Kajian Teknis Dan Ekonomis Peledakan Overburden Untuk Meningkatkan Kinerja Alat Gali Muat Dan Mengoptimalkan Biaya Peledakan Di PT Allied Indo Coal
Kajian Teknis Dan Ekonomis Peledakan Overburden Untuk Meningkatkan Kinerja Alat Gali Muat Dan Mengoptimalkan Biaya Peledakan Di PT Allied Indo Coal
Kajian Teknis Dan Ekonomis Peledakan Overburden Untuk Meningkatkan Kinerja Alat Gali Muat Dan Mengoptimalkan Biaya Peledakan Di PT Allied Indo Coal
A. JUDUL
INDO COAL
B. LATAR BELAKANG
ALLIED INDO COAL adalah sistem penambangan terbuka (open pit). Untuk
secara fisik cukup keras. Melihat sifat fisik overburden yang demikian, tidak
maka diperlukan suatu teknik peledakan yang ekonomis, efisien dan ramah
yang paling efisien dan dapat digunakan secara teknis biasanya tidak diraih
2
pada kinerja alat muat yang dinyatakan dalam bcm/jam. Parameter yang
dapat menunjukkan baik atau buruknya kinerja dari alat muat dapat dilihat dari
nilai laju penggalian atau produktivitas yang dihasilkan alat ali muat tersebut.
Jadi, untuk tercapainya suatu target produksi pada suatu peledakan tidak hanya
ditetukan oleh fragmentasi hasil peledakan nya, tetapi juga dipengaruhi oleh
C. IDENTIFIKASI MASALAH
tambahan biaya.
D. BATASAN MASALAH
rumusan R.L.Ash.
5. Untuk memprediksi fragmentasi hasil peledakan digunakan rumus
E. PERUMUSAN MASALAH
pola peledakan bisa disesuaikan dengan kemampuan alat gali muat yang
dimiliki.
perusahaan, dan keefektifan dari pola tersebut bila dikaji secara ekonomi.
peledakan.
F. TUJUAN PENELITIAN
G. MANFAAT PENELITIAN
1. Bagi Perusahaan
a. Beberapa data seperti pengukuran pengukuran aktual spasi/burden dan
negeri Padang.
b. Sebagai sarana dalam menambah wawasan dan pengalaman khusus
1. Deskripsi Perusahaan
PT. Allied Indo Coal merupakan perusahaan umum yang melakukan
Limited dari Australia dan PT. Mitra Abadi Sakti dari indonesia dengan
komposisi saham 80% dan 20%. Sebelum pada akhirnya PT. Mitra Abadu
dilanjutkan oleh PT. AIC dalam Tahun 1985 1988. setelah kegiatan
yang kerjasama dengan PT. United Tractor untuk divisi alat berat dalam
bulan oktober 2003 dengan kontraktor PT. Telaga Makmur Sejati ( TMS ).
Dan pada Tahun 2004 seiring dengan membaiknya harga batubara
Pada Tahun 2008 PT. Tamasu Bara Utama melakukan kontrak kerja
kompleks.
Operasi penambangan yang dilakukan oleh PT. Tamasu Bara Utama
dengan pola tambang terbuka (Open Cut Mine) skala kecil dan Tambang
Bawah Tanah CV. Telaga Makmur Sejati juga Metode yang digunakan
metode tambang bawah tanah yang diterapkan pada lapisan batubara yang
tipis dan datar (kemiringan lapisan kurang dari 300) dengan membuat
produksi 5.000 ton per bulan untuk Tambang Terbuka dan Tambang
bulan.
2. Lokasi dan Kesampaian Daerah
Secara geografis wilayah penambangan PT. AIC, Tbk. terletak pada
kota Padang, dapat ditempuh dengan kendaraan roda empat pada jalan
lintas Sumatera melalui Lubuk Selasih menuju Kota Solok, Kota Solok
( Gambar 1):
Kota Sawahlunto.
d. Sebelah Barat
Batas sebelah barat meliputi wilayah Desa Salak dan Sijantang Koto,
8
B terdiri dari lima lapisan dan lapisan C terdiri dari tiga lapisan. Jarak
Penambangan
1) Morfologi
Wilayah konsesi penambangan PT.AIC berada pada
yang terletak pada median gradien diantara east barisan range dan
west barisan range. Dan dapat kita lihat stratigrafi ombilin berikut
pada ( lampiran A ).
Secara umum uotline dari cekungan Ombilin membentang
umur pelogen dan neogen, dibatasi oleh trend Utara Selatan dari
Gunung Malintang.
Litologi regional yang terdapat di PT. AIC adalah
a) Formasi Brani
Konglomerat dengan sisipan batu pasir, berumur Oligosen.
b) Kuarsa Pasir
Dengan fenokris Kuarsa dan Feldsper, berumur Trias.
3) Hidrogeologi
Secara umum hidrogeologi daerah Sawahlunto terdiri dari
tanah langka diman sulit sekali untuk menemukan air karena pada
sangat kecil.
c. Kualitas Batubara
Batubara PT. AIC Jaya memiliki kualitas yang sangat baik, dari
Parameter Rata-rata
Total Moisture (%) AR 6,42
Proximate Analisys (ADB) :
Inherent Moisture (%) 2,75
Ash Content (%) 7,30
Volatile Matter (%) 38,29
Fixed Carbon 51,66
Total Sulphur (%) 0,88
Calorific Value (Kcal/Kg) 7084
Hardgrove Grindability Index 46
Coal rank BITUMINOUS
d. Kuantitas Batubara
Dari hasil eksplorasi juga telah diketahui terdapat 2 lapisan
memiliki sifat yang lebih kompleks. Kualita batubara Aic dapat dilihat
dengan iklim tropis. Dengan suhu 29-35 o C pada siang hari. Dan 25-
pada bulan Agustus 2012. Data curah hujan ini dapat dilihat di
lampiran 1.
4) Reklamasi
a. Realisasi reklamasi
Kegiatan reklamasi lahan yang telah dilaksanakan meliputi
penataan area waste dump di luar lubang tambang (out pit dump)
jenjang atau teras, perataan permukaan, penebaran tanah (sub soil &
top soil) dan pembangunan sistem pengaliran air atau SPA dan
I. KAJIAN TEORI
batuan yang telah hancur menjadi tumpukan material yang siap untuk
factor)
(kurang dari 15% dari jumlah batuan yang terbongkar per peledakan)
d. Diperoleh dinding batuan yang stabil dan rata (tidak ada overbreak,
overhang, retakan-retakan)
debu) minimal.
mungkin serta dengan cost (biaya ) yang minimal. Dengan demikian perlu
1) Bobot isi
jenis (specific gravity), stick count dan loading density. Berat jenis
density adalah jumlah berat bahan peledak per meter panjang muatan
ANFO akan segera berubah karena AN akan larut dan menjadi tidak
gelatinisasi.
yang terbentuk sebagai hasil dari proses peledakan yang tidak zero
nitrogen bebas.
5) Stabilitas kimia
1) Kekuatan
2) Kecepatan detonasi
suatu bahan peledak maka akan semakin besar shattering effect (efek
pada batuan yang lunak dan memiliki banyak bidang lemah dapat
rendah.
3) Tekanan detonasi
persamaan :
Pd = 2,5 x x VOD2.
Keterangan:
1997)
4) Tekanan Peledakan
detonasi.
3. Rancangan Peledakan
Rancangan peledakan dibuat dengan tujuan mengontrol dan
adalah:
a. Square pattern
b. Rectangular pattern
Pola pemboran dengan jarak spasi yang lebih besar daripada jarak
c. Staggered Pattern
adalah:
a. Burden
terhadap free face terdekat dan arah dimana perpindahan akan terjadi.
yaitu true burden dan apparent burden. True burden menyatakan jarak
Waktu Tunda
Nilai kedua burden ini bisa sama apabila pola perangkaian waktu
burden yaitu nisbah burden yang sering dikenal dengan KB. Menurut
R.L. Ash pada nilai KB =30 akan diperoleh hasil yang memuaskan
menggunakan persamaan 8:
AF1 =
Bobot Isi Bhn. Pldk yg Dipakai x Kec. Det. Bhn. Pldk. Yg Dipakai 2
1/ 3
Bobot Isi Bhn. Pldk Standar x(Kec. Det. Bhn. Pldk. Standar) 2
r _ std
AF2 =
r _ use
Keterangan:
1) KBstd = 30
bergantung pada sifat bobot isi dan kecepatan detonasi. Energi kinetik
= (kg/m3) x (m/s)2
kg x m 2
=
m3 x s2
25
s2
Joule = F.ds
s1
= Newton x meter
= (kg x m/s2) x m
kg x m 2
=
s2
diperoleh:
kg x m 2 1
Energi kinetik = x 3
s 2
m
Joule
=
m3
satuan pada ruas kiri adalah pebandingan bobot isi batuan yang
kg
Bobot isi batuan =
m3
kg x (m/s 2 )
=
m3
diledakkan, yaitu:
kg x (m/s 2 )
Energi spesifik = xm
m3
Joule
=
m3
dituliskan demikian karena antara batuan standar dan batuan yang akan
bahan peledak yang digunakan dengan energi spesifik batuan yang akan
diledakkan.
(inci) adalah:
KB x D e
B=
12
SGe
B = 2 x 1,5 xDe
SGr
Keterangan:
B = Burden (ft)
cratering.
c. Spasi
dalam satu baris dan diukur sejajar terhadap bidang bebas.Nilai spasi ini
dapat diperoleh melalui rasio spasi terhadap burden (KS) yang besarnya
dengan waktu tunda yang cukup panjang akan diperoleh ledakan yang
secara berurutan dengan interval waktu tunda yang cukup bagi setiap
bersamaan dengan waktu tunda yang sangat dekat maka efek peledakan
Tabel.
Tabel.
d. Stemming
29
bahan peledak, tetapi biasanya diisi oleh cutting hasil pemboran yang
dan fly rock. Untuk memperoleh hasil peledakan yang baik, nilai
e. Subdrilling
pada dasar jenjang dan arah lubang tembak. Tujuan dari subdrilling
adalah agar batuan dapat meledak secara full face sebagaimana yang
yang diperlukan seharusnya tidak boleh lebih kecil dari 0,2 kali nilai
4. FRAGMENTASI
batuan hingga terbentuk fragmen yang dapat ditangani oleh alat muat dan
30
desain peledakan dan pemilihan bahan peledak yang cocok untuk kondisi
tambang tertentu.
dan endapan bahan galian berbeda sebab ukuran fragmen yang diinginkan
untuk OB (over burden) adalah yang sesuai dengan ukuran bucket dan
pertimbangan.
spasi, burden, tinggi jenjang, dan jumlah lubang ledak yang tersedia.
perkalian luas permuka kerja atau front kerja atau face dengan
diledakkan adalah perkalian burden (B), spasi (S) dan tinggi jenjang
(H) yang hasilnya berupa balok dan bukan volume yang telah terberai
(solid atau insitu atau bank), sedangkan volume yang telah terberai
lepas menggunakan faktor berai atau swell factor, yaitu suatu faktor
VS = B x S x H
32
VL =
SF =
Keterangan:
SF Vs= Swell Factor (%)
x 100 %
VS VL= Volume Solid (m3)
VL = Volume Loose (m3)
Apabila ditanyakan berat hasil peledakan, maka dihitung dengan
mana densitas pada kondisi lepas akan lebih kecil dibanding padat.
b. Perhitungan jumlah bahan peledak
Loading density yaitu jumlah bahan peledak setiap meter
kolom lobang ledak (L) pada (gambar 67) yang terbagi menjadi
Keterangan:
d = Densitas pengisian(gr/cc)
bahan peledak 1,0 gr/cc pada angka 8,17, jadi d = 8,17 kg/m.
6. Biaya peledakan
Tinggi jenjang = 20 m
Berat primer = 3 kg
= US$ 0,033 / m3
COLUMN
= US$ 0,34
Biaya penembakan
Tinggi jenjang = 20 m
= US$ 0,01 / m3
3.600 X 0,2983
31.300
Rumus :
CTm = Am + Bm + Cm + Dm...................................................(3.1)
Keterangan :
b. Efisiensi kerja
muat dan alat angkut adalah kondisi jalan tambang yang akan
Melihat fungsi dari jalan tambang sebagai jalan angkut utama, maka
37
pengangkutan.
d. Faktor pengisian
dengan kapasitas baku alat tersebut yang dinyatakan dalam persen (%).
1) Kandungan air.
2) Ukuran material.
3) Kelengketan material.
Jika material yang lengket banyak menempel pada bucket baik di sisi
J. KERANGKA KONSEPTUAL
Pengambilan Data
kegiatan drilling and blasting yang akan di input ke dalam split dekstop.
b. Data sekunder, meliputi data-data perusahaan bagian blasting dan
peledakan.
2. Pengolahan data.
3. Kesimpulan didapatkan setelah dilakukan analisis antara hasil pengolahan
berikut:
1 2 3 4
1 Orientasi Lapangan
3 Pengolahan Data
DAFTAR PUSTAKA
40
Raimon Kopa. 2005. Panduan Proyek Akhir PLI S-1 Teknik Pertambangan:
UniversitasNegeri Padang.