APLIKASI Teori Orem Pada Proskep
APLIKASI Teori Orem Pada Proskep
APLIKASI Teori Orem Pada Proskep
Seorang pria berusia 65 tahun, bernama Tn. Ahmad, pendidikan terakhir SD, agama Islam,
alamat Lambaro, saat ini dirawat diruang rawat inap salah satu RS dibanda aceh. Pasien 8
jam yang lalu baru dibawa dari ruang operasi, saat ini pasien terlihat meringgis kesakitan,
mengeluh nyeri pada dikedua matanya dengan skala 6, dan terasa ada yang mengganjal.
Kedua Matanya tertutup perban, Hal tersebut sangat mengganggu pasien untuk melakukan
aktivitas sehari-hari. Saat ini semua aktivitas masih dibantu oleh perawat seperti ke kamar
ingin segera dapat melihat dengan normal dan berkumpul bersama keluarganya. Pasien di
rumah sakit ditemani oleh anak dan cucunya. Hasil pemeriksaan tanda-tanda vital diperoleh
TD : 120/90 mmHg, temperatur: 36, 4 0C,nadi: 70 kali/ menit, pernafasan: 20 kali/ menit.
A. PENGKAJIAN
1. Identitas
Umur : 65 thn
Agama : Islam
Pendidikan : SD
Pekerjaan : Petani
Suku/Bangsa : Aceh
Alamat : Lambaro
2. Riwayat Keperawatan
a) Keluhan Utama
Tn.Ahmad post operasi katarak 8 jam yang lalu mengeluh nyeri pada kedua mata dan seperti
Pasien mengeluh matanya kabur sejak 1 tahun yang lalu. Pasien didiagnosa mengalami
1. Self Care
Setelah operasi Pasien makan dengan komposisi nasi,lauk, sayur, dan buah.1 porsi habis
2) Eliminasi
Pasien telah BAB setelah 6 jam post operasi. dan BAK dengan Konsistensi jernih, kuning,
3) Pola aktivitas
Pasien belum bisa melakukan aktivitas seperti biasanya Aktivitas pasien dibantu oleh perawat
dan keluarga.
4) Persepsi
Pasien mengatakan belum dapat melihat, mengeluh nyeri pada kedua mata, skala nyeri 6.
Pasien merasa tidak nyaman dengan adanya balutan dan mengatakan terasa ada yang
pasien mengatakan belum dapat beristirahat dengan tenang karena kedua matanya masih
terasa nyeri.
Hubungan dengan keluarga baik. Hubungan dengan sesama pasien dan perawat juga baik.
Pasien pemeluk agama Islam dan taat beribadah. Pasien yakin bahwa Allah SWT akan
memberi kesembuhan pada dirinya. Sebelum dirawat di RS pasien taat beribadah yaitu selalu
menjalankan sholat 5 waktu dalam sehari.Selama di rawat di RS, pasien tetap menjalankan
Pasien adalah seorang kakek yang sangat dicintai oleh anak dan cucunya. Saat ini pasien
merasa sangat bahagia karena pasien akan segera dapat melihat kembali secara normal dan
Saat ini pasien merasakan nyeri pada mata, skala nyeri 6, seperti ada yang mengganjal.
Wajah pasien terlihat meringgis kesakitan. Pasien tidak dapat melakukan aktivitas sehari-hari
Tn. Ahmad termotivasi untuk secepatnya sembuh agar bisa berkumpul kembali dengan anak
dan cucunya
Tn.Ahmad belum dapat beraktivitas sendiri, makan, minum obat, perawatan higiene,
semuanya masih memerlukan bantuan perawat. Saat ini pasien hanya diperbolehkan
memiringkan kepalanya.
4. Self care deficit
Tn.Ahmad terjadi self care deficit karena kondisinya yang belum bisa melihat.
Kebutuhan makan/minum dan perawatan hieginenya dibantu oleh perawat dan keluarga..
5. Nursing Agency
Tn. Ahmad memerlukan bantuan sebagian dari perawat dan keluarga karena belum mampu
melakukan aktivitas dan perawatan diri post operasi. Pasien mengatakan ingin segera sembuh
6. Nursing System
Dari data-data yang sudah terkumpul dapat disimpukan bahwa pasien berada pada tingkat
ketergantungan sedang atau memerlukan bantuan sebagian (partly). Perawat dan keluarga
APLIKASI TEORI
Studi kasus :
Ibu X, 50 tahun mengalami nyeri yang luar biasa di daerah punggung bawah yang menjalar sampai ke
tungkai sebelah kanannya. Nyeri ini sangat hebat pada saat melakukan kegiatan sehari-hari,
termasuk untuk berdiri dan duduk. Setelah dilakukan konsultasi dengan dokter, Ibu X dinyatakan
mengalami herniasi diskus intervertebra (HNP), dan dijadwalkan untuk dilakukan discectomi (operasi
pemotongan bagian diskus yang mengalami herniasi).
Pasca pembedahan setelah sadar dan dibawa ke ruang perawatan, Ibu X merasakan nyeri berkurang.
Meskipun tidak dibatasi pergerakannya, klien merasa takut bergerak dan melakukan kegiatan
kebersihan pribadi (personal hygiene). Klien takut berjalan, merasa takut dan cemas akan
keadaannya pasca pembedahan.
Sebelum masuk RS kebiasaan Ibu X melakukan aktifitas 12 jam perhari, makan tidak terlalu
mempermasalahkan kandungan gizi atau pembatasan yang penting makan tidak pernah
menggunakan terlalu banyak minyak goreng dan tidak terlalu suka yang manis. Pola tidur 8 jam di
waktu malam dan 1-1,5 jam di waktu siang. Olah raga bermain tenis dan jalan pagi setiap hari Ahad.
Hasil pemeriksaan didapatkan data TD 120/90mmHg, nadi 100x/menit, respirasi 32x/menit dan suhu
37,5oc, wajah menampakkan ekspresi cemas.
Ibu X adalah wanita yang memiliki usaha menjual baju dan perlengkapan wanita disebuah toko
miliknya. Ia mengaku memiliki banyak pelanggan yang terbiasa melihatnya menjadi orang yang
berbusana serasi dengan koleksi jualannya. Ia bertanya mengenai kemungkinan adanya kelumpuhan
pada dirinya setelah dilakukan operasi, dan mengungkapkan kekhawatiran mengenai perubahan
penampilan (punggung menjadi bungkuk, jalan menjadi timpang) yang akan mempengaruhi persepsi
pelanggannya yang kelak akan berakibat pada kegiatan penjualan tokonya.
Kekurangan istirahat tidur dapat menyebabkan kelelahan dan menghambat proses recovery
sedangkan keterbatasan aktifitas dapat menyebabkan ketergantungan ADL
Rasa nyeri dapat mengaktivasi RAS yang menghambat proses tidur sedangkan post op discectomi
membutuhkan sedikit pengaturan aktifitas
Self Konsep
Phisical self
Personal self
Penurunan konsep diri body image takut terjadi kecacatan
Fungsi peran
Peran primer
Peran tersier
3. Diagnosa keperawatan
Sesuai dengan metode pembuatan diagnose keperawatan yang dikembangkan oleh Roy melalui tiga
cara yaitu menggunakan tipologi berdasarkan adaptasi mode, mengobservasi perilaku yang paling
dipengaruhi oleh stimulus dan menyimpulkan dari perilaku dari satu atau lebih adaptif mode dengan
stimulus yang sama maka disusunlah diagnosa sbb:
Gangguan istirahat dan aktifitas berhubungan dengan keterbatasan gerak
Kecemasan dan ketakutan berhubungan dengan :
- Penurunan konsep diri body image dan harga diri
4. Intervensi
Tgl
Problem aktual/resiko
Hasil yang diharapkan
Tindakan keperawatan
Gangguan istirahat dan aktifitas berhubungan dengan nyeri dan keterbatasan gerak
- Klien dapat tidur 8 jam perhari tanpa gangguan
- Dengan keterbatasan aktifitasnya klien dapat menggunakan kemampuan yang dimiliki secara
maksimal untuk memenuhi kebutuhan ADL nya
- Kondisikan lingkungan yang nyaman bagi klien-Lakukan mobilisasi sesuai dengan program
perawatan
- Ajarkan klien untuk melakukan mobilisasi secara mandiri
- Latih klien sesuai kemampuan untuk melaksanakan kegiatan yang berhubungan dengan
pemenuhan kebutuhan ADLnya sesuai dengan kemampuan
Klien mampu mengungkapkan cemas dan ketakutanya dan mau mendiskusikan untuk mencari
alternatif pemecahan
- Bina hubungan saling percaya dan yakinkan kehadiran perawat adah untuk membantu
memecahkan permasalahan klien
- Kuatkan koping klien dengan aspek adaptif yang dimiliki
- Jelaskan operasi discectomi tidak akan menimbulkan kecacatan bila dilakukan perawatan dengan
benar
- Rencanakan kehadiran keluarga untuk menemani klien