Makalah Titanium
Makalah Titanium
Makalah Titanium
Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Panyayang, serta
puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat-Nya karena berkat limpahan rahmat dan karunia-
Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul Titanium. Makalah ini
merupakan salah satu syarat dalam memenuhi pendidikan yang telah penulis laksanakan.
Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada Retno Indarti yang telah membimbing
dan mengoreksi isi makalah, sehingga makalah ini berhasil diselesaikan. Penulis mengalami
berbagai hambatan dalam penyusunan makalah ini. Namun, penulis menyadari bahwa
kelancaran dalam penyusunan makalah ini tidak lain berkat bantuan, dorongan, dan bimbingan
dari dosen pembimbing serta orang tua dan rekan rekan kelas 2A D3 Teknik Kimia, sehingga
kendala-kendala yang penulis hadapi dapat teratasi.
Terlepas dari semua itu, penulis menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan
baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu, penulis sangat terbuka
menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar secara bertahap penulis dapat memperbaiki
makalah ilmiah ini.
Akhir kata Penulis berharap semoga makalah ilmiah ini dapat memberikan manfaat
maupun inpirasi terhadap pembaca.
1.3 Tujuan
BAB II
Titanium pertama kali ditemukan dalam mineral di Cornwall, Inggris, tahun 1791 oleh
geolog amatir dan pendeta William Gregor kemudian oleh pendeta Kredo paroki. Ia mengenali
adanya unsur baru dalam ilmenite ketika ia menemukan pasir hitam sungai di dekat paroki dari
Manaccan dan melihat pasir tertarik oleh magnet. Analisis terhadap pasir tersebut
menunjukkan adanya kehadiran dua oksida logam, yaitu besi oksida (menjelaskan daya tarik
magnet) dan 45,25% dari metalik putih oksida yang pada saat itu belum dapat dipastikan
jenisnya. Gregor yang menyadari bahwa unsur tak dikenal yang mengandung oksida logam
tersebut tidak memiliki kesamaan dengan sifat-sifat dari unsur yang telah lebih awal dikatahui,
melaporkan penemuannya kepada Royal Geological Society of Cornwall dan di jurnal ilmiah
Jerman Crells Annalen.
Gambar 1. Titanium
Titanium adalah sebuah unsur kimia dalam tabel periodik yang memiliki simbol Ti dan
nomor atom 22. Titanium digunakan dalam alloy kuat dan ringan (terutama dengan besi dan
aluminum) dan merupakan senyawa terbanyaknya, titanium dioksida, digunakan dalam
pigmen putih. Titanium dihargai lebih mahal daripada emas karena sifat-sifat logamnya.
Titanium adalah suatu unsur kimia biasanya ditandai dalam bentuk yang paling murni,
dengan kilau dan warna metalik-putih. Nama titanium berasal bahasa Yunani yaitu TITANOS,
demi menghormati legenda Titans dari mitologi Yunani. Titanium berada dalam jumlah yang
besar di Matahari dan meteorit, dan merupakan unsur paling melimpah ke-9 di kerak bumi.
Titanium merupakan logam transisi yang ringan, kuat, tahan korosi termasuk tahan air
laut dan chlorine dengan warna putih-metalik-keperakan. Titanium digunakan dalam alloy
(terutama dengan besi dan alumunium) dan senyawa terbanyaknya, titanium dioksida,
digunakan dalam pigmen putih. Salah satu karakteristik titanium yang paling terkenal yaitu
bersifat sama kuat dengan baja tetapi beratnya hanya 60% dari berat baja. Sifat titanium mirip
dengan zirconium secara kimia maupun fisika. Titanium dihargai lebih mahal daripada emas
karena sifat-sifat logamnya.
Unsur ini terdapat di banyak mineral dengan sumber utama adalah rutile danilmenit, yang
tersebar luas di seluruh Bumi. Ada dua bentuk alotropi dan lima isotop alami dari unsur ini;
Ti-46 sampai Ti-50 dengan Ti-48 yang paling banyak terdapat di alam (73,8%).
Titanium bersifat allotropy, yaitu memiliki dua struktur kristal yang berbeda pada
temperatur yang berbeda.
Pada temperatur ruang, titanium murni memiliki struktur kristal hexagonal closed
packed (HCP). Struktur ini disebut fasa alpha, dan stabil sampai temperature 1620oF (882oC)
sebelum struktur kristalnya berubah.
Pada temperatur yang lebih tinggi, struktur kristal berubah menjadi body centered
cubic (BCC). Struktur ini disebut fasa beta. Temperature transisi dari alpha menjadi beta
disebut beta transus. Fasa alpha beta dari 1620 F sampai titik leleh (3130 F).
Pada paduan titanium, unsur yang ditambahkan cenderung mengubah jumlah fasa yang
ada dan temperatur beta transus. Unsur-unsur yang menaikkan temperatur beta transus dengan
menstabilkan fasa alpha disebut alpha stabilizer, yaitu aluminium, oksigen, nitrogen, dan
karbon. Unsur-unsur yang menurunkan temperatur beta transus disebut beta stabilizer. Beta
stabilizer dibagi menjadi dua, yaitu unsur beta isomorphous (kelarutan tinggi dalam titanium,
termasuk molybdenum, vanadium, niobium, tantalum) dan beta eutectoid (kelarutan terbatas,
termasuk silicon, kobalt, besi, nikel, tembaga, kromium).
2.4 Sumber
Titanium selalu berikatan dengan elemen-elemen lain di alam. Titanium merupakan unsur
yang jumlahnya melimpah ke-9 di kerak bumi (0,63% berat massa) dan logam ke-7 paling
berlimpah. Titanium selalu ada dalam igneous rock (bebatuan) dan dalam sedimen yang
diambil dari bebatuan tersebut. Dari 801 jenis batuan yang dianalisis oleh United States
Geological Survey, terdapat 784 diantaranya mengandung titanium. Perbandingan Ti di dlam
tanah adalah sekitar 0,5 sampai 1,5%.
Titanium ditemukan di meteorit dan telah dideteksi di dalam matahari serta pada
bintang tipe M, yaitu jenis bintang dengan suhu terdingin dengan temperatur permukaan tabel
penjelasan mengenai sifat-sifat dari sumber-sumber titanium. sebesar 32000F atau 57900F.
Bebatuan yang diambil oleh misi Apollo 17 menunjukkan keberadaan TiO2 sebanyak 12,1%.
Titanium juga terdapat dalam mineral rutile (TiO2), ilmenite (FeTiO3),dan sphene, dan
terdapat dalam titanate dan bijih besi. Dari mineral-mineral ini, hanya Rutile dan ilmenite
memiliki kegunaan secara ekonomi, walaupun sulit ditemukan dalam konsentrasi yang tinggi.
Keberadaan Titanium dengan bijih berupa ilmenit berada di bagian barat Australia, Kanada,
Cina, India, Selandia Baru, Norwegia, dan Ukraina. Rutile dalam jumlah banyak pun juga
ditambang di Amerika Utara dan Afrika Selatan dan membantu berkontribusi terhadap
produksi tahunan 90.000 ton logam dan 4,3 juta ton titanium dioksida . Jumlah cadangan dari
titanium diperkirakan melebihi 600 juta ton. Berikut adalah tabel penjelasan mengenai sifat-
sifat dari sumber-sumber titanium :
Kategori Mineral
Rumus Kimia Titanium dioksida (TiO2)
Warna Abu-abu,coklat,ungu atau hitam
Bentuk Kristal Segi Empat
Skala kekerasan Mohs 5,5-6,5
Berat jenis (g/cm3) 4,23-5,5
Kelarutan Tidak larut dalam asam
Tabel 1. Sifat rutile
Titanium juga terdapat di debu batubara, dalam tumbuhan dan dalam tubuh manusia.
Sampai pada tahun 1946, proses pembuatan logam Ti di laboratorium yang dilakukan oleh
Kroll menunjukkan cara memproduksi Titanium secara komersil dengan mereduksi titanium
tetraklorida dengan magnesium. Selanjutnya logam titanium dapat dimurnikan dengan cara
mendekomposisikan iodanya.
Titanium murni merupakan logam putih yang sangat bercahaya. Ia memiliki berat jenis
rendah, kekuatan yang bagus, mudah dibentuk dan memiliki resistansi korosi yang baik. Jika
logam ini tidak mengandung oksigen, ia bersifat ductile. Titanium merupakan satu-satunya
logam yang terbakar dalam nitrogen dan udara. Titanium juga memiliki resistansi terhadap asam
sulfur dan asam hidroklorida yang larut, kebanyakan asam organik lainnya, gas klor dan solusi
klorida. Titanium murni diketahui dapat menjadi radioaktif setelah dibombardir dengan
deuterons. Radiasi yang dihasilkan adalah positrons dan sinar gamma. Ketika sinar gamma ini
direaksikan dengan oksigen, dan ketika mencapai suhu 550 C (1022 F) , sinar tersebut
bereaksi dengan klorin. Sinar ini kemudian bereaksi dengan halogen yang lain dan menyerap
hidrogen.
Logam ini dimorphic. Bentuk alfa heksagonal berubah menjadi bentuk beta kubus secara
perlahan-lahan pada suhu 8800C. Logam titanium tidak bereaksi dengan fisiologi tubuh manusia
(physiologically inert). Titanium oksida murni memiliki indeks refraksi yang tinggi dengan
dispersi optik yang lebih tinggi daripada berlian.
2.5.1 Sifat Fisik
Sifat kimia dari titanium yang paling terkenal adalah ketahanan terhadap korosi yang
sangat baik (pada suhu biasa membentuk oksida, TiO2), hampir sama seperti platinum, resistan
terhadap asam, dan larut dalam asam pekat. Diagram Pourbaix menunjukkan bahwa titanium
adalah logam yang sangat reaktif, tetapi lambat untuk bereaksi dengan air dan udara.
Titanium akan bereaksi dengan air membentuk Titanium dioksida dan hydrogen.
Ti(s) + 2H2O(g) TiO2(s) + 2H2(g)
Titanium terbakar di udara ketika dipanaskan menjadi 1200C (2190F) dan pada
oksigen murni ketika dipanaskan sampai 610C (1130F) atau lebih , membentuk titanium
dioksida. Sebagai hasilnya, logam tidak dapat dicairkan dalam udara terbuka sebelum titik
lelehnya tercapai, jadi mencair hanya mungkin terjadi pada suasana inert atau dalam vakum.
Titanium juga merupakan salah satu dari sedikit elemen yang terbakar di gas nitrogen murni
(Ti terbakar pada 800C atau 1.472F dan membentuk titanium nitrida). Titanium tahan untuk
melarutkan asam sulfat dan asam klorida, bersama dengan gas klor, larutan klorida, dan
sebagian besar asam-asam organik.
Bilangan oksidasi 4
1. Pada awal produksi, produsen menerima titanium konsentrat dari tambang. Sementara
rutil dapat digunakan dalam bentuk alami, ilmenit diproses untuk menghilangkan zat besi
sehingga berisi titanium dioksida paling sedikit 85%. Bahan-bahan ini dimasukkan ke dalam
reaktor fluidized-tempat tidur bersama dengan gas klor dan karbon. Materi yang dipanaskan
sampai 1.652 F (900 C) dan hasil reaksi kimia berikutnya dalam penciptaan murni titanium
tetraklorida (TiCl4) dan karbon monoksida. Kotoran adalah hasil dari kenyataan bahwa
titanium dioksida murni tidak digunakan di awal. Oleh karena itu berbagai klorida logam yang
tidak diinginkan yang dihasilkan harus dibuang.
Pemurnian
2. logam bereaksi dimasukkan ke dalam tangki penyulingan besar dan dipanaskan. Selama
langkah ini, kotoran dipisahkan dengan menggunakan distilasi fraksional dan presipitasi.
Tindakan ini menghilangkan klorida logam termasuk besi, vanadium, zirkonium, silikon, dan
magnesium.
Produksi spons
6. Elektroda spons kemudian ditempatkan dalam tungku busur vakum untuk mencair. Dalam
wadah air-cooled, tembaga, busur listrik digunakan untuk melelehkan elektroda spons untuk
membentuk ingot. Semua udara dalam wadah yang baik dihapus (membentuk ruang hampa)
atau atmosfer diisi dengan argon untuk mencegah kontaminasi. Biasanya, ingot tersebut
remelted satu atau dua kali untuk menghasilkan ingot diterima secara komersial. Di Amerika
Serikat, paling ingot dihasilkan dengan metode ini berat sekitar 9.000 lb (4,082 kg) dan 30 di
(76,2 cm) di diameter.
7. Setelah ingot dibuat, tersebut akan dihapus dari tungku dan diperiksa dari kerusakan.
Permukaan dapat dikondisikan seperti yang diperlukan untuk pelanggan. Ingot kemudian dapat
dikirim ke produsen barang jadi di tempat yang dapat digiling dan dibuat menjadi berbagai
produk.
Selama produksi titanium murni sejumlah besar magnesium klorida yang dihasilkan.
Bahan ini didaur ulang dalam sel daur ulang segera setelah diproduksi. Sel daur ulang pertama
memisahkan logam magnesium keluar maka gas klor dikumpulkan. Kedua komponen yang
digunakan kembali dalam produksi titanium.
2. 7 Paduan Titanium
Titanium dan paduannya mulai digunakan sebagai komponen logam pada awal abad
ke-20, jenis logam ini diekstraksi dari mineral rutil yang mengandung 97-98% TiO2 dan
diubah secara kimia menjadi TiCl4 kemudian direaksikan dengan magnesium (proses Kroll)
atau sodium (proses Hunter) yang menghasilkan titanium sponge sehingga akhirnya melalui
proses peleburan dihasilkanlah ingot titanium.
Titanium murni.
Paduan titanium alpha ().
Paduan titanium alpha-beta.
Paduan titanium beta ().
Unsur-unsur yang ditambahkan pada titanium untuk menyetabilkan salah satu atau
beberapa fasa lainnya terjadi karena unsur-unsur paduan tersebut mempengaruhi temperatur
transformasinya.
Alumunium merupakan unsur paduan titanium yang paling dominan sebagai unsur
penyetabil fasa alpha dan akan meningkatkan temperatur beta transus (temperatur transformasi
fasa beta) serta akan memberikan kekuatan yang tinggi pada temperatur tinggi. Unsur-unsur
lainnya sebagai unsur pemadu pada titanium adalah krom, besi, mangan, molibdenum, dan
vanadium. Penambahan unsur-unsur ini akan memperkuat dan meningkatkan jumlah fasa beta
yang diperoleh pada temperatur kamar.
Pada temperatur tinggi, titanium mudah bereaksi terutama dengan unsur-unsur intertisi
(oksigen, hidrogen, dan nitrogen) membentuk oksida, hidrida atau nitrida atau unsur intertisi
tersebut dapat larut pada permukaan titanium. Reaksi oksidasi yang terjadi di atas temperatur
593 C akan menghasilkan lapisan oksida di permukaan yang bersifat kontinyu., artinya lapisan
yang terbentuk tidak terdapat celah atau bagian yang terbuka (tertutup bagi difusi oksigen)
sehingga tidak lagi menimbulkan reaksi oksidasi berikutnya. Dengan demikian, titanium
menjadi bersifat sangat pasif terhadap larutan. Karakteristik ini menyebabkan katahanan korosi
dari titanium dan paduannya menjadi lebih baik. Titanium yang tidak dipadu atau titanium
murni, memiliki kemurnian antara 99%-99,5% dan sisanya adalah unsur-unsur intertisi yaitu
oksigen, nitrogen dan karbon. Titanium murni memiliki kekuatan yang lebih rendah
dibandingkan paduannya tetapi memiliki ketahanan korosi yang lebih baik. Kekuatan titanium
murni sangat ditentukan oleh unsur-unsur intertisi dalam batas yang diijinkan, seperti yang
ditunjukkan pada gambar 2 di bawah ini dan jika terlalu banyak akan menyebabkan
penggetasan. Pengaruh penguatan dari unsur-unsur intertisi dinyatakan dalam persamaan:
Setiap peningkatan 0,1%O equiv dalam titanium murni akan meningkatkan kekuatan sebesar
17,5 ksi. Struktur equiaksial pada titanium dikembangkan melalui penguatan regang anil, yaitu
proses pengerjaan dingin dan diikuti dengan pemanasan sampai temperatur re-kristalisasi
dengan struktur mikro seperti yang ditunjukkan pada gambar:
a. Alpha Alloys
Alpha alloys adalah titanium murni yang diperkuat dengan solid solution strengthening
dengan unsur penambah seperti aluminium (5-6%), tin, nikel, dan tembaga. Alpha tidak
mengandung beta pada temperature ruang. Alpha alloys kurang ductile dan lebih sulit dibentuk,
karena terbatasnya slyp system pada HCP, tidak dapat di-heat treatment, dapat dilas, memiliki
kekuatan sedang, derajat kekerasan bagus, dan sangat stabil pada temperature diatas 540 oC
(1000oF).
Paduan ini secara dominan memiliki struktur kristal HCP pada temperatur kamar,
sehingga pada dasarnya paduan ini memiliki fasa alpha meskipun ada dalam paduan yang
memiliki sejumlah kecil unsur paduan penyetabil fasa beta seperti pada paduan Ti-8Al-Mo-V
(unsur paduan Mo dan V masing-masing 1%) yang memiliki keuletan yang baik, paduan
tersebut merupakan salah satu jenis dari paduan titanium near alpha. Unsur terpenting dari
kelompok tersebut adalah Alumunium yang merupakan unsur substitusi alpha yang paling
dominan yang dapat meningkatkan temperatur transformasi dari fasa alpha ke fasa beta dari
temperatur 8850C untuk titanium murni sampai 12400C untuk paduan yang mengandung
29%Al. Menurut Mc.Quillan, keberadaan unusur alumunium sampai 1% hampir tidak
memiliki pengaruh terhadap temperatur transformasi allotropi titanium, dan peningkatan
kandungan alumunium selanjutnya akan menaikan tamperatur transisi yang cukup mencolok.
b. Beta alloys
Unsur penyetabil dalam paduan titanium beta ini diantaranya adalah vanadium,
molibdenum, krom dan kobalt. Untuk meningkatkan kekuatan dari paduan ini adalah melalui
proses perlakuan panas dan pengerjaan dingin. Beta alloys memiliki ductility bagus, dan mudah
dibentuk ketika tidak di-heat treatment, dapat dilas, dan sangat stabil pada temperatur di atas
315oC (600oF). Beberapa dapat di-age hardening untuk menyebabkan precipitation fasa alpha
atau senyawa intermetalik, dan menghasilkan kekuatan yang sangat tinggi namun ductility dan
kekerasan berkurangPaduan titanium beta memiliki berat jenis dan kekuatan yang paling tinggi
diantara semua jenis paduan titanium, jenis paduan beta yang diproduksi dalam jumlah besar
adalah Ti-3Cr-11V-3Al dengan komposisi 13% vanadium, 11% chromium, dan 3% aluminium
Dalam paduan titanium beta, terdapat 2 sistem penyetabil fasa beta yaitu beta isomorfus dan
beta eutektoid. Unsur-unsur penyetabil beta isomorfus adalah vanadium, molibdenum, niobium
dan tantalum. Unsur-unsur tersebut tidaak membentuk senyawa intermetalik sehingga tidak
menyebabkan peningkatan kekerasan dan kekuatan dari paduan titanium serta unsur-unsur
tersebut dapat menurunkan berat jenis paduan. Gambar 3 memperlihatkan tipe diagram fasa
sistem Al Ti-V, dalam sistem ini unsur-unsur paduan larut sempurna dalam fasa beta dan beta
transus turun dengan meningkatnya kandungan unsur padua penyetabil fasa beta. Dalam
paduan ini, fasa beta yang stabil terbentuk hanya jika konsentrasi unsur paduannya cukup
tinggi, sehingga paduan jenis ini akan memiliki banyak keuntungan.
c. Alpha-beta alloys
Salah satu paduan titanium seperti TI-6Al-4V yang mengandung 6% aluminium dan
4% vanadium memiliki struktur 2 fasa, yaitu setengah alpha dan setengah beta pada
temperature ruang, aluminium menstabilkan fasa alpha dan vanadium menstabilkan fasa beta.
Ketika paduan ini dipanaskan sampai pada temperatur 1725oF (955oC), paduan bertansformasi
semua menjadi struktur beta. Ketika di-water quench sampai temperatur ruang, fasa beta akan
seimbang, paduan ingin bertransformasi menjadi fasa alpa namun dicegah dengan water
quench. Proses ini disebut solution treating, dan paduan memiliki kekuatan tinggi pada kondisi
ini, namun kekerasan dan kekuatan dapat lebih ditingkatkan dengan aging selama 4 jam pada
1000oF (539oC). saat aging, dipisahkan bagian precipitate fasa alpha dengan fasa beta yang
seimbang. Dengan demikian, alpha-beta alloys adalah paduan hasil precipitation hardening.
Ada beragam paduan alpha-beta dengan kekuatan yang berbeda dan dengan mekanisme
precipitation hardening precipitation hardening yang berbeda, namun 6Al-4V adalah yang
paling penting.
Near alpha alloys adalah paduan titanium yang mengandung banyak alpha dengan
sedikit beta, dan beberapa fasa beta tersebar di semua susunan alpha. Secara umum
mengandung 5-8% aluminium, beberapa zirconium, dan timah bersama dengan beberapa
unsur-unsur beta stabilizer. Paduan ini memiliki kekuatan pada temperature tinggi, dan
ketahanan creep yang sangat bagus sehingga paduan ini digunakan pada temperature tinggi.
Penambahan silicon 0.1-0.25% meningkatkan ketahanan creep. Near-alpha alloys pada
temperature tinggi termasuk Ti-6242S (Ti-6Al-2Sn-4Zr-2Mo-0,25Si) dan IMI 829 (Ti-5,5Al-
3,5Sn-3Zr-1Nb-0,3Si) yang dapat digunakan sampai 1000oF, dan IMI 834 (Ti-5,8Al-4Sn-
3,5Zr-0,7Nb-0,5Mo-0,35Si) dan Ti-1100 (Ti-6Al-2,8Sn-4Zr-0,4Mo-0,4Si) adalah modifikasi
dari Ti-6242S yang dapat digunakan sampai 1100oF.
e. Near-beta Alloys
Near beta alloys adalah paduan titanium yang mengandung banyak beta dengan sedikit
alpha. Unsur paduan titanium dapat berupa aluminium, vanadium, molibdenum, mangan,
timah, besi dll dengan harapan unsur paduan ini dapat meningkatkan kekuatan, kekerasan dan
workability.
Sifat mekanik dan karakter manufaktur dari paduan titanium sangat sensitif terhadap
sedikit variasi pada unsur paduan dan residu. Sehingga pengontrolan komposisi dan
pemrosesan menjadi sangat penting, termasuk pencegahan kontaminasi permukaan terhadao
hidrogen, oksigen dan nitrogen selama proses. Unsur-unsur tersebut akan meningkatkan
kegetasan titanium dan mengurangi keuletannya.
Pada suhu di atas 8800C, Ti memiliki struktur kubus pemusatan ruang (bcc-beta
titanium) dan bersifat ulet (ductile) sedangkan pada suhu ruang membentuk hexagonal close-
packed (hcp-alpha titanium), bersifat getas (brittle) dan sangat sensitif terhadap korosi
tegangan. Variasi struktur lain (alpha, near-alpha,alpha beta,beta) dapat diperolah dengan
membuat paduan dan perlakuan panas (heat treatment) sehingga sifatnya dapat dioptimalkan
untuk aplikasi khusus.
Titanium aluminide intermetallics (TiAl, Ti3Al) memiliki kekakuan lebuh tinggi dan
berat jenis lebih rendah serta lebih tahan terhadap suhu tinggi dibanding dengan paduan Ti
yang lain.
Sebagai bahan teknik titanium banyak penggunaannya. Titanium adalah logam dengan
warna putih keperak-perakan, titik lebur 1668C dan masa jenisnya 4,505 kg/dm3 .Titanium
yang tidak murni/campuran dalam perdagangan dapat digolongkan:
Produksi Titanium:
1. Bijih utama titanium adalah rutile mengandung 98-99% TiO2 dan ilmenite kombinasi
antara FeO dengan Ti O2. Rutile lebih baik karena mengandung lebih banyak Ti.
2. Untuk mendapatkan logam dari bijih TiO2 diubah menjadi titanium tetrachloride (TiCl4)
dengan memasukkan gas chlorine. Diikuti dengan proses penyulingan (distillation) untuk
menghilangkan ketidakmurnian.
3. Titanium tetrachloride dengan konsentrasi tinggi lalu direaksikan dengan magnesium
untuk direduksi menjadi titanium, dikenal dengan proses Kroll. Sodium juga dapat digunakan
sebagai zat pereduksi. Lingkungan gas mulia diperlukan untuk mencegah O2, N2 dan H2
bereaksi dengan Ti karena afinitas yang dimiliki logam agar tidak terjadi pengerasan sehingga
dapat dicor dalam bentuk ingot.
Salah satu karakteristik Titanium yang paling terkenal adalah dia sama kuat dengan baja tapi
hanya 60% dari berat baja.
Kekuatan lelah (fatigue strength) yang lebih tinggi daripada paduan aluminium.
Tahan suhu tinggi. Ketika temperatur pemakaian melebihi 150 C maka dibutuhkan titanium
karena aluminium akan kehilangan kekuatannya secara nyata.
Tahan korosi. Ketahanan korosi titanium lebih tinggi daripada aluminium dan baja.
Dengan rasio berat-kekuatan yang lebih rendah daripada aluminium, maka komponen-
komponen yang terbuat dari titanium membutuhkan ruang yang lebih sedikit dibanding
aluminium.
Implan berbasis titanium menimbilkan korosi dan menghasilkan puing-puing logam sehingga
berpotensi menyebabkan kerusakan hati dan ginjal.
Titanium tetraklorida berpotensi menyebabkan iritasi kulit dan gangguan pada paru-paru jika
terhirup
Dalam bentuk bubuk logam, logam titanium menimbulkan bahaya kebakaran dan bila
terpapar panas di udara bisa meledak.
Titanium diketahui tidak berbahaya bagi lingkunga
Bersentuhan dengan kulit. Basahi kulit secara menyeluruh dengan air. Dapatkan bantuan
medis bila iritasi berkembang atau berlanjut.
Bersentuhan dengan mata. Segera bilas mata dengan air. Lepaskan lensa kontak, dan teruskan
membilas dengan air mengalir selama setidaknya 15 menit. Tahan kelopak mata untuk
memastikan seluruh bagianmata dan kelopak mata terbilas dengan air. Segera minta bantuan
medis.
Tertelan. Bilas mulut secara sempurna. Jangan dimuntahkan tanpa petunjuk pusat pengendali
racun. Jangan sekali-kali memberikan apa pun lewat mulut kepada orang yang tidak sadar. Bila
bahan tertelan dalam jumlah besar, segera hubungi pusat pengendali racun.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Dari pembahasan yang telah dilakukan, maka dapat disimpulkan bahwa :
Titanium merupakan logam yang memiliki rasio kekuatan yang tinggi dibandingkan beratnya.
Titanium merupakan logam yang ringan, kuat dengan densitas yang rendah. Pada logam
titanium murni, logam ini cukup ulet(pada lingkungan bebas oksigen), berkilau, dan berwarna
putih metalik. Titanium memiliki melting point (titik lebur) yang cukup tinggi yaitu diatas 1649
atau 3000 sehingga dapat dipakai sebagai logam refractori. Titanium juga resistan yang baik
terhadap korosi, hampir sama dengan platinum, dan mampu bertahan terhadap serangan asam,
gas klorin, dan beberapa larutan garam dan akan lebih tahan terhadap korosi apabila
ditambahkan logam mulia, kecuali dalam lingkungan asam dan gas asam dengan konsentrasi
yang tinggi dengan temperatur yang tinggi dan terus meningkat. Dan
Secara umum titanium dan paduannya diklasifikasikan menjadi 4 kelompok utama
berdasarkan fasa yang dominan dalam strukturnya, yaitu:
Titanium murni.
Paduan titanium alpha ().
Paduan titanium alpha-beta.
Paduan titanium beta ().
3.2 Saran
https://teknikkendaraanringan-otomotif.blogspot.co.id/2016/06/makalah-titanium-dan-
paduannya.html
http://masyhurifahmi.blogspot.co.id/2015/01/titanium.html
http://www.pikiran-rakyat.com/horison/2013/02/26/224873/titanium-dan-paduannya-untuk-
aplikasi-pesawat-terbang-dan-biomedis
http://sainskimia.com/2016/10/05/titanium-sifat-kegunaan-dan-pembuatan-skala-industri/
http://hadi-creation.blogspot.co.id/p/klasifikasi-bahan-teknik.html
https://www.google.co.id/search?safe=active&source=hp&q=mekanik+bahan+logam+ti&oq
=mekanik+bahan+logam+ti&gs_l=psy-
ab.3...1647.15686.0.16394.23.22.0.0.0.0.434.3811.0j8j9j0j1.18.0....0...1.1.64.psy-
ab..5.14.2723.0..0j35i39k1j0i131k1j0i22i30k1j0i13i5i30k1.0.rI7uC88x2Lw
https://www.amazine.co/27101/titanium-ti-fakta-sifat-kegunaan-efek-kesehatannya/