Bab 1

Unduh sebagai doc, pdf, atau txt
Unduh sebagai doc, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 11

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Di awal pengembangan budidaya udang, keberhasilan yag diperoleh


petambak terus meningkat. Namun sejak tahun 1996 produksi udang yang
diperoleh cenderung semakin menurun. Penurunan produksi terutama disebabkan
karena kegagalan budidaya udang ditambak akibat timbulnya berbagai macam
penyakit, terutama White spot dan Vibriosis, menyebutkan bahwa munculnya
berbagai macam penyakit tersebut merupakan indicator telah terjadinya degradasi
lingkungan. Berbagi upaya telah banyak dilakukan oleh pemerintah maupun oleh
pihak swasta / pelaku pertambakan sendiri dalam mengatasi masalah tersebut.

Dalam pembudidayaan udang yang menggunakan tambak pasti akan


menemui permasalahan yang berhubungan dengan penyakit akibat dari kurangnya
perhatian tetang biosecurity, yang akan menyerang udang dan berdampak
kerugian ekonomi bagi petani udang tersebut. Untuk mencegah masalah tersebut
maka diterapkanlah sistem biosecurity pada tambak udang untuk melindunginya
dari berbagai macam jenis penyakit, agar petani tidak mengalami kerugian
ekonomi dan juga tidak merugikan kesehatan masyarakat secara luas. Penerapan
biosecurity ini bisa dimulai jika terlihat udang yang ada di dalam tambak
mengalami kelainan secara spesifik seperti mati mendadak,ukuran tidak
memenuhi standar dan kualitas airnya sudah buruk dan kotor. Jika penerapan
biosecurity pada tambak udang sudah berjalan dengan baik, maka secara otomatis
penerapan one health juga bisa berlaku untuk melindungi kesehatan masyarakat
dengan cara pemilihan udang yang akan dipasarkan ke masyarakat harus
memenuhi standard dan bebas dari penyakit kemudian masyarakat juga harus
pandai dalam memilih udang yang berkwalitas baik dan bebas dari cemaran dan
aman untuk dikonsumsi. Jika penerapan biosecurity dan one health sudah
seimbang dan sejalan maka akan di dapatkan hasil yang positif dan

1
menguntungkan baik bagi petani maupun kesehatan masyarakat yang akan
terbebas dari penyakit yang berasal dari pangan hewani khususnya udang.

1.2 Rumuasan Masalah


Adapun rumusan masalah yang dapat dibuat dari latar belakang diatas
yaitu apa manfaat dari pelaksanaan biosecurity dan bagaimana penerapan
biosecurity pada tambak udang di Indonesia.

1.3 Tujuan Penulisan

Penulisan paper ini bertujuan untuk memenuhi nilai tugas mata kuliah
Ilmu Kesehatan Masyarakat Veteriner Fakultas Kedokteran Hewan Universitas
Udayana. Selain itu , berdasarkan rumusan masalah pada pendahuluan maka
tujuan dari penulisan paper ini adalah untuk mengetahui manfaat penerapan
biosecurity dan penerapan biosecurity pada tambak udang di Indonesia.

1.4 Manfaat Penulisan

Berdasarkan tujuan diatas, adapun manfaat yang diperoleh dari penulisan


paper ini yaitu dimana penulis berharap pembaca mampu memahami dan
mengerti mengenai manfaat dari penerapan biosecurity dan penerapan biosecurity
pada tambak udang di Indonesia.

2
BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Biosecurity

Biosekuriti menurut WHO adalah pendekatan strategis dan terpadu


untuk menganalisis dan mengelola risiko yang relevan dengan kehidupan,
kesehatan dan hewan, hewan dan tumbuhan dan risiko yang terkait dengan
lingkungan.tujuan dari penerapan biosecurity adalah untuk mencegah,
mengendalikan dan / atau mengelola risiko terhadap kehidupan dan kesehatan
yang sesuai dengan bidang sektor biosekuriti tersebut.

Pembudidayaan udang secara global telah lebih dari 30 tahun


berkembang secara cepat dan signifikan, sekarang bahkan merupakan industry
yang menghasilkan jutaan dolar dalam satu tahun. (Turkmen&Tuksen. 2010)
Pada beberapa penelitian yang telah dilakukan, terdapat hambatan pada
produksi tambak udang yaitu penyakit-penyakit. Dalam penelitiannya,
Turkmen dan Toksen (2010) menemukan beberapa penyakit virus yang
menghambat produksi udang di tambak (budidaya) udang di Amerika dan
Asia yang menyebabkan kerugian mencapai beberapa dollar. Karena itu,
diperlukan adanya penerapan Biosecurity pada tambak/budidaya udang.

Pusat aplikasi dari biosecurity pada tambak udang adalah untuk usaha
penanganan terhadap penyakit-penyakit yang dapat merugikan baik untuk
kesehatan maupun merugikan industri secara ekonomis. Pada tambak udang,
pelaksanaan ditujukan untuk memproduksi udang yang sehat dengan
lingkungan yang terkontrol dengan baik, yang tidak termasuk dengan adanya
organisme yang tidak diinginkan, termasuk di dalamnya pencegahan atau
perginya orgaisme tersebut kembali ke lingkungan naturalnya. Tujuan
utamanya adalah agar tidak ada organisme infeksius apapun pada sistem
budidaya udang. (Gurel Turkmen, 2010). Pengaplikasian biosecurity terbukti

3
berkaitan dengan keadaan hasil produksi. Modifikasi budidaya yang berbeda
mempengaruhi performa budidaya udang. Kegiatan-kegiatan biosecurity pada
tambak udang meliputi: beberapa tahapan diantaranya adalah tahapan
persiapan lahan, persiapan air, pengujian benur, proses budidaya dan proses
panen emergency. Penilaian dari hasil yang dicapai tentang penerapan
biosecurity yang dilakukan harus memenuhi persyaratan SOP

Penerapan biosekuritas yang terjaga dengan bantuan teknologi dapat


mendukung budidaya dan kualitasnya Modifikasi biosekuritas di beberapa
tempat mempengaruhi performa budidaya udang. Tempat-tempat yang paling
sedikit melakukan biosecurity memiliki produktivitas budidaya paling rendah.

BAB 3

PEMBAHASAN

3.1 Manfaat dan Penerapan Biosecurity Pada Tambak Udang

4
Infeksi penyakit pada budidaya udang menjadi penghambat meningkatnya
produksi. Terutama infeksi penyakit yang disebabkan oleh virus yang mendorong
kegagalan produksi menjadi resiko terbesar dalam siklus budidaya dan infeksi
virus yang dicermati sebagai patogen tunggal harus ditinggalkan karena pada
berbagai studi menunjukkan kerjasama lebih dari satu patogen dan lingkungan
menyebabkan infeksi penyakit semakin parah dan mematikan. Penerapan
manajemen kesehatan ikan pada budidaya udang menjadi keharusan terutama
semakin intensifnya dan bervariasinya metode budidaya yang digunakan.
Penerapan manajemen kesehatan ikan yang pada tahapan pelaksanaan dikenal
dengan biosekuritas menjadi alternative baru dalam pengelolaan budidaya udang.
Penerapan biosekuritas yang terjaga dengan bantuan teknologi dapat mendukung
budidaya dan kualitasnya. Budidaya udang sangat berhubungan dengan
lingkungan disekitar yang secara keseluruhan tergantung dengan daya dukung
lahan. Berbagai metode budidaya udang diterapkan yang mengedepankan
produksi dan keberlanjutan memiliki keterbatasan. Selain karena infeksi penyakit,
budidaya udang di Indonesia mengalami hambatan juga karena tingginya limbah
yang dihasilkan tidak bisa terdegradasi secara alamiah.

Adapun beberapa manfaat yang didapatkan dalam penerapan biosecurity


pada tambak udang :
 Memperkecil resiko penyakit.
 Mendeteksi secara dini adanya wabah penyakit.
 Menekan kerugian yang lebih besar apabila terjadi kasus wabah
penyakit.
 Efisiensi waktu, pakan, dan tenaga.
 Kualitas udang lebih terjamin.

Belakangan ini virus WSSV semakin marak kembali, setelah dulu


menyerang udang windu sekarang udang vannamei yang menjadi targetnya.
Berdasarkan hasil penelitian Prof Flagell, udang yang terkena virus WSSV akan
menyerang dengan ganas dan dapat menyebabkan kematian masal apabila ada

5
faktor pemicu.Oleh sebab itu, untuk meminimalisir berkembangnya virus tersebut
dilakukan upaya Biosecurity. Biosecurity merupakan serangkaian cara dan
kegiatan yang dilakukan untuk pencegahan munculnya penyakit seperti
pemeliharaan, pembenuran, pembesaran dan pencegahan meluasnya penyebaran
penyakit yang terjadi dari tambak yang terinfeksi. Prosedur Biosecurity
sudah tercantum pada SNI dengan tepat dan sesuai, penerapan biosecurity yang
baik dan benar yaitu :

1. Persiapan Tambak
 Pasang Bird Scaring Device (BSD) yang terbuat dari benang
jenis D-9 PE yang diikat pada tiang, dan juga pasang Crab
Protecting Device (CPD) yang terbuat dari plastik.

 Lakukan pengeringan tambak dengan nilai ORP (Organic


Residu Potential) minimal 50 mV kurang lebih selama 10 hari.

 Lakukan sterilisasi untuk meminimalisir munculnya hewan


maupun organisme bentik yang berpotensi membawa
pathogen.

 Lakukan pengapuran untuk menetralisir derajat keasaman


tambak menjadi standar (pH 5 – 7)

 Jangan lupa cek level muka air SO harus dibawah pipa elbow,
untuk saluran SO 50 cm di bawah pipa elbow

2. Persiapan air

 Pasang filter air saat dipompa dari main inlet masuk ke


reservoir ataupun talang air ke petak pengendapan dibuang ke
sub inlet. Dari sub inlet ke petakan treatment dan dari supply
canal menuju petakan tambak. Digunakan 2 lapisan filter 300 I
dan 1000 i.

6
 Sterilisasi ganda pada saat dilakukan disinfektan digunakan
pondfos sebanyak 2 – 3 ppm, jarak antara dilakukannya yang
pertama dan kedua diberi jangka waktu 3 hari.

3. Seleksi benur yang mencakup penerapan biosecurity saat seleksi benur


yang akan ditebar.

4. Budidaya

 Adakan alat sanitasi untuk tangan dan kaki, gunakan sabun


antiseptic dan air bersih untuk tangan dan gunakan Kalium
Permenganat (KMNO4) untuk alat sanitasi kaki dengan dosis
70 ppm

 Penggunaan peralatan secara bergantian merupakan salah satu


hal yang dapat menyebabkan terbawanya pathogen, Lakukan
sanitasi peralatan tambak secara rutin.

5. Panen Darurat

 Jika terjadi penyakit disalah satu tambak, lakukan


pengisolasian tambak yang dilakukan agar penyakit yang ada
dari tambak satu tidak menular ke tambak lainnya.

 Gunakan dosing dengan KMNO4 dengan cara


menggantungkannya pada pipa pembuangan dengan dosis 10
ppm

 Beri KMNO4 kurang lebih 5 ppm pada daerah sekitar sub


road. setelah proses panen selesai, beri disinfektan pada saluran
sub outlet agar bibit – bibit penyakit tidak mencemari
lingkungan.

 Bakar dan kubur bangkai udang agar tidak menyebabkan


penyakit.

7
Sebenarnya, munculnya penyakit pada udang sudah menjadi hal yang
lumrah, contohnya saja seperti penyakit IMNV, penyakit ini bisa disebut sangat
rutin mendatangi tambak udang. Dari 100% populasi, pasti selalu ada IMNV yang
menyerang, hal ini pun dipengaruhi dengan pengeloaan si petambak itu sendiri,
tentu saja para petambak harus menciptakan kualitas air yang bagus, mulai dari
kandungan oksigen terlarut, tingkat keasaman dan lain sebagainya.

Selain dengan pengelolaan tambak, lingkungan sungai yang menjadi


tempat pengeluaran pabrik – pabrik disekitarnya pun sangat mempengaruhi
pemasukan limbah, karena itulah biosecurity dan pensterilan sangat perlu
dilakukan secara rutin. Selain dengan hal – hal yang diatas biasanya para
petambak tidak sabaran dan ingin mempercepat penjualan, sehingga para
petambak mengejar padat tebar tinggi, semakin tinggi padat tebar tambak, maka
limbah organik pun semakin mudah bermunculan, karena banyaknya limbah
organik dapat mengakibatkan rusaknya lingkungan dan penyakit akan cepat
bermunculan.

8
BAB 4
PENUTUP

4.1 Kesimpulan

4.2 Saran

DAFTAR PUSTAKA

Sagita Andi,Hutabarat Johanes.2015. Strategi Pengembangan Budidaya Tambak


Udang Vanname (Litopenaeus Vannamei) Di Kabupaten Kendal, Jawa Tengah.
Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Diponegoro

Hudaidah Siti, dkk.___.Modifikasi Biosekuritas, Peningkatan Performa Tambak


Dan Keberlanjutan Budidaya Udang Vaname (Litopenaeus Vannamei) Di Kabupaten
Pesawaran Provinsi Lampung.

Rosyid Abdul.___. Tinjauan Aspek Non-Finansial Kelayakan Agribisnis Usaha


Budidaya Udang Vaname (Litopenaeus Vanamei) Di Balai Layanan Usaha Produksi
Perikanan Budidaya (Bluppb) Karawang Jawa Barat.

9
Syaichudin Mohammad.2012.
Evaluasi Penerapan Petunjuk Budidaya Yang Baik (Better Management Practices,
Bmp) Pada Tambak Udang Tradisional Di Kabupaten Pangkajene
Kepulauan.Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Hasanuddin

PLASMA PT. WACHYUNI MANDIRA. Penerapan Biosecurity Pada Pembesaran


Udang Vannamei (Litopeneaus vannamei) Secara Intensif. PLASMA PT.
WACHYUNI MANDIRA, 26 Agustus 2011, <
http://plasmawm.blogspot.co.id/2011/08/penerapan-biosecurity-pada-
pembesaran.html > [diakses pada 18 Oktober, 2017]

World Health Organization. 2010. Biosecurity: An integrated approach to manage


risk to human, animal and plant life and health. International Food Safety
Authorities Network (INFOSAN).

LAMPIRAN GAMBAR

Crab
BirdProtecting Device(BSD)
Scaring Device (CPD)

10
Water Filtration Screen

11

Anda mungkin juga menyukai