Elkakom - Penerima Optik

Unduh sebagai doc, pdf, atau txt
Unduh sebagai doc, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 9

PENERIMA (RECEIVER) SERAT OPTIK

Elemen penting dari sistem komunikasi optik adalah transmiter optik, kabel
optik, dan receiver optik. Komponen tambahan adalah: optical amplifier, konektor,
splice, kopler, dan regenerator.

Gambar (1). Konfigurasi Dasar Sistem Komunikasi Fiber Optik

Desain penerima optik lebih kompleks dibandingkan pengirim optik Gambar


(1) hanya menggambarkan link optik secara point-to-point. Sistem komunikasi serat
optik yang lebih kompleks adalah jaringan komunikasi serat optik.

1. Karakteristik Penerima Cahaya


Fungsi dari receiver adalah untuk mengubah sinyal input optik menjadi sinyal
elektrik. Maka dari itu karakteristik sangat dibutuhkan diantaranya:
- Sensitivitas tinggi
- Bandwidth yang mencukupi dan respon yang cepat untuk mengakomodasi
laju informasi.
- Noise rendah
- Reliabilitas tinggi dan tidak terpengaruh perubahan suhu.
2. Komponen Receiver pada Serat Optik
Receiver pada sistem komunikasi fiber optik terdiri dari 2 bagian yaitu :
2.1 Detektor Penerima
Detektor Penerima (Photo detector) berfungsi untuk menangkap cahaya yang
berupa gelombang optik pembawa informasi, dapat berupa PIN diode atau APD
(Avalance Photo Diode). Pemilihannya tergantung keperluan sistem
komunikasinya. Seperti halnya pemancar optik, penerima optik juga terdiri dari
bahan semi konduktor. Dikombinasikan dengan pemancar Gallium Arsenide
(GaAS), serat silika quartz dan (SiO2) dan silika (Si) Receiver.

2.1.1. Tipe photodetector


A. PIN/ FET Photo Diode
Di dalam PIN diode, serat optik ditempatkan sedemikian hingga cahaya
yang diterima jatuh pada suatu lapisan intrinsik dari material semi
konduktor yang diletakkan antara lapisan tipe n dan tipe p. Diode junction
dibentuk oleh lapisan. Lapisan ini dibias mundur (reserve-bias) dan jumlah
arus yang mengalir melalui junction tersebut ditentukan oleh intesitas
cahaya (jumlah photon) yang masuk dalam lapisan intrinsik. Variasi arus
yang mengalir melalui diode PIN sebagai hasil dari variasi intensitas sinyal
optik yang diterima adalah sangat kecil sehingga memerlukan penguatan.

Gambar (2) Struktur dan Prinsip PIN


i d = ( P ) ( R E i)

C d R L

Gambar (3) Rangkaian Ekivalen Photo Diode


REi merupakan arus responsivity yang dinyatakan dengan :
REi = iD / P = (he)(l.10-9) / h.c
= (0,804.10-3) (h l) (1)
Dimana :
iD = arus PIN (A)
P = daya optik yang dipakai (W)
h = quantum efficiency dr junction( elektron / photos)
silikon : 0,8 ; germanium : 0,55
l = panjang gelombang (nm)
E = elektron charge 1,6.10-19
H = konstanta plank 6,63.10-34 (js)
C = kecepatan cahaya 3.108 (m/s)
Tegangan responsivity dapat dihitung dgn :
REv = REi.RL (2)
dimana : REv = teg. Responsivity (V/A)
RL = resistansi beban (ohm)
Output voltage dr rangkaian equivalent PIN diatas adalah :
VL= (P) (REi.RL) (3)
dimana : VL = tegangan beban (V)
RL = resistansi beban (ohm)
Dengan hukum kirchoff maka tegangan yg lewat photodiode :
VD = VB – VL (4)
dimana VD = tegangan yg lewat photodiode
VB = tegangan bias
Sehingga nilai daya optimum adalah :
Pmax=VB/ REi.RL (5)
Dari rangkain equivalen, nilai rise time atau frequency response dihitung
oleh junction dr kapasitansi diode dan resistansi beban dinyatakan dengan :
tC = 2,19.10-12 . CD . RL (6)
dimana : tC=circuit rise time (s)
CD=kapasitansi dioda (pF)
RL=resistansi beban(ohm)
Kombinasi rise time dari dioda dan risetime rangkaian dapat dihitung
dengan:
tR = √ tD2 + tC2 (7)
dimana : tR=receiver time constanta
tD=rise time dioda
Nilai rise time terbatas pada bandwidth system.
Untuk nilai bandwidth 3 dB, maka rise time dapat dihitung dengan :
fR = 0,35 / tR (8)
dimana : fR = receiver circuit 3-dB Bandwidth (Hz)

B. Avalanche Photo Diode(APD)


APD Mempunyai konstruksi yang mirip dan beroperasi dengan cara
yang sama dengan diode PIN. Akan tetapi APD tidak memerlukan penguat
efek medan di dalam modul penerima. Internal gain yang membuat APD
lebih sensitif, diperoleh melalui penggunaan tegangan bias mundur yang
tinggi pada diode junctionnya. Hal ini menghasilkan suatu medan listrik
yang tinggi pada lapisan instrinsik diode. Pada saat suatu elektron dilepas
karena adanya suatu photon yang masuk ke lapisan intrinsik, medan listrik
akan memyebabkan elektron tersebut bergerak sepanjang lapisan pada
kecepatan yang tinggi dan bertabrakan dengan molekul-molekul lain
sehinggga melepaskan lebih banyak elektron yang selanjutnya akan
bergerak sepanjang lapisan dengan kecepatan tinggi. Proses ini dinamakan
avalanche breakdown.
Gambar (4) Struktur APD

Cara Kerja APD


Foton diserap di daerah pengosongan (depletion), menimbulkan elektron
bebas dan lobang (hole) bebas. Gaya listrik yang besar pada bagian ini
menyebabkan perubahan percepatan yang dapat membangkitkan energi
kinetik. Energi kinetik ini meningkatkan elektron yang menyebrang pita
energi pemisah. Percepatan muatan pertama dapat membangkitkan beberapa
kali percepatan muatan yang baru. Hal ini menyebabkan proses pengalian
(pelipatan) arus pada APD.

Valanche Breakdown
Pada saat suatu elektron dilepas karena adanya suatu photon yang masuk
ke lapisan intrinsik, medan listrik akan menyebabkan elektron tersebut
bergerak sepanjang lapisan pada kecepatan yang tinggi dan bertubrukan
dengan molekul-molekul lain sehinggga melepaskan lebih banyak elektron-
elektron yang selanjutnya akan bergerak sepanjang lapisan dengan
kecepatan tinggi.
Keuntungan penggunaan avalanche breakdown ini adalah peningkatan
sensitivitas dibandingkan dengan diode PIN
Gambar (5) Prinsip APD

Keuntungan penggunaan avalanche breakdown ini adalah dapat


digunakan untuk komunikasi jarak jauh pada panjang gelombang 1300 nm,
1500 nm, dan 1550 nm dengan kualitas yang baik. Artinya detektor APD
mempunyai sensitivitas dan response yang tinggi terhadap sinar laser LD
sebagai pembawa gelombang optik informasi.

C. Photo Transistor
Sama halnya dioda foto, maka transistor foto juga dapat dibuat
sebagai detektor penerima. Agar penggunaannya lebih baik maka dengan
menggabungkan dioda foto dengan transistor foto dalam satu rangkain.
– Kombinasi dioda foto dan transistor dalam satu chip
– Transistor sebagai penguat arus
– Linieritas dan respons frekuensi tidak sebaik dioda foto
Gambar (6) Karakteristik Transistor Foto,
(a) (b) (c) (d) Rangkaian Uji Transistor Foto

2.1.2 Perbandingan PIN Photodiode dan APD

Tabel (1) Perbandingan PIN dan APD

Untuk komunikasi jarak pendek lebih efisien jika menggunakan ditektor


PIN diode, karena PIN baik digunakan untuk bit rate rendah dan
sensitivitasnya tinggi untuk LED. Sumber cahaya LD terlihat memiliki daya
lebih besar, stabil, konstan pada bit rate berapapun, sedangkan sumber
cahaya LED mempunyai daya pancar yang lebih kecil dan pada bit rate 100
Mbps dayanya mulai menurun.
Seperti halnya transmitter, pemilihan receiver juga ditentukan oleh
tipe link yang akan dibangun :
• Short link : Ge PIN
• Medium link : Ge, III/V PIN
• Long link : III/IV APD
PIN photodiode kurang sensitif dibandingkan dengan APD, tetapi
desainnya memungkinkan untuk diintegrasikan dengan suatu penguat FET.
Dengan begitu, suatu modul terpadu yang mempunyai fleksibilitas
penggunaan yang tinggi dapat diperoleh.
APD memerlukan penggunaan suatu konverter (dengan range tegangan
kerja dari 25~80V) dan lebih sesuai untuk digunakan pada sistem jarak jauh.

2.2 Rangkaian elektrik


Rangkaian elektrik berfungsi untuk mengkonversi cahaya pembawa informasi
terhadap data informasi yang dibawa dengan melakukan regenerasi timing,
regenerasi pulse serta konversi sinyal elektrik ke dalam interface V.28 yang
berupa sinyal digital dan sebaliknya.

3. Komponen receiver
Komponen receiver dibagi menjadi 3
1. Front End
2. Linear Channel
3. Data Recovery
Gambar (7) Blog Diagram Penerima Fiber Optik
Front End
Terdiri dari :
• Photo Diode : mengubah sinyal optik menjadi sinyal elektrik
• Preamplifier : menguatkan sinyal untuk proses selanjutnya
Linear Channel
Terdiri dari :
• Main Amplifier : dikontrol secara otomatis untuk membatasi tegangan output
• Low Pass Filter : untuk membentuk pulsa tegangan yang berguna untuk
mengurangi noise
Data Recovery
Terdiri dari :
• Sirkit Decision : untuk membandingkan output dari linear channel terhadap
level threshold dan memutuskan apakah sinyal merupakan bit “1” atau bit “0”
• Sirkit Clock Recovery : mensinkronkan proses keputusan

Anda mungkin juga menyukai