Hemorrhoid
Hemorrhoid
Hemorrhoid
PENDAHULUAN
tetapi yang paling kurang dimengerti. 5% populasi umum dan individu di atas usia 50
dihubungkan dengan diet rendah serat, tinggi lemak. Menurut Burkitt insidensi
rendah penyakit hemoroid pada penduduk Afrika yang dietnya mengandung serat
yang tinggi.
Hemorrhoid
A. Definisi (1,2,4,6,7)
pada tiga posisi primer, yaitu kanan depan (jam 11), kanan belakang
(jam 7) dan lateral kiri (jam 3), yang oleh Miles disebut Three
lumen
sesudah defekasi
Hemorrhoid Grade II
sesudah defekasi
- Terjadi prolaps hemoroid yang tidak dapat masuk
manual)
keluar lagi)
Hemorrhoid Grade IV
Skin Tag, Hemorrhoid Grade I - IV
B. Etiologi (2)
untuk menentukkan penyebab yang tepat bagi tiap kasus. Faktor risiko
hemoroid yaitu :
atonis.
hepatis.
1. Perdarahan
interna akibat trauma oleh feces yang keras. Darah yang keluar
2. Nyeri hebat
Harus diingat bahwa nyeri hebat tidak ada hubungannya dengan hemoroid
interna, tetapi hanya terjadi pada hemoroid eksterna yang mengalami trombosis.
Sedangkan nyeri hanya timbul pada hemoroid interna apabila terdapat trombosis
3. Benjolan
Bila hemoroid semakin besar maka dapat menonjol keluar, mula-mula hanya
waktu defekasi dan setelah selesai defekasi benjolan tersebut dapat masuk sendiri
secara spontan (derajat II). Tahap berikutnya setelah keluar waktu defekasi tidak
dapat masuk sendiri dan harus dimasukan secara manual (derajat III). Kemudian
hemoroid dapat berlanjut menjadi bentuk yang mengalami prolaps menetap dan
Hal ini merupakan ciri hemoroid yang mengalami prolaps yang menetap
(derajat IV).
5. Pruritus ani
Rasa gatal pada anus yang disebabkan oleh iritasi kulit perianal karena
E. Pemeriksaan (5,6,7)
1. Inspeksi
benjolan yang tertutup mukosa. Untuk membuat prolaps dapat dengan menyuruh
Pada colok dubur, hemoroid interna biasanya tidak teraba dan juga tidak
sakit. Dapat diraba bila sudah ada trombus atau sudah ada fibrosis. Trombus dan
3. Anoskopi
Dengan cara ini kita dapat melihat hemoroid interna. Penderita dalam posisi
hemoroid akan menonjol pada ujung anaskop. Bila perlu penderita disuruh
Pada anaskopi dapat dilihat warna selaput lendir yang merah meradang
4. Proktosigmoidoskopi
disebabkan oleh proses radang atau proses keganasan di tingkat yang lebih tinggi
yang menyertai.
5. Pemeriksaan Feces
- Carcinoma kolorektal
- Divertikulitis
- Kolitis ulserosa
- Polip adenomatosa
kolonoskopi.
- Ca. Anorektal
G. Komplikasi (5,6,7)
v Emboli septik dapat terjadi melalui sistem portal dan dapat menyebabkan abses hati.
v Proktitis dapat berkembang menjadi abses, ini seringkali berlanjut menjadi fistel ani.
v Fisura ani yaitu koreng di saluran anus, berbentuk lonjong mulai dari linea dentata
derajat hemoroidnya.
1. Hemoroid Eksterna
Hemoroid eksterna atau skin tags biasanya tetap asimptomatik sampai terjadi
besarnya dapat diterapi dengan perbaikan higiene anus dan krim kortikosteroid.
yang nyeri pada anal verge. Jika pasien membaik dan hanya mengeluh nyeri ringan,
pemberian analgesik, sitz baths, dan pelunak feses. Tetapi jika pasien mengeluh
nyeri yang parah, maka eksisi di bawah anestesi lokal dianjurkan. Pengobatan
secara bedah menawarkan penyembuhan yang cepat, efektif dan memerlukan waku
menghadap ke lateral dan lutut di lipat (posisi seems), dasar hematom diinfiltrasi
dengan anestetik lokal. Bagian atas bokong didorong untuk memaparkan trombosis
hemoroid. Kulit dipotong berbentuk elips menggunakan gunting iris dan forsep
diseksi; hal ini dengan segera memperlihatkan bekuan darah hitam yang khas di
dalam hemoroid yang dapat dikeluarkan dengan tekanan atau diangkat keluar
dengan forsep. Pada umumnya hanya ada sedikit perdarahan yang dapat dikontrol
dengan pemakaian pembalut gamgee (pembalut bedah dengan selapis tipis kapas
penyerap diantara dua lapis kasa penyerap) steril. Pasien dianjurkan untuk
mencucinya dengan larutan garam 2 kali sehari sampai sembuh sempurna. Selain
itu pasien dianjurkan kontrol untuk meyakinkan bahwa daerah tersebut mengalami
kekambuhan. Jika terlihat adanya proses roofing ini maka dengan menekankan jari
dengan hati-hati pada daerah tersebut akan dapat meratakan jaringan granulasi dan
2. Hemoroid Interna
Hemoroid Interna
I + - -
II + + Spontan
III + + Manual
IV + Tetap Irreponibel
v Kebanyakan pasien hemoroid derajat I dan II dapat ditolong dengan tindakan lokal
yang sederhana disertai nasehat tentang makan. Makanan sebaiknya terdiri atas
terdapat dalam varietas buah jeruk (citrus fruit), berry, cherry, anggur, pepaya,
melon kantalop (cantaloupe melon), prem (plums) dan tomat, substansi tersebut
fragility), varises, dan hemoroid. Makanan berserat tinggi ini membuat gumpalan isi
usus menjadi besar namun lunak, sehingga mempermudah defekasi dan
v Bila pengobatan di atas tidak memberi perbaikan, dicoba dengan sclerosing therapy.
Cara ini masih merupakan metode yang disukai oleh sebagian besar ahli bedah
Inggris, larutan yang dipakai dan teknik pemakaiannya telah sedikit berubah selama
100 tahun terakhir dan masih tetap memberikan hasil yang baik. Sclerosing therapy
dengan tujuan menimbulkan peradangan steril yang kemudian menjadi fibrotik dan
keputihan terlihat, jumlah fenol yang diinjeksikan bervariasi dari 1 sampai 5 ml,
sebelah atas dari garis mukokutan dengan jarum yang panjang melalui anoskop.
Apabila penyuntikan dilakukan pada tempat yang tepat maka tidak ada nyeri. Injeksi
v Bila krioprob tersedia, pengobatan krioterapi yang memuaskan dari hemoroid derajat I
dan II dapat diperoleh. Krioprob dikenakan ke hemoroid dan dibiarkan 2 menit untuk
membekukan. Krioprob oksigen nitrat mempunyai kelebihan tambahan yaitu alat ini
melekat pada jaringan, sehingga tarikan lembut dapat dipakai untuk mencegah
pembekuan jaringan yang lebih dalam. Probe selanjutnya harus dipanaskan kembali
sebelum alat ini dapat dipisahkan dari hemoroid. Pengobatan ini ditoleransi dengan
baik, beberapa pasien mengalami rasa sakit yang bersifat tumpul selama dan
aman dan paling cepat. Alat ini relatif baru dan sederhana, terdiri dari lampu halogen
bervoltase rendah dengan reflektor logam emas dan batang kwarsa keras yang
menjalarkan radiasi infra-merah ke ujung yang berlapis teflon. Denyut 1,5 detik
dengan skleroterapi dan ligasi pita karet. Mereka menyimpulkan bahwa skleroterapi
dan foto koagulasi adalah sama efektif untuk hemoroid non prolapsus, tetapi
koagulasi ditoleransi dengan lebih baik. Pada hemoroid yang prolapsus, diperlukan
terapi infra-merah multiple dan hasilnya tidak sebaik yang didapatkan dengan ligasi
pita karet.
destruksi jaringan. Semua hemoroid dapat diterapi dalam satu sesion, tetapi harus
langsung dan bipolar keduanya adalah efektif pada 80% pasien yang diterapi.
Tetapi, diatermi bipolar ditoleransi lebih baik karena waktu untuk menyebabkan
destruksi jaringan adalah kurang dari 1 menit, dibandingkan dengan 8,5 menit untuk
menunjukkan sfingter internal yang overaktif pada sampai 80% pasien hemoroid.
Hal ini terjadi pada laki-laki muda yang mengeluh perdarahan saat defekasi daripada
prolapsus.
dengan hemoroid dan peningkatan tekanan sfingter. Hasil terbaik didapatkan pada
v Pengobatan dengan ligasi gelang karet (Ligasi pita neopren). Hemoroid yang besar
atau yang prolaps dapat ditangani dengan ligasi gelang karet menurut Barron.
Dengan bantuan anoskop, mukosa di atas hemoroid yang menonjol dijepit dan
ditarik atau dihisap ke dalam tabung ligator khusus. Gelang karet didorong dari
tersebut. Nekrosis karena iskemia terjadi dalam beberapa hari. Mukosa bersama
karet akan lepas sendiri. Fibrosis dan parut akan terjadi pada pangkal hemoroid,
Penyulit utama dari ligasi ini adlaah timbulnya nyeri karena terkenanya garis
mukokutan dan karena infeksi. Perdarahan dapat terjadi pada waktu hemoroid
mengalami nekrosis, biasanya setelah 7-10 hari. Perdarahan sekunder terjadi pada
v Dilatasi anus yaitu pengobatan untuk hemoroid yang telah dikenal pada jaman Yunani
kuno, dilakukan pada abad pertengahan, dan baru-baru ini dihidupkan kembali oleh
Peter Lord. Biasanya dilakukan dibawah anestetik umum, namun dapat dilakukan
dibawah infiltrasi lokal atau anestesia kaudal. Pasien muda dengan banyak spasme
anus dan hemoroid yang berkaitan dengan fisura ani tampaknya banyak mendapat
bantuan dari cara ini, kontraindikasi pada orang tua dan orang dengan kanalis analis
yang lemah, terutama yang pencernaanya buruk, dengan risiko inkontinensia feses
permanen.
v Pengobatan dengan krioterapi pada derajat III dilakukan jika diputuskan tidak perlu
dilakukan hemoroidektomi.
menonjol, dibekukan dengan CO2 atau NO2 sehingga mengalami nekrosis dan
akhirnya fibrosis. Tidak dipakai secara luas karena mukosa yang dibekukan
pleksus.
mengadakan jahitan jelujur klem dengan catgut crhomic No. 00, mengadakan eksisi
di atas klem. Sesudah itu klem dilepas dan jahitan jelujur di bawah klem diikat, diikuti
usaha kontinuitas mukosa. Cara ini banyak dilakukan karena mudah dan tidak
stenosis.
mukosa dari sub mukosa dan mengadakan reseksi sirkuler terhadap mukosa daerah
v Metode stapled : yaitu dengan cara mengupas mukosa rektum. Metode ini lebih
unggul dan lebih banyak dipakai karena perdarahannya dan nyeri post operasinya
Dalam melakukan operasi diperlukan narkose yang dalam karena sfingter ani
Hemorroidektomi Stappler
Tehnik operasi terbaru untuk hemoroid / wasir. Tindakan operasi ini adalah
tindakan yang amat minimal invasif. Dan dari penelitian yang dilakukan, setelah
operasi memakai tehnik ini rasa nyeri nya amat sangat sedikit serta masa rawat inap
nya lebih pendek dibandingkan tehnik operasi yang konvensional. Meskipun banyak
faktor juga yang mempengaruhi tapi secara garis besar tehnik operasi ini lebih baik
dibandingkan tehnik operasi terdahulu dengan catatan hanya untuk kasus yang
betul-betul direkomendasikan untuk memakai tehnik ini. Sisa jaringan yang di eksisi
akan tetap berada seanatomis mungkin, artinya tidak banyak jaringan sehat yang
ikut rusak.
Metode Hemorrhidektomi Stappler
2. Mempersiapkan jahitan
mukosa rektal atau submukosa kira kira sekitar 4 6 cm dari dentate line.
3. Memasukkan stapler sirkular
Casing stapler didekatkan kepala stapler dengan memutar tombol adaptor pada
pangkal stapler
direkatkan.
1. Brown, John Stuart, Buku Ajar dan Atlas Bedah Minor, alih Bahasa, Devi H, Ronardy,
2. Caemron, John L, Terapi Bedah Mutakhir, Ed. 4, Jilid 1, alih Bahasa, Widjaya Kusuma,
3. Dudley, Hug A.F, Hamilton Bailey, Ilmu Bedah Gawat Darurat, Ed. 11, alih Bahasa, Samik
5. Way, Lawrence W, Current Surgical Diagnosis and Treatment, Lange Medical Publications,
1981.
6. Sjamsuhidajat, Wim de Jong, Buku Ajar Ilmu Bedah, Ed. Revisi, Jakarta, Penerit Buku
Invited Critique, Jama and Archives, Vol. 137 No. 12, December, 2002,
http://archsurg.ama.org/egi/content/extract
10. Glenn S. Parker, MD, FACS, FASCRS, Journal of family practice supplement, A new