Acne Vulgaris
Acne Vulgaris
Acne Vulgaris
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Salah satu penyakit kulit yang paling sering dialami oleh para remaja dan dewasa muda
adalah jerawat atau dalam bahasa medis disebut dengan acne. Penyakit ini biasa terjadi
pada usia remaja ketika terjadi perubahan hormone sehingga menghasilkan lebih banyak
minyak. Keadaan ini cenderung diturunkan dalam keluarga dan sama sekali tidak
berbahaya. Tetapi beberapa orang yang mengalami kasus yang berat mungkin merasa
papulopustul, dan nodul (Jain 2012). Acne vulgaris merupakan masalah yang paling sering
terjadi pada kulit dan kejadiannya 85% pada orang muda. Onset umur terjadinya Acne
sering kali terjadi pada saat pubertas, berkisar antara 10 sampai 17 tahun pada perempuan
Acne vulgaris atau yang biasa disebut jerawat merupakan gangguan kulit yang paling
umum di Amerika Serikat yang terjadi pada 40 sampai 50 juta penduduk dan 85% dari
penduduk usia 12-24 tahun menderita akne vulgaris.Dan data yang hampir serupa didapati
pada sebahagian besar dunia barat. Di Afrika, didapati prevalensi akne vulgaris sebesar
29.21%. Untuk Asia, beberapa data yang bisa diperoleh menunjukkan terdapat 40-80%
kasus akne vulgaris. Contohnya sebuah epidemiologi di singapura oleh The National Skin
Center in Singapore (NSCS) pada tahun 2002 memperoleh prevalensi sebesar 10.9%
terdapat 60% penderita akne vulgaris pada tahun 2006 dan 80% pada tahun 2007. Dari
kasus di tahun 2007, kebanyakan penderitanya adalah remaja dan dewasa yang berusia
antara 11-30 tahun sehingga beberapa tahun belakangan ini para ahli dermatologi di
jerawat dapat pula terjadi pada usia yang lebih muda dan lebih tua daripada usia tersebut
(Efendi, 2003).
Patofisiologi Acne vulgaris dapat diakibatkan oleh beberapa faktor yang bekerja
sinergis ataupun mendominasi. Peningkatan produksi sebum oleh kelenjar sebasea dan
deskuamasi abnormal dari folikel rambut terjadi sebagai respon peningkatan level
androgen pada masa pubertas (Mancini 2008). Kelebihan produksi sebum menyebabkan
hiperplasia kelenjar sebasea yang kemudian memicu hiperkeratinisasi folikel rambut. Jika
berkelanjutan maka akan terjadi akumulasi debris dan lipid yang menyebabkan kolonisasi
Propionibacterium Acnes. Hal ini kemudian dapat memprovokasi respon imun dan juga
Meskipun Acne bukanlah penyakit gawat darurat, tetapi Acne bisa menjadi
pertimbangan psikologis. Gejala depresi yang sering muncul pada Acne(Behnam 2013).
Ada 18% remaja merasa malu dan depresi berat akibat Acne. Hal ini bisa disebabkan
karena kejadian Acne seringkali berlangsung lama dan meninggalkan skar (Jankovic et al.
2012).
Banyak obat yang dapat digunakan untuk mengobati acne vulgaris baik obat medis
maupun tradisional, untuk obat medis sendiri memiliki berbagai macam mekanisme
dengan cara berbeda yang dapat mengobati acne vulgaris, misal saja dengan cara
Berdasarkan penjelasan diatas, maka penulis ingin menulis lebih lanjut mengenai
pengobatan acne vulgaris dengan cara menghambat populasi dari lipase Propionibacterium
B. Rumusan Masalah
vulgaris?
C. Tujuan
vulgaris.
D. Manfaat
Dapat lebih mengerti dan dapat memberikan informasi kepada masyarakat mengenai
TINJAUAN PUSTAKA
A. Acne Vulgaris
1. Definisi
Akne adalah raksi peradangan dalam folikel sebasea yang pada umumnya dan
biasanya disertai dengan pembentukan papula, pustula dan abses terutama di daerah
yang banyak mengandung kelenjar sebasea, seperti muka, dada dan punggung bagian
atas.
umumnya terjadi pada masa remaja dan dapat sembuh sendiri (Wasitaatmadja, 2007).
Definisi lain akne vulgaris atau disebut juga common acne adalah penyakit radang
menahun dari apparatus pilosebasea, lesi paling sering di jumpai pada wajah, dada dan
punggung. Kelenjar yang meradang dapat membentuk papul kecil berwarna merah
muda, yang kadang kala mengelilingi komedo sehingga tampak hitam pada bagian
tengahnya, atau membentuk pustul atau kista; penyebab tak diketahui, tetapi telah
dikemukakan banyak faktor, termasuk stress, faktor herediter, hormon, obat dan
Penyebab pasti timbulnya akne belum diketahui dengan jelas. Faktorfaktor yang
1. Bakteria
2. Genetik
3. Ras
Kemungkinan ras berperan dalam timbulnya akne vulgaris diajukan karena adanya
ras-ras tertentu seperti oriental (Jepang, Cina, Korea) yang lebih jarang
dibandingkan dengan ras caucasian (Eropa, Amerika) dan orang kulit hitam pun
4. Hormon
seminggu menstruasi.
5. Diet
Jenis makanan yang sering dihubungkan dengan timbulnya akne adalah makanan
yang tinggi lemak (kacang, daging berlemak, susu, es krim), makanan tinggi
karbohidrat (sirup manis), makanan yang beryodida tinggi (makanan asal laut) dan
pedas. 13 Pola makanan yang tinggi lemak jenuh dan tinggi glukosa susu dapat
6. Psikis
Stres psikis dapat menyebabkan sekresi ACTH yang akan meningkatkan produksi
7. Iklim
Pada daerah yang mempunyai empat musim biasanya akne akan bertambah hebat
pada musim dingin dan sebaliknya membaik pada musim panas. Hal ini disebabkan
karena sinar ultraviolet (UV) yang mempunyai efek membunuh bakteri dapat
menembus epidermis bagian bawah dan dermis bagian atas yang berpengaruh pada
8. Kosmetika
yang lama dapat menyebabkan suatu bentuk akne ringan yang terutama terdiri dari
komedo tertutup dan beberapa lesi papulopustula pada pipi dan dagu. Bahan yang
sering menyebabkan akne bisa terdapat pada berbagai krem wajah seperti bedak
malam.
Menggosok dengan cairan pembersih wajah, scrub atau penggunaan pakaian ketat
10. Merokok
yang dikenal dengan smoking acne. Berdasarkan penelitian sekitar 42% perokok
menderita akne vulgaris. Partisipasi nonperokok yang memiliki akne vulgaris tidak
meradang sebagian besar dipengaruhi oleh faktor lingkungan, seperti sering terkena
3. Patogenesis
Meskipun etiologi akne vulgaris belum diketahui, namun ada beberapa faktor yang
Penderita akne vulgaris memiliki produksi sebum yang lebih dari rata-rata
diatur oleh androgen yang terdapat di dalam sirkulasi maupun didalam jaringan.
Pada saat pubertas androgen yang dihasilkan oleh gonad terutama testoteron
akne disebabkan respon organ akhir yang berlebihan pada kelenjar sebasea
berubah menjadi padat dan melekat sehingga sukar lepas dari saluran folikel
tersebut.
Proprionibacterium acnes dapat memicu reaksi radang imun dan non imun.
b. Pelepasan faktor kemotaktik pada P.acnes akan menarik lekosit atau sel
darah putih kedaerah lesi. Enzim hidrolisis yang dihasilkan oleh lekosit
dapat merusak dinding folikel kemudian isi folikel seperti sebum, epitel
4. Patofisiologi
Akne terjadi ketika lubang kecil dipermukaan kulit yang disebut poripori
menyingkirkan sel kulit mati. Namun, ketika kelenjar tersebut menghasilkan minyak
yang berlebihan, pori-pori menjadi tersumbat oleh penumpukan kotoran dan bakteri.
Pembentukan komedo dimulai dari bagian tengah folikel akibat masuknya bahan
keratin sehingga dinding folikel menjadi tipis dan menggelembung, secara bertahap
akan terjadi penumpukan keratin sehingga dinding folikel menjadi bertambah tipis dan
dilatasi. Pada waktu yang bersamaan kelenjar sebasea menjadi atropi dan diganti
dengan sel epitel yang tidak berdiferensiasi. Komedo yang telah terbentuk sempurna
mempunyai dinding yang tipis. Komedo terbuka (blackheads) mempunyai keratin yang
tersusun dalam bentuk lamelar yang konsentris dengan rambut pusatnya dan jarang
mempunyai keratin yang tidak padat, lubang folikelnya sempit dan sumber timbulnya
Pada awalnya lemak keluar melalui dinding komedo yang udem dan kemudian
timbul reaksi seluler pada dermis, ketika pecah seluruh isi komedo masuk ke dalam
dermis yang menimbulkan reaksi lebih hebat da terdapat sel raksasa sebagai akibat
keluarnya bahan keratin. Pada infiltrat ditemukan bakteri difteroid garm positif dengan
bentukan khas Proprionibacterium acnes diluar dan didalam lekosit. Lesi yang nampak
sebagai pustul, nodul, dengan nodul diatasnya, tergantung letak dan luasnya inflamasi.
parut.
5. Gejala Klinis
Manifestasi klinis akne dapat berupa lesi non inflamasi (komedo terbuka dan
komedo tertutup), lesi inflamasi (papul dan pustul) dan lesi inflamasi dalam (nodul).
1. Komedo
Komedo adalah tanda awal dari akne. Sering muncul 1-2 tahun sebelum
dan komedo tertutup atau dapat juga berkembang menjadi lesi inflamasi.
a. Komedo terbuka
b. Komedo tertutup
Disebut juga whitehead secara klinis dijumpai lesinya kecil dan jelas
mati dan kelenjar minyak yang berlebihan pada kulit. Secara berkala
sumbatan.
2. Jerawat biasa
Jerawat jenis ini mudah dikenal, tonjolan kecil berwarna pink atau kemerahan.
Terjadi karena terinfeksi dengan bakteri. Bakteri ini terdapat dipermukaan kulit,
dapat juga dari waslap, kuas make up, jari tangan juga telepon. Stres, hormon
dan udara lembab dapat memperbesar kemungkinan infeksi jerawat karena kulit
a. Papula
Penonjolan padat diatas permukaan kulit akibat reaksi radang,
b. Pustula
c. Nodul
diseluruh muka. Penonjolan diatas permukaan kulit berupa kantong yang berisi
cairan serosa atau setengah padat atau padat. Kista jarang terjadi, bila terbentuk
besar akan didapati material kental berupa krem berwarna kuning. Lesi dapa
biasanya juga memiliki keluarga dekat yang juga menderita akne yang serupa.
4. Parut
Jaringan ikat yang menggantikan epidermis dan dermis yang sudah hilang.
folikel.
6. Gradasi
terhadap terapi, dan dampak penyakit secara individu. Gradasi menunjukkan berat ringannya
a. Ringan, bila : Beberapa lesi tak beradang pada 1 predileksi; Sedikit lesi tak beradang
pada beberapa tempat predileksi; atau Sedikit lesi beradang pada 1 predileksi.
b. Sedang, bila : Banyak lesi tak beradang pada 1 predileksi; Beberapa lesi tak beradang
pada lebih dari 1 predileksi; Beberapa lesi beradang pada 1 predileksi; atau Sedikit
Catatan :
7. Diagnosis
Diagnosis akne vulgaris ditegakkan atas dasar klinis dan pemeriksaan ekskohleasi
sebum. Diagnosis klinis dimana pada pemeriksaan kulit didapatkan erupsi kulit pada
tempat predileksi yang bersifat polimorfi yang terdiri dari komedo (tanda patognominik
akne vulgaris), papul, pustul dan nodul. Pemeriksaan ekskohleasi sebum adalah
radang kronis disekitar folikel pilosebasea dengan masa sebum didalam folike tetapi
Pemeriksaan susunan dan kadar lipid permukaan kulit (skin surface lipida). Pada
akne vulgaris kadar asam lemak bebas meningkat, oleh karena itu pada pencegahan dan
8. Diagnosis Banding
1. Erupsi akneiformis
Lesi ini disebabkan oleh obat-obatan. Klinis berupa erupsi papulopustul mendadak
tanpa adanya komedo hampir diseluruh bagian tubuh, dapat disertai demam dan
2. Rosacea
Merupakan penyakit peradangan kronis pada kulit muka. Penyakit ini ditandai
dengan eritema yang persisten, disertai telangiektasis, papul dan pustul, kadang-
3. Akne venenata dan akne akibat rangsangan fisis. Umumnya lesi monomorfi, tidak
gatal, bisa berupa komedo atau papul dengan tempat predileksi ditempat kontak zat
4. Dermatitis perioral
Gejala klinis berupa papul eritema atau papulo pustul dengan ukuran 1- 3 mm
terletak didagu, cekungan nasolabial dan sekitar mulut disertai skuama dan rasa
gatal.
5. Adenoma sebaseum
sebagai papul merah muda sampai merah diwajah yang timbul sejak usai anak-anak
B. Pencegahan
b. Minum air putih minimal 8 gelas sehari, dengan air putih yang cukup
kulit akan lebih elastis dan metabolisme tubuh menjadi lancar dan
e. Cuci muka dengan sabun dan air hangat 2 kali sehari. Jangan mencuci
scrub yang malah dapat mengiritasi kulit dan dapat memperparah akne.
a. Hidup teratur dan sehat, cukup istirahat, olahraga sesuai kondisi tubuh.
membuang alat make up yang sudah lama dan sudah tidak layak pakai.
d. Hindari bahan kosmetika yang berminyak, tabir surya, produk
B. Pengobatan
1. Pengobatan topikal
atas :
a. Bahan iritan yang dapat melupas kulit (peeling), misalnya sulfur (4-
rendah.
b. Antibiotika topikal yang dapat mengurangi jumlah mikroba dalam
nodulokistik.
jasad renik.
2. Pengobatan Sistemik
mg/hari).
retinoid oral.
vulgaris sembuh.
10. Prognosis
mencapai 30 sampai 40an. Jarang terjadi akne vulgaris yang menetap sampai tua atau
mencapai gradasi sangat berat sehingga perlu dirawat inap dirumah sakit.
B. Klindamisin
Klindamisin bekerja dengan menghambat sintesis protein dari bakteri dengan menghambat
translokasi ribosomal, Klindamisin akan berikatan dengan ribosom RNA 50S dari subunit
pertumbuhan atau reproduksi dari bakteri yaitu dengan menghambat sintesa protein.
Mekanisme kerja klindamisin meliputi memotong elongasi rantai peptida, memblok site A
pada ribosom, kesalahan membaca pada kode genetik atau mencegah penempelan rantai
struktur dengan lincomycin adalah terdapatnya substitusi atom chlorin pada 7-hydroxil dan
berturut-turut merupakan serbuk kristal berwarna putih, serbuk amorphous warna putih
atau keputih-putihan, serbuk kristal hygroskopis warna putih atau keputih-putihan dengan
masing-masing mempunyai bau yang khas dan larut dalam air. Kelarutan klindamisin
phosphate dalam air : 400 mg/ml pada suhu 25 0C. pKa klindamisin adalah 7,45.
molekul 424.98302 ini merupakan jenis antibakteri semisintetik yang analog dengan
bakterisida tergantung konsentrasi obat pada tempat infeksi dan organisme penyebab
serum 2-5 g/ml. Klindamisin diabsorpsi baik melalui oral hingga 90%. Obat
didistribusikan ke sebagian besar jaringan tubuh secara luas dan diekskresi melalui empedu
dan urin.
seperti abses, bisul/furuncle, infeksi pada gigi (pulpitis, abses periapikalis, gingivitis, dan
paska operasi / pencabutan gigi), infeksi saluran nafas, infeksi jaringan lunak dan
peritonitis. selain itu Clindamycin juga dapat digunakan dan efektif dalam mengatasi
terutama Plasmodium falciparum dalam keadaan pasien resisten chloroquine atau pada
wanita hamil yang terinfeksi di daerah endemik. Klindamisin juga dapat digunakan pada
Klindamisin juga dapat digunakan secara topical untuk pengobatan jerawat, dan dapat
Vecuronium harus dalam pengawasan karena dapat menyebabkan resitensi silang (cross-
resistance).
gejala efek samping pada saluran pencernaan, seperti mual, muntah, dan nyeri pada
lambung dapat muncul. Efek samping Klindamisin yang termasuk ke dalam kategori berat
adalah diare berkaitan dengan Clostridium difficile, kejadian diare ini berkaitan dengan
menyebabkan kulit kering, kemerahan, tampak iritasi, kulit mengelupas, berminyak, perih
dan gatal.
Dosis : Klindamisin tersedia dalam bentuk kapsul untuk konsumsi oral, dalam
bentuk gel dan cream untuk penggunaan topikal, dalam pengobatan untuk jerawat
dapat diberikan sebanyak 2 x 100mg selama kurang lebih 5 hari, untuk infeksi berat dapat
kembali (follow up), pada penggunaan topikal Klindamisin dapat digunakan sebanyak dua
kali sehari, dan pada pengobatan jerawat kronis dan diperlukan antibiotik sistemik dapat
BAB III
Laporan kasus yang di susun oleh dr. Komang Arya Wibawa pada tahun 2013
Laporan Kasus :
A. Identitas Pasien
Nama : Ariyanto
Umur : 20 tahun
B. Anamnesa
karena dirasa jerawat semakin banyak banyak 2 minggu yang lalu pasien
pada muka terasa nyeri, gatal dan bernanah, serta keluar darah. Karena
riwayat alergi.
C. Pemeriksaan Fisik
Status dermatologis :
D. Diagnosa
E. Diagnosa Banding
1. Erupsi Akneiformis
2. Dermatitis Kontak Alergi
F. Penatalaksanaan
1. Pengobatan Sistemik :
kontrol.
kontrol.
2. Pengobatan Topikal
3. Edukasi :
memperberat peradangan.
c. Memberikan informasi mengenai penyebab penyakit, pencegahan dan
d. Pada orang orang yang mempunyai prediposisi akne stress dan emosi
mekanika.
http://digilib.unimus.ac.id/files/disk1/142/jtptunimus-gdl-dewipurnam-
7052-3-babii.pdf
http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/25848/4/Chapter%20I
I.pdf
http://eprints.undip.ac.id/44827/3/MAZIDAH_ZULFA_22010110130
146_BAB_2_KTI.pdf
http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/40262/5/Chapter%20I.
Berdasarkan anamnesa dan pemeriksaan fisik yang dilakukan maka penyakit Tn.
Ariyanto lebih mengarah ke Acne Vulgaris . Diagnosa pasti acne vulgaris dapat ditegakkan
(blackheads), komedo tertutup (whiteheads), papula. pustula, nodul, dan luka bekas
(scar); sebagian besar penyakit kulit acne vulgaris ini menyerang remaja dan dalam kasus
ini pasien berumur 20 tahun dapat dikategorikan sebagai remaja; umumnya lesi paling
sering dan paling banyak ditemukan di daerah muka, dan dapat juga ditemukan di
Penatalaksanaan acne vulgaris dapat dilakukan dengan cara meliputi usaha untuk
mencegah terjadinya erupsi (preventif) dan usaha untuk menghilangkan jerawat yang
terjadi (kuratif). Kedua usaha tersebut harus dilakukan bersamaan, mengingat bahwa
kelainan ini terjadi akibat pengaruh berbagai faktor (multifactorial), baik faktor dari dalam
tubuh sendiri (ras, familial, hormonal) maupun faktor eksternal (makanan, musim, stress)
Tujuan pengobatan akne yaitu untuk dapat mencegah timbulnya sikatrik serta
mengurangi frekuensi dan kerasnya eksaserbasi akne, untuk itu,selain diperlukan obat-
obatan juga diperlukan kerjasama yang baik antar si penderita dengan dokter yang
merawatnya.
Bentuk-bentuk cara pengobatan yang dapat diberikan oleh dokter yang utama yaitu
berupa obat-obatan baik dalam pengobatan oral maupun topikal, selain obat dokter perlu
juga untuk dapat menyampaikan nasehat umum (edukasi) yang berisi penerangan
mengenai penyakit serta usulan-usulan cara perawatan wajah agar terhindar dari penyakit
acne vulgaris.
Pada laporan kasus yang telah tercantum diatas diketahui penatalaksanaan obat
yang digunakan yaitu pengobatan sistemik dan pengobatan topical. Pengobatan sistemik
x 4mg, selama 2 minggu). Dan pengobatan topical yang diberikan ialah asam fusidat cream
( ), clindamisin (sue, 2 x 1) + benzoil peroksida gel (sue, 2 x 1) dan tabir surya (sue, 1 x 1).
Doksisiklin dipilih sebagai pengobatan sistemik pada pengobatan akne vulgaris
karena doksisiklin berfungsi sebagai antibakteri sistemik dan lebih efektif dibandingkan
antibiotik lainnya karena dapat bekerja langsung di seluruh tubuh (di kelenjar sebasea),
yang merupakan golongan kortikosteroid yang dipilih untuk dapat cepat mengurangi
Asam fusidat cream dipilih sebagai obat antibiotik topikal yang memiliki
mekanisme kerja menghambat sintesa protein bakteri yang akan berfungsi unuk
memiliki aktivitas komedolitik dan anti inflamasi. Sifat Antimikroba Klindamisin yaitu
aktif terhadap beberapa bakteri anaerob, kokus gram positif dan beberapa protozoa.
Enterokokus pada umumnya lebih resisten. Beberapa organisme gram negatif aerob
Klindamisin dapat digunakan sendiri atau dikombinasikan dengan obat lain baik oral
maupun topikal untuk akne. Pada kasus ini klindamisin dikombinasikan dengan benzoil
peroksida yang dapat digunakan untuk mengobati peradangan jerawat yang ringan. Benzoil
acnes. Benzoil peroksida akan terurai pada kulit dengan sistein dan membebaskan oksigen
radikal bebas yang mengoksidasi protein bakteri. Hal tersebut akan meningkatkan laju
peluruhan sel epitel dan mengendur struktur steker folikular, sehingga dapat menghasilkan
aktivitas komedolitik.
Pada kasus diatas juga disebutkan menggunakan tabir surya sebagai pengobatan
topikal yang diberikan kepada pasien. Tabir surya digunakan untuk dapat mencegah
pengaruh negatif sinar matahari yang dapat mengakibatkan berbagai kelainan kulit seperti
terbakar, penuaan dini dan yang paling berpengaruh dalam pengobatan ini adalah untuk
mengurangi pigmentasi pada kulit wajah, terutama pada daerah lesi. Pemilihan tabir surya
pada pasien akne ini bersifat bebas minyak dan non komedogenik.