9943 25499 1 PB

Unduh sebagai pdf atau txt
Unduh sebagai pdf atau txt
Anda di halaman 1dari 9

Jurnal Pertambangan

https://ejournal.unsri.ac.id/index.php/mining Jurnal Pertambangan Vol 3. No 4. November 2019


ISSN 2549-1008

KINERJA ALAT MUAT DAN ANGKUT PADA


PENGUPASAN OVERBURDEN PT. BUMI MERAPI ENERGI

LOADING AND HAULING PERFORMANCE


ON OVERBURDEN REMOVAL AT PT. BUMI MERAPI ENERGI

A. R. Wijaya1, Mukiat2, D. Purbasari3


1-3
Jurusan Teknik Pertambangan, Fakultas Teknik, Universitas Sriwijaya
Jl. Palembang-Prabumulih KM 32 Inderalaya-Sumatera Selatan (30662)
e-mail: [email protected], [email protected], [email protected]

ABSTRAK

Produksi batubara di PT. Bumi Merapi Energi ditargetkan dapat mencapai 2.000.000 ton untuk tahun 2019 untuk selanjutnya
ditingkatkan hingga 5.000.000 ton untuk tahun 2020. Hal ini menyebabkan peningkatan produksi pengupasan overburden. Target
pengupasan overburden pada bulan Mei 2019 di Pit Serelo 2 sebesar 373.000 BCM dengan menggunakan alat gali muat sebanyak 2 unit
excavator Dossan DX 700 dan 1 unit excavator Dossan DX 800 serta alat angkut dump truck Terex TRD 50 sebanyak 8 unit. Tujuan
dari penelitian ini untuk mengetahui ketercapaian produksi serta faktor-faktor yang mempengaruhinya. Berdasarkan observasi di
lapangan, cara kerja dari alat gali muat sudah baik. Hal ini dikarenakan produksi yang sudah melebihi target yaitu 431.722,24
BCM/bulan. Sementara produksi alat angkut sendiri belum mencapai dari target yang diharapkan yaitu hanya sebesar 343.607,06
BCM/bulan atau sekitar 92,1%. Tidak tercapainya produksi ini dapat disebabkan oleh beberapa variabel yang mempengaruhi
pengangkutan seperti efisiensi kerja yang rendah, pola antrian dump truck, cycle time alat angkut, dan juga keadaan material itu sendiri.
Adapun untuk efisiensi kerja aktual pada bulan Mei 2019 di Pit Serelo 2 adalah 57,4%, rendahnya efisiensi kerja ini disebabkan oleh
tingginya waktu hambatan yang dapat dihindari seperti hilangnya waktu akibat keterlambatan dalam mengoperasikan alat dan terlalu
cepat mengakhiri kerja sebelum waktunya. Selain itu, tidak adanya operator yang mengoperasikan alat juga menambah waktu
hambatan. Solusi yang dapat dilakukan ialah memangkas waktu hambatan dengan cara membuat himbauan berupa SOP tentang
kedisiplinan operator dan menyediakan pengganti operator apabila tidak dapat masuk kerja, sehingga efisiensi kerja dapat meningkat
menjadi 64,3% dan produksi pengupasan overburden dapat mencapai target produksi yang sudah ditetapkan yaitu 385.804,41 BCM/
bulan atau sekitar 103,4%.

Kata-kata kunci: Overburden, Produksi alat, Efisiensi kerja

ABSTRACT

Coal production at PT. Bumi Merapi Energi is targeted to reach 2 million tons in 2019 and will be increased to 5 tons in 2020, this is in
line with the increase in overburden stripping production. The overburden stripping target in May 2019 in the Serelo 2 Pit is 373,000
BCM using 2 units of Dossan DX 700 excavators and 1 unit of Dossan DX 800 excavators and 8 Terex TRD 50 dump trucks.The
purpose of this study was to determine the achievement of productions and the factors. Based on field observations, the workings of the
digging tool can be said to be good, this is because the production has exceeded the target of 431,722.24 BCM / month. While the
production of the transport equipment itself has not reached the expected target of only 343,607.06 BCM / month or around 92.1%. The
unachieved of this production can be caused by several variables that influence transportation such as low work efficiency, dump truck
queue pattern, haul cycle time, and also the condition of the material itself. As for the actual work efficiency in May 2019 in Serelo 2 Pit
is 57.4%, the low work efficiency is caused by the high time constraints that can be avoided such as the loss of time due to delays in
operating the tool and too soon to end work prematurely, otherwise it is not the existence of an operator who operates the tool also
increases the obstacle time. The solution can be handle is to cut down time of obstacles by making an appeal in the form of SOP on
operator discipline and providing operator replacements if unable to come to work, so that work efficiency can increase to 64.3% and
overburden stripping production can reach the set production targets, namely 385,804.41 BCM / month or around 103.4%.

Keywords: Overburden, Tool production, Work efficiency

9
Jurnal Pertambangan
https://ejournal.unsri.ac.id/index.php/mining Jurnal Pertambangan Vol 3. No 4. November 2019
ISSN 2549-1008

PENDAHULUAN dengan cara menjumlahkan waktu pada saat pemuatan


material oleh excavator untuk memenuhi bak dump
PT. Bumi Merapi Energi adalah salah satu dari truck, waktu mengangkut dengan muatan, waktu
banyaknya perusahaan yang menambang batubara di mengatur posisi sebelum menumpahkan material, waktu
Provinsi Sumsel. Izin usaha pertambangan (IUP) operasi menumpahkan material, waktu mengangkut tanpa
produksi PT. BME secara wilayah merupakan bagian muatan, dan waktu mengatur posisi untuk dimuat seperti
dari Kabupaten Lahat, Provinsi Sumsel serta memiliki Pers.2 [4].
luas total sebesar 1.815 Hektar.
CT Excavator = A+B+C+D (1)
PT. Bumi Merapi Energi terbagi menjadi dua blok besar
yaitu Blok Serelo dan Blok Kungkilan dengan total
cadangan mencapai 130 juta ton. Pada lokasi Keterangan:
penambangan Blok Serelo, kegiatan penambangan CT = Cycle0time0alat excavator (detik)
menggunakan cara lama yaitu mengkombinasikan antara A = Waktu menggali material (detik)
excavator dan dump truck. Target produksi batubara B = Waktu berayun dengan muatan (detik)
yang ditetapkan PT. Bumi Merapi Energi disesuaikan C = Waktu menjatuhkan material ke dalam vessel (detik)
dengan kondisi pasar dan jumlah cadangan yang D = Waktu berayun tanpa muatan (detik)
dimiliki.
CT DumpTruck = A+B+C+D+E+F (2)
Produksi batubara di PT. Bumi Merapi Energi berkisar 2
juta ton per tahun dan akan ditingkatkan menjadi 10 juta Keterangan:
metrik ton untuk tahun pertama, naik 50 persen atau 15 Ct = Cycle time alat dump truck detik)
juta metrik ton untuk tahun kedua dan 20 juta ton pada A = Waktu pemuatan excavator untuk memenuhi vessel
tahun ketiga hingga tahun ke delapan dengan produksi dump truck (detik)
10 juta ton. Dengan semakin meningkatnya produksi B = Waktu angkut saat ada muatan (detik)
batubara, maka produksi pengupasan overburden juga C = Waktu mengatur0.posisi sebelum menumpahkan
akan semakin meningkat. Target pengupasan overburden material (detik)
untuk excavator maupun dump truck pada Pit Serelo 2 D = Waktu0menumpahkan material (detik)
yaitu sebesar 373.000 BCM untuk bulan Mei 2019. E = Waktu mengangkut tanpa muatan (detik)
Pembongkaran overburden di PT. Bumi Merapi Energi F = Waktu mengatur posisi untuk dimuat (detik)
sendiri sering tidak mencapai target produksi yang
diharapkan, hal ini dapat disebabkan oleh faktor- faktor Menghitung besarnya produksi material dalam satu jam
yang dapat berpengaruh pada kinerja produksi dari alat alat excavator dapat dihitung dengan cara mengalikan
mekanis. kapasitas bucket dengan semua faktor koreksinya
(efisiensi kerja, swell factor, faktor isian, dan konversi
Dalam rangka memenui target produksi yang sudah waktu yaitu 3600 atau 60) kemudian dibagi dengan nilai
direncanakan oleh perusahaan maka diperlukan evaluasi cyle time alat gali muat menggunakan Pers.3 [5]. Untuk
faktor-faktor penyebabnya sehingga dapat dilakukan menghitung produksinya yaitu dengan cara mengalikan
upaya perbaikan guna mengoptimalkan produksi dari dengan jumlah alat dan jam kerja tersedia selama satu
pengupasan overburden di PT. Bumi Merapi Energi. bulan [6]. Sementara untuk menghitung produktivitas
dari alat angkut yaitu dapat dilakukan dengan cara
Kapasitas produksi dari suatu alat mekanis biasanya mengkalikan kapasitas bucket excavator sebanyak
memiliki satuan yaitu per jam atau per jam [1].. frekuensi muatan dengan semua faktor koreksinya
Tingkat produksi tergantung dengan seberapa besar (efisiensi kerja, swell factor, faktor isian, dan konversi
volume yang dihasilkan dibagi dengan waktu untuk waktu yaitu 3600 atau 60) kemudian dibagi dengan nilai
mengerjakan dalam satu siklus per jam. Pada dasarnya cycle time alat angkut dengan Pers.4 [7].
untuk perhitungan produksi setiap alat mekanis sama
saja, tetapi dapat dibedakan berdasarkan cycle time
masing- masing alat mekanis [2]. P Excavator = (3)

Untuk alat yang bertugas manggali dan memuat seperti Keterangan:


excavator backhoe, waktu edarnya dapat dihitung P = Tingkat Produktivitas Excator (BCM per Jam)
dengan cara menjumlahkan waktu pada saat menggali Kb = Kapasitas dari Bucket Excavator (m3)
material, waktu berayun dengan muatan, menjatuhkan SF = Swell Factor
material ke dalam bak dump truck serta berayun tanpa FFB = Fill Factor Bucket
muatan seperti pada Pers.1 [3].. Sedangkan untuk alat Eff = Efisiensi Kerja
angkut yaitu dump truck, nilai cycle time dapat dihitung
10
Jurnal Pertambangan
https://ejournal.unsri.ac.id/index.php/mining Jurnal Pertambangan Vol 3. No 4. November 2019
ISSN 2549-1008

CT = Cycle Time (detik)

P Dump Truck = (4) 1. Tahapan Penelitian


Penelitian ini dimulai dengan studi literatur yaitu peneliti
mengumpulkan bahan-bahan pustaka sebagai penunjang
Keterangan: baik dari karangan buku ataupun kumpulan jurnal yang
P = Tingkat Produksi Dump Truck (BCM per Jam)
diakui keilmiahannya dan berhubungan mengenai
n = Frekuensi pencurahan
kinerja produksi dari alat pemindah tanah mekanis.
Kb = Kapasitas dari Bucket Excavator (m3)
Setelah itu penelitian di lapangan dilakukan dengan cara
SF = Swell Factor
FFB = Fill Factor Bucket melakukan pengamatan (observasi) mengenai kendala
Eff = Efisiensi0Kerja tidak tercapainya produksi pengupasan overburden dan
CT = Cycle0Time (detik) mengumpulkan data yang diperlukan dengan metode
sampling terhadap objek yang diteliti. Data tersebut
Penggunaan efektif (effective utilization) merupakan dibedakan menjadi dua, yaitu data yang diperoleh
faktor yang menunjukan seberapa besar daya guna pada dengan langsung (primer) dan data yang sudah ada
suatu alat mekanis dalam waktu yang tersedia untuk (sekunder). Kumpulan data yang sudah diperoleh
melakukan produksi [8]. Penggunaan efektif ini dapat sebagai berikut:
diproleh menggunakan cara membagi waktu kerja alat a. Data Primer
secara efektif atau setelah dikurangi hambatan- Merupakan jenis data yang diambil secara langsung baik
hambatan dengan waktu yang tersedia seperti pada berupa hasil pengamatan, dokumentasi, maupun diskusi
Pers.5 [9]. antara penulis dengan pembimbing lapangan dan mine
enginer baik dari PT. Bumi Merapi Energi maupun PT.
Penggunaan Efektif = 100 % (5) Tritama Niaga Berjaya. Data primer yang dimaksud
adalah berikut ini:
Pada aktivitas produksi, nilai keserasian kerja (match 1) Data populasi berupa jenis dan jumlah alat gali muat
factor) adalah suatu parameter yang penting dan harus backhoe dan alat angkutnya dump truck yang dipakai
diperhitungkan. Hal ini berguna untuk meningkatkan pada pembongkaran overburden. Cara
produktivitas alat [10]. Nilai keserasian kerja (match mendapatkannya yaitu dengan mengamati secara
factor) antara alat yang bertugas memuat dengan alat langsung aktivitas penambangan (pengupasan tanah
yang mengangkut yang digunakan dapat diperoleh penutup) di Pit Serelo 2 serta dilakukannya diskusi
dengan menggunakan Pers.6 [11]. antar penulis dengan pengawas yang ada di lapangan.
2) Data siklus waktu alat Dossan DX 700 dan 800
maupun alat Terex TRD 50 pada pengupasan
KK = (6)
overburden di Pit Serelo 2. Perhitungan waktu edar
diperoleh menggunakan stopwatch dengan
Keterangan: mengambil data sebanyak 30 sampel baik pada
KK = Keserasisan Kerja excavator maupun dump truck.
nDT = Jumlah dump truck 3) Data jam kerja efektif pada alat excavator dan dump
nE = Jumlah excavator
truck, dengan memperhitungkan durasi hambatan
CTE = Waktu edar \ dump truck (menit)
yang dapat dicegah sebelumnya serta tidak dapat
CTDT = Waktu edar excavator (menit)
F = Frekuensi pencurahan diindahkan sama sekali.
4) Data banyak pencurahan yang dilakukan excavator
METODE PENELITIAN untuk memenuhi vessel dump truck. Data ini
diperoleh dengan cara pengamatan langsung pada
Penelitian tugas akhir dilaksanakan di Pit Serelo 2 PT saat kegiatan loading dilakukan.
Bumi Merapi Energi dengan waktu pelaksanaanya yaitu
terhitung dari tanggal 10 Mei 2019 sampai dengan 10 b. Data Sekunder
Juni 2019. Secara administratif PT. Bumi Merapi Energi Data ini diperoleh dengan meminta pada satuan
berada di desa Ulak Pandan yang merupakan bagian dari departemen yang terkait baik dari PT. Bumi Merapi
Kec. Merapi Barat, Kabupaten Lahat, Sumatera Selatan. Energi maupun PT. Tritama Niaga Berjaya serta buku-
Lokasi penelitian dapat dicapai sekitar 5 jam perjalanan buku sebagai refrensi penulis. Berikut ini data sekunder
darat dari kota Palembang menuju Lahat, kemudian yang dimaksud sebagai berikut:
diteruskan sekitar 20 km menuju kecamatan Merapi 1) Data spesifikasi alat angkut excavator dan dump
Barat. truck yang digunakan.
2) Data aktual durasi hujan selama bulan Mei 2019
11
Jurnal Pertambangan
https://ejournal.unsri.ac.id/index.php/mining Jurnal Pertambangan Vol 3. No 4. November 2019
ISSN 2549-1008

3) Data spesifikasi alat excavator backhoe Dossan DX Berikut ini merupakan perhitungan mengenai tingkat
800 dan 700 serta alat angkut dump truck Terex TRD produksi yang diperoleh perjam Dossan DX 800 dan 700
50. yang terdapat pada pembongkaran overburden di fleet 1
4) Data swell factor atau faktor pengembangan pada bulan Mei 2019. Untuk Excavator Dossan DX 800
overburden sendiri memiliki nilai produktivitas sebesar 238,75
5) Data grade jalan angkut overburden pada tiap BCM/jam. Dump Truck Terex TRD 50 memiliki
segmen jalan baik yang menuju inpit dump maupun produktivitas sebesar 96,15 BCM/Jam . Sementara pada
outpit dump. fleet 2 dan fleet 3, Excavator Dossan DX 700 memiliki
produktivitas sebesar 212,20 BCM Dump Truck Terex
2. Pengolahan dan Analisis Data TRD 50 sebesar 55,91 BCM/Jam.
Kedua jenis data yang sudah diperoleh diolah terlebih
dahulu menggunakan cara melakukan penyusunan dan Tingkat prduksi perjam backhoe dan dumptruck pada
perhitungan waktu edar menggunakan bantuan microsoft fleet 1 lebih besar dikarenakan kapasitas bucket alat gali
excel. Setelah itu dilakukan perhitungan produksi muat yang lebih besar, selain itu jarak penimbunan juga
pengupasan overburden pada alat Dossan DX 700 dan mempengaruhi waktu edar alat angkut pada fleet 1 yang
800 maupun alat Terex TRD 50 sehingga diketahui lebih rendah sehingga nantinya akan menghasilkan nilai
ketercapaian prouksinya. Hasil yang diperoleh kemudian produktivitas alat angkut yang lebih besar dibandingkan
dianalisis faktor-faktor penyebab tidak tercapainya pada fleet 2 dan fleet 3 seperti yang tertera pada Tabel 1.
produksi. Selanjutnya dilakukan upaya untuk Ketercapaian produksi pengupasan overburden di Pit
meningkatkan produksi sehingga target yang sudah Serelo 2 sesuai dengan target produksi 373.000
ditetapkan dapat terpenuhi yaitu dengan cara BCM/bulan yang sudah ditetapkan oleh perusahaan
mengurangi waktu yang menghambat tetapi dapat tertera di bawah ini yaitu Tabel 2.
dicegah agar dapat meningkatkan efisiensi kerja dari
Dossan DX 800 dan 700 serta Terex TRD 50. Terakhir Tabel 1. Produktivitas Dossan DX 700 dan 800 serta
dilakukan perhitungan produksi pengupasan overburden Terex TRD 50
setelah dilakukan perbaikan dan jumlah alat angkut ideal
berdasarkan nilai kerserasian kerjanya. Produktivitas Produktivitas
Fleet Excavator Dump Truck
(BCM/ Jam) (BCM/ Jam)
HASIL DAN PEMBAHASAN 1 238,75 96,15
2 dan
212,20 55,91
1. Produksi Excavator Dossan DX 800 dan 700 dan 3
Dump Truck Terex TRD 50
Aktivitas pembongkaran tanah yang menutupi batubara
(overbuden) di Pit Serelo 2 pada bulan Mei 2019 ini Tabel 2. Ketercapaian Produksi Dossan DX 800 dan 700
ditargetkan sebesar 373.000 BCM dengan alat yang serta Terex TRD 50 Bulan Mei 2019
bekerja sebanyak 1 unit Excavator Dossan DX 800 dan
2 unit Excavator Dossan DX 700 yang digunakan Target Produksi Produksi
Keter-
sebagai alat gali muat. Sementara untuk alat angkut Produksi Exvator Dump Truck
capaian
sendiri PT.Bumi Merapi Energi menggunakan Dump (BCM) (BCM) (BCM)
Truck Terex TRD 50 sebanyak 8 unit. Yang dilakukan di 373.000 431.722,24 343.607,06 92,1%
lapangan yaitu untuk menjumlahkan siklus waktu (cycle
time) pada alat loader dan hauler sehingga bisa
diperoleh produksi aktual overburden alat di bulan Mei 2. Faktor - Faktor yang Mempengaruhi Produktivitas
2019. 1) Efisiensi Kerja
PT. Bumi Merapi Energi bekerja sama dengan PT.
Perhitungan produktivitas ini akan dibagi menjadi dua, Tritama Niaga Berjaya sebagai perusahaan kontraktor
yang pertama fleet 1 karena memiliki jenis alat dan jarak tambangnya. PT. Tritama Niaga Berjaya memliki 2 shift
dari front menuju disposal yang berbeda yaitu 300 meter. yang terdiri dari pukul 07.00- 17.00 untuk shift pertama
sehingga waktu tersedianya sebanyak 10 jam dan pukul
Sementara produktivitas pada fleet 2 dan 3 dianggap
20.00- 07.00 untuk shift kedua dan waktu tersedianya
sama karena karena alat gali muat yang digunakan
11 jam. Total waktu yang tersedia untuk bekerja adalah
memiliki spesifikasi yang sama serta jarak dari front
21 jam per hari. Oleh karena itu waktu yang tersedia
menuju disposal yaitu 1.100 meter. untuk produksi sekitar 651 jam per bulan, yang mana
seharusnya dapat dimanfaatkan dengan semaksimal
mungkin.
12
Jurnal Pertambangan
https://ejournal.unsri.ac.id/index.php/mining Jurnal Pertambangan Vol 3. No 4. November 2019
ISSN 2549-1008

tersebut terisi penuh, dump truck yang lain mengambil


Data menunjukan bahwa waktu kerja alat aktual di tempat untuk dilakukan pemuatan pada posisi yang
lapangan tidak seratus persen digunakan. Ada beberapa sama.
penyebab hilangnya waktu kerja, yaitu alat-alat
mekanis di lapangan sering mengalami perbaikan Bila diperhatikan dari gambar yang ada menunjukan
sehingga memerlukan waktu untuk repair. Selain itu kondisi permuka kerja (front) cukup baik dan luas
disebabkan juga oleh tindakan indisiplin dari operator sehingga memungkinkan untuk dilakukan pola antrian
sehingga memangkas waktu kerja dan mengakibatkan double back up. Pola antrian double back up memiliki
waktu kerja aktualnya hanya sebesar 373,88 jam per keuntungan yaitu waktu edar yang dapat diminimalisir
bulan dengan efisiensi kerja sebesar 57,4%, distrubusi karena dengan posisi pemuatan dump truck nya berada
hambatannya terlampir pada Tabel 3. di dua sisi sehingga dapat mengurangi waktu gantung
(hang) dari alat gali muat yang menunggu dump truck
Tabel 3. Efisiensi Kerja dan Waktu Hambatan untuk manuver sehingga produktivitas dari alat
diharapkan dapat dapat meningkat. Sistem pola
Durasi pemuatan ini dilakukan dengan cara dump truck
Distribusi Waktu Hambatan menunggu di sisi pertama untuk dilakukan pemuatan
(jam) sementara dump truck yang lain menunggu di sisi yang
Total waku tersedia 651,00 lain dan ketika dump truck pertama sudah penuh,
selanjutnya dilakukan pemuatan dump truck kedua.
Pengisian Fuel 2,60
Safety talk 2,00
Istirahat dan
62,00
makan
Pemanasan dan
10,30
Pemeriksaan alat
Waktu Sholat Jumat 4,00
Hambatan
Yang Ibadah dan
11,00
Tidak keperluan general
Dapat Hujan 42,22
Dihindari Slippery 28,37
Menunggu unit
21,43 Gambar 1. Pola Antrian Dump Truck
atau pekerjaan
lain
3) Waktu Edar Alat Angkut Dump Truck Terex TRD 50
Sosialisasi Kerja 5,20 Waktu edar rata-rata alat angkut dump truck Terex TRD
Repair 50 yang ada di fleet 1 ialah 427,71 detik atau 7,12 menit
26,20
sementara untuk fleet 2 dan 3 waktu edar rata-ratanya
Terlambat kerja 14,20 adalah 736,94 detik atau 12,28 menit. Adapun waktu
Berhenti sebelum edar alat angkut pada fleet 1 belum memenuhi dari
10,40
Waktu istirahat waktu edar rencana yang sudah ditetapkan departemen
Hamnbatan Terlambat kerja engineering PT. Tritama Niaga Berjaya selaku
8,40
Yang setelah istirahat kontraktor penambangan yaitu 6,95 menit, sementara
Dapat Berhenti sebelum untuk waktu edar alat angkut pada fleet 2 dan 3 sudah
Dihindari waktu selesai 16,20 memenuhi dari waktu edar rencana yaitu 12,4 menit ,
Ketidaktersediaan hasil tersebut terlampir di bawah ini pada Tabel 4.
12,60
operator
Waktu hambatan 277,12
Tabel 4. Waktu Siklus Dumptruck Terex TRD 50
Waktu kerja efektif 373,88
Effisiensi kerja 57,43% CT
Jarak CT Plan
Fleet Aktual Keterangan
2) Pola Antrian Dump Truck (meter) (menit)
(menit)
Adapun pola antrian dump truck Terex TRD 50 untuk Tidak
dimuat overburden oleh alat muat adalah pola antrian 1 300 6,95 7,12
Memenuhi
single backup (Gambar 1). Pola pemuatan single backup 2 1.100 12,40 12,28 Memenuhi
sendiri artinya dump truck menunggu untuk dimuat oleh 3 1.100 12,40 12,28 Memenuhi
excavator hanya pada satu sisi dan setelah dump truck
13
Jurnal Pertambangan
https://ejournal.unsri.ac.id/index.php/mining Jurnal Pertambangan Vol 3. No 4. November 2019
ISSN 2549-1008

4) Keadaan Material Kedisiplinan operator menjadi kunci untuk


Material overburden yang digali dan dimuat oleh alat meminimalisir waktu pergantian shift ini. Harus ada
angkut akan berpengaruh pada pemilihan alat serta pengawas yang senantiasa mencatat kedisplinan waktu
perhitungan nilai volume karena setiap material para operator. Untuk operator yang tidak disiplin bisa
memiliki nilai faktor pengembangan (swell factor), berat diberikan teguran maupun sanksi dan juga.
material (densitas), kekerasan, dan ukuran yang berbeda. keterlambatan maupun kecepatan mengakhiri pekerjaan
Adapun jenis material overburden yang digali dan masih dapat ditolerir apabila masih sekitar 5 menit.
dimuat di Pit Serelo 2 adalah hard clay yang memiliki
karakteristik sebgai berikut. Sementara untuk mengantisipasi waktu tidak ada
operator karena operator yang bertugas sedang tidak
a) Swell Factor masuk dan pengganti yang diharapkan tidak dapat
Swell Factor merupakan nilai pengembangan dari mengisi dari kekosongan posisi tersebut. Maka dari itu
volume material yang awalnya bank (insitu) menjadi diperlukannya back up orang yang dapat menganti posisi
volume loose. Material overburden di Pit Serelo 2 tersebut dengan cara perusahaan membuka lowongan
adalah clay dan memiliki nilai swell factor sebesar 0,85. kerja. Selain itu harus ada operator yang dapat
Swell factor ini digunakan untuk menghitung tingkat menguasai beberapa alat mekanis. Sehingga loss time
produksi perjam baik loader maupun hauler yaitu untuk dapat diminimalisir sampai setengahnya. Dari hasil
mengkonversi nilai satuan pada material yang lepas yaitu tersebut maka akan didapatkan waktu kerja hambatan
loose cubic meter (LCM) menjadi satuan material insitu yang baru yang diharapkan dengan meningkatnya
yaitu bank cubic meter (BCM). efisiensi ini akan mencapai target produksi yang
b) Berat Material diharapkan oleh perusahaan. Seperti yang terlampir pada
Berat material menunjukan berat yang dimiliki oleh Tabel 5.
suatu material berbanding dengan volumenya. Material
overburden atau lapisan tanah penutup adalah tanah liat Tabel 5. Efisiensi Kerja Setelah Perbaikan
(clay) dan memiliki nilai density sebesar 2300 lb/cu yd
pada kondisi insitu, berat material yang diangkut pada Waktu .Waktu.
suatu dump truck mempengaruhi dari velocity dari .Sebelum. .Setelah.
Distribusi. Waktu
hauler itu sendiri. Ini disebabkan oleh tahanan .Perbaikan .Perbaikan
kemiringan dan tahanan gulir yang dihasilkan oleh dump . (jam) (jam)
truck, apabila meningkat berat material maka kecepatan Total0waktu0tersedia 651,00 651,00
kendaraan juga akan semakin terbatas, sehingga berat
material akan mempengaruhi kinerja produksi dari alat Isi Fuel 2,60 2,60
angkut. Safety talk 2,00 2,00
c) Kekerasan Material Istirahat dan
Kekerasan material berkaitan dengan alat gali muat yang 62,00 62,00
makan
bekerja yaitu Excavator Dossan DX 800 dan Dossan DX Pemanasan,
700. Pengaruh kekerasan ini adalah terhadap tahanan 10,30 10,30
Pemeriksaan alat
gali (digging resistance) yang diberkan material kepada Ibadah dan
tips atau kuku pada bucket excavator. Material Waktu 11,00 11,00
keperluan general
overburden atau lapisan tanah penutup yang digali oleh Hambatan Sholat Jumat 4,00 4,00
alat gali muat adalah mayoritas tanah liat kering dan Yang
Hujan 42,22 42,22
dapat dikatakan alat gali muat ini menggali material Tidak
dengan mudah karena nilai tahanan gali yang kecil Dapat Slippery 28,37 28,37
sehingga tidak menghambat kinerja dari produksi Dihindari Menunggu unit
21,43 21,43
excavator. lain
Sosialisai Kerja 5,20 5,20
3. Upaya Peningkatan Tingkat Produksi Perjam Dossan Repair 26,20 26,20
DX 800 dan 700 serta Terex TRD 50
Meminimalisir waktu hambatan yang dapat dihindari Waktu Terlambat Kerja 14,20 2,58
adalah solusi untuk meningkatkan waktu kerja efektif Hambatan Berhenti sebelum
10,40 2,58
sehingga nilai efisiensi kerja juga akan meningkat. Hal Yang istirahat
tersebut dapat diketahui dari faktor penyebabnya. Seperti Dapat Terlambat sudah
Dihindari 8,40 2,58
pada saat pergantian shift, seharusnya operator sudah istirahat
dalam keadaan siap (standby) pada saat pukul 07.00
ataupun 20.00 tepat untuk memulai pekerjaannya.

14
Jurnal Pertambangan
https://ejournal.unsri.ac.id/index.php/mining Jurnal Pertambangan Vol 3. No 4. November 2019
ISSN 2549-1008

Lanjutan Tabel 5. truck diperlukan pemuatan sebanyak 6 kali, semenatara


pada fleet 2 dan 3 Dossan DX 700 rata-rata mengisi
Waktu .Waktu. material overburden ke dalam vessel dump trcuk
.Sebelum. .Setelah. sebanyak 7 kali sehingga perhitungan penggunaan alat
Distribusi. Waktu
.Perbaikan .Perbaikan angkut yang ideal seperti yang terlampir di bawah ini
. (jam) (jam) (Tabel 7).
Berhenti
sebelum 16,20 2,58 Tabel 7. Komposisi Ideal Excavator Dossan DX 700
waktu selesai dan 800 Maupun Dump Truck Terex TRD 50
Tidak Ada
12,60 6,30 Jumlah Jumlah Dump
operator Lokasi
Excavator Truck Terex
Waktu kerja efektif 373,88 419,06 Fleet
Dossan DX TRD 50 Ideal
Effisiensi 57,43 % 64,37 %
1 Unit Dossan 2 Unit Terex
Fleet 1
DX 800 TRD 50
4. Evaluasi Produksi Dossan DX 800 dan 700 serta Fleet 2 2 Unit Dosssan 7 Unit Terex
Terex TRD 50 Setelah Perbaikan dan 3 DX 700 TRD 50
1) Nilai Keserasian Kerja (Match Factor)
Nilai match factor menunjukan kecocokan antara alat
yang bertugas untuk menggali serta memuat dengan alat Dari nilai tersebut dapat diketahui bahwa pada fleet 1
yang mengangkut pada suatu fleet yang bekerja. jumlah alat angkut yang digunakan saat ini sudah sesuai
Berdasarkan perhitungan nilai keserasian kerja (match dengan populasi yang ada. Sementara pada fleet 2 dan 3
factor), menunjukan bahwa nilai keserasian kerja (match membutuhkan penambahan satu unit alat angkut. Hal
factor) pada produksi pengupasan overburden PT. Bumi tersebut dapat dilakukan apabila perbaikan yang sudah
Merapi Energi pada fleet 1 yaitu 0,81 artinya excavator
dilakukan masih belum dapat mencapai target produksi
tidak seratus persen kerjanya. Oleh karena itu
yang sudah ditetapkan. Selain itu pastinya juga akan
menyebabkan adanya waktu hang excavator terhadap
sangat mempertimbangkan keekonomisan apabila
dump truck. Sedangkan pada fleet 2 dan fleet 3 nilai
match factornya adalah 0,79 menunjukan Dossan DX menambah satu unit alat angkut dump truck Terex TRD
700 bekerja tidak maksimal karena adanya waktu hang 50 lagi
bagi alat Dossan DX 700 dan 800 terhadap Terex TRD
50 seperti pada0Tabel 6. 3) Produktivitas Dossan DX 800 dan 700 serta Terex
TRD 50 Setelah Perbaikan
Perbaikan efisiensi kerja yang awalnya 57,4 % menjadi
Tabel 6. Match factor (Keserasian0Kerja) Excavator 64,3 % menyebabkan meningkatnya produktivitas dari
Dossan dan Dumptruck Terex TRD 50 alat loader maupun hauler. Peningkatan ini dapat terjadi
karena produksi alat akan semakin bertambah karena
CT Alat0Gali CT Alat0 Match berkurangnya loss time yang sudah diminimalisir
Fleet sehingga efisiensi kerja dan jam kerja effektif
Muat Angkut Factor
1 28,71 0,81 meningkat.
2 dan 3 0,79
Hasil yang didapatkan dari perhitungan mengenai
produktivitas excavator yang ada pada pembongkaran
2) Komposisi Ideal Alat Angkut Berdasarkan Nilai overburden di fleet 1 setelah dilakukan perbaikan. Untuk
Match Factor Excavator Dossan DX 800 sendiri mengalami
Bedasarkan waktu dalam satu siklus maka populasi peningkatan produktivitas menjadi 268,07 BCM/Jam
dump truck dapat dicari. Hal ini bertujuan untuk sedangkan untuk Dump Trcuk Terex TRD 50 mengalami
mengetahui seberapa banyak alat angkut ideal yang peningkatan produktivitas sebesar 107,96 BCM/Jam.
dibutuhkan untuk tiap fleet, sehingga target yang
diinginkan dapat tercapai dan nilai match factor Sementara pada fleet 3, produktivitas Excavator Dossan
mendekati satu serta tidak terjadi pemborosan DX 700 menjadi sebesar 238,26 BCM/Jam dan
penggunaan alat angkut. DumpTruck Terex TRD 50 sebesar 62,78 BCM/Jam.
Produktivitas Dossan DX 800 dan 700 serta Terex TRD
Pengamatan di lapangan menunjukan bahwa pada fleet 1 50 pada baik yang ada pada fleet 1 maupun yang ada di
yang menggunakan excavator Dossan DX 800 untuk fleet 2 dan fleet 3 semuanya mengalami peningkatan
memenuhi material overburden ke dalam vessel dump yang ditunjukan di bawah ini (Tabel 8).
15
Jurnal Pertambangan
https://ejournal.unsri.ac.id/index.php/mining Jurnal Pertambangan Vol 3. No 4. November 2019
ISSN 2549-1008

Tabel 8. Produktivitas Dossan DX 800 dan 700 serta yang menjadi hambatan tetapi sebenarnya dapat dicegah
Terex TRD 50 Setelah Perbaikan atau dihindari, maka efisiensi kerja bertambah menjadi
64,3%. Produksi pengupasan overburden setelah
Produktivitas Produktivitas mengalami perbaikan meningkat menjadi 484.745,69
Fleet Excavator Dump Truck BCM per bulan untuk excavator Dossan DX 700 dan
(BCM/ Jam) (BCM/ Jam) 800 dan 385.804,41 BCM per bulan untuk dump truck
1 268,07 107,96 Terex TRD 50. Hal ini sudah melampaui dari target
2 dan produksi sebesar 373.000 BCM yaitu sekitar 103,4%
238,26 62,78
3
DAFTAR PUSTAKA

Setelah dilakukan perbaikan, ketercapaian produksi [1] Ilahi, R.R. Ibrahim, E. & Rusdi, F.S. (2014). Kajian
pengupasan overburden di Pit Serelo 2 meningkat Teknis Produktivitas Alat Gali Muat
menjadi 484.745,69 BCM per bulan untuk produksi (Excavator) Dan Alat Angkut (Dumptruck)
excavator Dossan DX 700 dan 800 dan 385.804,41 Pada Pengupasan Tanah Penutup Bulan
BCM per bulan untuk produksi dump truck Terex TRD September 2013 Di Pit 3 Banko Barat PT.
50. Hal ini berararti produksi pengupasan overburden Bukit Asam (Persero) Tbk UPTE. Jurnal
sudah melampaui target awal yang sudah ditetapkan oleh Ilmu Teknik, Vol 2 No. 3
perusahaan yaitu 103,4% seperti yang terlihat pada [2] Hambali, Nurhakim, Riswan, & Dwiatmoko, M.U.
Tabel 9. Terjadi peningkatan produksi sekitar hampir (2017). Evaluasi Produksi Alat Gali Muat
12,2% dari produksi alat angkut sebelum dilakukannya dan Alat Angkut Sebagai Upaya Pencapaian
perbaikan yaitu 343.607,06 BCM/bulan. Berdasarkan Target Produksi pada PT. Pama Persada
hasil perhitungan tersebut maka perusahaan cukup untuk Nusantara Distrik KCMB. Jurnal
meningkatan efisiensi kerja saja sehingga tidak Himasapta, Vol. 1 No. 2: 9-13.
diperlukan penambahan excavator Dossan DX 700 dan [3] Hustrulid, W., Kuchta, M., Martin, R. (2013).
800 maupun dump truck Terex TRD 50. Hal ini dapat Design dan Perencanaan Tambang Terbuka
menjadi evaluasi bagi perusahaan untuk terus dapat Jilid III. Miami: CRC Press Taylor and
meningkatkan target produksinya. Francis group.
Tabel 9. Ketercapaian Produksi Dossan DX 800 dan 700 [4] Lestari, S. Zaenal. Pramusanto. (2017). Kajian
Serta Terex TRD 50 Setelah Perbaikan Teknis Produktivitas Alat Gali Muat dan
Angkut Pada Kegiatan Pembongkaran
Target Produksi Produksi Overburden Pit 4200 Block 1E, PT.
Keter- Turbaindo Coal Mining, Kecamatan
Produksi Exvator Dump Truck
capaian Muralawa, Kab. Kutai Barat, Provinsi,
(BCM) (BCM) (BCM)
373.000 484.745,69 385.804,41 103,4% Kaltim. Jurnal Spesia, Vol 3 No.1.
[5] Nurhakim. (2004). Buku Panduan Kuliah
Lapangan–II. Banjarbaru: Jurusan Teknik
KESIMPULAN Pertambangan Universitas Lambung
Berdasarkan observasi dan research yang sudah Mangkurat.
dilaksanakan pada bulan Mei 2019, dapat diambil [6] Peurifoy, R.L. (1988). Perencanaan, Peralatan,
kesimpulan bahwa produktivitas pengupasan overburden dan Metode Konstruksi. Jakarta: Penerbit
aktual Dossan DX 800 dan 700 serta Terex TRd 50 di Erlangga.
Pit Serelo 2 tidak mencapai target yang diharapkan oleh [7] Pratama, O.Rahman, A. & Purbasari, D. (2019)
perusahaan yaitu hanya sekitar 92,1% dari target Evaluasi Produktivitas Alat Gali Muat dan
produksi pengupasan overburden yaitu sekitar Angkut Terhadap Ketidaktercapaian
343.607,06 BCM/ bulan. Nilai KK excavator dan dump Produksi Batubara di Pit 2A Kabupaten
truck pada fleet 1 adalah 0,81, pada fleet 2 dan 3 adalah Lahat, Sumatera Selatan. Jurnal
0,79. Tidak diperlukan penambahan atau pengurangan Pertambangan Vol 3 No. 1.
alat angkut, karena berdasarkan perhitungan match [8] Putra, J. Kasim, T. (2018). Optimasi Kesesuaian
factor jumlah hauler sudah cukup ideal dan setelah Alat Gali-Muat dengan Alat Angkut untuk
perbaikan target produksi dapat tercapai. Mengatur Fuel Ratio dalam Menghemat
Pemakaian Fuel pada Pengupasan
Faktor utama yang mempengaruhi ketedidakcapaian Overburden di Pit Jebak 1 PT. Nan Riang
produksi pengupasan overburden di Pit Serelo 2 adalah Kabupaten Batanghari Provinsi Jambi.
efisiensi kerja yang terlalu kecil yaitu sebesar 57,4 % Jurnal Bina Tambang, Vol 3 No4.
dan setelah ditingkatkan melalui pengurangan waktu
16
Jurnal Pertambangan
https://ejournal.unsri.ac.id/index.php/mining Jurnal Pertambangan Vol 3. No 4. November 2019
ISSN 2549-1008

[9] Ramadhan, A.S. Widodo, S. Asmiani, N. (2016).


Analisis Keserasian Alat Mekanis (Match
Factor. Jurnal Geomine, Vol 4 No3.
[10] Tenriajeng, A. T. (2003). Pemindahan Tanah
Mekanis. Jakarta: Gunadarma.
[11] Wedhanto, S. (2009). Alat Berat dan Pemindahan
Mekanis. Malang: UNM.

17

Anda mungkin juga menyukai