Makalah Muskuloskeletal
Makalah Muskuloskeletal
Makalah Muskuloskeletal
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala limpahan Rahmat, Inayah,
Taufik dan Hidayahnya sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah
Keperawatan Dewasa II yang bertemakan Asuhan Keperawatan Pada Pasien Dengan
Gangguan Sistem Muskuloskeletal. Semoga makalah ini dapat dipergunakan sebagai salah
satu acuan, petunjuk maupun pedoman bagi pembaca dalam melakukan asuhan keperawatan.
Harapan kami semoga makalah ini membantu menambah pengetahuan dan pengalaman bagi
para pembaca.
Makalah ini kami akui masih jauh dari kata sempurna karena pengalaman yang kami
miliki sangat kurang. Oleh karena itu kami harapkan kepada para pembaca untuk
memberikan masukan-masukan yang bersifat membangun demi kesempurnaan makalah ini.
Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN
Fraktur atau patah tulang merupakan suatu kondisi terputusnya kontinuitas jaringan
tulang dan/atau tulang rawan yang umumnya disebabkan oleh rudapaksa.Trauma yang
menyebabkan tulang patah dapat berupa trauma langsung dan trauma tidak langsung.
Pada penderita fraktur, nyeri merupakan masalah yang paling sering dijumpai. Foley
dick, 2000 mengumpulkan data sebanyak 85% pasien fraktur mengelihkan nyeri. Nyeri dapat
dibedakan menjadi dua, yakni nyeri akut dan nyeri kronis. Nyeri akut datangnya tiba-tiba
atau singkat, dapat hilang dengan sendiri, dapat diprediksi, dan merupakan reaksi fisiologi
akan sesuatu yang berbahaya
Nyeri pada fraktur bersifat kronis, nyeri kronis tidak dapat diprediksi sehingga
membuat pasien frustasi dan seringkali mengarah pada depresi psikologi (Purwandari, 2008).
Pasien nyeri fraktur yang mengalami stres, maka tekanan darahnya akan meningkat dan
denyut jantung bekerja semakin cepat, sehingga dapat menurunkan sistem imun yang
berdampak negatif bagi tubuh
1.3 Tujuan
Mahasiswa mampu memahami tentang asuhan keperawatan pada pasien dengan
gangguan sistem muskuloskeletal.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian
Fraktur adalah terputusnya kontinuitas tulang dan ditentukan sesuai jenis dan luasnya.
Fraktur terjadi jika tulang dikenai stres yang lebih besar dari yang dapat diabsorbsinya
(Brunner, 1997). Fraktur atau patah tulang adalah terputusnya kontinuitas jaringan tulang
dan/atau tulang rawan yang umumnya disebabkan oleh rudapaksa (Sjamsuhidajat, 2003).
Fraktur merupakan istilah dari hilangnya kontinuitas tulang, tulang rawan, baik yang
bersifat sebagian atau total. Secara ringkas dan umum, fraktur adalah patah tulang yang
disebabkan oleh trauma atau tenaga fisik. Kekuatan dan sudut tenaga fisik, keaaan tulang
itu sendiri, serta jaringan lunak disekitar tulang akan menentukan apakah fraktur yang
terjadi lengkap atau tidak lengkap.
Fraktur lengkap terjadi apabila seluruh tulang patah, sedangkan pada fraktur tidak
lengkap tidak melibatkan seluruh ketebalan tulang. Pada beberapa keadaan trauma
muskoloskeletal, fraktur dan dislokasi terjadi bersamaan. Hal ini erjadi apabila
disamping kehilangan hubungan yang normal antara kedua permukaan tulang disertai
pula fraktur persendiaan tersebut.
2.3 Etiologi
Menurut Sachdeva (1996), penyebab fraktur dapat dibagi menjadi tiga, yaitu
1. Cedera Traumatik
Cedera traumatik pada tulang dapat disebabkan oleh :
2. Cedera langsung berarti pukulan langsung terhadap tulang sehingga tulang patah
secara spontan. Pemukulan biasanya menyebabkan fraktur melintang dan kerusakan
pada kulit di atasnya.
3. Cedera tidak langsung berarti pukulan langsung berada jauh dari lokasi benturan,
misalnya jatuh dengan tangan berjulur dan menyebabkan fraktur klavikula.
4. Fraktur yang disebabkan kontraksi keras yang mendadak dari otot yang kuat.
5. Fraktur Patologik
Dalam hal ini kerusakan tulang akibat proses penyakit dimana dengan trauma minor
dapat mengakibatkan fraktur dapat juga terjadi pada
berbagai keadaan berikut :
a. Tumor Tulang ( Jinak atau Ganas ) : pertumbuhan jaringan baru yang tidak
terkendali dan progresif.
b. Infeksi seperti osteomielitis : dapat terjadi sebagai akibat infeksi akut atau
dapat timbul sebagai salah satu proses yang progresif, lambat dan sakit nyeri.
c. Rakhitis : suatu penyakit tulang yang disebabkan oleh defisiensi Vitamin D
yang mempengaruhi semua jaringan skelet lain, biasanya disebabkan
kegagalan absorbsi Vitamin D atau oleh karena asupan kalsium atau fosfat
yang rendah.
6. Secara Spontan
Disesbabkan oleh stress tulang yang terus menerus misalnya pada penyakit polio
dan orang yang bertugas dikemiliteran.
2.4 Patofisiologi
Fraktur ganggguan pada tulang biasanya disebabkan oleh trauma gangguan adanya
gaya dalam tubuh, yaitu stress, gangguan fisik, gangguan metabolic, patologik.
Kemampuan otot mendukung tulang turun, baik yang terbuka ataupun tertutup.
Kerusakan pembuluh darah akan mengakibatkan pendarahan, maka volume darah
menurun. COP menurun maka terjadi peubahan perfusi jaringan. Hematoma akan
mengeksudasi plasma dan poliferasi menjadi edem lokal maka penumpukan di dalam
tubuh. Fraktur terbuka atau tertutup akan mengenai serabut saraf yang dapat
menimbulkan ganggguan rasa nyaman nyeri.
Selain itu dapat mengenai tulang dan dapat terjadi revral vaskuler yang menimbulkan
nyeri gerak sehingga mobilitas fisik terganggau. Disamping itu fraktur terbuka dapat
mengenai jaringan lunak yang kemungkinan dapat terjadi infeksi dan kerusakan jaringan
lunak akan mengakibatkan kerusakan integritas kulit.
Fraktur adalah patah tulang, biasanya disebabkan oleh trauma gangguan metabolik,
patologik yang terjadi itu terbuka atau tertutup. Baik fraktur terbuka atau tertutup akan
mengenai serabut syaraf yang dapat menimbulkan gangguan rasa nyaman nyeri. Selaian
itu dapat mengenai tulang.
Identitas Klien
Nama : Tn. S
Usia : 30 tahun
Jenis Kelamin : laki- laki
Pekerjaan : wiraswasta
Alamat : Jln Nitikan Baru, gang Leo No 1, yokyakarta
Pendidikan : SMA
Diagnosa Keperawatan
NO DATA PROBLEM ETIOLOGI
DS : Nyeri akut Agen cidera fisik :
- pasien mengatakan merasa nyeri skala 5 close fraktur femur
- PQRST dextra
P : adanya Close fracture femure
dextra karena kecelakaan lalu lintas
Q : nyeri tekan/tertarik beban skin
traksi
R : femur dextra
S : skala 5
T : menetap (nyeri hanya di femur)
DO :
Ekspresi klien menahan nyeri
Hasil rontgen menunjukkan Tn. S
mengalami Close fracture femure
dextra.
Shortening 2 cm
Terdapat edema di paha kanan
PRIORITAS DIAGNOSA
Nyeri akut berhubungan dengan agen cidera fisik (inflamasi dengan pembengkakan)
Perencanaan
Agar pasien
dapat
mengontrol
nyeri jika nyeri
dirasakan secara
mandiri
Untuk
memastikan
agar pasien
bersedia minum
obat secara
teratur
IMPLEMENTASI & EVALUASI
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Fraktur merupakan hilangnya kontinuitas tulang, tulang rawan, baik yang bersifat
sebagian atau total. Secara ringkas dan umum, fraktur adalah patah tulang yang disebabkan
oleh trauma atau tenaga fisik. Kekuatan dan sudut tenaga fisik, keaaan tulang itu sendiri, serta
jaringan lunak disekitar tulang akan menentukan apakah fraktur yang terjadi lengkap atau
tidak lengkap.
3.2 Saran
Mahasiswa mampu lebih memahami masalah muskuloskeletal dan memahami cara
penanganannya
DAFTAR PUSTAKA
1. Sjamsuhidajat, R. Wim de jong. 2005 Buku ajar ilmu bedah edisi 2, EGC
2. Syaifuddin.1997. Anatomi fisiologi untuk siswa perawat.edisi-2. Jakarta : EGC.
3. Apley, A. Graham , Buku Ajar Ortopedi dan Fraktur Sistem Apley, Widya Medika,
Jakarta, 1995
4. Helmi, Z Noor. 2013. Buku Ajar Gangguan Muskuloskeleta, Jakarta. Salemba Medika