KHIANAt Perbaikan 1
KHIANAt Perbaikan 1
KHIANAt Perbaikan 1
Disusun oleh :
Hendra : 1654300012
Ermawati : 1654300010
2017
Kata Pengantar
Syukur alhamdulillah selalu kita ucapkan kepada ALLAH SWT yang telah
memberikan kesehatan pada kita semua sehingga penyusun dapat menyelesaikan makalah ini,
di mana makalah ini membahas tentang KHIANAT. Sholawat berbingkaiakan salam pada
Nabi Agung kita MUHAMMAD SAW sang pemimpin sejati, pemimpin dari semua
pemimpin umat, semoga kita semua menjadi pengikut beliau hingga akhir zaman, Amin
Allahuma Amin.
Makalah ini kami susun dengan maksimal mungkin dan Terlepas dari semua itu,
Kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan baik dari segi susunan kalimat
maupun tata bahasanya. Oleh karena itu dengan tangan terbuka kami menerima segala saran
dan kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki makalah ilmiah ini. Akhir kata kami
berharap semoga makalah ilmiah tentang limbah dan manfaatnya untuk masyarakan ini dapat
Penyusun
1
DAFTAR ISI
2
BAB I
PENDAHULUAN
khianat adalah salah satu ajaran yang dilarang dari syariat islam., sekecil apapun itu
bentuk khianat,dengan siapapun kita khianat akan mendapatkan balasan yang setimpal.
Balasan bisa di terima kelak di akhirat, atau sekarang di dunia, atau bahkan dua-duanya,
dibalas di dunia dan diakhirat.
Perilaku khianat harus dihindari dimana saja kita berada karena ini merupakan sifat yang
sangat Allah benci, orang khianat sam halnya dengan orang munafik.
1.3. Tujuan
Pengertian khianat
Faktor-faktor khianat
Dampak khianat
3
BAB ll
PEMBAHASAN
Berkhianat berasal dari kata khianat yang artinya Tidak Setia dan Durhaka.
Berkhianat berarti berbuat sesuatu disertai dengan unsur tipu daya. Berkhianat juga bisa
diartikan tidak lagi memiliki kesetiaan . Sifat ini sangat tercela, karena selain dapat
merugikan dan membahayakan orang lain, juga dapat merugikan dan membahayakan diri
sendiri.1
Menurut Raghib al-Isfahani, khianat kurang lebih sama artinya dengan nifak (orangnya
disebut munafik). Khianat dapat terjadi terhadap diri sendiri, terhadap Allah SWT dan Rasul-
Nya, dan terhadap orang lain.Rasullullah SAW menempatkan khianat sebagai salah satu
tanda munafik. Dikatakan bahwa :
Tanda munafik itu ada tiga: apabila berbicara, dia dusta; apabila berjanji, dia
ingkar; dan apabila dipercaya, dia khianat. (HR Bukhari dan Muslim).
Namun, penting kita pahami bahwa nifak mengandung arti lebih luas dari pada khianat. Nifak
mengandung arti curang terhadap ajaran Allah dan Rasul-Nya. Khianat mengandung arti
curang terhadap janji yang dibikinnya dan culas terhadap kepercayaan (amanah) yang
diberikan kepadanya.
Khianat terhadap diri sendiri, misalnya, mengharamkan sesuatu yang dihalalkan Allah
kepadanya tanpa alasan syari. Contohnya, mengharamkan makanan dan/atau minuman yang
secara faktual telah dinyatakan kehalalannya dalam kalam Allah atau sabda Rasul-Nya.
Khianat terhadap Allah dan Rasul-Nya, misalnya, mengingkari perkara yang
disyariatkan Allah dan Rasul-Nya. Khianat terhadap orang lain, misalnya kita mengingkari
janji yag telah kita buat sendiri. Khianat terhadap diri sendiri, khianat terhadap Allah dan
1
www.amanatkhianat.com/amanat-dan-khianat.html
4
Rasul-Nya, dan khianat terhadap orang lain itu hukumnya terlarang (haram). Risiko ketiga-
tiganya tidak ada yang ringan.2
Dengan begitu, pastikan bahwa khianat bukan tabiat kita sebagai Muslim. Sehingga,
khianat dalam level mana pun semestinya kita hindari.
Hai, orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengkhianati Allah dan Rasul
(Muhammad) dan janganlah kamu mengkhianati amanah-amanah yang diberikan kepadamu,
sedang kamu mengetahui. (QS al-Anfal: 27).3
Dalam ayat diatas telah jelas bahwasanya ALLAH telah melarang berbuat khianat,
namun masih banyak yg melakuakn perbuatan yang sangat keji itu. Contoh kecilnya saja di
Negara kita sendiri sangat banyak yang melakukan perbuatan khianat yang sangat Allah
benci, saling membohongi sesama kerabat kerja tidak pandang kiri dan kanan, teman atau
lawan menghalalkan segala cara walaupun melangar larangan Allah demi jabatan, demi
materi, demi kesenagan duniawi. Pada saat ingin di pilih rela mengeluarkan danah yang besar
untuk meloby masyarakat mengeluarkan kata-kata yang manis, mengumbar jan-janji, bahkan
ada yang berbuat curang dalam pemilihan.
Rasulullah SAW bersabda, Tidak sempurna iman seseorang yang tidak memiliki sikap
(perilaku) amanah. (HR Ahmad dan Ibnu Hibban).
2
http://.blogspot.co.id.siapa-ingkar-janji.html
3
www.khianat.com
5
Hadits Muslim 3265
Telah menceritakan kepada kami [Abu Bakar bin Abu Syaibah] telah menceritakan
kepada kami [Muhammad bin Bisyr] dan [Abu Usamah]. (dalam riwayat lain disebutkan)
Telah menceritakan kepadaku [Zuhair bin Harb] dan [Ubaidullah bin Sa'id] -yaitu Abu
Qudamah As Sarahsi- keduanya berkata; telah menceritakan kepada kami [Yahya] -yaitu Al
Qatthan- semuanya dari [Ubaidullah]. (dalam riwayat lain disebutkan) Telah menceritakan
kepada kami [Muhammad bin Abdullah bin Numair] sedangkan lafadznya dari dia, telah
menceritakan kepada kami [ayahku] telah menceritakan kepada kami [Ubaidullah] dari
[Nafi'] dari [Ibnu Umar] dia berkata, "Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:
"Apabila Allah mengumpulkan orang-orang yang terdahulu dan orang-orang yang terakhir
kelak di hari Kiamat, maka akan dikibarkan bendera bagi setiap pengkhianat, lalu dikatakan,
'Ini adalah bendera si fulan bin fulan'." Telah menceritakan kepada kami [Abu Ar Rabi' Aal
'Ataki] telah menceritakan kepada kami [Hammad] telah menceritakan kepada kami [Ayyub].
(dalam riwayat lain disebutkan) Telah menceritakan kepada kami [Abdullah bin
Abdurrahman Ad darimi] telah menceritakan kepada kami [Affan] telah menceritakan kepada
kami [Shahr bin Juwairiyah] keduanya dari [Nafi'] dari [Ibnu Umar] dari Nabi shallallahu
'alaihi wasallam dengan hadits ini.4
4
http://www.mutiarahadits.com/53/64/76/larangan-untuk-berbuat-khianat.htm
6
2.2. Asbabun Nuzul
Ayat Ini dan beberapa ayat berikutnya diturunkan berhubungan dengan pencurian
yang dilakukan Thumah dan ia menyembunyikan barang curian itu di rumah seorang
Yahudi. Thumah tidak mengakui perbuatannya itu malah menuduh bahwa yang mencuri
barang itu orang Yahudi. hal Ini diadukan oleh kerabat-kerabat Thumah kepada nabi s.a.w.
dan mereka meminta agar nabi membela Thumah dan menghukum orang-orang
Yahudi, kendatipun mereka tahu bahwa yang mencuri barang itu ialah Thumah, nabi sendiri
hampir-hampir membenarkan tuduhan Thumah dan kerabatnya itu terhadap orang Yahudi.5
Dan tidak mungkin seorang nabi berkhianat (dalam urusan harta rampasan perang), barang
siapa berkhianat, niscaya pada hari kiamat dia akan datang membawa apa yang
dikhianatkanya itu. Kemudian setiap orang akan di beri balasan yang sempurna sesuai dengan
apa yang dilakukanya, dan mereka tidak dizalimi.(Q.S Ali-Imran 3: 161)
Dalam suatu riwayat dikemukakan bahwa turunnya ayat tersebut berkenaan dengan
hilangnya sehelai permadani merah (ghanimah yang belum dibagikan) di waktu perang Badr.
Berkatalah beberapa orang yang ada : Barangkali Rosulullah yang mengambilnya. Ayat ini
turun sebagai bantahan terhadap tuduhan tersebut. Diriwayatkan oleh Abu Dawud dan
Tirmidzi yang bersumber dari Ibnu Abbas. Menurut Tirmidzi hadits ini hasan.6
5
http://ekaitusatu.blogspot.co.id/2015/03/tafsir-al-quran-surat-nisaa-ayat-105.html
6
http://ekaitusatu.blogspot.co.id/2015/03/tafsir-al-quran-surat-ali-imran-ayat-161.html
7
Rasulullah SAW mengajarkan kemiskinan itu bukan hanya disebabkan oleh
kemalasan dalam berusaha mencari rezeki atau bekerja, melainkan juga oleh kesalahan
penguasanya. Sabda beliau, ''Amanat itu mendatangkan rezeki, sedangkan khianat itu
mendatangkan kemiskinan.'' (HR Dailami).
Hadis tersebut jelas menunjukkan bahwa salah satu sebab timbulnya kemiskinan adalah
khianat. Khianat dalam konteks kehidupan sebagai bangsa adalah tidak amanahnya para
penguasa terhadap tanggung jawab dan tugasnya sebagai pejabat publik yang semestinya
menjadi pelayan dan pengayom rakyat yang dipimpinnya.
Sedikitnya dua perilaku khianat yang menyebabkan timbulnya kemiskinan yang dahsyat.
Pertama, tidak berpihak kepada rakyat kecil. Maksudnya, penguasa hanya membuat sistem
peraturan dan kebijakan yang hanya menguntungkan kelompok tertentu atau kelompoknya.
Akibatnya, muncul ketimpangan sosial yang di antaranya dicirikan oleh berputarnya
kekayaan pada orang-orang tertentu saja.
''Apa saja harta rampasan yang diberikan Allah kepada Rasul-Nya yang berasal dari
penduduk kota-kota maka adalah untuk Allah, untuk Rasul, kaum kerabat, anak-anak yatim,
orang-orang miskin, dan orang-orang yang dalam perjalanan, supaya harta itu jangan beredar
di antara orang-orang kaya saja di antara kamu. Apa yang diberikan Rasul kepadamu, maka
terimalah. Dan apa yang dilarangnya bagimu, maka tinggalkanlah. Dan bertakwalah kepada
Allah. Sesungguhnya Allah amat keras hukumannya.'' (QS 59: 7).
Selain itu, tidak berpihaknya penguasa terhadap rakyat kecil dicirikan pula oleh matinya
nurani penguasa dalam memahami kesulitan ekonomi rakyat. Penguasa lebih senang dalam
mencabut subsidi untuk rakyatnya dan menaikkan harga-harga kebutuhan pokok serta
kebutuhan yang berkaitan dengan hajat hidup rakyat. Sedangkan, subsidi untuk orang kaya
dan konglomerat tidak dikurangi dan bahkan terus ditingkatkan.
Kedua, korupsi. Pemerintahan yang korup hanya berorientasi pada peningkatan pundi-pundi
kekayaan penguasa, keluarga, dan kelompoknya. Sedangkan rakyat hanya sebagai alat
dagang untuk mendapat berbagai kucuran dan pinjaman dana. Akibatnya, kesejahteraan
8
rakyat semakin jauh dari harapan, kemiskinan meluas, rakyat menderita, dan menanggung
beban utang yang besar.
Pada saat ini, kemiskinan yang dihadapi bangsa ini sudah sangat luar biasa. Karenanya, salah
satu cara untuk mengatasinya adalah bangsa ini harus dipimpin oleh orang yang amanah.
Bangsa ini harus dipimpin oleh orang-orang yang jujur, bermoral, dan memiliki keberpihakan
yang jelas kepada rakyat kecil.
Jika bangsa ini terus-menerus dipimpin oleh orang-orang yang tidak amanah, maka
kemiskinan akan semakin meningkat. Bahkan, mungkin kehidupan kita sebagai bangsa akan
bangkrut. Karenanya, rakyat yang memegang kedaulatan dan keinginan, maka rakyat harus
dapat mengubah dan menentukan pemimpinnya.
Perbuatan curang biasanya tidak muncul begitu saja. Biasanya ada beberapa faktor
dan pemicu seseorang untuk berbuat khianat diantaranya:
1. Lemahnya iman, sedikitnya rasa takut kepada ALLAH dan kurangnya kesadaran
bahwasanya ALLAH senantiasa mengawasi dan menyaksikan setiap perbuatan
sekecil apapun itu.
2. Kebodohan sebagian orang tentang haramnya perbuatan curang, khususnya dalam
bentuk-bentuk tertentu dan saat perbuatan tersebut sudah menjadi sistem ilegal dalam
sebuah lembaga atau organisasi.
3. Ketiadaan ikhlas (niat karena Allah) dalam melakukan aktifitas, baik dalam menuntut
ilmu, berniaga dan yang lainnya.
4. mengumpulkan pundi-pundi harta kekayaan dengan berbagai macam cara. Yang
penting untung besar, walaupun dengan menumpuk dosa-dosa yang kelak menuntut
balas. Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda,
Akan datang kepada manusia suatu zaman dimana seseorang tidak lagi
mempedulikan apa yang didapatkannya, dari yang halal atau dari yang haram. (HR
Bukhari)
9
5. Lemahnya pengawasan orang-orang yang berwenang untuk melakukan pengawasan
terhadap orang-orang yang berada di bawah tanggung jawabnya.
6. Tidak adanya kesungguhan. Sebagian orang bermalas-malasan menyelesaikan tugas
dan apa yang menjadi kewajibannya, saat semua itu harus ia pertanggungjawabkan,
maka ia pun menutupinya dengan perbuatan curang. Seperti seorang murid yang
malas belajar, saat datang masa ujian, ia pun berusaha berbuat curang agar bisa lulus
ujian.
7. Berteman dengan orang-orang yang suka berbuat curang dan selalu menuruti ajakan
setan untuk berbuat curang.
8. Lemahnya pendidikan yang ditanamkan sejak kecil di rumah atau di sekolah. Sering
kali orang tua atau guru tidak memberi tindakan yang tegas saat anak atau muridnya
berbuat curang, atau malah justru memberi contoh dengan melakukan kecurangan
dihadapan anak atau murid di sekolah.
9. Kurang percaya diri. Saat seseorang merasa dirinya tidak mampu bersaing dengan
orang lain, maka tidak jarang ia akan melakukan kecurangan untuk menutupi
kekurangannya.
10. Sikap bergantung kepada orang lain dan malas menerima tanggung jawab.
Allah berfirman :
10
Hai orang-orang beriman, janganlah kamu mengkhianati Allah dan Rasul (Muhammad )
dan juga janganlah kamu mengkhianati amanat-amanat yang dipercayakan kepadamu, sedang
kamu mengetahui (Al Anfaal : 27)7
1. Orang yang melakukan kecurangan dan orang yang meridhainya akan mendapat dosa.
2. Nabi berlepas diri dari pelakunya, Barangsiapa yang mencurangi kami, maka ia
bukan golongan kami.
3. Manusia akan membenci orang yang suka berbuat curang dan tidak mau bergaul
dengannya.
4. Perbuatan curang merupakan perbuatan khianat kepada umat dan sikap mensia-siakan
amanah.
5. Perbuatan curang termasuk salah satu sifat orang-orang munafik.
6. Perbuatan curang akan menghilangkan keberkahan.
7. Perbuatan curang akan melemahkan kepercayaan kaum muslimin.
8. Perbuatan curang akan menjadi faktor kegagalan masyarakat dalam semua bidang.
9. Zalim kepada orang lain.
10. Melemahkan pencapaian ilmu dan kemampuan
11. Menciptakan permusuhan dan kebencian antar kaum muslimin.
12. Mendapatkan harta haram dari cara-cara yang curang.
13. Terjerumus pada sikap meremehkan pengawasan Allah.
Kecurangan dapat diatasi jika dalam hati masyarakat sudah tertanam dengan kuat nilai-nilai
ketauhidan dan keimanan. Kesadaran selalu diawasi oleh Allah akan membuat seseorang
tidak akan berani melakukan perbuatan tersebut. Pun pemahaman terhadap akibat-akibat
buruk yang akan menimpa mereka kelak dari perbuatan curang harus terus ditingkatkan. Jika
kesadaran ini telah terkolektif, maka insya Allah praktek-praktek kecurangan dapat
dientaskan, atau sedikitnya diminimalisir.8
Bagi kita yang telah menyadari perbuatan buruk tersebut, hendaknya menjauhi sahabat atau
teman yang suka berbuat curang, terus berdoa kepada Allah memohon taufiq, selalu
7
https://abror020.wordpress.com/amanat-dan-khianat/
8
www.blogspot.co.id/2012/02/akibat-khianat-jadi-miskin.html
11
mengingat akhirat dan berusahalah melakukan amar makruf nahi munkar sesuai dengan
kemampuan dalam rangka merubah keadaan masyarakat menuju yang lebih baik.
Ada beberapa hal yang harus kita terapkan dalam kehidupan kita supaya kita terhindar
dari sifat Khianat di antaranya :
9
Buku Pendidikan Akhlak SMA/SMK/MA Muhammadiyah Kelas 11
12
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Dapat kita simpulkan bahwa Khianat berasal dari kata khianat yang artinya Tidak
Setia dan Durhaka. Berkhianat berarti berbuat sesuatu disertai dengan unsur tipu daya.
Berkhianat juga bisa diartikan tidak lagi memiliki kesetiaan . Sifat ini sangat tercela,
karena selain dapat merugikan dan membahayakan orang lain, juga dapat merugikan dan
membahayakan diri sendiri.
Bagi kita yang telah menyadari perbuatan buruk tersebut, hendaknya menjauhi
sahabat atau teman yang suka berbuat curang, terus berdoa kepada Allah memohon taufiq,
selalu mengingat akhirat dan berusahalah melakukan amar makruf nahi munkar sesuai
dengan kemampuan dalam rangka merubah keadaan masyarakat menuju yang lebih baik
13
Daftar Pusaka
www.amanatkhianat.com/amanat-dan-khianat.html
http://.blogspot.co.id.siapa-ingkar-janji.html
www.khianat.com
http://www.mutiarahadits.com/53/64/76/larangan-untuk-berbuat-khianat.htm
http://ekaitusatu.blogspot.co.id/2015/03/tafsir-al-quran-surat-nisaa-ayat-105.html
http://ekaitusatu.blogspot.co.id/2015/03/tafsir-al-quran-surat-ali-imran-ayat-161.html
https://abror020.wordpress.com/amanat-dan-khianat/
www.blogspot.co.id/2012/02/akibat-khianat-jadi-miskin.html
14