berkadar liat tinggi.
kurva (CN), yang apabila dimasukkan Oleh karena kelompok hidrologi tanah
kedalam Model SWMHMS, debit yang termasuk dalam kelompok C maka nilai CN
dihasilkan Model SWMHMS akan mendekati sebagai berikut:
data debit terukur.
Tabel 2. Nilai CN dalam kelompok C dengan menggunakan Metode Penmann
hidrologi tanah dapat dilihat pada Tabel 3.
Jenis penggunaan Lahan CN 5.4 Analisis Model SWMHMS
Hutan 70-77 Pemodelan hidrologi dengan Metode
Kebun 76-85 SWMHMS, memerlukan data masukan
Semak Belukar 70-86 (input) yaitu data curah hujan rata-rata harian
Pemukiman 77-90 dan data evapotranspirasi potensial harian,
serta data debit aliran sungai untuk keperluan
Tegalan 78-88
kalibrasi. Berdasarkan ketersediaan dan
Sawah Tadah Hujan 78-84
kesesuaian data yang ada, maka pemodelan
Sumber: Hasil Perhitungan
dilakukan dengan menggunakan data harian
antara bulan Januari 1998 sampai dengan
5.3 Evapotranspirasi Potensial
bulan Desember 1999.
Besarnya evapotranspirasi potensial
Parameterisasi dan kalibrasi Model
dihitung menggunakan Metode Penmann.
SWMHMS dilakukan dengan cara mencoba-
Data-data input pada Metode Pennman
coba nilai dari parameter Model SWMHMS
adalah data suhu bulanan rerata, data
seperti AWC, CN, IRAC, PERCCOEF, SC,
kelembaban relatif bulanan rerata, data
dan SYC hingga mendapatkan nilai Qmodel
kecerahan matahari bulanan rerata, data
(debit hasil pendugaan dengan Model
kecepatan angin bulanan rerata, dan letak
SWMHMS) yang nilainya mendekati Qobs
lintang lokasi studi. Data-data klimatologi
(debit hasil pengamatan). Hasil
tersebut berasal dari Stasiun Karangploso
parameterisasi Model SWMHMS dengan
(07 45 48 LS - 1123548 BT, +600 m ).
nilai kesalahan absolut rata-rata (KAR)
Perhitungan evapotranspirasi potensial
sebesar 34,5 % dan hasil pendugaan
dilakukan dengan periode bulanan pada
komponen neraca air DAS Coban Rondo
masing-masing tahun, yaitu pada tahun 1999.
disajikan pada Tabel 4 dan 5.
Hasil perhitungan evapotranspirasi potensial

Tabel 3. Perhitungan Evapotranspirasi Potensial Metode Penman

Sumber : Perhitungan
Tabel 4. Parameter-parameter Model 2. Tingkat validitas atau akurasi yang
SWMHMS pada DAS Coban Rondo ditunjukkan dengan Kesalahan Absolut
Parameter Model Rata-rata (KAR) pada tahap
Besar Parameter parameterisasi Model SWMHMS ini
SWMHMS
AWC 16.100 adalah sebesar 34,5 %
CN 72.768 3. Hasil pendugaan komponen neraca air
IRAC 0.028 pada DAS Coban Rondo seperti yang
PERCCOEF 0.100 ditunjukkan pada Tabel 5, dengan besaran
SC 0.010 tahunanya adalah sebagai berikut :
SYC 382.000 - Hujan (P) = 2372,94 mm
Sumber: Hasil Perhitungan - Evapotranspirasi Aktual (AET)
= 37,54 mm
Tabel 5. Komponen Neraca Air Das Coban - Limpasan (RUNOFF) = 402,14 mm
Rondo Menggunakan Model SWMHMS - Aliran Dasar (BSFL) = 342,95 mm
- Debit Aliran Sungai = 745,09 mm
Komponen Neraca Air (mm)
Bulan
RUN DAFTAR PUSTAKA
P AET IGS BSFL Q
OFF
Allerd, B. and C.T. Haan. (1996).
Jan 398 -94 54 2645 26 80 SWMHMS-Small Watershed Monthly
Feb 329 -51 68 1967 20 88 Hydrologic Modeling System.
Mar 265 -88 55 4096 41 95 Water Resources Bulletin, Journal of the
Apr 218 -22 23 5721 57 80
American Water Resources Association.
Mei 50 91 0 5785 58 58
Vol. 32 No. 3. June 1996. ISSN 0043-1370.
Pp. 541-552. American Water Resources
Jun 26 81 4 4148 41 46
Association. Herndon, Virginia.
Jul 3 110 0 3155 32 32
Arsyad, S. (2000). Konservasi Tanah
Ags 15 92 5 2311 23 28
dan Air. Institut Pertanian Bogor Press.
Sep 0 42 0 1645 16 16
Bogor.
Okt 213 -4 38 1252 13 51 Asdak, C. (2002). Hidrologi dan
Nop 376 -58 44 891 9 53 Pengelolaan Daerah Aliran Sungai. Gadjah
Des 479 -61 111 678 7 118 Mada University Press. Yogyakarta.
Sumber : Hasil Perhitungan Brooks, K.N., P.F. Ffolliot, H.M.
Keterangan : Gregesen, and J.L. Thames. (1992).
P = Curah Hujan (mm) Hydrology and The Management of
AET = Evapotranspirasi Aktual (mm) Watershed. Iowa State University Press.
RUNOFF = Limpasan Permukaan (mm) Iowa.
IGS = Tampungan Air Tanah (mm) Chow, V.T., D.R. Maidment, and L.W.
BSFL = Aliran Dasar (mm) Mays. (1998). Applied Hydrology. Mc Graw-
Q = Debit Aliran Sungai (mm) Hill. Singapore.
Suhardjono (1994). Kebutuhan Air
6. Kesimpulan Tanaman. Institut Teknologi Nasioanal
Berdasarkan seluruh rangkaian kegiatan (ITN).
studi ini, maka dapat diberikan kesimpulan Mulyantari, F. dan W. Adidarma.
sebagai berikut : (2003). Penentuan Parameter Hubungan
1. Besar parameter-parameter Model Hujan Limpasan Model NRECA
SWMHMS untuk DAS Coban Rondo Dengan Optimasi. Jurnal Penelitian dan
adalah sebagai berikut : Pengembangan Pengairan. Vol. 17 No. 51
- AWC = 16,1 Juni 2003. ISSN 0215-1111. Pp. 32- 44.
- CN = 72,768 Pusat Penelitian dan Pengembangan Sumber
- IRAC = 0,028 Daya Air. Bandung.
- PERCCOEF = 0,100 Sigh, V.P. (1995). Computer Models of
- SC = 0,010 Watershed Hydrology. Water Resource
- SYC = 382 Publications. Colorado.

Anda mungkin juga menyukai