Perawatan Endodontik Intrakanal
Perawatan Endodontik Intrakanal
Perawatan Endodontik Intrakanal
1
23. Gutapperca no. 45-80
24. Glass lab tebal ( 1 cm)
25. Dappen glass
26. Cement spatula
27. Penumpat plastis
28. Petridish bersekat
29. Chip blower
30. Cotton pellet dan cotton roll
31. Gunting kecil dan penggaris pendek
32. Alat irigasi (syringe jarum suntik 2,5 ml) dan tutupnya sebanyak
2 buah
33. Bunsen brander
34. Endo box logam
35. Endo block
36. Kain putih dan bersih
37. Kacamata kerja
38. Handschoen
39. Masker
3.1.1. TEORI
Gigi Insisivus Sentral Maksiler
Panjang gigi rata-rata 21, 8 mm
Kamar pulpa terletak pada pusat mahkota, sama jauhnya dari
dinding-dinding dentin. Kamar pulpa ovoid kearah mesiodistal.
Mempunyai satu akar dengan satu saluran akar. Saluran akarnya
luas bagian labiopalatal, besar dan sederhana dalam garis bentuk,
berbentuk konis dan terletak di pusat.
Mayoritas akarnya lurus (75%), beberapa membengkok ke distal
(8%), mesial (4%), palatal (4%) atau labial (9%). Saluran akar
biasanya mengikuti arah akar yang membengkok.
Foramen apical terletak di pusat pada apeks anatomik pada hanya
12% kasus, dan suatu delta apical pada 1% kasus.
2
Gbr. Potongan melintang gigi insisivus sentral maksiler ( A dan B)
3.1.2. TAHAPAN KERJA
ASEPSIS DAN ISOLASI DAERAH KERJA
Isolasi memerlukan pemasangan isolator yang tepat. Alat isolator
ini akanmengisolasi ruang pulpa dari saliva dan daran dan akan
melindungi jaringan dari larutan irigasi, bahan kimia lain dan
instrument.alat isolator disini bisa menggunakan cotton roll. Tahap
isolasi daerah kerja:
Bibir disingkap dengan menggunakan ibu jari dan jari
telunjuk.
Cotton rol dipasangkan pada vestibulum labial di sebelah
kanan dari frenulum labialis.
Saliva ejector dipasang dibawah lidah.
Asepsis daerah kerja dilakukan pada permukaan gigi yang ingin
dirawat. Ada berbagai teknik dan bahan kimia yang dapat dipakai
untuk melenyapkan kontaminan bakteri dari permukaan gigi dan
daerah sekelilingnya. Material tersebut antara lain alcohol, senyawa
ammonium kuatener, NaOcl, iodin organic, garam merkuri, dan
peroksid hydrogen. Teknik dalam melakukan asepsis pada
permukaan gigi adalah sebagai berikut:
3
Plak dibersihkan dari permukaan gigi
Bibir disingkap dengan menggunakan ibu jari dan jari
telunjuk.
Cotton rol dipasangkan pada vestibulum labial di sebelah
kanan dari frenulum labialis.
Saliva ejector dipasang dibawah lidah.
Permukaan gigi dan gigi-gigi disekitarnya di oles dengan
cotton pellet yang telah diberi NaOCl.
4
Gambar 8. Potongan longitudinal insisivus sental
5
yang ditandai dengan sensasi seperti menembus
ruang kosong. \
3. Kavitas diirigasi untuk membersihkan serbuk
dentin yang terasah. Cara melakukan irigasi
adalah bahan irigasi disemprotkan secara
perlahan-lahan ke dalm kavitas. Kavitas
dikeringkan dengan menggunakan cotton pellet
atau potongan cotton roll.
4. Orifice dicari dengan jarum miller (orifice
adalah lubang saluran akar yang terletak pada
dasar ruang pulpa, perhatikan letak dan
jumlahnya).
5. Setelah itu dengan bur bulat dilakukan gerakan
ke arah incisal edge untuk menghilangkan atap
pulpa dan tanduk pulpa dan membentuk cavity
entrance sedemikian rupa sehingga alat
preparasi dapat memperluas ke dalam saluran
akar dengan bebas. Untuk memperluas dan
menghaluskan kavitas akses digunakan fissure
bur.
6
Gambar 9. Preparasi cavity entrance gigi insisivus
RA
7
DIAGNOSTIC WIRE PHOTO (DWP)
- Setelah orifice didapat, maka digunakan jarum miller atau file berukuran 10-15
ke dalam saluran akar yang diberi tanda stopper menggunakan bahan yang
bersifat radiopaque (tampak warna putih bila dibuat R photo) untuk pengukuran
panjang gigi.
- stopper diletakkan sesuai panjang gigi rata-rata. File dimasukkan ke dalam
saluran akar sampai stopper terletak pada cusp tertinggi
- Lakukan rontgen foto, untuk DWP. Perlu diperhatikan posisi film, phantom dan
alat (cone) sinar X diatur sedemikian rupa pada waktu pengambilan foto sehingga
bagian oklusal/ insisal dan apeks gigi terlihat pada foto.
-Berdasarkan hasil foto, kemudian dilakukan penghitungan panjang gigi dengan
rumus:
PGS =
PK = PGS 1mm
8
3. File untuk preparasi digunakan secara berurutan mulai dari nomer terkecil yang
dapat masuk ke dalam saluran akar sesuai panjang kerja (pada setiap gigi tidak
sama) sampai nomer terbesar seimbang dengan diameter saluran akar.
4. Setiap penggunaan file untuk preparasi digunakan pelumas/pelunak dentin
untuk mengatasi penyumbatan saluran akar (gel EDTA, RC-Prep).
5. Selama preparasi dan setiap pengeluaran file dari saluran akar perlu dilakukan
irigasi dengan NaOCl dan aquadest yang dimasukkan dalam syringe untuk
membersihkan sisa jaringan nekrotik maupun serbuk dentin yang terasah.
6. Bila terjadi penyumbatan dalam saluran akar sehingga panjang kerja tidak
tercapai, maka diulangi preparasinya menggunakan file yang lebih kecil kembali.
7. Tahapan preparasi selesai, jika jaringan dentin telah bersih dan halus (dapat
dilihat dari bersihnya jarum preparasi setelah dikeluarkan dari dalam saluran
akar). Setelah preparasi selesai, keringkan dengan paper point dan cotton pellet
yang telah disterilkan.
Teknik pengisian single cone, dilakukan pada gigi dengan saluran akar lurus
dan diameter bulat sehingga dapat digunakan satu guttap percha untuk setiap
satu saluran akar.
- Mencoba guttap percha. Pada preparasi saluran akar konvensional, untuk
mencoba guttap percha dilakukan pemilihan guttap percha yang nomernya
(diameter) sesuai dengan nomer file terakhir yang digunakan pada preparasi
saluran akar tersebut
- Guttap percha yang dipilih diberi tanda dengan pensil tinta sesuai dengan
panjang kerja, kemudian dengan menggunakan pinset dimasukkan kedalam
saluran akar
sebatas tanda yang telah dibuat tadi. Diperiksa apakah guttap percha telah sesuai
panjang dan diameternya dengan mencoba menariknya keluar dengan
menggunakan pinset, apakah sudah menunjukkan initial fit di daerah apikal yang
baik.
- Tunjukkan instruktur.
- Lakukan Rontgen foto untuk Trial Guttap
- Tunjukkan instruktur.
STERILISASI RUANG PULPA
- Sterilisasi ruang pulpa dengan obat saluran akar dilakukan setelah preparasi
saluran akar selesai atau setiap antar kunjungan walaupun preparasi saluran akar
belum selesai.
- Teteskan ChKM pada cotton pellet, peras dengan menjepitkan pada cotton roll,
letakkan pada orifice. Tunjukkan instruktur
- Tumpatkan bahan tumpatan sementara pada kavitas sampai penuh dan padat.
9
- Tunjukkan instruktur
PENGISIAN SALURAN AKAR
- Bongkar tumpatan sementara dengan bur dan ekskavator
- Irigasi saluran akar dengan NaOCl
- Rekapitulasi saluran akar
- Irigasi saluran akar dengan NaOCl
- Lakukan pencampuran pasta saluran akar sesuai petunjuk pabrik
- Kemudian ulasi guttap percha yang telah disiapkan dengan pasta tersebut, sisa
pasta dimasukkan ke dalam saluran akar dengan menggunakan jarum lentulo.
- Masukkan guttap percha sampai panjang kerja pada saluran akar
- Guttap percha dipotong 1-2 mm dibawah dasar ruang pulpa (sebatas orifice)
dengan ekskavator yang ujungnya telah dipanaskan diatas api bunsen brander
sampai membara. Pilih diameter ekskavator yang dapat dengan mudah masuk
kedalam kavitas ruang pulpa.
- Tekan guttap percha dengan plugger sampai 1 mm di bawah orifice
- Isi kavitas dengan cotton pellet.
FOTO PENGISIAN
- Lakukan Rontgen Foto untuk foto pengisian.
BASIS
- Terakhir dasar kavitas ditutup dengan basis semen yang merata dan halus.
10