SK Pelayanan Klinis
SK Pelayanan Klinis
SK Pelayanan Klinis
DINAS KESEHATAN
UPT PUSKESMAS SELAAWI
Jl. Raya Selaawi No. 49 Kecamatan Selaawi Kabupaten Garut Kode Pos 44187
E-mail : [email protected]
KEPUTUSAN
KEPALA UPT PUKESMAS SELAAWI.
Nomor : 006/SK-SLW/I/2017
TENTANG
KEBIJAKAN PELAYANAN KLINIS UPT PUSKESMAS SELAAWI
MEMUTUSKAN
Menetapkan : KEPUTUSAN KEPALA PUSKESMAS TENTANG KEBIJAKAN
PELAYANAN KLINIS UPT PUSKESMAS SELAAWI.
KESATU : Kebijakan pelayanan klinis di UPT Puskesmas Selaawi,
sebagaimana tercantum dalam Lampiran merupakan bagian
yang tidak terpisahkan dari surat keputusan ini;
Ditetapkan di : Garut
Pada Tanggal : 06 Januari 2017
KEPALA UPT PUSKESMAS SELAAWI,
NOMOR : 006/SK-SLW/I/2017
A. PENDAFTARAN PASIEN
1. Pendaftaran pasien harus dipandu dengan prosedur yang
jelas
2. Pendaftaran dilakukan oleh petugas yang kompeten yang
memenuhi kriteria sebagai berikut: pendidikan setinggi-
tingginya D3 Perekam Medik dan serendah-rendahnya
SMU/Sederajat yang sudah dilatih sebagai tenaga rekam
medik.
3. Pendaftaran pasien memperhatikan keselamatan pasien
4. Identitas pasien harus dipastikan minimal dengan dua cara
dari cara identifikasi sebagai berikut: nama pasien, tanggal
lahir pasien, alamat/tempat tinggal, dan nomor rekam medis
5. Informasi tentang alur dan jenis pelayanan klinis yang
tersedia, dan informasi lain yang dibutuhkan masyarakat
yang meliputi: tarif, jenis pelayanan, ketersediaan tempat
tidur , dan informasi tentang kerjasama dengan fasilitas
kesehatan yang lain harus dapat disediakan di tempat
pendaftaran
6. Hak dan kewajiban pasien harus diperhatikan pada
keseluruhan proses pelayanan yang dimulai dari pendaftaran
7. Hak-hak pasien meliputi:
a. Memperoleh informasi mengenai tata tertib dan peraturan
yang berlaku di Puskesmas
b. Memperleh informasi tentang hak dan kewajiban pasien
c. Memperoleh layanan yang manusiawi, adil, jujur, dan
tanpa diskriminasi
d. Memperoleh pelayanan kesehatan bermutu sesuai
dengan standar profesi dan standar prosedur operasional
e. Memperoleh layanan yang efektif dan efisien sehngga
pasien terhindar dari kerugian fisik dan materi.
f. Mengajukan pengaduan atas kualitas pelayanan yang
didapatkan
g. Memilih dokter sesuai dengan keinginannya
h. Meminta konsultasi penyakit yang dideritanya kepada
dokter lain ( second opinion)
i. Mendapatkan privasi dan kerahasiaan penyakit yang
diderita termasuk data-data medisnya.
j. Memberikan persetujuan atau masalah atas tindakan
yang akan dilakukan oleh tenaga kesehatan terhadap
penyakit yang dideritanya
k. Mendapat informasi yang meliputi diagnosis, dan tata
cara tindakan medis, tujuan tindakan medis, alternative
tindakan, risiko dan komplikasi yang mungkin terjadi, dan
prognosis terhadap tindakan yang dilakukan serta
perkiraan biaya pengobatan
l. Didampingi keluarganya dalam keadaan kritis
m. Memperoleh keamanan dan keselamatan dirinya selama
dalam peawatan di Puskesmas
n. Mengajukan usul, saran, perbaikan, atas perlakuan
Puskesmas terhadap dirinya
8. Kewajiban pasien meliputi:
a. Memberi informasi yang lengkap dan jujur tentang
masalah kesehatannya
b. Mematuhi nasihat dan petunjuk dokter dan dokter gigi
c. Mematuhi ketentuan yang berlaku di sarana pelayanan
kesehatan
d. Memberi imbalan jasa atas pelayanan yang diterima
kecuali pasien yang mempunyai asuransi
9. Kendala fisik, bahasa, dan budaya serta penghalang lain
wajib diidentifikasi dan ditindak lanjuti
C. PELAKSANAAN LAYANAN;
1. Pelaksanaan layanan dipandu dengan pedoman dan
prosedur pelayanan klinis
2. Pedoman dan prosedur layanan klinis meliputi: pelayanan
medis, keperawatan, kebidanan, dan pelayanan profesi
kesehatan yang lain
3. Pelaksanaan layanan dilakukan sesuai rencana layanan
4. Pelaksanaan layanan dan perkembangan pasien harus
dicatat dalam rekam medis
5. Jika dilakukan perubahan rencana layanan harus dicatat
dalam rekam medis
6. Tindakan medis/pengobatan yang berisiko wajib
diinformasikan pada pasien sebelum mendapatkan
persetujuan
7. Pemberian informasi dan persetujuan pasien (informed
consent) wajib didokumentasikan
8. Pelaksanaan layanan klinis harus dimonitor, dievaluasi, dan
ditindak lanjut
9. Evaluasi harus dilakukan terhadap evaluasi dan tindak lanjut
10. Kasus-kasus gawat darurat harus diprioritaskan dan
dilaksanakan sesuai prosedur pelayanan pasien gawat
darurat
11. Kasus-kasus berisiko tinggi harus ditangani sesuai dengan
prosedur pelayanan kasus berisiko tinggi
12. Kasus-kasus yang perlu kewaspadaan universal terhadap
terjadinya infeksi harus ditangani dengan memperhatikan
prosedur pencegahan (kewaspadaan universal)
13. Pemberian obat/cairan intravena harus dilaksanakan dengan
prosedur pemberian obat/cairan intravena yang baku dan
mengikuti prosedur aseptik.
14. Kinerja pelayanan klinis harus dimonitor dan dievaluasi
dengan indikator yang jelas
15. Hak dan kebutuhan pasien harus diperhatikan pada saat
pemberian layanan.
16. Keluhan pasien/keluarga wajib diidentifikasi,
didokumentasikan dan ditindak lanjuti
17. Pelaksanaan layanan dilaksanakan secara tepat dan
terencana untuk menghindari pengulangan yang tidak perlu
18. Pelayanan mulai dari pendaftaran, pemeriksaan fisik,
pemeriksaan penunjang, perencanaan layanan, pelaksanaan
layanan, pemberian obat/tindakan, sampai dengan pasien
pulang atau dirujuk harus dijamin kesinambungannya
19. Pasien berhak untuk menolak pengobatan
20. Pasien berhak untuk menolak jika dirujuk ke sarana
kesehatan lain
21. Penolakan untuk melanjutkan pengobatan maupun untuk
rujukan dipandu oleh prosedur yang baku.
22. Jika pasien menolak untuk pengobatan atau rujukan, wajib
diberikan informasi tentang hak pasien untuk membuat
keputusan, akibat dari keputusan, dan tanggung jawab
mereka berkenaan dengan keputusan tersebut
23. Pelayanan anestesi dan pembedahan harus dipandu dengan
prosedur baku
24. Pelayanan anestesi dan pembedahan harus dilaksanakan
oleh petugas yang kompeten
25. Sebelum melakukan anestesi dan pembedahan harus
mendapatkan informed consent
26. Status pasien wajib dimonitor setelah pemberian anestesi
dan pembedahan
27. Pendidikan/penyuluhan kesehatan pada pasien dilaksanakan
sesuai dengan rencana layanan
Prosedur Administratif
a. Dilakukan setelah pasien diberikan tindakan pra-rujukan
b. Membuat catatan rekam medis pasien
c. Memberi informed consent (persetujuan / penolakan
rujukan)
d. Membuat surat rujukan pasien rangkap 2 lembar pertama
dikirim ke tempat rujukan bersama pasien yang
bersangkutan. Lembar kedua disimpan sebagai arsip.
Mencatat identitas pasien pada buku register rujukan
pasien.
e. Menyiapkan sarana transportasi dan sedapat
mungkin menjalin komunikasi dengan tempat rujukan.
f. Pengiriman pasien sebaiknya dilaksanakan setelah
diselesaikan administrasi yang bersangkutan
10. Pada saat pemulangan, pasien/keluarga pasien harus diberi
informasi tentang tindak lanjut layanan.
Ditetapkan di : Garut
Pada Tanggal : 06 Januari 2017
KEPALA UPT PUSKESMAS SELAAWI,