1D4EB - 045 - DIMAS AW - Laporan Resmi PHOTODIODA DAN PHOTOTRANSISTOR

Unduh sebagai pdf atau txt
Unduh sebagai pdf atau txt
Anda di halaman 1dari 7

PRAKTIKUM 2

EVALUASI KARATERISTIK PHOTODIODE DAN


PHOTOTRANSISTOR

Oleh :
Dimas Aditya Wiranata (2120600045)
1 D4 Teknik Elektronika B

SARJANA TERAPAN TEKNIK ELEKTRONIKA


DEPARTEMEN TEKNIK ELEKTRO
POLITEKNIK ELEKTRONIKA NEGERI SURABAYA
2021
Praktikum 2
EVALUASI KARATERISTIK PHOTODIODE DAN
PHOTOTRANSISTOR

A. TUJUAN
1. Mahasiswa mampu merangkai rangkaian evaluasi photo diode dan photo
transistor.
2. Mahasiswa memahami konsep bahwa radiasi cahaya bisa mempengaruhi besar
arus pada rangkaian photodiode dan phototransistor.
3. Mahasiswa memahami prinsip kerja photo diode dan photo transistor.

B. TINJAUAN TEORI
1) Photo diode
Photodiode adalah sebuah diode yang sensitif terhadap cahaya sehingga
dapat difungsikan sebagai detektor optik. Apabila diode mendapat bias reverse,
maka elektron bebas dan hole akan bergerak menjauhi junction, jumlah sedikit,
sehingga arus yang mengalir pada rangkaian luar dioda terbias reverse juga
kecil.

Photo diode bekerja pada pembiasan reverse, saat cahaya mengenai, akan
terbentuk pasangan elektron bebas dan hole dan menyebabkan arus pada
rangkaian luar photo diode menjadi besar. Power density dan flux optik yang
mengenai photo diode akan mempengaruhi besar arus yang mengalir. Jika tidak
mendapatkan radiasi optik, pada photo diode hanya mengalir arus yang sangat
kecil (dark current, ID). Photo diode dapat dioperasikan dalam 2 mode yang
berbeda.
1. Mode Photovoltaic : seperti pada solar sel, penyerapan optik pada
photodiode menghasilkan tegangan yang dapat diukur. Tidak perlu ada
pembiasan, karena photodiode sudah menghasilkan tegangan sendiri.
Bagaimana pun, tegangan yang dihasilkan dari tenaga cahaya ini sedikit
tidak linier dan range perubahannya sangat kecil.
2. Mode photokonduktif : pada saat photodiode mendapat radiasi optik dan
pembiasan reverse, daerah sekitar junction akan memiliki medan listrik yang
sangat tinggi, sehingga elektron bebas dan hole tidak dapat melewati daerah
tersebut (daerah itu bersifat resistif).

Karateristik bahan photodiode diantaranya :


1. Silikon (Si) : arus kecil saat gelap, kecepatan tinggi, sensitivitas yang bagus
antara 400 nm sampai 1000 nm (terbaik antara 800 nm sampai 900 nm).
2. Germanium (Ge) : arus tinggi saat gelap, kecepatan lambat, sensitivitas baik
antara 600 nm sampai 1800 nm (terbaik 1400 nm sampai 1500 nm).
3. Indium gallium arsenida (InGaAs) : harga mahal, arus kecil saat gelap,
kecepatan tinggi sensitivitas baik pada jarak 800 nm sampai 1700 nm
(terbaik antara 1300 nm sampai 1600 nm).

Karateristik utama dari photo diode (dan juga piranti optik yang lain) adalah
sebagai berikut :
1. Range spectral
2. Output daya (emitter)
3. Sensitivitas (sensor)
4. Waktu respon
5. Petimbangan mekanik

Photo diode memiliki panjang gelombang yang lebar, arus output kecil,
respons time yang cepat dan mampu menjadi kontroller yang baik dalam
berbagai aplikasi.

2) Photo transistor
Photo transistor merupakan sensor optik dimana arus kolektor dan
emitternya memiliki hubungan dengan intensitas cahaya yang mengenai daerah
basis. Photo transistor memiliki beberapa fitur unik yang membuatnya lebih
sensitif dan responsif terhadap panjang gelombang tertentu.
Saat cahaya datang dengan panjang gelombang tertentu menyinari
transistor, pasangan elektron bebas – hole terbentuk dan menimbulkan aliran
arus basis. Arus basis akan menghasilkan arus kolektor dan arus emitter. Basis
kecil arus basis dipengaruhi oleh intensitas cahaya yang mengenai basis. Prinsip
kerja photo transistor dapat dilihat pada gambar 2.2.
Pada transistor biasa, arus emitter IC, setara dengan Ib(hFE+1), tetapi pada photo
transistor, arus diode harus diperhitungkan. Sehingga persamaannya menjadi :
𝑖𝐶 = (𝑖𝑃 ± 𝑖𝑏 )(ℎ𝐹𝐸 + 1)
IP adalah arus yang dihasilkan oleh optik, IB adalah arus yang dihasilkan
oleh sinyal input ac, hFE merupakan gain forward DC dari transistor.

Karena basisnya biasanya merupakan rangkaian terbuka, Zin-nya lebih


tinggi dari pada diode. Semakin tinggi konstanta waktu maka semakin lambar
waktu responsnya. Ini adalah parameter yang paling penting saat diaplikasikan
pada rangkaian switching.
Output phototransistor dapat diambil pada kolektor maupun emitter. Gambar 2.3
(a) dan 2.3 (b) menunjukkan dua model rangkaian. Gambar 2.3 (c) menunjukkan
bagaimana arus photo transistor bisa ditingkatkan dengan menambahkan
transistor lain.
Arus emitter transistor dapat digunakan sebagai sumber arus untuk
amplifier kedua dengan beban RL. Beban ini dapat berupa resistor, relay,
selenoid, atau piranti lain yang diaktifkan oleh arus. Rangkaian ini disebut
sebuah rangkaian photo – darlington.
Bila dibandingkan antara photodiode dan phototransistor maka arus yang
dihasilkan photodiode biasanya dalam microampere, sedang phototransistor
dapat menghasilkan arus dalam orde miliampere. Namun, dalam hal respons
time, photodiode lebih cepat dari phototransistor.

C. PERALATAN PRAKTIKUM
1. Base station EFT – OPE – 1
2. Modul EFT – OPE – 1A
3. Digital Multimeter
4. Oscilloscope
5. Function Generator
6. Jumper

D. PROSEDUR PRAKTIKUM
1. Photo Diode
a) Pasang modul EFT – OPE – 1A pada rel Base Station EFT – OPE – 1.

b) Gunakan digital multimeter untuk mengukur tegangan +10 Volt pada base
station.
c) Pelajari rangkaian pada modul EFT – OPE – 1A.
d) Rangkai rangkaian seperti gambar 2.4.
e) Nyalakan power supply.
1) Ukur nilai tegangan forward VF dekat IRED dengan digital multimeter.
2) Hitung arus IF yang melewati IRED
3) Ukur tegangan reverse pada photodiode VP
4) Hitung arus IP
5) Hitung dark currentnya (bila tidak bisa gunakan data sheet untuk
mendapatkan dark current)
f) Atur function generator pada sinyal sinul 1 kHz, 100 mV peak to peak.
Gunakan oscilloscope untuk mengamati sinyal input (channel 1) dan sinyal
output pada photodiode (channel 2).
g) Catat amplitudo output yang diperoleh. Gambarkan hasilnya di kertas grafik
dalam satu sumbu.
h) Ubah frekuensi function generator sesuai tabel 2.1. Lengkapi tabel 2.1.
i) Ulangi lagi langkah 6 – 8 dengan mengubah sinyal input menjadi pulsa.
Amati perbedaan yang terjadi jika bentuk sinyal inputnya berbeda.
j) Matikan power supply dan kembalikan peralatan ke tempatnya.
Tegangan Output peak to peak (Volt)
Frekuensi (Hz)
Input Sinus Input Pulsa
5k
10k
100k
500k
800k
1M
2M

2. Photo Transistor
a)
E. PERTANYAAN
1. Terangkan prinsip kerja dari LED.
Jawaban :

2. Gambarkan kurva karateristik LED dan IRED.


Jawaban :

3. Bagaimana hubungan antara arus dan LED dan intensitas cahaya.


Jawaban :

Anda mungkin juga menyukai