Penyusunan Instrumen Monitoring Dan Evaluasi Manfaat Program Pembangunan Di Kota Semarang - M. MUKTIALI PDF

Unduh sebagai pdf atau txt
Unduh sebagai pdf atau txt
Anda di halaman 1dari 10

Riptek, Vol.3, No.2, Tahun 2009, Hal.

: 11 - 20

PENYUSUNAN INSTRUMEN MONITORING DAN


EVALUASI MANFAAT PROGRAM PEMBANGUNAN
DI KOTA SEMARANG
*)
Mohammad Muktiali

Abstrak

Sejak dilangsungkannya otonomi daerah di Indonesia, maka pemerintah daerah kabupaten/ kota diberikan
keleluasaan untuk melaksanakan pembangunan di daerahnya masingmasing. Dalam upaya pelaksanaan
pembangunan di Kota Semarang, pemerintah Kota Semarang telah menyusun Rencana Pembangunan Jangka
Menengah Daerah (RPJMD) tahun 2005-2010 yang merupakan penjabaran dari visi, misi dan program
Walikota Semarang yang akan dilaksanakan dan ingin diwujudkan dalam suatu periode masa jabatan. RPJM
Daerah Kota Semarang Tahun 2005 2010 dalam penyusunannya berpedoman pada RPJP Daerah Kota
Semarang Tahun 2005 2025 serta memperhatikan RPJM Nasional dan RPJM Propinsi Jawa Tengah.
Pelaksanaaan program-program pembangunan Kota Semarang kini telah memasuki tahun keempat. Hingga
pada tahun keempat ini sudah banyak program pembangunan yang dilaksanakan. Dengan demikian, untuk
melihat tingkat keberhasilan dan ketercapaian tujuan program, perlu kiranya dilakukan kegiatan monitoring
dan evaluasi terhadap manfaat program-program pembangunan Kota Semarang. Dalam upaya mendorong
sistem monitoring dan evaluasi yang efektif terhadap program/kegiatan pembangunan yang telah dilakukan
oleh Pemerintah Kota Semarang, diperlukan adanya instrumen monitoring dan evaluasi manfaat program
pembangunan.

Kata kunci : instrumen, monitoring dan evaluasi, manfaat program.

Latar Belakang kiranya dilakukan kegiatan monitoring dan


evaluasi terhadap manfaat program-program
Sejak dilangsungkannya otonomi daerah di pembangunan Kota Semarang.
Indonesia, maka pemerintah daerah Dalam upaya mendorong sistem
kabupaten/ kota diberikan keleluasaan untuk monitoring dan evaluasi yang efektif terhadap
melaksanakan pembangunan di daerahnya program/kegiatan pembangunan yang telah
masingmasing. Dalam upaya pelaksanaan dilakukan oleh Pemerintah Kota Semarang,
pembangunan di Kota Semarang, pemerintah diperlukan instrumen monitoring dan evaluasi
Kota Semarang telah menyusun Rencana manfaat program pembangunan. Untuk itulah
Pembangunan Jangka Menengah Daerah penelitian ini dilakukan dengan harapan akan
(RPJMD) tahun 2005-2010 yang merupakan menghasilkan instrumen monitoring dan
penjabaran dari visi, misi dan program evaluasi manfaat program pembangunan di
Walikota Semarang yang akan dilaksanakan Kota Semarang sebagai sebuah langkah awal
dan ingin diwujudkan dalam suatu periode untuk dapat dilakukannya kegiatan monitoring
masa jabatan. RPJM Daerah Kota Semarang dan evaluasi yang lebih efektif. Penyusunan
Tahun 2005 2010 dalam penyusunannya instrumen akan menghasilkan satu perangkat
berpedoman pada RPJP Daerah Kota instrumen yang lengkap dan menyeluruh
Semarang Tahun 2005 2025 serta mencakup aspek-aspek yang akan dimonitor
memperhatikan RPJM Nasional dan RPJM dan dievaluasi (Pedoman Monev Dit. PTK-
Propinsi. Di samping itu, RPJM Daerah Kota PNF, 2009). Adanya instrumen tersebut
Semarang Tahun 2005 2010 disusun dengan diharapkan dapat membantu semua pihak guna
memperhatikan sumber daya dan potensi yang memperoleh informasi terkait manfaat yang
dimiliki, faktor-faktor keberhasilan, evaluasi dihasilkan dari program pembangunan
pembangunan 5 (lima) tahun yang lalu serta pemerintah dalam meningkatkan kesejahteraan
isu-isu strategis yang berkembang. masyarakat.
Pelaksanaaan program - program
pembangunan Kota Semarang kini telah Perumusan Masalah
memasuki tahun keempat. Hingga pada tahun
Adanya kebijakan otonomi daerah di
keempat ini sudah banyak program
Indonesia menjadikan setiap daerah
pembangunan yang dilaksanakan. Namun
kabupaten/ kota untuk melaksanakan
demikian, untuk melihat tingkat keberhasilan
pembangunan di daerahnya masingmasing.
dan ketercapaian tujuan program, perlu

*) Staf Pengajar Jurusan Teknik Perencanaan Wilayah dan Kota Universitas Diponegoro
Penyusunan Instrumen Monitoring Dan
Evaluasi Manfaat Program Pembangunan
Di Kota Semarang (Muhammad Muktiali)

Begitu juga dengan Kota Semarang. mengumpulkan informasi-informasi mengenai


Pembangunan di Kota Semarang salah satunya apa yang telah direncanakan dalam sebuah
diwujudkan dengan pelaksanakan suatu proyek, termasuk di dalamnya adalah asumsi-
program/ kegiatan pada masing-masing asumsi atau faktor-faktor eksternal dan efek
instansi/ lembaga/ dinas. Terkait dengan hal samping dari terlaksananya proyek tersebut,
tersebut tentu saja dalam pelaksanaan masing- baik itu positif maupun negatif. (Ojha, 1998).
masing program/ kegiatan tiap instansi/ Monitoring lebih dimaksudkan untuk menilai
lembaga/ dinas memberikan dampak dan apakah sumber proyek (input) akan
manfaat yang berbeda-beda terhadap berbagai dilaksanakan dan digunakan dalam
pihak, selain itu mungkin juga muncul berbagai menghasilkan output yang dituju.
permasalahan sebelum, selama maupun setelah Sementara itu evaluasi merupakan proses
pelaksanakan program/ kegiatan tersebut. penilaian pencapaian tujuan dan pengungkapan
Berdasarkan hal di atas maka perlu masalah kinerja program/kegiatan untuk
dilaksanakan kegiatan monitoring dan evalusai memberikan umpan balik bagi peningkatan
terhadap masing-masing program/ kegiatan kualitas kinerja program/kegiatan. Evaluasi
tersebut. pada dasarnya akan bermanfaat dalam
Oleh karena itu untuk mendorong sistem merancang proyek-proyek yang lebih baik di
monitoring dan evaluasi yang efektif terhadap masa depan. Hal ini terkait dengan manfaat
program/kegiatan pembangunan yang telah evaluasi itu sendiri yang mampu
dilakukan oleh Pemerintah Kota Semarang, mengidentifikasi dampak dari sebuah proyek,
perlu disusun instrumen monitoring dan sehingga dampak negatifnya dapat direduksi
evaluasi manfaat program pembangunan di bahkan dihilangkan (Hewitt,1986). Tidak
Kota Semarang. Adanya instrumen tersebut adanya sistem evaluasi yang efektif pada
diharapkan dapat membantu semua pihak guna sebuah proyek dapat mengakibatkan dampak
memperoleh informasi terkait dampak/ negatif dari proyek tersebut akan semakin
manfaat yang dihasilkan dari program meningkat karena tidak mampu menghasilkan
pembangunan pemerintah dalam meningkatkan keuntungan yang diharapkan (Hewitt,1986).
kesejahteraan masyarakat. Monitoring dan evaluasi merupakan sebuah
proses yang berkesinambungan meliputi
Pengertian Monitoring & Evaluasi pengumpulan data, proses dan pemilihan
Monitoring merupakan aktivitas internal informasi mengenai implementasi proyek,
proyek yang dirancang untuk mengidentifikasi progress yang dicapai pada proyek tersebut
feedback konstan pada setiap progres dari sampai kepada dampak dan efek dari adanya
proyek tersebut, termasuk masalah-masalah proyek tersebut (Ojha, 1998).
yang dihadapi dan efisiensi dari implementasi Perbedaan mendasar antara monitring dan
proyek tersebut (Hewitt,1986). evaluasi terletak pada substansi kegiatan.
Selain itu monitoring juga merupakan Secara singkat dapat dilihat pada tabel berikut
proses berkelanjutan yang dilakukan dengan ini:

Tabel 1
Perbedaan Monitoring dan Evaluasi
Monitoring Evaluasi
Kegiatan di dalam internal proyek yang menilai Kegiatan-kegiatan pasca proyek (ex post) yang
beberapa variabel dari sebuah proyek, yaitu: menilai:
Apakah sumberdaya proyek (uang, bahan, Seberapa jauh proyek yang dilaksanakan
staf) dipergunakan sesuai dengan membawa dampak (impact) atau hasil
anggaran dan jadwal yang disetujui (outcome)
Apakah keluaran (output) yang diharapkan Keefektifan biaya (cost-effectiveness) proyek
dihasilkan dalam cara yang tepat waktu yang dilaksanan dibandinkan dengan
dan cost-effective alternatif/pilihan lain yang mungkin
Apakah proyek sedang berjalan secara efisien
Monitoring kinerja berkaitan dengan Evaluasi dampak pengaruh proyek terhadap
masukan dan keluaran target populasi
Monitoring proses sistem delivery proyek Analisis keefektifan biaya perbandingan biaya
dengan alternatif lain
Sumber: Disarikan dari berbagai sumber.

12
Riptek, Vol.3, No.2, Tahun 2009, Hal.: 11 - 20

mengevaluasi bawahan terdekatnya, yaitu


Kegiatan monitoring dan evaluasi harus
para Kepala Unit dan para Manajer
dilakukan dengan mendasarkan pada prinsip-
Distrik. Manajer Distrik akan memonitor
prinsip berikut ini (Panduan ANSSP Volume 6-
dan mengevaluasi Spesialis dan Spesialis
Monitoring dan Evaluasi):
akan memonitor dan mengevaluasi para
1. Berdasarkan pada standar yang diketahui
Fasilitator. Juga, Manajer Distrik akan
bersama.
memonitor dan mengevaluasi Admin
Kegiatan monitoring dan evaluasi harus
Asisstant dan selanjutnya Admin Asisstant
dilakukan berdasarkan standar, acuan, dan
akan memonitor dan mengevaluasi staf
indikator keberhasilan dan kegagalan,
kantor lainnya. Itu adalah monitoring dan
kesalahan atau ketepatan, yang telah
evaluasi struktural. Selain monitoring dan
ditetapkan dan diketahui bersama. Karena
evaluasi struktural, juga harus dijalankan
itu, standar, acuan, dan indikator ini harus
monitoring dan evaluasi fungsional.
telah ditetapkan terlebih dahulu sebelum
program dijalankan dan disebarkan kepada Menurut Ojha (1998) terdapat lima elemen
pihak-pihak terkait. monitoring dan evaluasi yang baik, yaitu:
2. Terbuka. 1. Memiliki tujuan yang jelas yang
Kegiatan monitoring dan evaluasi harus ditunjukkan dengan adanya indikator yang
diketahui bukan hanya oleh pihak yang jelas pula
melakukan monitoring dan evaluasi, tetapi 2. Disusun oleh indikator-indikator yang
juga oleh pihak yang dimonitor dan meliputi input, proses, output dan impact.
dievaluasi. Bahkan juga boleh diketahui 3. Memiliki teknik pengumpulan data dan
dan dilakukan pihak manapun sepanjang manajemen data yang mampu dijelaskan
memakai standar, acuan, dan indikator dan dijustifikasi
monitoring dan evaluasi yang diketahui 4. Bertujuan untuk mengatur sistem
bersama. institusional dan pembangunan kapasitas
3. Adil. 5. Memasukkan monitoring dan evaluasi ke
Pemberlakuan standar, acuan, dan dalam manajemen proyek
indikator kegiatan monitoring dan evaluasi
Dalam prosesnya, monitoring dan evaluasi
harus sama antarwilayah dan
pada dasarnya membutuhkan tiga pertanyaan
antartingkatan. Pemakaian material
dasar dalam merancang sistem monitoring dan
bangunan yang dinyatakan benar di suatu
evaluasi yang baik dan mampu
wilayah tidak dapat dinyatakan salah di
terimplementasikan. Pertanyaan-pertanyaan
wilayah lain kecuali jika terdapat faktor
tersebut adalah (Ojha, 1998):
kondisi alam.
1. What, yakni apa yang akan dimonitor dan
4. Berorientasi solusi.
dievaluasi
Pelaksanaan monitoring dan evaluasi dan
2. How, yakni metode dan instrumen yang
pembahasan hasil-hasilnya harus
akan digunakan dalam mengumpulkan
diorientasikan untuk menemukan solusi
insformasi dan membangun indikator
atas masalah yang terjadi dan karena itu
3. Who, yakni pihak yang akan melakukan
dapat dimanfaatkan sebagai pijakan untuk
kegiatan monitoring dan evaluasi, baik
peningkatan kinerja.
intu internal maupun eksternal, institusi
5. Partisipatif.
yang akan dilibatkan, dan sebagainya
Perumusan standar, acuan, dan indikator
serta pelaksanaan monitoring dan evaluasi Dalam manajemen pembangunan,
dan pembahasan hasil-hasilnya harus monitoring dan evaluasi merupakan tahap
dilakukan dengan melibatkan pihak-pihak terakhir yang dilakukan setelah Planning,
yang dimonitor dan dievaluasi agar solusi Budgeting, dan Implementation. Hal ini
yang direkomendasikan dapat menjadi didasarkan pada tujuan dari monitoring dan
agenda bersama. evaluasi itu sendiri yang bermanfaat dalam
6. Berjenjang. melihat kembali (feedback) mengenai sejauh
Kegiatan monitoring dan evaluasi mana proyek ataupun sebuah kegiatan telah
dilakukan secara berjenjang, artinya sesuai berjalan (Lihat dalam Gambar 1 : Kedudukan
dengan tingkatan dan kedudukan Monitoring dan Evaluasi dalam Siklus
seseorang. Sedemikian rupa sehingga Manajemen Pembangunan).
Program Manager akan memonitor dan

13
Penyusunan Instrumen Monitoring Dan
Evaluasi Manfaat Program Pembangunan
Di Kota Semarang (Muhammad Muktiali)

Gambar 1
Kedudukan Monitoring dan Evaluasi dalam Siklus Manajemen Pembangunan

Dalam siklus perencanaan, monitoring dan


a. Indikator Input/masukan
evaluasi selalu dilakukan pada setiap tahap
perencanaan karena monitoring (pengendalian) Segala sesuatu yang dibutuhkan agar
dan evaluasi adalah alat manajemen yang pelaksanaan kegiatan dapat menghasilkan
berguna untuk: keluaran yang ditentukan, misalnya dari:
Memperbaiki efisiensi proyek yang sedang sumber dana (APBN/APBD, swasta,
berjalan masyarakat), dukungan pemikiran (tenaga ahli,
Menyeleksi dan merancang proyek yang pendapat masyarakat), dukungan kebijakan
akan dating (kebijakan pusat, kebijakan daerah).
Ukuran masukan ini berguna dalam rangka
Menyusun Indikator Kinerja memonitor jumlah sumber daya yang
Salah satu elemen penting dalam digunakan untuk mengembangkan, memelihara
melakukan monitoring dan evaluasi adalah dan mendistribusikan produk, kegiatan dan
menyusun indikator kinerja. Indikator kinerja atau pelayanan.
merupakan uraian ringkas dengan Contoh-contoh :
menggunakan ukuran kuantitatif atau kualitatif Rupiah yang dibelanjakan untuk
yang mengindikasikan pencapaian suatu sasaran peralatan;
atau tujuan yang telah disepakati dan Jumlah jam kerja pegawai yang
ditetapkan. dibebankan.
Indikator kuantitatif digunakan untuk b. Indikator Output/keluaran
mengukur sesuatu yang sifatnya terukur
(measurable) dan obyektif. Indikator kuantitatif Sesuatu yang diharapkan langsung dicapai
biasanya dinyatakan dalam bentuk nilai absolut dari suatu kegiatan yang dapat berupa fisik
(jumlah), prosentase, rasio dan tingkatan. maupun nonfisik, misalnya: rencana, kebijakan,
Sementara indikator kualitatif lebih bersifat program, tersosialisasi.
subyektif karena biasanya menyangkut sikap, Indikator keluaran dapat menjadi landasan
perilaku, penilaian dan perasaan seorang untuk menilai kemajuan suatu kegiatan apabila
individu akan sesuatu hal. Untuk mendapatkan target kinerjanya (tolok ukur) dikaitkan dengan
data indikator kualitatif dilakukan melalui sasaran-sasaran kegiatan yang terdefinisi
interview terstruktur terhadap masyarakat. dengan baik dan terukur.
Indikator kinerja juga merupakan petunjuk Karenanya, indikator keluaran harus sesuai
(guideline) dalam rangka pencapaian tujuan atau dengan tugas pokok dan fungsi unit organisasi
sasaran, visi dan misi organisasi. Indikator yang bersangkutan. Indikator keluaran (ouput)
kinerja dapat diterapkan untuk : (a) digunakan untuk memonitor seberapa banyak
Input/Masukan; (b) Output/Keluaran; (c) yang dapat dihasilkan atau disediakan.
Outcome; (d) Manfaat/benefit; (e) Dampak. Contoh-contoh :
Uraian masing masing indikator dapat Jumlah izin yang dikeluarkan;
dijelaskan sebagai berikut : Jumlah orang yang dilatih;
Jumlah dokumen yang diproses;

14
Riptek, Vol.3, No.2, Tahun 2009, Hal.: 11 - 20

Penurunan hal yang negatif dalam jangka


menengah/panjang:
c. Indikator Outcome Jumlah Penurunan penyakit TBC
Outcome menggambarkan tingkat % Penurunan tingkat kriminalitas
pencapaian atas hasil lebih tinggi yang mungkin
menyangkut kepentingan banyak pihak. e. Indikator Dampak
Dengan indikator tersebut dapat diketahui Indikator ini memperlihatkan pengaruh
apakah hasil yang telah diperoleh dalam bentuk yang ditimbulkan dari manfaat yang diperoleh
output memang dipergunakan sebagaimana dari hasil kegiatan. Seperti halnya indikator
mestinya dan memberikan kegunaan besar bagi manfaat, indikator dampak baru dapat
masyarakat. diketahui dalam jangka menengah dan panjang.
Contoh-contoh : Contoh-contoh :
Jumlah hasil langsung dari kegiatan : Peningkatan hal yang positif dalam jangka
Jumlah peserta yang paham dan menengah/panjang:
mempraktekan pelatihan % Peningkatan pendapatan/kapita
Peningkatan langsung hal-hal positif : Jumlah peningkatan PDRB
Peningkatan daya tahan bangunan Penurunan hal yang negatif dalam jangka
% Penambahan daya tampung siswa menengah/panjang:
Penurunan langsung hal-hal negatif : Jumlah Penurunan tingkat kemiskinan
Penurunan tingkat kemacetan % Penurunan tingkat kematian
% Penurunan pelanggaran lalu lintas
Menyusun Instrumen Monitoring
d. Indikator Outcome dan Evaluasi
Indikator manfaat menunjukkan hal yang
diharapkan untuk dicapai bila keluaran dapat Instrumen monitoring dan evaluasi terdiri atas
diselesaikan dan berfungsi dengan optimal. 3 bagian pokok, yaitu kebutuhan data, metode
Manfaat sebuah program baru tampak setelah pengumpulan data, sumber data. Selain itu
beberapa waktu kemudian khususnya dalam perlu juga dijelaskan teknik yang digunakan
jangka menengah dan panjang. untuk menganalisis data baik secara kuantitatif
Contoh-contoh : (statistik) maupun kualitatif.
Peningkatan hal yang positif dalam jangka
menengah/panjang:
% Peningkatan kesempatan kerja
Peningkatan kegiatan ekonomi
Rumus Penyusunan Indikator = SMART

Specific; tujuan harus secara khusus menggambarkan hal-hal yang diinginkan


Measurable; tujuan harus dapat dijabarkan dalam indikator yang terukur
Attainable; tujuan harus dapat dicapai dengan kondisi sumberdaya & potensi yang ada
Relevant; tujuan harus relevan dengan kebutuhan informasi dan pengelolaan yang ada
Timely; tujuan harus tepat waktu dalam arti kondisi yang diperlukan dan kebutuhan yang
berkembang
informasi mengenai bagaimana
Proses pengumpulan data dan informasi yang partisipan berpartisipasi dalam proyek
dibutuhkan dalam kegiatan monitoring dan opini partisipan mengenai proyek yang
evaluasi terdiri dari beberapa metode, sebagai sedang berlangsung
berikut (Hewitt, 1986): perubahan yang terjadi diakibatkan
oleh proyek
1. Survei
Pada umumnya metode ini 2. Observasi langsung
menggunakan alat survei berupa kuesioner Banyak aspek pada sebuah proyek yang
yang selanjutnya akan disebar kepada dapat secara langsung diobservasi tanpa
partisipan atau responden sebagai sample, perlu menggali jawaban partisipan, misalnya:
yang memuat beberapa kebutuhan jumlah masyarakat yang turut
informasi,misalnya: berpartisipasi dalam komunitas
informasi mengenai karakteristik sosial kelompok kerja
ekonomi partisipan

15
Penyusunan Instrumen Monitoring Dan
Evaluasi Manfaat Program Pembangunan
Di Kota Semarang (Muhammad Muktiali)

kehadiran dalam rapat, proses Peraturan Pemerintah Nomor 8 tahun


pengambilan keputusan dan level 2008 tentang Tahapan, Tata Cara
partisipasi kelompok Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi
indikator perubahan kondisi ekonomi Pelaksanaan Rencana Pembangunan
masyarakat (misal: kualitas rumah, Daerah
jumlah rumah yang memiliki mobil atau
Kegiatan monitoring dan evaluasi manfaat
sepeda motor, dan lain-lain)
program pembangunan Kota Semarang dapat
mengacu pada pedomman (guideline) berikut
3. Data sekunder
ini:
Sebagian besar proyek menghasilkan
sejumlah besar dokumentasi tertulis dan
statistik. Validasi data perlu dilakukan Kerangka Penyusunan Instrumen
dalam penggunaan sumber data sekunder Monitoring dan Evaluasi Manfaat
ini sebagai informasi yang mungkin tidak Program Pembangunan
akurat, tidak lengkap atau mengandung bias
tertentu. Penyusunan instrumen Monitoring dan Evaluasi
Manfaat Pembangunan Kota Semarang dilakukan
4. Metode ethonografik melalui beberapa tahap yang secara keseluruhan
Teknik yang umum adalah observasi merupakan kerangka dasar yang akan dijadikan
partisipan di mana peneliti tinggal di, atau pedoman untuk tahap monitoring dan evaluasi
menghabiskan waktu yang lama, dalam selanjutnya. Kerangka tersebut terdiri dari
masyarakat atau kelompok. Tujuannya beberapa variabel yang akan diukur dan diolah
adalah untuk mengamati perilaku alami lagi secara detail melalui kegiatan monitoring
anggota kelompok dan untuk memahami dan evaluasi selanjutnya. Variabel-variabel
bagaimana mereka berinteraksi tanpa tersebut adalah:
meminta mereka untuk menjelaskan atau 1. Arah kebijakan
verablize perasaan atau perilaku mereka. 2. Sasaran
Metode lain adalah dengan mempelajari 3. Instrumen Monev, yang terdiri dari:
secara intensif orang tertentu atau keluarga Kebutuhan Data
dan untuk menyajikan deskriptif rinci Metode Pengumpulan Data
monografi (Oscar Lewis "Children of Sumber Data
Sanchez" adalah klasik). 4. Teknik Analisis
Hasil dan Pembahasan
Guna memberikan bagaimana gambaran
Terdapat dua standar normatif yang bagimana penggunaan instrumen untuk
digunakan di Indonesia sebagai pedoman dan melakukan monitoring dan evaluasi maka
kerangka acuan dalam kegiatan monitoring dan berikut ini diberikan contoh instrumen
evaluasi. Kedua kerangka normatif tersebut monitoring dan evaluasi terhadap program yang
adalah: tercantum dalam Urusan Pariwisata pada
Peraturan Pemerintah Nomor 39 tahun RPJMD Kota Semarang 2005 2010.
2006 tentang Tata Cara Pengendalian dan Selanjutnya guna melengkapi instrumen monev,
Evaluasi Pelaksanaan Rencana maka akan diuraikan juga tabel kerja monitoring
Pembangunan dan evaluasinya.

16
Riptek, Vol.3, No.2, Tahun 2009, Hal.: 11 - 20

Tabel 3
Contoh Instrumen Monitoring dan Evaluasi Manfaat
Program Dalam Urusan Pariwisata di RPJMD Kota Semarang 2005 - 2010

1 Arah Pengembangan dan pemanfaatan potensi-potensi wisata secara maksimal baik wisata dagang
Kebijakan maupun wisata religius, peningkatan manajemen pengelolaan pariwisata serta peningkatan kualitas
sumber daya manusia dibidang kepariwisataan
2 Sasaran Peningkatan jumlah kunjungan wisata 7 % setiap tahunnya.
3 Instrumen Kebutuhan Data Metode Sumber Data
Pengumpulan
Data
Data jumlah kunjungan wisata Survey institutional Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kota
(time series) Semarang, BPS Kota Semarang
4 Teknik Teknik analisis yang digunakan statistik deskriptif
Analisis Rumus : Prosentase perubahan jumlah kunjungan wisata = Atn- A to x 100%
A to
A = Jumlah Kunjungan wisata
tn = akhir tahun
to = awal tahun

Tabel 4
Contoh Kertas Kerja Instrumen Monitoring dan Evaluasi Manfaat
Program Dalam Urusan Pariwisata di RPJMD Kota Semarang 2005 - 2010

Nama program Program Pengembangan Pemasaran Pariwisata


Sasaran Peningkatan jumlah kunjungan wisata 7 % setiap tahunnya.
Deskripsi program Program pengembangan pariwisata melalui strategi pemasaran objek-
objek wisata di kota Semarang yang andal dan tepat sasaran sehingga
mampu meningkatkan pendapatan sector pariwisata Kota Semarang.
Jenis data yang dibutuhkan Data administratif berupa data kunjungan wisata ke Kota Semarang baik
wisatawan nusantara maupun wisatawan mancanegara
Sumber data BPS Kota Semarang, Dinas Pariwisata Kota Semarang
Aksesibilitas data Free of charge (bebas biaya)
Unit spasial input Kota Semarang
Unit spasial output Kota Semarang
Data terbaru 2008
Time series 2005
Format data Electronik-PDF, Excell
Implementasi Berdasarkan data yang diperoleh dari Kota Semarang dalam Angka,
jumlah kunjungan wisata ke Kota Semarang adalah sebagai berikut:
Tabel
Jumlah Kunjungan Wisata ke Kota Semarang

Tahun Wisatawan Wisatawan Jumlah


Nusantara Mancanegara
2005 633.603 6.713 640.316
2006 643.603 6.713 650.316
2007 589.583 7.163 596.746
2008 589.583 7.136 596.719
Sumber: Kota Semarang dalam Angka 2007 dan 2008

Perubahan prosentase dan jumlah kunjungan wisata ke kota Semarang


adalah sebagai berikut:

17
Penyusunan Instrumen Monitoring Dan
Evaluasi Manfaat Program Pembangunan
Di Kota Semarang (Muhammad Muktiali)

1. Tahun 2005-tahun 2006

Perubahan jumlah kunjungan wisata 650.316-640.316 =


10.000 =
Prosentase 10.000 X 100% =
640.316
= 1,56 %
Jumlah kunjungan wisata ke Kota Semarang dari tahun 2005 ke tahun
2006 mengalami peningkatan sebanyak 1,56 % dari sebelumnya.

2. Tahun 2006-tahun 2007


Perubahan jumlah kunjungan wisata 596.746-650.316 =
-53.570 =
Prosentase -53.570 X 100% =
650.316
= - 8,23 %
Jumlah kunjungan wisata ke Kota Semarang dari tahun 2006 ke tahun
2007 mengalami penurunan sebanyak 8,23 % dari sebelumnya

3. Tahun 2007-tahun 2008

Perubahan jumlah kunjungan wisata = 596.719-596.746


= - 27
Prosentase = -27 X 100%
596.746
= - 0,005 %

Jumlah kunjungan wisata ke Kota Semarang dari tahun 2007 ke 2008


mengalami penurunan sebanyak 0,005 % dari sebelumnya

Tabel Perubahan Jumlah Kunjungan Wisata ke Kota


Semarang Tahun 2005-2008

Tahun Wisatawan Wisatawan Jumlah Prosentase


Nusantara Mancanegara Perubahan
2005 633.603 6.713 640.316 -
2006 643.603 6.713 650.316 1,56 %
2007 589.583 7.163 596.746 -8,23 %
2008 589.583 7.136 596.719 -0,005 %

Jika direpresentasikan ke dalam grafik maka dapat dilihat bahwa jumlah


kunjugan wisata ke Kota Semarang sepanjang tahun 2005-2008
mengalami penurunan sebagai berikut:
Gambar
Jumlah Kunjungan Wisata ke Kota Semarang Tahun 2005-
2008

660.000
650.000 650.316
Jumlah Kunjungan

640.000 640.316
630.000
620.000
610.000
600.000 596.746 596.719
590.000
580.000
570.000
560.000
2005 2006 2007 2008
Tahun
Sumber: Analisis Penyusun, 2009

18
Riptek, Vol.3, No.2, Tahun 2009, Hal.: 11 - 20

Interpretasi Jika dilihat dari sasaran program ini yakni meningkatnya jumlah
kunjungan wisata sebanyak 7 % setiap tahunnya yang mengarah pada
pencapaian misi ke-3 Kota Semarang yakni ; Memantapkan kinerja
pertumbuhan ekonomi kota secara terpadu dan sinergi diantara para
pelaku berbasis pada perdagangan dan jasa, mendorong kemudahan
ber-investasi, penguatan dan perluasan jaringan kerjasama ekonomi
lokal, regional dan internasional; maka dapat dikatakan bahwa hingga
tahun 2008 target tersebut belum tercapai. Peningkatan yang terjadi
hanya di tahun 2006, dan peningkatan yang terjadi pun tidak terlalu
tinggi, hanya mencapai 1,56 %. Beberapa hal perlu dikaji kembali
mengingat di tahun-tahun berikutnya justru terjadi penurunan jumlah
kunjungan wisata dengan jumlah yang cukup drastis, yakni sebanyak
lebih dari 8 %.

Permasalahan yang ditemukan Ditemukan beberapa permasalahan yang terjadi terkait dengan sector
pariwisata di Kota Semarang, antara lain:
Terjadi penurunan derajat keamanan di beberapa tempat wisata
Kota Semarang, misalnya di kawasan wisata belanja Jalan
Pandanaran (www.semarang.go.id)
Banyak objek wisata sperti kota lama yang masih terlihat kumuh,
sehingga kurang mampu menarik minat wisatawan
(www.skyscrapercity.com)
Pengembangan pariwisata Kota Semarang hingga kini terkendala
masalah promosi. (www.skyscrapercity.com)
Solusi yang ditawarkan Peningkatan keamanan dan kenyamanan pengunjung di Jalan
Pandanaran (Best practice : Orchid Road Singapore)
Pengembangan daya tarik wisata yang menyediakan fasilitas-
fasilitas penunjang pariwisata yang dapat memanfaatkan potensi
daerah dan potensi budaya setempat yang nantinya diharapkan
mampu memberikan suatu warna baru dalam dunia pariwisata di
kota Semarang
Optimalisasi promosi wisata Kota Semarang melalui pameran,
brosur, media massa dan internet

Kesimpulan 4. Baseline (tahun dasar) indikator sasaran


program di Kota Semarang beberapa
Berikut kesimpulan yang dapat diambil dari belum dicantumkan secara jelas di RPJMD
penelitian ini, antara lni: Kota Semarang 2005 - 2009, sehingga
1. Untuk mendorong terlaksananya sistem menjadi sulit untuk diukur bagaimana
monitoring dan evaluasi yang efektif tingkat pencapaian (milestone) dari masing
diperlukan instrumen monev yang disusun masing sasaran yang telah ditetapkan.
berdasarkan standar-standar atau 5. Validitas dan kesahihan data relatif masih
kerangka monitoring dan evaluasi yang belum optimal, ini bisa dilihat dari contoh
telah ada, baik itu secara empiris maupun data mengenai sektor pariwisata di kota
normatif Semarang. Pada tahun 2007 dan 2008
2. Kerangka normatif yang ada di Indonesia jumlah wisatawan nusantara yang datang
sebagai pedoman pelaksanaan kegiatan ke Kota Semarang persis sama jumlahnya
monev kurang dapat diterjemahkan secara yaitu sebesar 589.583. Dari segi validitas
teknis, terutama dalam tahap penyusunan dan kesahihan data, hal ini tentu relatif
instrumen sehingga menjadi kendala dalam sulit untuk dapat diterima.
menyusun pedoman kegiatan monitoring
dan evaluasi manfaat program Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan
pembangunan Kota Semarang diperoleh beberapa rekomendasi terkait
3. Sasaran-sasaran program yang telah pelaksanaan kegiatan monitoring dan evaluasi
disusun dalam RPJM Kota Semarang manfaat program pembangunan Kota Semarang
sebagian besar tidak dapat diukur yaitu:
ketercapaiannya dengan menggunakan 1. Pelaksanaan monitoring dan evaluasi
hitungan kuantitatif, sehingga cukup sulit manfaat program pembangunan perlu
menyusun intrumen untuk sasaran melibatkan berbagai pihak terkait, dalam
tersebut hal ini SKPD-SKPD Kota Semarang sesuai

19
Penyusunan Instrumen Monitoring Dan
Evaluasi Manfaat Program Pembangunan
Di Kota Semarang (Muhammad Muktiali)

dengan fungsi pemerintahan masing- Dinas Pariwisata Kota Semarang, 2008. Data
masing, hal ini bertujuan untuk Jenis dan Jumlah Fasilitas Perdagangan, dan
mempermudah pelaksanaan kegiatan Jenis Akomodasi Kota Semarang. Dinas
monev di Kota Semarang Pariwisata Kota Semarang
2. Penyusunan program-program
pembangunan yang terdapat dalam RPJMD Hewitt, Eleanor & Michael Bamberger. 1986.
Kota Semarang perlu didasarkan pada Monitoring and Evaluating Urban
analisis terhadap permasalahan yang terjadi Development Programs. World Bank,
sehingga program yang disusun mampu Washington
menjawab permasalahan-permasalahan
yang ada dan tepat sasaran. Dalam hal Lartz, Anderson T. 1995. Guidelines for Preparing
penyusunan indikator sasaran untuk Urban Plans. Chicago: American Planning
masing masing program hendaknya perlu Association
dinyatakan dalam sesuatu yang terukur
(jumlah, prosentase, rasio atau tingkatan) Ojha, Durga. 1998. Impact Monitoring
sehingga lebih mudah untuk dievaluasi Approaches and Indicators. GTZ: Escborn
kinerjanya.
Panduan ANSSP Volume 6-Monitoring dan
3. Instrumen-instrumen yang telah tersusun
Evaluasi
harapannya dapat digunakan sebagai
arahan untuk menyusun indeks agregat Peraturan Walikota Kota Semarang No.15
setiap program, urusan maupun SKPD, Tahun 2009 tentang Rencana Kerja
sehingga dapat dilihat tingkat Pemerintah daerah (RKPD) Kota
ketercapaian/kinerja untuk setiap program, Semarang tahun 2010.
urusan maupun SKPD.
4. Guna meningkatkan validitas dan PP No. 38 Tahun 2007 tentang Pembagian
kesahihan data, maka perlu dilakukan Urusan Pemerintahan Antara Pemerintah,
penyusunan basis data untuk masing Pemerintahan Daerah Provinsi, dan
masing urusan (SKPD) secara transparan Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota
dan akuntabel.
5. Perlu dilakukan studi lanjutan mengenai Pemerintah Kota Semarang. Rencana
instrumen monitoring untuk masing- Pembangunan Jangka Menengah Daerah
masing urusan atau bahkan masing-masing (RPJMD) Kota Semarang Tahun 2005-
program, sehingga dapat lebih detail 2010
menjelaskan kertas kerja instrumen
monitoring dan evaluasi yang secara teknis Spatz, Julius. 2006. GTZ Capacity Development
dapat diaplikasikan. Workshop: Strategies and Practices
Toward a More Enabling Business and
Ucapan Terima Kasih Investment Climate on May 23, 2006.
Ucapan terima kasih disampaikan kepada Solihin, Dadang. 2008. Teknik Penyusunan
Walikota Semarang dan Kepala Bappeda Kota Indikator Kinerja Pembangunan. Bintek
Semarang yang telah memberikan dana kegiatan Perencanaan Penganggaran dan Monev
penelitian melalui Bidang Penelitian dan Pembangunan Ikatan Widyaiswara
Pengembangan Bappeda Kota Semarang tahun Indonesia. Disampaikan di Hotel Grand
2009. Cempaka-Jakarta, 19 November 2008

World Bank. 2004. Monitoring and Evaluation:


DAFTAR PUSTAKA Some Tools Methods and Approaches. The
World Bank,Wahington
Bartow, CJ. 2000. Social Impact Assessment: An
Introduction. New York : Oxford Wong, Cecilia. 2005. Indicators for Urban and
University Press Inc. Regional Planning. London : Routledge.

BPS Kota Semarang. 2006. Kota Semarang


dalam Angka.BPS Kota Semarang

20

Anda mungkin juga menyukai