Perbandingan Inquiry, PBL, & PJBL
Perbandingan Inquiry, PBL, & PJBL
Perbandingan Inquiry, PBL, & PJBL
Model
Pembela- Inkuiri PBL (Problem Based Learning) PjBL (Project Based Learning)
jaran
Definisi Model ini mensyaratkan peserta didik harus Problem based learning adalah model Project Based Learning adalah model
sudah memiliki keterampilan discovery. Model pembelajaran yang menyajikan suatu pembelajaran yang didesain berupa persoalan
ini memerlukan proses mental yang lebih permasalahan dari dunia nyata ke dalam kompleks yang mana siswa melakukan
tinggi daripada model discovery, karena dalam kegiatan pembelajaran untuk diselesaikan investigasi untuk memahaminya, menekankan
model ini seorang guru tidak boleh melakukan secara individu maupun kelompok (Afiati, pembelajaran dengan aktivitas yang lama,
intervensi pada proses penemuan yang akan 2015). tugas yang diberikan pada siswa bersifat
dilakukan oleh peserta didik. Peserta didik multidisiplin, dan berorientasi pada produk
dapat memilih sendiri konsep apa yang ingin (Mahanal dkk, 2010).
ditemukan atau dipelajari. Meskipun konsep Bell (2010) mendefinisikan Project-
dipilih sendiri oleh peserta didik, tetapi tetap Based Learning sebagai inovasi belajar yang
memperthatikan rumusan kompetensi yang mengajarkan banyak strategi penting untuk
telah ditetapkan dalam kurikulum 2013. kesuksesan di abad 21. Siswa mendorong
Penyesuaian dengan rumusan kompetensi yang pembelajaran mereka sendiri melalui
ditetapkan oleh kurikulum 2013 dapat penyelidikan (inkuiri), serta kerja sama untuk
dilakukan dengan bantuan guru dalam meneliti dan menciptakan proyek yang
mendeskripsikan masalah yang ingin mencerminkan pengetahuan mereka. Dari
ditemukan. Model inkuiri menempatkan terampil mengumpulkan teknologi baru yang
peserta didik sebagai subjek pembelajaran layak, menjadi komunikator yang mahir, dan
yang aktif. Model ini juga mampu pemecah masalah tingkat lanjut adalah
meningkatkan rasa ingin tahu peserta didik dan keuntungan yang diterima siswa dari
lebih bermakna. penerapan model ini.
(Wisudawati & Sulistyowati, 2014)
Karakte- Model pembelajaran inkuiri memiliki unsur Karakteristik problem based learning sebagai Karakteristik Project Based Learning
ristik/ penting yang harus diperhatikan dalam berikut: berdasarkan hasil penelitian the AutoDesk
Unsur pelaksanaan pembelajaran IPA, yaitu: 1. Mengatur pola yang digunakan untuk Foundation yang dilaporkan oleh Global
yang 1. Materi IPA yang dipelajari berhubungan pemberian pertanyaan dan masalah yang SchoolNet (2000) sebagai berikut:
perlu dengan konteks masalah dan fenomena disampaikan, agar dapat berguna bagi 1. peserta didik membuat keputusan tentang
diperha- yang dijumpai oleh peserta didik. peserta didik itu sendiri dan lingkungannya. sebuah kerangka kerja,
tikan 2. Masalah yang akan dipelajari harus sesuai 2. Berfokus pada keterkaitan antar disiplin. 2. adanya permasalahan atau tantangan yang
dengan kenyataan dan update. Masalah yang diselidiki telah dipilih benar- diajukan kepada peserta didik,
3. Material yang akan digunakan tersedia, benar nyata agar dalam pemecahannya, 3. peserta didik mendesain proses untuk
misalnya alat-alat untuk praktikum. siswa meninjau masalah itu dari banyak menentukan solusi atas permasalahan atau
4. Pola pertanyaan yang diajukan oleh guru hal. tantangan yang diajukan,
untuk pengarah harus fokus. 3. Penyelidikan autentik, yaitu pembelajaran 4. peserta didik secara kolaboratif
5. Pola pertanyaan peserta didik untuk berbasis masalah melakukan penyelidikan bertanggungjawab untuk mengakses dan
merumuskan masalah harus sesuai. nyata terhadap masalah nyata. mengelola informasi untuk memecahkan
6. Perumusan masalah dan hipotesis yang 4. Menghasilkan produk atau karya untuk permasalahan,
diajukan peserta didik harus diperiksa ditampilkan/dipamerkan. Pembelajaran ini 5. proses evaluasi dijalankan secara kontinyu,
oleh guru. menuntut siswa menghasilkan produk 6. peserta didik secara berkala melakukan
7. Data harus dikumpulkan dengan refleksi atas aktivitas yang sudah
tertentu dalam bentuk karya nyata dan
baik oleh peserta didik. dijalankan,
8. Mengoptimalkan nilai tanggung jawab peragaan yang menjelaskan atau mewakili
7. produk akhir aktivitas belajar akan
dan rasa ingin tahu pada diri peserta didik bentuk pemecahan masalah yang mereka
dievaluasi secara kualitatif,
ketika mengumpulkan data. temukan.
8. situasi pembelajaran sangat toleran
9. Dalam pengambilan kesimpulan harus 5. Kerja sama, yaitu pembelajaran ini
terhadap kesalahan dan perubahan
tetap berpedoman pada konsep IPA yang dicirikan oleh siswa yang bekerja sama satu
(Nurohman, 2007).
benar, jika diperlukan guru selalu dengan yang lainnya. Paling sering secara
membimbing. berpasangan atau dalam kelompok kecil.
(Wisudawati & Sulistyowati, 2014) (Tegeh, 2009)
Sintaks Langkah-langkah pembelajaran inkuiri: Langkah-langkah problem based learning Langkah-langkah pembelajaran dalam Project
1. Orientasi dan merumuskan masalah: meliputi lima fase, yaitu: Based Leraning sebagaimana yang
masalah atau persoalan dapat diajukan oleh 1. Mengorientasikan siswa pada masalah. dikembangkan oleh The George Lucas
guru maupun peserta didik. Persoalan yang Guru menjelaskan tujuan/ kompetensi yang Educational Foundation (2005) sebagai
akan dikaji disesuaikan dengan kurikulum ingin dicapai, menjelaskan logistik yang berikut:
2013, masalah nyata, dan masalah terbaru diperlukan, memotivasi siswa terlibat 1. Start With the Essential Question
yang menarik. Permasalahan yang diajukan dalam aktivitas pemecahan masalah yang Pembelajaran dimulai dengan pertanyaan
harus disesuaikan dengan karakteristik dipilih. esensial, yaitu pertanyaan yang dapat
peserta didik, tidak terlalu mudah dan tidak 2. Mengorganisir siswa untuk belajar. Guru memberi penugasan peserta didik dalam
terlalu sulit. membantu siswa mendefinisikan dan melakukan suatu aktivitas. Mengambil topik
2. Menyusun hipotesis: peserta didik mengorganisasikan tugas belajar yang yang sesuai dengan realitas dunia nyata dan
berkolaborasi dengan guru dalam menyusun berhubungan dengan masalah tersebut. dimulai dengan sebuah investigasi
hipotesis. 3. Membimbing penyelidikan baik secara mendalam. Pengajar berusaha agar topik
3. Mengumpulkan data: pengumpulan data individu maupun kelompok. Guru yang diangkat relevan untuk para peserta
pada materi IPA mempunyai karakteristik mendorong siswa untuk mengumpulkan didik.
yang khas untuk masing-masing bidang informasi yang sesuai, melaksanakan 2. Design a Plan for the Project
kajian. Pengumpulan data dapat dilakukan eksperimen untuk mendapatkan penjelasan Perencanaan dilakukan secara kolaboratif
di lingkungan sekitar dan laboratorium. dan pemecahan masalah. antara pengajar dan peserta didik. Dengan
4. Menguji hipotesis atau menganalisis data: 4. Mengembangkan dan menyajikan hasil demikian peserta didik diharapkan akan
data dianalisis untuk dapat menjawab karya. Guru membantu siswa dalam merasa memiliki atas proyek tersebut.
hipotesis yang diajukan. Proses analisis data merencanakan dan menyiapkan karya yang Perencanaan berisi tentang aturan main,
sebaiknya didampingi atau dibantu oleh sesuai seperti laporan, video, atau model, pemilihan aktivitas yang dapat mendukung
guru. Bantuan yang diberikan guru dan membantu mereka untuk berbagi tugas dalam menjawab pertanyaan esensial,
ditujukan untuk membimbing memperoleh dengan temannya. dengan cara mengintegrasikan berbagai
konsep IPA yang benar. 5. Menganalisis dan mengevaluasi proses subjek yang mungkin, serta mengetahui alat
5. Merumuskan kesimpulan: kesimpulan pemecahan masalah. Guru membantu siswa dan bahan yang dapat diakses untuk
diambil setelah proses-proses sebelumnya untuk melakukan refleksi atau evaluasi membantu penyelesaian proyek.
diselesaikan semua sehingga dapat terhadap penyelidikan mereka dan proses- 3. Create a Schedule
merumuskan kesimpulan yang sesuai proses yang mereka gunakan. Pengajar dan peserta didik secara
dengan hipotesis yang diajukan. (Putra dkk, 2012) kolaboratif menyusun jadwal aktivitas
(Wisudawati & Sulistyowati, 2014) dalam menyelesaikan proyek. Aktivitas pada
tahap ini antara lain:
a. membuat timeline untuk menyelesaikan
proyek,
b. membuat deadline penyelesaian proyek,
c. membawa peserta didik agar
merencanakan cara yang baru,
d. membimbing peserta didik ketika mereka
membuat cara yang tidak berhubungan
dengan proyek,
e. meminta peserta didik untuk membuat
penjelasan (alasan) tentang pemilihan
suatu cara.
4. Monitor the Students and the Progress of
the Project
Pengajar bertanggungjawab untuk
melakukan monitor terhadap aktivitas
peserta didik selama menyelesaikan proyek.
Monitoring dilakukan dengan cara
menfasilitasi peserta didik pada setiap
proses. Dengan kata lain pengajar berperan
menjadi mentor bagi aktivitas peserta didik.
Agar mempermudah proses monitoring,
dibuat sebuah rubrik yang dapat merekam
keseluruhan aktivitas yang penting.
5. Assess the Outcome
Penilaian dilakukan untuk membantu
pengajar dalam mengukur ketercapaian
standar, berperan dalam mengevaluasi
kemajuan masing-masing peserta didik,
memberi umpan balik tentang tingkat
pemahaman yang sudah dicapai peserta
didik, membantu pengajar dalam menyusun
strategi pembelajaran berikutnya.
6. Evaluate the Experience
Pada akhir proses pembelajaran, pengajar
dan peserta didik melakukan refleksi
terhadap aktivitas dan hasil proyek yang
sudah dijalankan. Proses refleksi dilakukan
baik secara individu maupun kelompok.
Pada tahap ini peserta didik diminta untuk
mengungkapkan perasaan dan
pengalamannya selama menyelesaikan
proyek. Pengajar dan peserta didik
mengembangkan diskusi dalam rangka
memperbaiki kinerja selama proses
pembelajaran, sehingga pada akhirnya
ditemukan suatu temuan baru (new inquiry)
untuk menjawab permasalahan yang
diajukan pada tahap pertama pembelajaran.
(Nurohman, 2007; Pradita, Y., Mulyani, B., &
Redjeki, T. : 2015)
Jenis 4. Guided inquiry lab - -
5. Bounded inquiry lab
6. Free inquiry lab
7. Pure hypothetical inquiry
8. Applied hypothetical inquiry
Model pembelajaran inkuiri dibedakan
menjadi 5 tingkatan:
Afiati, Bintana. 2015. Penerapan Model Problem Based Learning pada Sub Materi Inti Masalah Ekonomi/Kelangkaan. Prosiding Seminar Nasional 9 Mei
2015, 151 159. Dari http://eprints.uny.ac.id/21703/1/16%20Bintana%20Afiati.pdf.
Bell, Stephanie. 2010. Project-Based Learning for the 21st Century: Skills for the Future. The Clearing House 83(2): 39 43. Dari
http://www.tandfonline.com/doi/abs/10.1080/00098650903505415.
Kemdikbud. (2014). Materi pelatihan guru implementasi kurikulum 2013 tahun ajaran 2014/2015: Mata pelajaran IPA SMP/MTs. Jakarta: Kementerian
Pendidikan dan Kebudayaan
Mahanal, S., Darmawan, E., Corebima, A. D., & Zubaidah, S. 2010. Pengaruh Pembelajaran Project Based Learning (PjBL) pada Materi Ekosistem terhadap
Sikap dan Hasil Belajar Siswa SMAN 2 Malang. Jurnal Pendidikan Biologi BIOEDUKASI, 1(1). Dari
http://ojs.fkip.ummetro.ac.id/index.php/biologi/article/view/179.
Nurohman, Sabar. 2007. Pendekatan Project Based Learning sebagai Upaya Internalisasi Scientific Method Bagi Mahasiswa Calon Guru Fisika. Jurnal
Pendidikan Fisika 1(2007): 1 8. Dari http://staffnew.uny.ac.id/upload/132309687/penelitian/project-based-learning.pdf.
Pradita, Y., Mulyani, B., & Redjeki, T. 2015. Penerapan Model Pembelajaran Project Based Learning untuk Meningkatkan Prestasi Belajar dan Kreativitas
Siswa pada Materi Pokok Sistem Koloid Kelas XI IPA Semester Genap Madrasah Aliyah Negeri Klaten Tahun Pelajaran 2013/2014. Jurnal Pendidikan
Kimia (JPK) Program Studi Pendidikan Kimia Universitas Sebelas Maret, 4(1): 89 96.
Putra, Tomi Tridaya., Irwan., & Vionanda, Dodi. 2012. Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa dengan Pembelajaran Berbasis Masalah. Jurnal
Pendidikan Matematika, 1(1): 22 26. Dari http://ejournal.unp.ac.id/students/index.php/pmat/article/view/1152/844.
Sanjaya, W. 2011. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Jakarta: Kencana.
Tegeh, I. M. 2009. Perbandingan Prestasi Belajar Mahasiswa yang Diajar denganMenggunakan Problem-Based Learning dan Ekspositori yang Memiliki Gaya
Kognitif Berbeda. Disertasi (tidak diterbitkan). Universitas Negeri Malang Program Pasca Sarjana PSSJ Teknologi Pembelajaran.
Wena, M. 2013. Strategi Pembelajaran Inovatif Kontemporer: Suatu Tinjauan Konseptual Operasional. Jakarta: Bumi Aksara.
Wisudawati, A. W. & Sulistyowati, E. 2014. Metodologi Pembelajaran IPA. Jakarta: Bumi Aksara.
Pembeda Inquiry PBL PjBL
Basic Berbasis penemuan Berbasis masalah yang faktual, benar Berbasis masalah untuk menghasilkan produk
adanya dan tidak manipulatif sebagai penyelesaian masalah
Tokoh Wenning membagi inquiry menjadi 8 Woods, Lucas, Dopplet, dan Laboy-rush
(ditulis), Liuling statement
Sintaks 1. Orientasi memberikan masalah, 1. Orientasi masalah yang faktual 1. Pengajuan pertanyaan essential
2. Menyusun perencanaan/rancangan
menunjukkan fenomena, misal dengan menunjukkan gambar,
proyek
demonstrasi. Masalah yang mengajukan pertanyaan
3. Merancang jadwal
2. Mengumpulkan informasi terkait
manipulatif 4. Memonitoring kegiatan siswa untuk
2. Perumusan hipotesis/dugaan masalah nyata yg diajukan
melihat prosesnya
3. Mengumpulkan data dengan 3. Menganalisis informasi
5. Menguji produk untuk melakukan
4. Mengajukan solusi berdasarkan
percobaan, memvariasi
penilaian
analisis informasi
variabel2nya 6. Evaluasi
5. Menarik kesimpulan berupa solusi
4. Menganalisis data 7. mengkomunikasikan
5. Menyimpulkan (hubungan antar dan mengkomunikasikan
variabel) dan
mengkomunikasikan
6. 6. 8.
Manipulation Guru meminta siswa untuk 2. Guru meminta siswa untuk Pelajaran Inquiry (memahami
menjelaskan apa yang mereka lihat memikirkan apa yang akan terjadi proyeksi gambar)
dan mereka mencoba untuk terjadi dan mengapa hal itu akan Pengamatan - Siswa menonton
menjelaskan kesamaannya mereka terjadi saat demonstrasi sebagai guru menjelaskan
diberikan beberapa contoh. terjadi, dan untuk menyatakan cara menggunakan proyektor lubang
prediksi individual mereka dan jarum untuk menghasilkan gambar a
Manipulasi siswa diminta untuk penjelasan secara tertulis bola lampu di layar (Sebuah kotak
menentukan apakah ketebalan lensa kecil dengan lubang jarum di
berpengaruh dengan gambar yang satu ujung dan selotip dengan layar
dihasilkan. Apakah gambar yang kertas lilin di
dihasilkan terbalik atau tegak. yang lain melakukannya dengan baik.
Kotak itu dipotong dua sehingga
memungkinkan keduanya
bagian untuk meluncur masuk dan
keluar dari satu sama lain
memungkinkan
Jarak antara lubang jarum dan layar
bervariasi.)
Manipulasi - Selama fase ini, siswa
diminta untuk
jelaskan faktor-faktor yang terkait dan
terkendali
mempengaruhi bentuk, ukuran,
orientasi, dan keseluruhan
tampilan gambar yang diproyeksikan
Hanya satu
Banyak kemungkinan sebenarnya
diimplementasikan selama ini
fase tanpa melakukan pengukuran
yang tepat, pemesanan
kemungkinan lain untuk studi selama
tindak lanjut
aktivitas laboratorium
Generalisasi - Pemodelan
penyelidikan ilmiah, siswa
diminta untuk menggeneralisasi
temuan dari fase sebelumnya
menggunakan terminologi yang tepat.
Verifikasi - lubang jarum Para siswa
sekarang diberikan
proyektor dan bola lampu mereka
sendiri dan diminta untuk
verifikasi secara individu atau dalam
kelompok kecil temuan tunggal
dari keseluruhan kelompok
Aplikasi - Para siswa diberitahu
bahwa mereka akan
Sekarang gunakan variasi pendekatan
yang biasa saja dilakukan
sebuah studi kualitatif dari komponen
- komponen lain dari
sistem kamera lubang jarum