Episenter Dan Hiposenter Modul 3 Seismologi
Episenter Dan Hiposenter Modul 3 Seismologi
Episenter Dan Hiposenter Modul 3 Seismologi
untuk penanganan psca gempa tersebut. hiposenter dan episenter pada praktikum
ini digunakan beberapa metode yang
TUJUAN PRAKTIKUM cukup sederhana yaitu metode lingkaran,
1. Mampu menentukan episenter dan untuk kasus dua atau tiga stasiun dan
hiposenter gempa bumi dengan metode bola. Kedua metode ini
metode dasar yang sederhana yakni
didasarkan asumsi bahwa gelombang
metode lingkaran.
seismik merambat pada lapisan homogen
2. Mampu menentukan episenter dan
isotropik sehingga dianggap kecepatan
hiposenter gempa bumi dengan
gelombang dalam perambatannya.
metode bola.
A. Metode Lingkaran
3. Membandingkan hasil dari masing-
masing metode yang digunakan dalam Menggunakan selisih waktu tiba
penentuan episenter dan hiposenter gelom-bang P dan gelombang S yang
gempa bumi.
terekam pada masing-masing stasiun
gempa. Metode ini merupakan metode
TEORI DASAR yang paling sederhana.
Hiposenter adalah titik awal - Penentuan Hiposenter
terjadinya gempa bumi dimana focus 1. Metode Lokus (DL)
(bagian dalam bumi) dan Episenter
adalah proyeksi dari hiposenter ke Data-data yang diperlukan:
permukaan bumi. Hubungan yang lebih
VP : Kecepatan rambat gelombang P 1
= ( ) + 0
VS : Kecepatan rambat gelombang S
atau
tP : Waktu tiba gelombang P
tS : Waktu tiba gelombang S 0 = ( )
( )
= . = Perpotongan antara garis l dengan
Karena tS > tP, maka: origin time (t0). Origin time adalah
S1
titik (X, Y) adalah titik episenter di
S3
O permukaan bumi.
h E
B
S2
B
Metode Stereometri
PENGOLAHAN DATA Dw ) untuk menentukan hiposenter,
Pengolahan Data kemudian selanjutnya menentukan
episenter serta kedalaman dari data gempa
tersebut.
Praktikum kali menggunakan
metode lingkaran dikarenakan lebih
sederhana disbanding dengan metode bola,
pada penentuan hiposenter menggunakan
metode lingkaran ini menggunakan
metode wadati dan metode lokus, hasil
dari kedua metode lingkaran tersebut
menunjukkan kesamaan hasil dari nilai
hiposenter, baik itu menggunakan metode
wadati, atau metode lokus, untuk
selanjutnya yakni menentukan episenter
dari gempa tersebut, episenter merupakan
pusat gempa yang berada diatas
permukaan, yang merupakan proyeksi dari
hiposenter di permukaan bumi. Dalam
DISKUSI DAN PEMBAHASAN penentuan episenter menggunakan data
Pada praktikum kali ini praktikan minimal dari dua stasiun pengukuran yang
dituntut untuk dapat menentukan episenter berbeda, kemudian membuat lingkaran
dan hiposenter gempa bumi dengan dengan pusat yaitu letak dari stasiun
metode lingkaran, menentukan episenter pengukuran dengan jari-jari lingkaran
dan hiposenter gempa bumi dengan sebesar Dl atau Dw, kemudian ditarik garis
metode bola, serta membandingkan hasil lurus antara titik pusat, kemudian
dari masing-masing metode yang perpotongan antar lingkaran dihubungkan
digunakan dalam penentuan episenter dan menggunakan garis lurus, perpotongan
hiposenter gempa bumi. kedua garis tersebut merupakan posisi dari
Dalam menentukan episenter, pusat gempa yang berada pada permukaan
hiposenter, serta kedalaman dari suatu atau episenter. Dalam menentukan
gempa pada praktikum kali ini kedalaman suatu gempa dapat
menggunakan metode lingkaran yakni menggunakan persamaan berikut :
metode lokus ( Dl) serta metode wadati (
3. Dalam metode lingkaran digunakan untuk
(
H =( ) menentukan titik episenter dan
()