3.1 Lho

Unduh sebagai doc, pdf, atau txt
Unduh sebagai doc, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 14

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

Sekolah : SMK WIDYA DHARMA TUREN


Program Keahlian : Semua program
Paket Keahlian : Semua Paket
Mata Pelajaran : BAHASA INDONESIA
Kelas/Semester : X/ GANJIL
Materi Pembelajaran : Laporan hasil observasi
Alokasi Waktu : 2 pertemuan ( 6 x 45 menit)

Kompetensi Inti
1. Pengetahuan
KI 3: mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan
pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, dan mampu menggunakan
metode sesuai kaidah keilmuan
2. Keterampilan
KI 4 : mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan
pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, dan mampu menggunakan
metode sesuai kaidah keilmuan
A. Kompetensi Dasar
1. KD 3.1
Memahami teks laporan hasil observasi yang dipresentasikan dengan lisan dan tulis
2. KD 4.1
Menginterpretasi isi teks laporan hasil observasi berdasarkan interpretasi baik secara lisan
maupun tulis
B. Indikator Pencapaian Kompetensi
1. Indikator KD 3.1
1.1 Menjelaskan pengertian laporan hasil observasi
1.2 Menentukan struktur teks laporan hasil observasi
1.3 Menentukan kaidah/ ciri bahasa teks laporan hasil observasi

2. Indikator KD pada KI keterampilan


2.1Memaknai isi teks laporan hasil observasi
C. Tujuan Pembelajaran
1. Setelah disajikan sebuah laporan hasil observasi, siswa dapat menjelaskan pengertian
laporan hasil observasi dengan santun
2. Setelah disajikan sebuah laporan hasil observasi, siswa dapat menentukan struktur teks
laporan hasil observasi dengan teliti dan cermat
3. Setelah disajikan sebuah laporan hasil observasi, siswa dapat menentukan kaidah/ ciri
bahasa teks laporan hasil observasi dengan teliti
4. Setelah disajikan sebuah laporan hasil observasi, siswa dapat memaknai isi teks laporan
hasil observasi
D. Materi Pembelajaran
1) Konseptual : Pengertian Teks laporan hasil observasi
2) Prinsif : Struktur teks laporan hasil observasi
Struktur teks laporan hasil observasi merupakan gambaran cara teks
tersebut disusun.
3) Prosedural :Kaidah/ciri bahasa teks laporan hasil observasi
-Harus mengandung fakta
-Bersifat objektif
-Harus ditulis sempurna dan lengkap
-Tidak memasukkan hal-hal yang menyimpang, mengandung prasangka, atau pemihakan
-Disajikan secra menarik, baik dalam hal tata bahasa yang jelas, isinya berbobot, maupun
susunan logis
a. Frasa / Kelompok kata
- Frasa verbal
- Frasa nominal
- Frasa adjektifa
- Frasa numeralia
b. Kalimat simpleks dan kalimat kompleks
4) Fakta : contoh Teks laporan hasil Observasi (Burung merpati, Semut, dll.)
5) Metakognitif :Makna teks laporan hasil observasi
E. Pendekatan, Model dan Metode
1. Pendekatan : Saintifik
2. Model Pembelajaran : Discovery learning
3. Metode : tanya jawab, dikusi, penugasan
F. Kegiatan Pembelajaran
1. Pertemuan Kesatu:*)
a. Pendahuluan/Kegiatan Awal ( 15 menit)
KEGIATAN DESKRIPSI KEGIATAN
Pendahuluan 1. Peserta didik merespons salam dan pertanyaan dari guru sebagai wujud
mensyukuri anugerah Tuhan.
2. Guru mengarahkan peserta didik, agar dalam pembelajaran struktur, kaidah
teks laporan hasil observasi dapat mengembangkan sikap kerja sama,
santun, jujur, dan bertanggung jawab.
3. Peserta didik menerima informasi kompetensi dasar dan tujuan
pembelajaran yang akan dilaksanakan.
4. Peserta didik membentuk kelompok berdasarkan posisi tempat duduk ( dua
bangku/ 4 siswa) dengan jujur.
5. Peserta didik membaca puisi Burung-Burung Enggan Bernyanyi Lagi karya
Mh.Surya Permana dengan penuh penghayatan untuk membangkitkan minat
dan membangun pengetahuan siswa.

b. Kegiatan Inti (105 menit)


Mengamati Guru meminta siswa untuk melihat jenis teks laporan hasil observasi dari
bahan tayangan.
Guru menugaskan siswa membaca buku untuk mengidentifikasi pengertiaan
laporan hasil observasi
Melalui layar LCD, Guru menayangkan kamus KBBI untuk merangsang siswa
menemukan makna leksikal/ kamus
Melalui tayangan layar LCD Guru menampilkan proses pembentukan kata ,
jenis kata .
Melalui jaringan internet yang ditayangkan lewat layar LCD Guru menampilkan
teori kalimat simpleks dan kompleks
Siswa melihat bahan tayang yang disajikan oleh Guru.
Siswa membaca buku berkaitan dengan laporan hasil observasi
Menanya Guru menugaskan siswa untuk mengidentifikasi pengertian laporan hasil
observasi
Siswa merumuskan pengertian / diskripsi teks laporan hasil observasi
Guru menugaskan siswa untuk menemukan struktur teks laporan hasil
observasi
Siswa bertanya jawab tentang struktur teks laporan hasil observasi
Guru menugaskan siswa untuk menemukan ciri-ciri teks laporan hasil observasi
Siswa bertanya jawab tentang ciri-ciri laporan hasil observasi yang ditayangkan
guru
Mengumpulk Guru meminta siswa untuk merumuskan pengertian laporan hasil observasi
an informasi melalui buku siswa dan hasil diskusi
Siswa mengagali struktur teks laporan hasil observasi
Guru memberi tugas terstruktur melalui internet tentang LHO
Siswa menggali ciri-ciri laporan hasil observasi
Siswa menyampaikan pada kelompok lain dan menanggapinya
Siswa mengumpulkan informasi makna LHO
Menalar Guru menugaskan siswa untuk menilai rumusan pengertian laporan hasil
observasi
Siswa menilai rumusan pengertian LHO
Guru menugaskan siswa untuk menilai rumusan ciri-ciri laporan hasil observasi
Siswa menilai rumusan isi pokok LHO
Mengomunik Guru menugaskan siswa untuk menyajikan teks Laporan Hasil Observasi
asikan Siswa membuat bahan presentasi tentang LHO
Siswa menyajikan tentang LHO
Siswa lain memberikan tanggapan terhadap presentasi.
Siswa menerima tanggapan dari siswa lain dan guru.
Siswa memperbaiki hasil presentasi dan membuat simpulan.

c. Penutup (15 menit)

Kegiatan 1. Peserta didik bersama guru menyimpulkan hasil pembelajaran


Penutup 2. Peserta didik menyampaikan refleksi terhadap kegiatan yang sudah
dilakukan.
3. Guru memberi tugas terstruktur menganalisis teks LHO
4. Peserta didik dan guru merencanakan tindak lanjut pembelajaran untuk
pertemuan selanjutnya.

2. Pertemuan Kedua
d. Pendahuluan/Kegiatan Awal ( 15 menit)
KEGIATAN DESKRIPSI KEGIATAN
Pendahuluan 1. Peserta didik merespons salam dan pertanyaan dari guru sebagai wujud
mensyukuri anugerah Tuhan
2. Guru mengarahkan peserta didik, agar dalam pembelajaran struktur, kaidah
teks laporan hasil observasi dapat mengembangkan sikap kerja sama,
santun, jujur, dan bertanggung jawab.
3. Peserta didik menerima informasi kompetensi dasar dan tujuan pembelajaran
yang akan dilaksanakan.
4. Peserta didik membentuk kelompok berdasarkan posisi tempat duduk ( dua
bangku/ 4 siswa) dengan jujur.
5. Peserta didik membaca puisi Burung-Burung Enggan Bernyanyi Lagi karya
Mh.Surya Permana dengan penuh penghayatan untuk membangkitkan minat
dan membangun pengetahuan siswa.

e. Kegiatan Inti (105 menit)


Mengamati Guru meminta siswa untuk melihat jenis teks laporan hasil observasi dari
bahan tayangan.
Guru menugaskan siswa membaca buku untuk mengidentifikasi pengertiaan
laporan hasil observasi
Melalui layar LCD, Guru menayangkan kamus KBBI untuk merangsang siswa
menemukan makna leksikal/ kamus
Melalui tayangan layar LCD Guru menampilkan proses pembentukan kata ,
jenis kata .
Melalui jaringan internet yang ditayangkan lewat layar LCD Guru menampilkan
teori kalimat simpleks dan kompleks
Siswa melihat bahan tayang yang disajikan oleh Guru.
Siswa membaca buku berkaitan dengan laporan hasil observasi
Menanya Guru menugaskan siswa untuk mengidentifikasi pengertian laporan hasil
observasi
Siswa merumuskan pengertian / diskripsi teks laporan hasil observasi
Guru menugaskan siswa untuk menemukan struktur teks laporan hasil
observasi
Siswa bertanya jawab tentang struktur teks laporan hasil observasi
Guru menugaskan siswa untuk menemukan ciri-ciri teks laporan hasil observasi
Siswa bertanya jawab tentang ciri-ciri laporan hasil observasi yang ditayangkan
guru
Mengumpulk Guru meminta siswa untuk merumuskan pengertian laporan hasil observasi
an informasi melalui buku siswa dan hasil diskusi
Siswa mengagali struktur teks laporan hasil observasi
Guru memberi tugas terstruktur melalui internet tentang LHO
Siswa menggali ciri-ciri laporan hasil observasi
Siswa menyampaikan pada kelompok lain dan menanggapinya
Siswa mengumpulkan informasi makna LHO
Menalar Guru menugaskan siswa untuk menilai rumusan pengertian laporan hasil
observasi
Siswa menilai rumusan pengertian LHO
Guru menugaskan siswa untuk menilai rumusan ciri-ciri laporan hasil observasi
Siswa menilai rumusan isi pokok LHO
Mengomunik Guru menugaskan siswa untuk menyajikan teks Laporan Hasil Observasi
asikan Siswa membuat bahan presentasi tentang LHO
Siswa menyajikan tentang LHO
Siswa lain memberikan tanggapan terhadap presentasi.
Siswa menerima tanggapan dari siswa lain dan guru.
Siswa memperbaiki hasil presentasi dan membuat simpulan.

f. Penutup (15 menit)


Kegiatan 1. Peserta didik bersama guru menyimpulkan hasil pembelajaran
Penutup 2. Peserta didik menyampaikan refleksi terhadap kegiatan yang sudah
dilakukan.
3. Guru memberi tugas Tak terstruktur membuat teks LHO
4. Peserta didik dan guru merencanakan tindak lanjut pembelajaran untuk
pertemuan selanjutnya.

G. Penilaian Pembelajaran, Remedial dan Pengayaan


1. Teknik Penilaian:

Indikator Pencapaian Kompetensi teknik Bentuk Instrumen


1. Menjelaskan pengertian teks Tulis
Soal tes tulis
laporan hasil observasi
2. Menentukan struktur teks laporan Tulis Soal tes tulis
hasil observasi
3. Menentukan kaidah/ ciri bahasa teks Tulis Soal tes tulis
laporan hasil observasi
4. Memaknai isi teks laporan hasil Praktik Lembar penilaian praktik lisan
observasi

H. Media, Alat/Bahan, dan Sumber Belajar


1. Media : LCD
2. Alat : Laptop, papan tulis
3. Bahan : LKS, Teks Laporan Hasil Observasi
4. Sumber Belajar : Buku paket K13, internet, koran/ majalah

Mengetahui Turen, ..... Juli 2016


Kepala SMK Widya Dharma Turen Guru Pengajar

WIWIT AGUSTIONO, S.T. MOHAMAD CHOLIQ, S.Pd.


Lampiran 1

1) Tes Uraian Tulis

Perhatikan Teks laporan Hasil observasi berikut ini!

Burung Merpati

Burung merpati adalah salah satu hewan tersukses di dunia, karena burung jenis
ini ditemui di seluruh belahan dunia kecuali Antartika. Di daerah Boja, burung merpati
hidup berdampingan dengan manusia sebagai hewan peliharaan.
Burung merpati termasuk burung berukuran sedang. Ukuran panjang burung ini
antara 20 cm hingga 30 cm dan berat antara 700 gram hingga 900 gram. Bahkan di
Desa Puguh pernah di jumpai burung merpati dengan berat hingga hampir mencapai 1
kg.
Burung merpati memiliki beragam jenis warna, antara lain coklat, putih, hitam,
atau perpaduan dari beberapa warna tersebut. Merpati memiliki semacam sensor dalam
hidungnya yang di gunakan untuk mengenali bau rumahnya, inilah penyebab burung
merpati dapat pulang kerumahnya setelah terbang jauh. Makanan burung ini adalah
biji-bijian seprti, jagung, beras, kacang hijau, dan lain sebagainya. Bahkan di daerah
Boja burung merpati biasa memakan gabah yang sedang di jemur oleh petani.
Di Boja burung merpati tinggal di dalam sarang berbetuk balok dengan lubang
persegi sebagai pintunya. Sarang burung merpati sering di sebut pagupon. Pagupon
biasanya ditempel di dinding rumah pemilik burung merpati. Burung ini adalah burung
yang mudah dipelihara, tak heran di Boja sangat mudah di temui burung merpati.
Burung merpati juga dapat digunakan dalam perlombaan, misalnya balapan atau
kontes kecantikan burung merpati. Namun yang sering dijumpai di Boja adalah
belapan. Balapan biasanya dilakukan pada lintasan yang lurus atau diterbangkan dari
jarak jauh. Dalam hal ini yang digunakan untuk balapan adalah merpati jantan,
sedangkan merpati betina hanya untuk pancingan saja. Burung merpati dapat mengenali
pasanganya masing-masing, karena burung merpati termasuk burung yang setia
terhadap satu pasanganya.
Populasi burung merpati di Indonesia sangatlah besar, namun kebanyakan burung
merpati di Indonesia adalah peliharaan. Keberadaan burung merpati liar sangatlah
sedikit, mungkin hal ini karena berkurangnya habitat merpati karena pesatnya
pembangunan. Burung merpati patut di lestarikan, agar anak cucu kita dapat melihat
burung merpati secara langsung, bukan hanya cerita dari orang tuanya.

1. Jelaskan pengertian teks laporan hasil observasi !

2. Tentukanlah struktur teks laporan hasil observasi berdasarkan pengamatan Anda


pada teks!
3. Buatlah contoh aspek/ bagian yang dilaporkan dalam LHO tentang Burung
Merpati!
4. Tentukanlah kaidah atau ciri bahasa teks laporan hasil observasi!Pedoman

1. Apa judul teks di atas?


2. Ada berapa jenis burung merpati?

3. Berapa ukuran burung merpati?

4. Bagaimana sifat burung merpati?

5. Jelaskan manfaat burung merpati?

6. Apakah makanan burung merpati?

7. Mengapa burung merpati dijadikan kata-kata mutiara: Merpati tak pernah ingkar janji
Pedoman penilaian/ Penyekoran

Perdoman penyekoran nomor 1


1 Ada pernyataan laporan yang disusun secara
diskripsi
2 Ada pernyataan sistematis
3 Ada pernyataan objektif, berupa fakta
4 Ada pernyataan menggunakan bahasa baku
Pedoman penyekoran nomor 2
1 Klasifikasi umum
2 Anggota
3 Anggota
4 Anggota
Pedoman penyekoran nomor 3
1 Ukuran tubuh kucing
2 Jenis kucing
3 Makanan
4 Interaksi dengan makhluk hidup lainnya
Pedoman penyekoran nomor 4
1 Harus mengandung fakta
2 Bersifat objektif
3 Harus ditulis sempurna dan lengkap
4 Tidak memasukkan hal-hal yang
menyimpang, mengandung prasangka,
atau pemihakan
Lampiran 2

2) Tes praktik lisan


Jelaskan makna yang terkandung dalam teks laporan hasil observasi!
Jalak Bali

Burung adalah mahluk mekanis dengan segala keindahannya, yang memiliki peranan penting dalam
ekosistem, mereka membantu penyebaran dan menyuburkan tanaman, sehingga bumi menjadi hijau.
Secara ilmiah burung digolongkan dalam hewan kelas aves yang terdapat sekitar belasan ribu spesies di
seluruh dunia. Di Indonesia terdapat sedikitnya 1.500 jenis burung. Dari jumlah tersebut tidak sedikit yang
terdaftar dalam kategori terancam punah (Critically endangered), salah satunya burung Jalak bali.
Kepunahan tersebut disebabkan oleh berbagai hal seperti populasi burung yang sedikit, tingkat perburuan
liar yang semakin tinggi.Jalak Bali yang bernama latin Leucopsar rothschildi adalah sejenis burung
pengicau berukuran sedang, dengan panjang lebih kurang 25cm, dari suku sturnidae. Jalak bali turut
dikenali sebagai Curik Ketimbang Jalak. Jalak Bali memiliki ciri-ciri khusus, di antaranya memiliki bulu yang
putih di seluruh tubuhnya kecuali pada ujung ekor dan sayapnya yang berwarna hitam. Bagian pipi yang
tidak ditumbuhi bulu, berwarna biru cerah dan kaki yang berwarna keabu-abuan. Burung jantan dan betina
serupa. Jalak Bali ditemukan pertama kali pada tahun 1910. Nama ilmiah Jalak Bali dinamakan menurut
pakar hewan berkebangsaan inggris sebagai orang pertama yang mendeskripsikan spesies ini ke dunia
pengetahuan pada tahun 1912.Saat ini populasi jalak bali lebih banyak yang hidup di penangkaran (sekira
1.000 ekor) daripada di alam liar. Hal ini tentu saja merupakan salah satu usaha mencegah kepunahan.
Salah satu pusat penangkaran jalak bali didirikan sejak 1995, berada di kawasan Buleleng,bali Keberadaan
hewan endemik yang dilindungi undang-undang ini juga termasuk jenis satwa dalam penangkaran di
sejumlah kebun binatang di seluruh dunia.Perlindungan hukum untuk menyelamatkan burung maskot Bali
ini ditetapkan berdasarkan surat Keputusan Menteri Pertanian Nomor 421/Kpts/Um/8/1970 tanggal 26
Agustus 1970. Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 7 Tahun 1999 tentang Pengawetan Jenis
Tumbuhan dan Satwa, jalak bali ditetapkan sebagai satwa langka yang nyaris punah dan tidak boleh
diperdagangkan kecuali hasil penangkaran dari generasi ketiga (indukan bukan dari alam). Selain itu, kasus
jalak bali juga tertuang dalam Lampiran PP No. 7 Tahun 1999 dan ada dalam kententuan Undang-Undang
No. 5 Tahun 1990. Ketentuan ini berisi perihal denda dan hukuman bagi mereka yang dengan sengaja
menangkap, melukai, membunuh, menyimpan, memiliki, memelihara, mengangkut, dan memperniagakan
satwa yang dilindungi ini.
Pedoman penilaian praktik

Skor Nilai
No. Aspek Deskripsi
1 2 3 4 5
1. Kelancaran Apakah siswa lancar dalam berbicara

2. Kesesuaian fakta Apakah fakta sesuai dengan teks yang


dibaca

3. Keruntunan penyampaian Apakah siswa runtun dalam menyampaikan

4. Kesesuaian makna Apakah makna yang disampaikan sesuai


dengan kenyataan
Lampiran 3 : Tugas Terstruktur

SEMUT

Semut adalah semua serangga anggota suku Formicidae, bangsa Hymenoptera. Semut
memiliki lebih dari 12.000 jenis (spesies), sebagian besar hidup di kawasan tropika. Sebagian
besar semut dikenal sebagai serangga sosial, dengan koloni dan sarang-sarangnya yang
teratur beranggotakan ribuan semut per koloni. Anggota koloni terbagi menjadi semut
pekerja, semut pejantan, dan ratu semut. Dimungkinkan pula terdapat kelompok semut
penjaga. Satu koloni dapat menguasai daerah yang luas untuk mendukung kehidupan mereka.
Koloni semut kadangkala disebut "superorganisme" karena koloni-koloni mereka yang
membentuk sebuah kesatuan.

Meskipun ukuran tubuhnya yang relatif kecil, semut termasuk hewan terkuat di dunia. Semut
jantan mampu menopang beban dengan berat lima puluh kali dari berat badannya sendiri,
dapat dibandingkan dengan gajah yang hanya mampu menopang beban dengan berat dua kali
dari berat badannya sendiri. Semut hanya tersaingi oleh kumbang badak yang mampu
menopang beban dengan berat 850 kali berat badannya sendiri.

Asam format disebut juga "asam semut" karena semut menghasilkan asam ini sebagai alat
pertahanan diri.

Jenis dan penyebaran


Semut telah menguasai hampir seluruh bagian tanah di Bumi. Hanya di beberapa tempat
seperti di Islandia, Greenland, dan Hawaii, mereka tidak menguasai daerah tesebut. Di saat
jumlah mereka bertambah, mereka dapat membnetuk sekitar 15 - 20% jumlah biomassa
hewan-hewan besar.

Beberapa jenis semut sangat dikenal oleh manusia karena hidup bersama-sama dengan
manusia, seperti semut hitam, semut besar, semut merah, semut api, dan semut rangrang.

Rayap terkadang disebut semut putih namun sama sekali berbeda kelompok dari semut
walaupun mereka memiliki struktur sosial yang sama.

Evolusi

Fosil semut di getah pohon


Keluarga Formicidae adalah bagian dari ordo Hymenoptera, yang mencakup lebah dan
tawon. Semut adalah keturunan dari generasi tawon Vespoidea. Analisis Filogenetik
mengindikasikan bahwa semut telah berevolusi dari capung vespoid pada periode Kapur
sekitar 120 juta sampai 170 juta tahun yang lalu. Setelah kemunculan tumbuhan
Angiosperma sekitar 100 juta tahun yang lalu, mereka menganekaragamkan pengaruh ekolofi
sekitar 60 juta tahun yang lalu. Beberapa dari periode Kapur adalah bentuk pertengahan dari
semut dan tawon, dan ini menambahkan bukti bagi nenek moyang tawon. Seperti hewan
berordo Hymenoptera lainnya, sistem genetika semut ditemukan di haplodiploidy.

Pada tahun 1966, E. O. Wilson, dkk. menemukan fosil semut dalam getah pohon
(Sphecomyrma freyi) dari periode Kapur. Fosil ini terjebak di sebuah getah pohon di New
Jersey dan telah berumur lebih dari 80 juta tahun. Fosil ini memberikan bukti terjelas tentang
hubungan semut modern dan tawon non-sosial. Semut periode Kapur berbagi karakteristik
semut modern dan tawon.

Selama periode Kapur, hanya sebagian kecil spesies yang berhasil menguasai daerah benua
besar Laurasia (bagian utara). Mereka pun sangat langka dengan perbandingan jumlah sekitar
1% dari jenis serangga lainnya. Semut menjadi dominan setelah radiasi adaptif pada awal
Periode Tertiari. Jumlah spesies yang tersisa pada periode Kapur dan periode Ecocene, hanya
1 dari 10 genera yang punah sampai saat ini. 56% dari genera semut yang terdapat di fosil
getah kayu di daerah Baltik (sejak Oligocene awal), dan sekitar 96% dari genera semut yang
terdapat di fosil getah kayu di Dominika (sejak awal Miocene) masih bertahan hingga
sekarang.

Morfologi

Gambar dekat memperlihatkan rahang bawah dan mata semut yang kecil.

Tubuh semut terdiri atas tiga bagian, yaitu kepala, mesosoma (dada), dan metasoma (perut).
Morfologi semut cukup jelas dibandingkan dengan serangga lain yang juga memiliki antena,
kelenjar metapleural, dan bagian perut kedua yang berhubungan ke tangkai semut
membentuk pinggang sempit (pedunkel) di antara mesosoma (bagian rongga dada dan daerah
perut) dan metasoma (perut yang kurang abdominal segmen dalam petiole). Petiole yang
dapat dibentuk oleh satu atau dua node (hanya yang kedua, atau yang kedua dan ketiga
abdominal segmen ini bisa terwujud).

Tubuh semut, seperti serangga lainnya, memiliki eksoskeleton atau kerangka luar yang
memberikan perlindungan dan juga sebagai tempat menempelnya otot, berbeda dengan
kerangka manusia dan hewan bertulang belakang. Serangga tidak memiliki paru-paru, tetapi
mereka memiliki lubang-lubang pernapasan di bagian dada bernama spirakel untuk sirkulasi
udara dalam sistem respirasi mereka. Serangga juga tidak memiliki sistem peredaran darah
tertutup. Sebagai gantinya, mereka memiliki saluran berbentuk panjang dan tipis di sepanjang
bagian atas tubuhnya yang disebut "aorta punggung" yang fungsinya mirip dengan jantung.
sistem saraf semut terdiri dari sebuah semacam otot saraf ventral yang berada di sepanjang
tubuhnya, dengan beberapa buah ganglion dan cabang yang berhubungan dengan setiap
bagian dalam tubuhnya.

Anatomi semut.

Pada kepala semut terdapat banyak organ sensor. Semut, layaknya serangga lainnya, memiliki
mata majemuk yang terdiri dari kumpulan lensa mata yang lebih kecil dan tergabung untuk
mendeteksi gerakan dengan sangat baik. Mereka juga punya tiga oselus di bagian puncak
kepalanya untuk mendeteksi perubahan cahaya dan polarisasi. Kebanyakan semut umumnya
memiliki penglihatan yang buruk, bahkan beberapa jenis dari mereka buta. Namun, beberapa
spesies semut, semisal semut bulldog Australia, memiliki penglihatan yang baik. Pada
kepalanya juga terdapat sepasang antena yang membantu semut mendeteksi rangsangan
kimiawi. Antena semut juga digunakan untuk berkomunikasi satu sama lain dan mendeteksi
feromon yang dikeluarkan oleh semut lain. Selain itu, antena semut juga berguna sebagai alat
peraba untuk mendeteksi segala sesuatu yang berada di depannya. Pada bagian depan kepala
semut juga terdapat sepasang rahang atau mandibula yang digunakan untuk membawa
makanan, memanipulasi objek, membangun sarang, dan untuk pertahanan. Pada beberapa
spesies, di bagian dalam mulutnya terdapat semacam kantung kecil untuk menyimpan
makanan untuk sementara waktu sebelum dipindahkan ke semut lain atau larvanya.

Di bagian dada semut terdapat tiga pasang kaki dan di ujung setiap kakinya terdapat semacam
cakar kecil yang membantunya memanjat dan berpijak pada permukaan. Sebagian besar
semut jantan dan betina calon ratu memiliki sayap. Namun, setelah kawin betina akan
menanggalkan sayapnya dan menjadi ratu semut yang tidak bersayap. Semut pekerja dan
prajurit tidak memiliki sayap.

Di bagian metasoma (perut) semut terdapat banyak organ dalam yang penting, termasuk
organ reproduksi. Beberapa spesies semut juga memiliki sengat yang terhubung dengan
semacam kelenjar beracun untuk melumpuhkan mangsa dan melindungi sarangnya. Spesies
semut seperti Formica yessensis memiliki kelenjar penghasil asam semut yang bisa
disemprotkan ke arah musuh untuk pertahanan.
Perkembangan

Semut pemakan daging sedang berkerumun

Ratu semut pemakan daging yang telah dibuahi mulai menggali koloni baru

Kehidupan seekor semut dimulai dari sebuah telur. Jika telur telah dibuahi, semut yang
ditetaskan betina (diploid); jika tidak jantan (haploid). Semut are holometabolism, yaitu
tumbuh melalui metamorfosa yang lengkap, melewati tahap larva dan pupa (dengan pupa
yang exarate) sebelum mereka menjadi dewasa. Tahap larva adalah tahap yang sangat rentan
lebih jelasnya larva semut tidak memiliki kaki sama sekali dan tidak dapat menjaga diri
sendiri.

Perbedaan antara ratu dan pekerja (dimana sama-sama betina), dan antara kasta pekerja jika
ada, ditentukan pada saat pemberian makan saat masih menjadi larva. Makanan diberikan
kepada larva dengan proses yang disebut trophallaxis dimana seekor semut regurgitates
makanan yang sebelumnya disimpan dalam crop for communal storage. Ini juga cara yang
digunakan semut dewasa memdistribusikan makanan pada semut dewasa lainnya. Larva and
pupa harus disimpan pada suhu yang cukup konstan untuk memastikan mereka tumbuh
dengan baik, sehingga sering dipindahkan ke berbagai brood chambers dalam koloni.

Seekor semut pekerja yang baru memasuki masa dewasa menghabiskan beberapa hari
pertama mereka untuk merawat ratu dan semut muda. Setelah itu meningkat menjadi
menggali dan pekerjaan sarang lainnya, dan kemudian mencari makan dan mempertahankan
sarang. Perubahan tugas ini bisa terjadi dengan mendadak dan disebut dengan kasta
sementara. Suatu teory mengapa seperti itu karena mencari makan memiliki risiko kematian
yang tinggi, sehingga semut hanya berpartisipasi jika mereka sudah cukup tua dan
bagaimanapun juga lebih dekat pada kematian.

Pada beberapa spesies semut terdapat kasta fisik pekerja bisa memiliki ukuran tubuh yang
berbeda-beda, disebut pekerja minor, median, dan major, . Biasanya semut yang lebih besar
memiliki kepala yang tidak proporsional besarnya, dan correspondingly rahang yang lebih
kuat. Semut seperti ini seringkali disebut semut "tentara" karena rahang mereka yang kuat
membuat mereka lebih efektif ketika digunakan untuk bertarung dengan makhluk lainnya,
namun mereka masih tetap seekor semut perkerja dan tugas mereka tidak banyak berbeda
dengan pekerja minor atau median. Pada beberapa spesies semut tidak memiliki pekerja
median, membuat pemisahan tegas dan perbedaan fisik yang jelas antara pekerja minor dan
major.

Anda mungkin juga menyukai