MAKALAH Peran Biologi Dalam Bergagai Bidang Kehuidupan
MAKALAH Peran Biologi Dalam Bergagai Bidang Kehuidupan
MAKALAH Peran Biologi Dalam Bergagai Bidang Kehuidupan
NAMA KELOMPOK :
1. Rantika Nur Aeni
2. Alfiana Mayang A.
3. Ati Apri Lani
4. Liestiya Putri C.
5. Bambang Suyatno
KELAS : X IPS 1
i
KATA PENGANTAR
Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha
Penyayang, kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah
melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan
malakah tentang Penerapan Biologi diberbagai Bidang Ilmu.
Kami sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah
wawasan serta pengetahuan kita mengenai penerapan biologi diberbagai bidang ilmu.
Kami juga menyadari sepenuhnya bahwa di dalam makalah ini terdapat kekurangan
dan jauh dari kata sempurna. Oleh sebab itu, kami berharap adanya kritik, saran dan
usulan demi perbaikan makalah yang telah kami buat di masa yang akan datang,
mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa saran yang membangun.
Semoga makalah sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang
membacanya. Sekiranya makalah yang telah kami susun ini dapat berguna bagi kami
sendiri maupun orang yang membacanya. Sebelumnya kami mohon maaf apabila
terdapat kesalahan kata-kata yang kurang berkenan dan kami memohon kritik dan
saran yang membangun dari Anda selaku pembaca.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL .......................................................................................... i
KATA PENGANTAR ........................................................................................ ii
DAFTAR ISI....................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang .............................................................................. 1
B. Rumusan Masalah ........................................................................ 2
BAB II PEMBAHASAN
A. Penerapan Biologi dalam Bidang Pertanian .................................. 3
B. Penerapan Biologi dalam Bidang Industri ..................................... 7
C. Penerapan Biologi dalam Bidang Pengolahan Makanan ............... 8
D. Penerapan Biologi dalam Bidang Kehutanan ................................ 10
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan .................................................................................... 11
B. Saran .............................................................................................. 11
DAFTAR PUSTAKA
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dahulu manusia hanya mengetahui cara-cara hidup yang sederhana atau
tradisional, contohnya para petani dahulu hanya tahu cara bertani secara
sederhana yakni hanya dengan mencangkul tanah kemudian menanaminya
dengan tanaman yang diinginkan lalu disirami secukupnya. Dan hasil yang
didapat ternyata tidak terlalu memuaskan baik dari segi kualitas maupun
kuantitasnya. Jika hal ini tidak segera diperbaiki maka kebutuhan masyarakat
akan pangan tidak dapat tercukupi, dan akan terjadi kekurangan bahan pangan
(rawan pangan). Apalagi pada masa sekarang ini, dimana telah terjadi ledakan
jumlah penduduk, tentunya masalah rawan pangan merupakan masalah yang
harus segera ditangani. Usaha yang harus dilakukan tidak hanya pada bagaimana
membatasi pertambahan jumlah penduduk, tetapi juga harus dipikirkan
bagaimana caranya meningkatkan produksi pangan.
Sains dan teknologi dari zaman ke zaman semakin berkembang, berawal
dari pemikiran manusia yang senantiasa ingin survive atau bertahan hidup dan
ingin memanfaatkan sumber daya alam yang ada. Namun apabila
pemanfaatannya yang kurang memperhatikan dampak lingkungan tentu dapat
merusak keseimbangan ekologisnya. Disisi lain kemajuan sains dan teknologi
terus berkembang dan menuntut manusia untuk memanfaatkannya, akan tetapi
perkembangan tersebut dapat merugikan manusia apabila tidak memperhatikan
asas lingkungan.
Penerapan ilmu sains khususnya biologi tentu juga akan menimbulkan
manfaat dan masalah bagi kehidupan manusia. Untuk itu perlu adanya etika
yang mengatur penerapan ilmu biologi dan disiplin ilmu sains yang lainnya.
Banyak aspek dari kehidupan yang dapat dijadikan kajian biologi terapan seperti
aspek pertanian, perindustrian, pengelolahan makanan dan lain sebagainya.
Biologi merupakan salah satu cabang ilmu pengetahuan alam (natural science)
yang mempelajari segala sesuatu tentang makhluk hidup. Ruang lingkup Biologi
1
yang luas, mendorong para ahli membuat spesifikasi dalam mempelajari objek
Biologi. Spesifikasi ini bertujuan agar objek Biologi dapat dipelajari secara
mendalam, bahkan dapat diaplikasikan dalam keidupan manusia. Spesifikasi ini
dibuat dalam bentuk cabang-cabang Biologi yaitu :
No Cabang Biologi Objek Kajian
1 Anatomi Struktur tubuh makhluk hidup
2 Bakteriologi Struktur, fungsi, dan peran bakteri
3 Botani Semua segi kehidupan tumbuhan
4 Embriologi Perkembangan embrio
5 Fisiologi Fungsi alat-alat tubuh
6 Genetika Cara pewarisan sifat makhluk hidup
7 Higiene Cara dan aturan hidup
8 Histologi Struktur dan fungsi jaringan
9 Mikrobiologi Struktur, fungsi, peran jasad renik
10 Mikologi Semua segi kehidupan jamur
11 Patologi Penyakit dan pengaruhnya terhadap kehidupan
Jadi, tidak akan mungkin dapat menguasai ilmu terapan tersebut tanpa
menguasai ilmu biologi. Biologi merupakan ilmu yang mempelajari segala
sesuatu yang hidup, dan dalam biologi memiliki kekhususan bidang pendalaman
materi yang merupakan ciri khusus dari cabang biologi itu sendiri.
B. Rumusan Masalah
Dari latar belakang di atas dapat dirumuskan masalah sebagai berikut :
1. Bagaimana peranan biologi dalam bidang pertanian?
2. Bagaimana peranan biologi dalam bidang perindustrian?
3. Bagaimana peranan biologi dalam bidang pengolahan makanan?
4. Bagaimana peranan biologi dalam bidang kehutanan?
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
pertanian, demikian juga dalam cara lain, seperti meningkatkan kapasitas
mengikat nitrogen dari bakteri Rhizobium. Bakteri Rhizobium yang telah
direkayasa genetika dengan baik dapat meningkatkan hasil panen kacang kedelai
sampai 50%. Rekayasa genetik lain sedang mencoba mengembangkan turunan
dari bakteri Azotobacter yang melekat pada akar tumbuh bukan tumbuhan
kacang-kacangan (seperti jagung) dan mengembangbiakan, membebaskan
tumbuhan jagung dari ketergantungan pada kebutuhan pupuk amonia (pupuk
buatan).
Hama tanaman merupakan salah satu kendala besar dalam budidaya
tanaman pertanian. Untuk mengatasinya, selama ini digunakan pestisida. Namun
ternyata pestisida banyak menimbulkan berbagai dampak negatif, antara lain
matinya organisme nontarget, keracunan bagi hewan dan manusia, serta
pencemaran lingkungan. Oleh karena itu, perlu dicari terobosan untuk mengatasi
masalah tersebut dengan cara yang lebih aman. Kita mengetahui bahwa
mikroorganisme yang terdapat di alam sangat banyak, dan setiap jenis
mikroorganisme tersebut memiliki sifat yang berbeda-beda. Dari sekian banyak
jenis mikroorganisme, ada suatu kelompok yang bersifat patogenik (dapat
menyebabkan penyakit) pada hama tertentu, namun tidak menimbulkan penyakit
bagi makhluk hidup lain. Contoh mikroorganisme tersebut adalah bakteri
Bacillus thuringiensis.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa Bacillus thuringiensis mampu
menghasilkan suatu protein yang bersifat toksik bagi serangga, terutama
seranggga dari ordo Lepidoptera. Protein ini bersifat mudah larut dan aktif
menjadi toksik, terutama setelah masuk ke dalam saluran pencernaan serangga.
Bacillus thuringiensis mudah dikembangbiakkan, dan dapat dimafaatkan sebagai
biopestisida pembasmi hama tanaman. Pemakaian biopestisida ini diharapkan
dapat mengurangi dampak negatif yang timbul dari pemakaian peptisida kimia.
Dengan berkembangnya bioteknologi, sekarang dapat diperoleh cara yang lebih
efektif lagi untuk membasmi hama.
Peran mikroba dalam bidang pertanian antara lain dalam teknologi kompos
bioaktif dan dalam hal penyediaan dan penyerapan unsur hara bagi tanaman
(biofertilizer). Kompos bioaktif adalah kompos yang diproduksi dengan bantuan
4
mikroba lignoslulotik unggul yang tetap bertahan di dalam kompos dan berperan
sebagai agensia hayati pengendali penyakit tanaman. Teknologi kompos bioaktif
ini menggunakan mikroba biodekomposer yang mampu mempercepat proses
pengomposan dari beberapa bulan menjadi beberapa minggu saja. Mikroba akan
tetap hidup dan aktif di dalam kompos, dan ketika kompos tersebut diberikan ke
tanah, mikkroba akan berperan untuk mengendalikan organisme.
Dalam hal penyediaan dan penyerapan unsur hara bagi tanaman
(biofertilizer), aktivitas mikroba diperlukan untuk menjaga ketersediaan tiga
unsur hara yang penting bagi tanaman antara lain, Nitrogen (N), fosfat (P), dan
kalim (K). Kurang lebih 74% kandungan udara adalah N. Namun, N udara
tersebut harus ditambat oleh mikroba dan diubah bentuknya terlebih dahulu agar
bisa langsung dimanfaatkan oleh tanaman. Mikroba penambat N ada yang hidup
bebas dan ada pula yang bersimbiosis. Mikroba penambat N simbiotik antara
lain : Rhizobium sp yang hidup di dalam bintil akar tanaman kacang-kacangan (
leguminose ). Mikroba penambat N non-simbiotik misalnya: Azospirillum sp dan
Azotobacter sp. Mikroba penambat N simbiotik hanya bisa digunakan untuk
tanaman leguminose saja, sedangkan mikroba penambat N non-simbiotik dapat
digunakan untuk semua jenis tanaman.
Mikroba tanah lain yang berperan dalam penyediaan unsur hara adalah
mikroba pelarut unsur fosfat (P) dan kalium (K). Kandungan P yang cukup
tinggi (jenuh) pada tanah pertanian kita, sedikit sekali yang dapat digunakan
oleh tanaman karena terikat pada mineral liat tanah. Di sinilah peran mikroba
pelarut P yang melepaskan ikatan P dari mineral liat dan menyediakannya bagi
tanaman. Banyak sekali mikroba yang mampu melarutkan P, antara lain:
Aspergillus sp, Penicillium sp, Pseudomonas sp dan Bacillus megatherium.
Mikroba yang berkemampuan tinggi melarutkan P, umumnya juga
berkemampuan tinggi dalam melarutkan K.
Pada saat ini sudah dikembangkan tanaman transgenik yang resisten
terhadap hama. Tanaman transgenik diperoleh dengan cara rekayasa genetika.
Gen yang mengkode pembentukan protein toksin yang dimiliki oleh B.
thuringiensis dapat diperbanyak dan disisipkan ke dalam sel beberapa tanaman
budidaya. Dengan cara ini, diharapkan tanaman tersebut mampu menghasilkan
5
protein yang bersifat toksis terhadap serangga sehingga pestisida tidak
diperlukan lagi.
Pembuatan tanaman yang mampu mengikat nitrogen dari udara bebas dengan
menginjeksi bakteri Rhizobium kedalam tanaman tersebut.
1. Tanaman Transgenik
Rekayasa genetika dapat dilakukan pada berbagai jenis tanaman untuk
menghasilkan tanaman dengan sifat yang dikehendaki manusia disebut
tanaman transgenic.Tanaman transgenik yaitu tanaman yang telah disisipi
gen bakteri. Berikut ini contoh tanaman transgenic :
a) Tanaman Kebal Hama dan Penyakit TMV (Tobacco Mozaic Virus).
Pembentukan tanaman tahan hama TMV pada tanaman tembakau
dilakukan dengan rekayasa genetika menggunakan teknik rekombinasi
gen dan kultur sel. Dengan menyisipkan gen yang kebal terhadap
penyakit maka dapat menghasilkan tanaman kebal penyakit pula.
Vektor penyisip gen yang digunakan adalah plasmid dari bakteri
Agrobacterium tumefaciens.
b) Tanaman yang Mampu Mengikat Nitrogen.
Tanaman hasil rekayasa genetika dapat mengikat nitrogen dari udara
bebas. Cara yang digunakan yaitu dengan menginjeksi tanaman dengan
bakteri Rhizobium. Di dalam bakteri tersebut telah ditransfer gen-gen
tertentu dari bakteri lain yang menginfeksi tanaman selain dari familia
Leguminoceae. Hasil akhirnya, bakteri tersebut mampu mengikat
nitrogen setelah diinjeksikan ke dalam tanaman selain dari familia
Leguminoceae.
2. Mikroorganisme Pembasmi Hama Tanaman.
Mikroorganisme dapat digunakan untuk pengendalian hama dan penyakit
secara biologi yang disebut dengan biopeptisida mikroba. Beberapa mikroba
yang dapat dipakai sebagai pestisida adalah sebagai berikut :
a) Bacillus Thuringiensis membantu mengatasi larva ngengat dan kupu-
kupu perusak.
b) Bacillus populiae untuk mengatasi kumbang jepang dengan menularkan
penyakit susu.
6
c) Baculovirus merupakan kelompok virus yang dikembangkan sebagai
bioinsektisida untuk memberantas serangga penggerek jagung,
kumbang kentang, serta kutu dan kumbang daun.
7
kupu-kupu, kutu loncat), misalnya ulat kubis, ngengat gipsy, dan sarang
ulat.
7. Penggunaanya dalam industri perminyakan dan pertambangan
Sejumlah prosedur mikrobiologi digunakan untuk meningkatkan perolehan
kembali logam dari bijih berkadar rendah dan untuk perbaikan perolehan
minyak dari sumur-sumur bor.
C. Penerapan Biologi Dalam Bidang Pengolahan Makanan
Penerapan biologi dalam bidang pengolahan makanan salah satunya adalah
bioteknologi. Bioteknologi dalam produksi bahan pangan menggunakan
mikroorganisme untuk mengubah bahan pangan menjadi bentuk lain melalui
proses fermentasi. Fermentasi adalah proses merombak suatu senyawa organik
menjadi zat organik yang lebih sederhana dengan bantuan mikroorganisme.
Fermentasi bahan makanan dilakukan untuk meningkatkan nilai bahan makanan
menjadi produk yang diinginkan. Selain itu mikroorganisme juga berperan
dalam penciptaan makanan baru dari biomassa sel yang disebut protein sel
tunggal.
1. Produk Makanan/Minuman Hasil Fermentasi
Produk-produk makanan/minuman hasil fermentasi sebagai berikut :
Produk Bahan
No Mikroorganisme yang Berperan
Fermentasi Mentah
Rhizopuz oryzae dan Rhizopus
1 Tempe Kedelai
oligosporus
2 Tauco Keledai Aspergillus oryzae
3 Kecap Keledai Aspergillus wentii atau Aspergillus soyae
Lactobacillus bulgaricus,Lactobacillus
4 Keju Susu
lactis,dan Sterpococcus
Lactobacillus bulgaricus dan
5 Yoghurt Susu
Streptococcus thermophilus
Streptococcus lactis dan Leuconostoc
6 Mentega Susu
cremonis
Nata de Air
7 Acetobacter xylum
coco kelapa
Tepung
8 Roti Saccharomyces cerevisiae
Terigu
8
2. Produksi Protein Sel Tunggal (PST) atau Single Cell Protein (SCP)
Protein sel tunggal merupakan bentuk makanan baru yang diperoleh dengan
memanfaatkan biomassa mikroorganisme baik dari bakteri, ragi, jamur, dan
alga/ganggang.
9
D. Penerapan Biologi Dalam Bidang Kehutanan
Hutan merupakan salah satu sumberdaya yang bersifat dapat dipulihkan
(renewable atau funding resource). Oleh karena itu pengelolaannya harus
berdasarkan pada prinsip- prinsip sustainable (sustainable based principle) dari
semua manfaat yang bisa diperoleh dari hutan sebagai sumberdaya sekaligus
sebagai ekosistem.
Berhubung di alam ini antara ekosistem yang satu berinteraksi dengan
ekosistem yang lain, maka konteks pengelolaan hutan harus berdasarkan pada
anggapan bahwa hutan merupakan salah satu bagian integral dari ekosistem
yang lebih besar dimana hutan tersebut berada, yaitu suatu Daerah Aliran Sungai
(DAS) sebagai satu kesatuan bentang darat.
Dalam rangka mencapai azas kelestarian (sustainable), laju ekstraksi
sumbedaya hutan tidak boleh melebihi laju daya pemulihan dari ekosistem hutan
tersebut. Dalam konteks penebangan kayu, besar volume kayu yang ditebang
tidak boleh melebihi riap volume tegakan hutan, sedangkan dalam konteks
pemanfaatan secara umum, pemanfaatan hutan sebagai ekosistem tidak boleh
melebihi daya dukung maksimum dari ekosistem tersebut.
Secara ideal, derajat pemanfaatan hutan harus diupayakan pada tingkat daya
dukung optimalnya atau paling tinggi berada pada kisaran nilai antara daya
dukung optimal dengan daya dukung maksimumnya. Hal ini dimaksudkan agar
pemanfaatan hutan tidak menimbulkan derajat gangguan lingkungan yang
melebihi daya asimilatif dari ekosistem hutan tersebut. Hutan dapat
menghasilkan berbagai macam barang (kayu dan hasil hutan bukan kayu) dan
jasa lingkungan (air, oksigen, keindahan alam, penyerap berbagai polutan, dan
lain-lain), sehingga hutan bersifat multimanfaat.
Pemanfaatan biologi dalam bidang kehutanan, misalnya kita dapat
mempelajari karakteristik tumbuhan, hewan dan lingkungan sekitar hutan
serta meningkatkan daya guna hutan, penelitian di bidang agroforestri, maupun
konservasi. Terjaganya flora dan fauna adalah peranan biologi dalam bidang
konservasi, manfaatnya dapat menjaga, kelestarian sumber daya hayati. Menjaga
kelestarian flora berarti menjaga kelestarian sumber air dimuka bumi ini.
10
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Manfaat ilmu biologi dalam bidang pertanian dapat kita lihat seperti
pemilihan bibit unggul untuk memperoleh jenis tanaman yang super maupun
hasil yang melimpah. Pengetahuan manusia tentang biologi pun mampu
menerapkan cara pembudidayaan tanaman dengan tepat baik dalam pengolahan
lahan maupun menetapkan waktu bercocok tanam yang tepat. Seperti halnya
dalam bidang pertanian, dalam bidang industri pun pemanfaatan ilmu biologi
sangat lah membantu. Perkembangan zaman yang cukup pesat berbanding lurus
dengan perkembangan industri guna memenuhi kebutuhan manusia dalam
berbagai hal. Penerapan biologi dalam bidang pengolahan makanan salah
satunya adalah bioteknologi. Bioteknologi dalam produksi bahan pangan
menggunakan mikroorganisme untuk mengubah bahan pangan menjadi bentuk
lain melalui proses fermentasi. Dan juga pemanfaatan biologi dalam bidang
kehutanan, misalnya kita dapat mempelajari karakteristik tumbuhan, hewan dan
lingkungan sekitar hutan serta meningkatkan daya guna hutan, penelitian di
bidang agroforestri, maupun konservasi.
B. Saran
Peranan Biologi Dalam berbagai bidang tersebut harus ditingkatkan dan
dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya jangan sampai biologi malah terkesan
buruk di mata masyarakat,sehingga mereka enggan untuk mempelajarinya atau
mengembangkan ilmu biologi.
11
DAFTAR PUSTAKA
12