Laporan Prakerin Udang Windu

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 16

LAPORAN PRAKTEK KERJA INDUSTRI

BUDIDAYA PEMBENIHAN UDANG WINDU ( Panaseus monodon )

DI BALAI BUDIDAYA AIR PAYAU {BBAP}

UJUNG BATEE KABUPATEN ACEH BESAR

Disusun Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mengikuti Ujian Nasional Tahun


Pelajaran 2013/2014

DI SUSUN OLEH:

Nama:RAHMADANI

Nis:630.11

PEMERINTAH KABUPATEN BATU BARA

DINAS PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN NEGERI 1 TALAWI

Jl. PERINTIS KEMERDEKAAN NO 73 Telp.(0654)22101119


Email: [email protected]

2013
LEMBAR PENGESAHAN

Telah dilaksanakan Praktek Kerja Industeri siswa kelas XI Agribisnis Prikanan

Tanggal 19 Februari 2013 s.d 12 April 2013-09-2013

BALAI BUDIDAYA AIR PAYAU UJUNG BATEE

Nama siswa: RAHMADANI

Nis :630.11

Bidang keahlian:Pelayaran dan Agribisnis Produksi Sumber Daya Perikanan

Kompetensi keahlian: Agribisnis prikanan

Di sahkan pada tanggal: 12 april 2013

Menyetujui:

Ketua Jurusan, Pembimbing sekolah,


Agribisnis Perikanan

Juliana E.Situmorang,S.Pi Dian Suherman Harahap, S.Pi


Nip.1981071420100 12 022 Nip.19801018200903 1 007

Diketahui dan Disetujui Oleh:


Kepala SMKN 1 Talawi,

Dra. Ponyem,MM
Pembina
Nip,196305021995122001
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis ucapkan ke hadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan
karunia-Nya sehingga laporan sekolah ini dapat diselesaikan sedemikian rupa.

Tidak lupa pula penulis mengucapkan terima kasih yang tidak terhingga kepada pihak-pihak
yang telah ikut serta dalam membantu penyelesaian laporan ini:

1 Ibu Dra.Ponyem,M.M Selaku Kapala SMK N 1 TALAWI.


2 Ibu Juliana Elfrida Situmorang,S.pi selaku Ketua Jurusan Abisnis Perikanan SMKN 1
TALAWI.
3 Bapak Dian Suherman Harahap,S.pi selaku Pembimbing Lapangan selama berjalannya
proses praktek kerja lapangan.
4 Bapak Ir. COCO KOKARIN S,M. Sc. Ph. D Selaku kepala BBAP Ujung Batee
5 Kedua orang tua Tercinta yang telah memberikan motivasi, materi serta doa
6 Dan yang terakhir, kepada semua pihak yang telah banyak membantu penulis dalam pembuatan
laporan ini.

masih banyak kekurangan dan kelemahan dalam penulisan laporan ini baik dalam penulisan
maupun isi materi. Kritik dan saran membangun sangat penulis harapkan demi kesempurnaan di
masa yang akan datang. Semoga kiranya laporan ini dapat bermanfaat bagi pembaca maupun
penulis.

Talawi, 12 April 2013

Penulis
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang

Pembenihan udang sudah lama bekembang dan teknologinya telah dikuasai oleh sebagaian
besar masyarakat pembudidaya khususnya udang windu (panaeus monodon), tapi keterpurukan
budidaya udang windu hingga kini menjadi masalah serius bagi orang-orang yang mengelolah
hacthery pada waktu-waktu sebelumnya.

1.2 Tujuan dan manfaat


Tujuan:
- Praktek ini bertujuan untuk mempelajari bagaimana teknik pembenihan udang
windu ( Panaeus monodon ) di balai budidaya air payau Ujung Batee Aceh Besar
- Melatih taruna/i meyesuaikan diri dan berkomunikasi langsung dengan
masyarakat luar
- Terjalinnya kerja sama antara pendidik dengan dunia bisnis

Manfaat:
- Meningkatnya usaha dan kemampuan taruna/i dalam menerapkan teknologi
produksi hacthery dan upaya meningkatkan komunity perikanan
- Terwujudnya pengalaman taruna/i dalam berinteraksi langsung dengan warga
lokasi hacthery dan masyarakat
- Terwujudnya motifasi taruna/i melakukan budidaya udang windu

1.3 Waktu dan tempat pelaksanaan prakrin


Peraktek kerja lapangan ini dilaksanakan di BBAP UJUNG BATEE Desa Neuheun kecamatan
mesjid raya Aceh Besar kabupaten Aceh Besar jalan Krueng raya kilometer 16,5 yang
dilaksanakan di lokasi II di hacthery udang yang berlangsung dari tanggal 20 februari sampai
dengan 12 April 2013
BAB II

SARANA DAN PASARANA UNIT PEMBENIHAN UDANG WINDU

2.1 Sarana pokok

A. Pompa air laut

Pompa air laut di gunakan untuk memompa air laut ke hatchery. Air laut tersebut di tarik
dengan menggunakan pipa 6 inci dengan panjang pipa dari laut ke hatchery lebih kurang 300 meter.
Pompa air lautdi BBAP Ujung Batee lokasi II berjumlah. Di ujung pipa tersebut diberi saringan masuk
pada waktu penarikan air laut.

Tabel. 1: Spesifikasi pompa air laut

No Spesifikasi Keterangan
1 Tipe dan ukuran CER 100-270
2 Produk no 02233947
3 Driver 15 kw
4 Speed Rpm 1460/m
5 Kapasitas 260 Mc/H02
6 Debit air 200 liter/detik

B. Instalasi air tawar

Air tawar yang digunakan di BBAP Ujung Batee lokasi II berasal dari sumber bor yang
berjumlah 2 buah dan memiliki salinitas 5 ppt. Air tawar digunakan untuk keperluan dalam
pemeliharaan udang. Selain itu juga digunakan untuk keperluan sehari-hari para pegawai ujung
batee.

C. Bak induk

Bak induk digunakan untuk pemeliharaan induk yang akan di pijahkan dan bak induk juga di
gunakan untuk tempat pemeliharaan induk yang sudah matang gonad. Bak induk berbentuk bulat
dan berkapasitas 10 ton yang terletak dalam ruangan.

D. Conikaltenk

Digunakan untuk tempat penetasan telur telur hingga menjadi nouplius.Conikaltank ini
memiliki volume 365 liter. Dengan setiap pengisian air di kurangi 10 cm berkurang airnya 50 liter.
Jadi setiap digunakan sebanyak 315 liter air.
E. Bak larva

Bak larva yang di gunakan yang berkapasitas dengan ukuran 11,35 ton air.

F. Blower

Blower sangat di perlukan dalam pembenihan udang windu ini, untuk menambah oksigen di
dalam air, blower yang digunakan di BBAP ujung batee lokasi II untuk menyuplai oksigen ke dalam
air blowernya sebayak 2 buah.

G. Waterco (Send filter)

Sebelum air di aliri ke bak penyaringan air akan melewati watercoatyou send filter. Waterco
yang digunakan di BBAP ujung batee berjumlah 4 buah yang di pasang secara parallel. Tujuan itu di
pasang parallel untuk mendapatkan air yang bersih.

H. Bak penyaringan

Bak penyaringan di gunakan untuk menyaring air laut yang kemudian baru dimasukkan
kedalam bak reservoir (bak penampungan). Kegunaan dari bak reservoir antara lain:

- Mengikat logam berat yang terbawa dari laut


- Menyaring partikel-partikel kotoran yang masuk dari laut
- Memperoleh air bersih untuk digunakan dalam proses budidaya

I.Bak penampung air (Resevoir)

Bak penampung di BBAP ujung batee lokasi II berjumlah 2 buah dengan kapasitas
masing-masing 450 ton air. Adapun tujuan dari bak penampung air antara lain:

- Untuk menampung air laur yang sudah disaring


- Mengendapkan kotoran yang tidak habis tersaring di bak penyaringan maupun oleh
waterco
- Menampung air laut yang digunakan untuk pembudidaya ikan dan udang

J. Genset

Genset adalah alat berfungsi untuk menghasilkan tenaga listerik sebagai pengganti PLN
kalau mati. Adapun spesifikasi genset yang ada di BBAP ujung batee adalah sebagai berikut:
No Spesifikasi Keterangan
1 Tipe M127 (2.B)
2 Merk Perkins 3f3230
3 Frame Uc 1224614
4 Volt 380
5 Frekwensi 50 H2
6 Speed Rpm 1500/min
7 Phase 3

2.2 Sarana penunjang

A. Sarana transportasi

Sarana transportasi yang ada di ujung batee lokasi II berjumlah buah yang masing-masing
fungsinya berbeda-beda.

B. Gudang

Gudang di gunakan untuk menyimpan pakan, obat-obatan, mesin, pompa, dan peralatan
lainnya.

2.3 Sarana pelengkap

Fasilitas pelengkap juga berpengaruh dalam proses pembudidayaan, seperti:

- Adanya pos jaga


- Adanya rumah karyawan dan petugas yang bekerja di unit pembenihan tersebut
- Adanya musholla
BAB III

OPERASIONAL PEMBENIHAN UDANG WINDU (Panacieus monodon)

3.1 Persiapan bak

Kebersihan bak memang peranan dalam usaha pembenihan udang windu. Proses
pembersihan bak dilakukan untuk mematikan mikrorganisme yang dapat mengganggu kehidupan
larva dalam bak tersebut. Menbersih kan bak dilakukan dengan menyikat seluruh bagian bak/
dinding dan dasar dengan deterjen dan dibilas dengan kaporit. Sebelumnya bak yang akan di
bersihkan, dikeringkan terlebih dahulu. Penggunaan kaporit dilakukan sesuai dengan kondisi bak,
apabila bak yang akan digunakan terlalu kotor maka kaporit tidak perlu digunakan. Setelah itu bak di
bilas degan air tawar sampai bersih.

Sebelum melakukan kegiatan operasional terlebih dahulu alat-alat operasional harus


disterilkan seperti batu aerasi, dan selang aerasi gunakan untuk menghilangkan organisme yang ada
pada alat tersebut setelah semua peralat selesai digunakan dicuci sampai bersih (dengan
menggunakan deterjen) dan tidak menimbulkan bau deterjen lagi baru diaplikasikan dengan pada
bak-bak yang telah bersih. Pemasangan aerasi di lakukan dengan jarak 40cm dari titik dengan titik
lainnya dan jarak aerasinya dengan dasar bak sekitar 5-10cm dengan tujuan agar suplai oksigen
keatas dan kebawah dapat terjadi dengan baik.

A.Kondisi ruangan dan wadah yang digunakan

Kondisi ruangan untuk pemeliharaan indik dengan suasana tenang ruang gelap dan
menggunakan bak beton yang berbentuk bulat yang berkapasitasnya 10 ton dan berwarna
biru. Pada bak tersebut ditutupi dengan terpal biru.

B. Persiapan pengairan

Air yang digunakan untuk memaksimalkan pembenihan haruslah memenuhi persyaratan


sebagai berikut:

Kecerahan 28cm
PH 7,58,5
Salinitas 28-32 ppt
Kadar gas beracun <0,01 ppt
Bebas dari bahan pencemaran yang dapat menggangu larva dan turunya kualitas air

Setelah media pemiliharaan dipersiapankan kemudian dilakukan pengisian air laut sebayak 7
ton, pada saat pengisian air pada pipa pemasuk dipasang filter bar yang bertujuan untuk
mencegah masuknya zat-zat yang tidak diinginkan.
C. Persiapan instalasi pengudaraan

Syastem pengudaran yang digunakan adalah pengudaraan atas karana dianggap lebih
efektif/ efesien. Sebuah blower hanya sanggu mengudarai 100 ton air. Karena itu pengudaraan atas
Lebih bagus, terutama dari segi waktu dan ekonomi.

3.2 Pengadaan induk

Induk yang digunakan dapat berasal dari alam maupun hatchery

- Keunggulan induk dari alam = lebih tahan lama


- Meunggulan induk dari alam = rusak dalam penangkapan
- Keunggulan induk dari hatchery = dapat diketahui, pakan terkendali,asalnya jelas.

Induk yang ada dilokasi II BBAP ujung batee didatangkan dari Peureulak Aceh Timur.

Sebelum induk dilepaskan kedalam bak terlebih dahulu induk di lakukan karantina/ perlakuan
kusus. Seperti melakukan aklimatisasi suhu dan salinitas.

Dalam seleksi induk perlu di perhatikan syarat-syarat utama terhadap induk, sehungga kualitas
keturunan nanti dapat memberikan hasil yang baik induk yang siap di gunakan adalah induk yang
sudah memiliki criteria sebagai berikut:

Tabel 4. Criteria induk yang siap pakai dipembenihan udang windu di BBAP Ujung Batee.

No PARAMETER INDUK JANTAN INDUK BETINA


1 Umur (tahun) >1 >1
2 Panjang (cm) >20 >24
3 Panjang kepala >7 >9
4 Berat (gram) >80 >125

3.3 PEMILIHAN CALON INDUK

Ciri-ciri udang yang baik adalah sebagai berikut:

Induk sehat tidak cacat


Warnanya cerah
Tidak ada organisme lain yang menempel
Insangnya bersih
Tingkat kematangan gonad sempurna (< 7 hari)
Gerakannya lincah
Daya tetes >80%
Fekuditas > 400.000
Alat kelemin utuh
Punggung tidak retak
Induk lulus PCR

3.4 Pematang gonat

Setelah induk dilakukan keranting, induk yang layak di pakai dimasukkan kedalam bak
pemeliharaan induk setelah induk di pindahkan selama satu sampai dua hari. Kemudian
dilakukan ablasi tujuan ablasi tersebut untuk memberikan hormon yang menghambat
kematangan gonat sehingga menghasilkan telur yang baru.

Ablasi di lakukan dengan cara memotong tangkai mata sebelah kanan yang terdapat hormon
penghambat kematangan telur dengan memasukkan indium dengan dosis 10 ppm selama 30
detik.

Adapun ablasi dapat di lakukan dengan 2 cara yaitu:


Dengan cara menggunting tangkai mata
Dengan pemecetan bola mata

3.5 Moulting (Pergantian kulit)

Seteleh dilakukan ablasi induk udang akan melakukan moulting (pergantian kulit) udang
windu sebelum melakukan pergantian kulit, dia akan mencari tempat persembunyian terlebih
dahulu tanpa melakukan aktifitas makan dan tidur. Dua hari kemudian bagian kepala mulai retak,
kemudian di lepas lepaskan dengan cara meloncat.

Setelah melakukan pergantian kulit, udang akan menghisap air sebayak-bayaknya, sehingga
tubuhnya terlihat membengkak untuk mengeraskan kulit barunya. Udang windu memerlukan gizi
yang cukup dan jumlah pakannya lebih bayak, proses pergantian kulit biasanya berlangsung 2 kali
dalam satu bulan saat pasang purnama dan pasang purbani.

3.6 Pemasukan induk

Induk yang sudah matang gonat, dipindahkan ke dalam bak penetasan yang telah diberi
EDTA selama semalam.

Adapun tingkat kematangan gonat pada ovary adalah sebagai berikut:


- Tingkat I
Garis ovary kelihatan hijau kehitaman kemudian membesar pada akhir tingkat I garis
sudahnampak jelas berupa garis lurus yang tebal.
- Tingkat II
Warna ovary semakin jelas dan semakin tebal. Pada akhir tingkat II ini ovary
membentuk gelombang pada ruas abdomen yang pertama.
- Tingkat III
Terbentuk gelombang lagi pada ruas abdomen ketua dan ovary tampak sampai
sebagai kepala. Kadang-kadang gelombang pada ruas rertama membentuk cabang dibagi
kanan kirinya yang mempunyai setelah bulan sabit. Tingkat inilah yang merupakan fase
terakhir dari proses pematangan telur sebelum udang melepaskan telurnya pada tingkat III
ini induk-induk harus segera dipindahkan ke bak-bak pemijahan dan penetasan telur.
- Tingkat IV
Ovary kelihatan pucat karena telur sudah dilepaskan dan tanda ini dalam dua hari
akan hilang.

3.7 Pemijahan

Induk udang pada tingkat III sudah dapat melepaskan telurnya sehingga perlu dipindahkan
ke dalam conicaltank yang yang telah diberi EDTA 3 gram. Induk akan mengeluarkan telur pada
malam hari dan pagi harinya induk harus di angkat untuk mencegah terjadinya pengisapan telur
kembali oleh induk. Telur yang ada pada bak spawning di acuk dua jam sekali untuk menghindari
telur agar tidak mengendap di dasar bak.

Tanda-tanda telur yang telah di lepaskan pada permukaan air akan tampak sisa-sisa jaringan
berwarna merah terapung . lalu telur yang telah dibuahi dilandai dengan terjadinya pembelahan sel
secara teratur, sedangkan yang tidak dbuahi ditanda dengan siplasmanya tetap berbentuk bulat
walaupun pemisahan telah nampak adanya terserang bakteri atau jamur.

Telur akan menetas dalam waktu 12 sampai 14 dan akan maenjadi nauplius, nauplius di
masukkan kedalam bak larva, sebelumnya dilakukan pemanenan nauplius dengan cara terlebih
dahulu aerasi dimatikan kemudiaan caranya seperti cahaya lampu agar nauplius
timbulkepermukaan, karena nauplius bersifat fototaksin positif. Kemudian nauplius yang ada di
dalam bak spawning diserok/ diseser dengan menggunakan saringan berukuran 150 mokron
kemudian nauplius tersebut dibilasi dengan larutan iodien yang diletekkan didalam ember degan
dosis 10 ppm yang dicampur degan air laut dengan berfungsi untuk menghindari terjangkitnya jamur
pada nauplius.
Kemudian nauplius dimasukkan kedalam ember berisi air untuk bilasan yang selanjutnya
akan dimasukkan kedalam bak larva. Bak pemeliharaan larva berbentuk segi empat yang mempunyai
kapasitas 12 ton. Sebelum di tebar di lakukan aklimatisasi terlebih dahulu dengan cara
mengapungan ember dan kemudian di miringkan sedikit demi sedikit hingga nauplius akan keluar
dengan sendirinya.

3.8 Pemeliharaan larva

a. Persiapan dan sterilisasi ruangan.

Dalam pemeliharaan larva wadah yang di gunakan adalah bak yang terbuat dari beton
berkapasitas 12 ton berbentuk bersegi panjang dengan dinding berwarna biru dan berada pada
ruangan indor (Tertutup).Kegiatan persiapan di mulai setelah kegiatan produksi sampai panen
selesai.

Bak pemeliharaan di bersihkan dengan cara meyikat seluruh dinding bak dengan deterjen
hingga bersi. Lalu di bilas dengan air yang tawar dan di keringkan yang bertujuan agar seluruh bibit
penyakit tersisah akan mati.

Sterilisasi ruangan

Semua peralatan harus di jaga kebersihannya dan harus di sterilkan dari berbagai kontaminasi yang
mungkin di dapatkan dari pencucian peralatan yang tidak bersih .Sterilisasi peralatan yang di mulai
dari awal produksi dan akhir produksi. jenis peralatan seperti: airasi, batu airasi, bekerglas dan
sebagai berikutnya di rendam daiam permalin 100 ppm, dan kemudian di bilas dengan air tawar
hingga bersih.

Persiapan air

Air yg di gunakan adalah air laut yang telah melalui proses filtrasi sebelum di gunakan bak diisi
dengan air laut sampai posisi 7-8 ton air media pemeliharaan yang di berikan airasi dengan tujuan
meningkatkan kandungan oksigen terlarut yang berperan dalam proses metabolisme larva dan
mempercepat proses penguapan gas-gas beracun dari air pemeliharaan larva.

Sebelum nouplius di tebar terlebih dahulu dilakukan pengecekan kualitas air pemeliharaan.
Kualitas air yang disarankan untuk pemeliharaan larva udang adalah:

- Salinitas : 30 ppt
- Suhu : 27-32 c
- pH : 7,5-8,2
- Do : 5 ppm
- Aklinitas : 100 ppm

Kemudian di lakukan pengisian air sebelumnya, air yang masuk harus di saring terlebih dahulu
dengan filter bag pada pipa masuknya air.
Penebaran Nauplius

Penebaran nauplius di lakukan pada pase hari dengan tujuan agar lebih mudah bagi nauplius untuk
beradaptasi, dicelupkan kelarutan iodium 1-2 ppm, proses aklimatisasi dilakukan selama 10-15
menit, sebelum ember berisi naupli di masukkan ke dalam bak pemeliharaan larva terlebih dahulu di
siphon agar dengan tujuan untuk menjaga kemungkinan terjadinya stres pada naupli pada saat
beradaptasi pada lingkungannya yang baru. Naupli yang berada dalam ember tersebut di
adaptasikan kedalam bak kemudian ditebar kedalam bak secara perlahan-lahan.

C. Pemberian pakan udang dapat di berikan pada udang menjelang nauplius berubah menjadi zoea,
di kerenakan pada umur zoea udang tersebut sudah tidak memiliki kandungan kuning telurnya lagi di
dalam tubuh.

- Nutrisi yang di kandungnya


- Mutu dan kualitasnya
- Daya cerna pakan

Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut:

Stadia Jenis pakan Dosis


Z1-Z3 Skeletonema dan pakan buatan 0,8 ppm
M1-M3 Chetoceros dan pakan buatan
PL1-PL15 Pakan buatan

3.9 PENGENDALIAN HAMA DAN PANYAKIT

Penyakit adalah sel atau organ yang menumpang dari keadaan normal sehingga menggaggu
fungsi tubuh. Adapun jenis-jenis penyakit dapat dibagi 3 golongan, yaitu:

a. Virus
b. Bakteri
c. Parasit

Adapun dalam masa kami peraktek kerja lapangan, kami akan ada mendapatkan penyakit
yang meyerang udang hanya saja parasit yaitu. Jamur merah yang menempel pada dasar bak
dan peralatan lainnya yang terkontaminasi secara langsung.

Cara mencegah jamur tersebut hanya merendaam peralatan-peralatan yang terkena jamur
merah dengan kaporit.

3.10 PEMANENAN
Larva biasanya dipanen pada PL 12-15, pemanenan juga tergantung pada permintaan atau langsung
dipindahkan ke bak pertokolan. Pemanenan dapat dilakukan dengan cara mengeluarkan bak yang
mana pada pipa goyang diletakkan saringan agar larva udang tidak lepas.
BAB.IV

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Dapat menambah pengetahuan danpengalaman tentang pembenihan udang windu


sekaligus dapat membedakan antara tiori dan praktek
Untuk menunjuk keberhasilan dalam mengoperasikan pembenihan udang windu yang baik
Model pengetahuan untuk melakukan usaha pembenihan udang yang baik, dan model yang
sangat penting baik dalam masyarakat atau tempat-tempat lain yaitu dengan kedisiplinan.

B. Sarana

Kami harapkan panitia bagi pelaksanaan praktek dan pembimbim lapangan agar lebih
memperhatikan siswa/i dalam melaksanakan praktek
Untuk peningkatan kegiatan perlu diperhatikan persiapan yang mantap
Pakan yang diberikan untuk udang adalah berupa pakan yang berkualitas yang mengandung
protein yang tinggi. Dan frekuensi pemberian pakan secara teratur

Anda mungkin juga menyukai