Proposal Fix
Proposal Fix
Proposal Fix
JUDUL PENELITIAN
2. PENDAHULUAN
Peningkatan jumlah penduduk berdampak pada kebutuhan energi listrik
yang semakin bertambah. Menurut Badan Pusat Statistrik Nasional peningkatan
jumlah penduduk di Indonesia meningkat sebesar 1,38 % setiap tahun dan
konsumsi energi listrik pada tahun 2013 2050 diproyeksikan akan meningkat
sebesar 6,6% pertahun (Ahmad Yani, 2016). Namun permasalahan yang terjadi
saat ini adalah terbatasnya supply listrik bagi masyarakat, terutama di daerah yang
sulit mendapatkan pasokan listrik dari PLN.
Dalam rangka mengatasi permasalahan tersebut, telah banyak dilakukan
penelitian mengenai pemanfaatan energi baru terbarukan. Pemanfaatan energi air
sebagai pembangkit listrik menjadi salah satu solusi yang berpotensi untuk
diaplikasikan. Penelitian yang telah dilakukan oleh Farel Hasiholan pada tahun
2008, debit aliran air terjun yang dapat membangkitkan energi listrik dari 0,8 10
m3/s. Berdasarkan data perairan Badan Lingkungan Hidup provinsi Sumatera
Selatan, debit aliran air terjun rata-rata 1 10 m3/s yang tersebar di 30 titik air
terjun yaitu 22 lokasi air terjun didaerah Ogan Komering Ulu, 3 lokasi air terjun
didaerah Pagar Alam, 3 lokasi air terjum didaerah Lahat, dan 2 lokasi air terjun
didaerah Empat Lawang (Hairudin, 2016).
Menurut data statistik ketenagalistrikan bahwa di provinsi Sumatera Selatan
belum ada pemanfaatan energi air terjun menjadi energi listrik untuk dikonsumsi
oleh masyarakat. Melihat kondisi tersebut, perlu dilakukan suatu penelitian untuk
memanfaatkan dan mengembangkan energi jatuh air terjun menjadi energi listrik
yang dapat diaplikasikan untuk mengatasi masalah kelistrikan masyarakat yang
tinggal disekitar air terjun (Hairudin, 2016).
Air merupakan salah satu sumber daya yang dapat menghasilkan energi,
terutama energi listrik yaitu dengan cara mengubah energi potensial menjadi
energi kinetik dan dari energi kinetik diubah menjadi energi mekanik. Energi
air dapat dimanfaatkan sebagai pembangkit listrik dengan memanfaatkan energi
potensial jatuh air dan kecepatan aliran air (Luther Sule, 2014). Untuk
mengkonversi energi tersebut menjadi energi listrik diperlukan alat penggerak
pengonversi energi yaitu menggunakan kincir air. Kecepatan aliran air langsung
menabrak sudu yang dapat menyebabkan kincir berputar sehingga terjadi
perubahan energi kinetik dan potensial air menjadi energi mekanik, kemudian
digunakan untuk menggerakan generator menjadi energi listrik.
Menurut penelitian yang telah dilakukan Cokorda Papti, energi listrik yang
dihasilkan rancang bangun PLTMH secara aktual berbeda jauh dengan energi
listrik yang didapat secara desain. Penelitian tersebut memiliki kelemahan yaitu
desain sistem pemipaan yang kurang tepat sehinga menyebabkan besarnya head
loss pada pompa. Selain itu, pompa yang digunakan tidak sesuai dengan
spesifikasi yang tertera. Dari permasalahan tersebut peneliti berkeinginan untuk
merancang bangun prototype PLTMH yang memanfaatkan energi kinetik dan
energi potensial air, kemudian mengkonversikannya menjadi energi lisrik dengan
judul studi komprehensif rancang bangun PLTMH dengan Kapasitas 500 Watt.
3. PERUMUSAN MASALAH
Berdasarkan uraian pendahuluan diatas, kesalahan dalam menentukan
desain PLTMH akan mengakibatkan rendahnya energi listrik yang dihasilkan.
Untuk mengetahui apakah desain yang diterapkan efektif dalam menghasilkan
energi listrik yang maksimal, maka perlu dilakukan suatu kajian secara
menyeluruh terhadap kinerja alat dengan meninjau persentase kesalahan antara
energi listrik yang dihasilkan secara aktual terhadap energi listrik yang didapatkan
secara desain sehingga permasalahan yang akan dihadapi peneliti yaitu berapakah
persentase kesalahan yang dihasilkan rancang bangun PLTMH terhadap energi
listrik yang dihasilkan secara aktual dengan energi listrik yang didapatkan secara
desain.
4. TINJAUAN PUSTAKA
4.1 Pengertian Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro (PLTMH)
Mikro hidro adalah istilah yang digunakan untuk instalasi pembangkit listrik
yang mengunakan energi air. Kondisi air yang bisa dimanfaatkan sebagai sumber
daya (resources) penghasil listrik adalah yang memiliki kapasitas aliran dan
ketinggian tertentu serta instalasi. Pembangkit listrik mikro hidro dapat
menggunakan tenaga air pada saluran irigasi dan sungai atau air terjun alam,
dengan cara memanfaatkan tinggi terjunan (head, dalam m) dan jumlah debit
airnya (m3/detik). Semakin besar kapasitas aliran maupun ketinggiannya dari
instalasi maka semakin besar energi yang bisa dimanfaatkan untuk menghasilkan
energi listrik. (Menik Windarti, 2014)
Klasifikasi umum pembangkit listrik tenaga air dapat dilihat pada tabel 1
dibawah ini:
Tabel 1. Klasifikasi Pembangkit Listrik Tenaga Air
Tipe Kapasitas (kW)
Mikro Hidro < 100
Mini Hidro 101-2.000
Small Hidro 2.001-25.000
Large Hidro >25.000
Sumber: Teacher Manual Diploma Hydro Power
Pada tabel 1 dapat dilihat bahwa pembangkit listrik tenaga mikro hidro
(PLTMH) merupakan pembangkit listrik tenaga air yang memiliki kapasitas
dibawah 100 kW. PLTMH bisa menjadi salah satu alternatif penyediaan energi
listrik yang ramah lingkungan (clean energy) yang dapat menjangkau daerah-
daerah yang sulit mendapatkan listrik. (Very Dwiyanto, 2015)
Biasanya mikro hidro dibangun berdasarkan adanya air yang mengalir di
suatu daerah dengan kapasitas dan ketinggian yang memadai. Istilah kapasitas
mengacu kepada jumlah volume aliran air persatuan waktu (flow capacity)
sedangan beda ketinggian daerah aliran sampai ke instalasi dikenal dengan istilah
head. Mikro hidro juga dikenal sebagai white resources dengan terjemahan
bebasnya yaitu energi putih. Sebab instalasi pembangkit listrik seperti ini
mengunakan sumber daya yang disediakan oleh alam dan ramah lingkungan.
Suatu kenyataan bahwa alam memiliki air terjun atau jenis lainnya yang menjadi
tempat air mengalir. Perkembangan teknologi sekarang maka energi aliran air
beserta energi dari pengaruh perbedaan ketinggian dengan daerah tertentu (tempat
instalasi yang akan dibangun) akan dapat diubah menjadi energi listrik
(Subandono A, 2012).
Mikro hidro memiliki tiga komponen utama yaitu air (sumber energi), turbin
dan generator. Air yang mengalir dengan kapasitas tertentu disalurkan dengan
ketinggian tertentu menuju rumah instalasi (rumah turbin). Di rumah instalasi, air
tersebut akan menabrak turbin dimana turbin akan menerima energi air tersebut
dan mengubahnya menjadi energi mekanik berupa berputarnya poros turbin.
Poros yang berputar tersebut kemudian ditransmisikan ke generator dengan
mengunakan kopling. Dari generator akan dihasilkan energi listrik yang akan
masuk ke sistem kontrol arus listrik, sebelum dialirkan ke rumah-rumah atau
keperluan lainnya (beban) (Subandono A, 2012).
Peningkatan kebutuhan suplai daya ke daerah-daerah pedesaan di sejumlah
negara, sebagian untuk mendukung industri-industri dan sebagian untuk
menyediakan penerangan di malam hari. Kemampuan pemerintah yang terhalang
oleh biaya yang tinggi untuk perluasan jaringan listrik, membuat mikro hidro
memberikan sebuah alternatif ekonomi ke dalam jaringan. Hal ini dikarenakan
skema mikro hidro yang mandiri dapat menghemat dari jaringan transmisi, karena
skema perluasan jaringan tersebut biasanya memerlukan biaya peralatan dan
pegawai yang mahal (Stevi Nathanael Wenes, 2015).
Potensi sumber daya air yang melimpah di Indonesia karena banyak
terdapatnya hutan hujan tropis, membuat kita harus bisa mengembangkan potensi
ini, karena air adalah sebagai sumber energi yang dapat terbarukan dan alami.
Bila hal ini dapat terus dieksplorasi, konversi air menjadi energi listrik sangat
menguntungkan bagi negeri ini. Di Indonesia telah terdapat banyak sekali
PLTMH dan waduk untuk menampung air, tinggal bagaimana kita dapat
mengembangkan PLTMH menjadi lebih baik lagi dan lebih efisien (Stevi
Nathanael Wenes, 2015).
Dimana:
= massa jenis zat cair (kg/m3)
P = Daya yang dibangkitkan PLTMH (Watt)
g = gravitasi (9,81 m/s2)
Q = Debit aliran Air (m3/s)
H = beda ketinggian (m)
= efisiensi sistem PLTMH, efisiensi sistem PLTMH umumnya 0,85
4.3 Kincir Air
Kincir air didefiniskan sebagai peralatan mekanis berbentuk roda (wheel),
dengan sudu (bucket atau vane) pada sekeliling tepi-tepinya yang diletakkan pada
poros vertikal dengan fluida air sebagai fluida kerjanya (Juneidy Morong, 2016).
Air yang mengalir ke dalam dan ke luar kincir tidak mempunyai tekanan
lebih, hanya tekanan atmosfir. Kecepatan air yang mengalir ke dalam kincir
haruslah besar, sebab bila kecepatannya besar maka dorongan pada sudu-sudu
turbin semakin besar.
Menurut Junaedy Morong, tinggi air jatuh yang bisa digunakan kincir air
berkisar antara 0,1 m sampai 12 m (roda kincir yang besar), dan kapasitas airnya
0,05 m3/s sampai 5 m3/s. Air yang menabrak sudu-sudu runner kincir air hanya
Dimana:
A = Luas penampang pipa (m2)
d = diameter dalam pipa (m)
5. Debit Air
Untuk menghitung jumlah debit air yang mengalir dapat digunakan
persamaan sebagai berikut:
1
= 4 2 (5)
Dimana:
Q = Debit aliran air (m3/s)
d = diameter nozel air (m)
v = kecepatan aliran air (m/s)
= 0,13
Dimana:
l = Jarak antar sudu turbin (m)
D = Diameter kincir (m)
= sudut kemiringan sudu
Dimana:
n = jumlah putaran kincir (rpm)
U = Kecepatan keliling (m/s)
D = Diameter luar kincir
Dimana :
Pd = Daya Poros Kincir (W)
n = jumlah putaran (rpm)
T = Torsi Kincir (N.m)
Dimana:
Ek = Energi Kinetik (Joule)
m = massa aliran air (kg)
v = kecepatan aliran air pada penampang pipa (m/s)
Dimana:
A = Luas penampang pipa (m2)
d = diameter dalam pipa (m)
4. Kecepatan Aliran Air
Untuk menghitung kecepatan aliran air dapat digunakan persamaan dalili
Toricelli sebagai berikut (Streeter,1994):
= 2 (4)
Dimana:
v = kecepatan aliran air (m/s)
g = gravitasi (m/s2)
h = beda ketinggian (m)
5. Debit Air
Untuk menghitung jumlah debit air yang mengalir dapat digunakan
persamaan sebagai berikut:
= . (5)
Dimana:
Q = Debit aliran air (m3/s)
A = Luas penampang pipa yang dialiri air (m2)
v = kecepatan aliran air (m/s)
Dimana:
U = kecepatan keliling kincir (m/s)
v = kecepatan aliran (m/s)
a = kemiringan sudu
Dimana:
n = jumlah putaran kincir (rpm)
U = Kecepatan keliling (m/s)
D = Diameter Luar kincir
Untuk melihat gambar kincir air arah aliran undershot dapat dilihat pada
gambar 2 berikut:
Untuk melihat gambar kincir air tipe breastshot dapat dilihat pada gambar
3 berikut:
3. Overshot
Kincir air Overshot bekerja bila air yang mengalir ke dalam bagian sudu
sisi bagian atas dan karena gaya berat air roda kincir berputar. Kincir air
overshot paling banyak digunakan dibandingkan dengan jenis kincir air yang
lain.
Keuntungan:
a. Tingkat efisiensi yang tinggi dapat mencapai 85 %
b. Tidak membutuhkan aliran yang deras.
c. Konstruksi yang sederhana
d. Mudah dalam perawatan
e. Teknologi yang sederhana mudah diterapkan di daerah yang terpencil.
Kerugian:
a. Karena aliran air berasal dari atas maka biasanya reservoir air atau
bendungan sir memerlukan investasi lebih banyak
b. Tidak dapat untuk mesin putaran tinggi
c. Membutuhkan ruang yang lebih luas untuk penempatan.
Untuk melihat gambar kincir air tipe overshot dapat dilihat pada gambar 4
berikut:
2. Rotary Pump
Tekanan yang dihasilkan dari pompa ini adalah akibat gerak putar dari
elemen-elemennya atau gerak gabungan berputar. Prinsip kerjanya adalah
fluida yang masuk ditekan oleh elemen-elemen yang memindahkannya ke
sisi buang kemudian menekannya ke pipa tekan. Karena tidak memiliki
katup-katup, maka pompa ini dapat bekerja terbalik, sebagai pompa
maupun sebagai motor. Pompa ini bekerja pada putaran yang tinggi
sampai dengan 5000 rpm atau lebih. Karena keuntungan tersebut, pompa
ini banyak dipakai untuk pompa pelumas dan pada hydraulic power
transmission. Pompa yang termasuk jenis ini adalah:
a. Gear Pump (Pompa Roda Gigi)
Prinsip kerja dari pompa ini adalah berputarnya dua buah roda gigi
berpasangan yang terletak dalam rumah pompa akan menghisap dan
menekan fluida yang dipompakan. Fluida yang mengisi ruang antar gigi
ditekan ke sisi buang. Akibat diisinya ruang antar sisi tersebut maka
pompa ini dapat beroperasi. Aplikasi dari pompa ini adalah pada sistem
pelumasan, karena pompa ini menghasilkan head yang tinggi dan debit
yang rendah. Contoh pompa roda gigi terdapat pada gambar 6.
b. Pompa Piston
Prinsip kerja dari pompa ini adalah berputarnya selubung putar
menyebabkan piston bergerak sesuai dengan posisi ujung piston di atas
piring dakian. Fluida terhisap ke dalam silinder dan ditekan ke saluran
buang akibat gerakan naik turun piston. Fungsi dari pompa ini adalah
untuk pemenuhan kebutuhan head tingi dan kapasitas rendah. Skema
pompa piston ditunjukkan pada gambar 7.
Gambar 7. Skema pompa piston.
(Sumber: Sularso, 2006)
b. Dynamic Pump
Merupakan pompa yang ruang kerjanya tidak berubah selama pompa bekerja.
Untuk merubah kenaikan tekanan, tidak harus mengubah volume aliran fluida.
Dalam pompa ini terjadi perubahan energi, dari energi mekanik menjadi
energi kinetik, kemudian menjadi energi potensial. Pompa ini memiliki
elemen utama sebuah rotor dengan suatu impeler yang berputar dengan
kecepatan tinggi. Yang termasuk di dalam jenis pompa ini adalah pompa
aksial dan pompa sentrifugal, antara lain:
1. Pompa Aksial
Prinsip kerja dari pompa ini adalah berputarnya impeler akan menghisap
fluida yang dipompakan dan menekannya ke sisi tekan dalam arah aksial.
Pompa ini cocok untuk aplikasi yang membutuhkan head rendah dan
kapasitas tinggi, seperti pada sistem pengairan. Contoh pompa aksial
terdapat pada gambar 8.
b. Poros Pompa
Sebagai penerus putaran pengerak kepada impeler dan pompa. Poros
pompa dibedakan menjadi dua, yaitu:
1. Poros pompa datar atau horizontal
2. Poros pompa tegak atau vertical
c. Cincin Penahan Keausan atau Cincin Perapat (Waring Ring)
Untuk mencegah keausan rumah pompa dan impeler pada sambungan
yang bergerak (running joint), maka dipasang cincin penahan keausan
(waring ring) yang disebut juga cincin rumah pompa atau cincin
perapat.
d. Bantalan Poros
Bantalan yang banyak dipakai pada pompa sentrifugal adalah bantalan
anti gesek, selongsong, rol bola, dan bantalan kingsbury. Bantalan anti
gesek dapat berupa baris tungal atau ganda. Bantalan rol banyak
dipakai untuk poros pompa berukuran besar.
e. Selongsong Poros
Berfungsi utuk mencegah kebocoran udara ke dalam pompa bila
beroperasi dengan tinggi isap (suction lift) dan untuk mendistribusikan
cairan perapat secara merata di sekeliling ruang cincin (anular space)
antara lubang peti dan permukaan selongsong poros. Selongsong poros
disebut juga sangkar perapat atau cincin lantern. Selongsong poros ini
menerima cairan yang bertekanan dari pompa atau sumber tersendiri
lainnya. Kadang-kadang digunakan minyak gemuk sebagai medium
perapat apabila cairan yang bersih tidak tersedia atau tidak dapat
dipakai (pompa air kotor).
f. Peti Gasket
Berfungsi untuk mencegah udara bocor ke dalam rumah pompa bila
tekanan di dalamnya berada di bawah tekanan atmosfer.
g. Perapat Poros (Perapat Mekanis)
Digunakan untuk mencegah kebocoran di sekeliling poros. Perapat
poros ini juga dipakai apabila peti gasket tidak dapat mencegah
kebocoran secara maksimal. Permukaan perapat tegak lurus terhadap
poros pompa dan biasanya terdiri dari dua bagian yang dihaluskan dan
dilumasi. Perapat poros dibedakan menjadi dua, yaitu jenis dalam dan
jenis luar. Jenis luar dipakai apabila cairan yang dipompa berpasir dan
tidak diinginka adanya kebocoran pada peti gasket. Jenis dalam
digunakan untuk cairan yang mudah menguap.
Htotal = H1 + H2
Gambar 10. Operasi seri dari pompa dengan karakteristik berbeda
Sumber: Sularso (2000:95)
B. Pompa Paralel
Instalasi pompa yang disusun paralel bertujuan untuk memperoleh fluida
dengan kapasitas yang tinggi namun head tekanan yang diperoleh rendah. Pada
gambar 11 didapatkan kapasitas (Q) aliran yang tinggi diperoleh dengan cara
menjumlahkan kapasitas aliran pompa 1 (Q1) dengan kapasitas aliran pompa 2
(Q2), sebagai berikut:
Qtotal= Q 1 + Q2
Ketika rotor diputar searah jarum jam, maka induksi gaya gerak listrik akan
maksimum pada 90 dan 270 serta akan minumum pada 180 dan 360, dengan
demikian arus listrik selalu berbeda polaritas setiap 180. Polaritas yang demikian
ini disebut dengan arus bolak-balik atau Alternating Current.
4.7.4. Jenis-Jenis Alternator
5. TUJUAN PENELITIAN
Adapun tujuan yang ingin dicapai dari rancang bangun PLTMH antara lain:
a. Mendapatkan prototype Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro (PLTMH).
b. Mendapatkan kondisi optitimun sudu pengarah untuk daya yang dihasilkan
PLTMH
c. Menganalisa komponen peralatan mesin konversi energi pada rancang bangun
Pembangkit Listrik Tenaga Mikrohidro.
d. Mendapatkan kinerja efisiensi dari kincir air tipe sudu lengkung.
6. MANFAAT PENELITIAN
Manfaat yang akan diperoleh setelah penelitian ini selesai adalah sebagai
berikut:
a. Mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi tentang prototype
pembangkit listrik tenaga mikro hidro.
b. Dapat dijadikan judul praktikum di laboratorium Mesin Konversi Energi bagi
mahasiswa Jurusan Teknik Kimia khususnya Teknik Energi.
c. Dapat memberikan informasi kepada masyarakat di daerah dengan potensi
energi fosil rendah bahwa Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro dapat
digunakan sebagai pengganti bahan bakar fosil sebagai sumber listrik.
7. METODOLOGI PENELITIAN
7.1. Pendekatan Desain Fungsional
Pada pendekatan ini rancang bangun pembangkit listrik tenaga mikrohidro
yang dibuat berdasarkan kegunaan masing-masing alat. Air yang dialirkan melalui
pompa dengan kapasitas tertentu akan disalurkan menuju turbin. Turbin yang
digunakan adalah tipe crossflow yang merupakan turbin bertekanan kecil dengan
injeksi tangensial dari putaran kipas dengan poros horizontal.
Aliran air yang mengalir melalui pintu masuk pipa akan dialirkan menuju
pipa pesat (nozzel) sebagai pengatur aliran yang kemudia air tersebut akan
menumbuk turbin dimana turbin akan menerima energi air dan mengubahnya
menjadi energi mekanik dikarenakan adanya perputaran poros turbin yang
berlawanan sehingga memberikan effisiensi tambahan. Poros yang berputar
tersebut kemudian ditransmisikan ke generator. Dari generator akan dihasilkan
energi listrik yang akan disimpan pada batre (accu) dengan daya yang dihasilkan
sebesar 300 watt yang akan digunakan untuk menghidupkan lampu indikator dan
menghidupkan pompa.
7.2 Pendekatan Desai Struktural
8. JADWAL PELAKSANAAN
Pelaksanaan penelitian akan dilakukan pada bulan Februari sampai Juni 2017
di Laboratorium Jurusan Teknik Kimia Program Studi Teknik Energi Politeknik
Negeri Sriwijaya. Adapun jadwal kegiatan tersebut dapat dilihat pada table 2.
Tabel 2. Jadwal Kegiatan
Uraian Bulan
Kegiatan Februari Maret April Mei Juni Juli
Minggu Ke- 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
Persiapan
Pengajuan
Judul
Pelaksanaan
Pembuatan
Alat
Pengambilan
Data
Pengolahan
Data
Penyusunan
Laporan
Pembuatan
Artikel
Ilmiah
Pengumpulan
Lapran
Seminar
Laporan
9. RINCIAN BIAYA
Hadiyanto, R., & Bakri, F. (2013). Rancang Bangun Prototipe Portable Mikro
Hydro Menggunakan Turbin Tipe Cross Flow, 19(1), 1925.
Yusri, Aidil Z, Asmed. 2004. Analisa Daya dan Putaran Kincir Air Tradisional
Sebagai ALternatif Sumber Daya Penggerak. Jurnal Teknik Mesin,
Politeknik Negeri Padang, Vol 1, No 2. Padang