Lokasi Gempa Bumi (Praktik)

Unduh sebagai pdf atau txt
Unduh sebagai pdf atau txt
Anda di halaman 1dari 7

MODUL X

HIPOSENTER DAN EPISENTER

I. Tujuan Praktikum
Tujuan praktikum adalah sebagai berikut:
1. Mahasiswa dapat menentukan lokasi hiposenter dari suatu gempa
2. Mahasiswa dapat menentukan lokasi episenter dari suatu gempa
3. Mahasiswa dapat menentukan origin time dari suatu gempa

II. Pendahuluan

Gempa bumi adalah peristiwa bergetarnya bumi akibat pelepasan energi di


dalam bumi secara tiba-tiba yang ditandai dengan patahnya lapisan batuan pada
kerak bumi. Akumulasi energi penyebab terjadinya gempabumi dihasilkan dari
pergerakan lempeng-lempeng tektonik. Energi yang dihasilkan dipancarkan kesegala
arah berupa gelombang gempabumi sehingga efeknya dapat dirasakan sampai ke
permukaan bumi.

Dalam menentukan lokasi terdapat beberapa istilah yang sering digunakan


diantaranya yaitu hiposenter, episenter, dan kedalaman. Gempa akan lebih mudah
diprekdiksi apabila kita mengetahui titik hiposenter dan episenter.

• Hiposenter, tempat terjadinya gempa bumi yang berada di bawah permukaan bumi.
• Episenter, adalah proyeksi hiposenter di permukaan bumi dinyatakan dalam
koordinat geografis, biasanya ada keterangan jarak dan arah.
• Kedalaman, kedalaman gempa bumi adalah jarak tegak lurus episenter ke sumber
gempa bumi. Gempa dangkal (kedalaman < 33 km), gempa menengah (33-90 km),
gempa dalam (> 90 km)

19
Gambar 1. Gambaran titik hiposenter, episenter dan titik pengamatan

Dengan
E : Episenter
F : Hiposenter
h : Kedalaman
 : Jarak episenter
D : Jarak hiposenter

Terdapat beberapa metode yang dapat digunakan untuk mengetahui posisi


episenter dan hiposenter diantaranya yaitu metode lingkaran, Metode hiperbola,
metode gerak partikel dan metode Geiger. Pada praktikum ini metode yang
digunakan yaitu metode lingkaran.

a. Metode Lingkaran
Metode Lingkaran merupakan metode paling sederhana dalam menentukan
episenter, yakni hanya menggunakan selisih waktu tiba gelombang P dan
gelombang S yang terekam pada masing-masing stasiun gempa
Dalam metode ini selain didapat koordinat episenter, kedalaman fokusnya
juga dapat ditentukan. Dengan menggunakan tiga stasiun pencatat S1, S2, dan
S3 dapat dibuat masing-masing lingkaran dengan pusat stasiun dan jari jari r1,
r2 dan r3. Jari-jari lingkaran adalah jarak episenter Δ.

20
Gambar 2. Penentuan Episenter dengan 3 buah stasiun

Sedangkan (tsarr- tparr) adalah beda waktu tiba gelombang S dan P. Koordinat
episenter E merupakan perpotongan garis berat ketiga lingkaran tersebut. Garis
berat lingkaran 1 dan 2 adalah garis yang menghubungkan perpotongan lingkaran
1 dan lingkaran 2 (garis AB). Garis berat lingkaran 1 dan 3 adalah garis yang
menghubungkan perpotongan lingkaran 1 dan lingkaran 3 (garis CD). Sedang
Garis berat lingkaran 2 dan 3 adalah garis yang menghubungkan perpotongan
lingkaran 2 dan lingkaran 3 (garis EF).
Pada metode ini dapat juga diketahui nilai dari t0 (waktu terjadinya gempa)
dengan cara memplot tparr terhadap tsarr- tparr. Dari grafik ini kita dapat mengetahui
nilai t0 yang merupakan titik potong garis regresi terhadap sumbu ordinatnya.

Gambar 3. Contoh Diagram Wadati

21
3. Langkah Pengerjaan
Pada praktikum kali ini Alat dan Bahan yang dibutuhkan diantaranya yaitu:
Lampiran Soal, Jangka, Penggaris, Alat tulis, dan Laptop
• Menentukan Pusat Gempa
a. Memilih 3 stasiun yang akan di plot
b. Membuat lingkaran dengan pusat lingkaran yaitu masing-masing stasiun
dan jari-jari lingkaran yaitu Δ yang didapatkan dari :

𝑡𝑝𝑎𝑟𝑟 = 𝑡𝑜 +
𝑉𝑝

𝑡𝑠𝑎𝑟𝑟 = 𝑡𝑜 +
𝑉𝑠
Karena tS > tP, maka:
𝑉𝑝 𝑉𝑠
∆= (𝑡𝑠𝑎𝑟𝑟 − 𝑡𝑝𝑎𝑟𝑟 )
(𝑉𝑝 − 𝑉𝑠 )
∆(𝑉𝑝 − 𝑉𝑠 )
𝑡𝑠𝑎𝑟𝑟 − 𝑡𝑝𝑎𝑟𝑟 =
𝑉𝑝 𝑉𝑠
𝑉𝑝 𝑉𝑠
(𝑡𝑠𝑎𝑟𝑟 − 𝑡𝑝𝑎𝑟𝑟 ) = 𝐾(𝑡𝑠𝑎𝑟𝑟 − 𝑡𝑝𝑎𝑟𝑟 )
(𝑉𝑝 − 𝑉𝑠 )
𝑉𝑝 𝑉𝑠
𝐾=
(𝑉𝑝 − 𝑉𝑠 )
Dengan:
VP : Kecepatan rambat gelombang P
VS : Kecepatan rambat gelombang S
tParr: Waktu tiba gelombang P
tSarr: Waktu tiba gelombang S
K : adalah konstanta Omori.

c. Buatlah segitiga diantara perpotongan 3 buah lingkaran kemudian dengan


menggunakan metode titik berat didapatkanlah pusat gempa seperti gambar
dibawah ini

22
• Menghitung origin time dari suatu gempa
Hitunglah origin time dengan menggunakan grafik diagram wadati dengan
memplot tparr terhadap tsarr- tparr sehingga didapatkan grafik seperti berikut :

Dengan t0 merupakan origin time yang didapatkan dari perpotongan gradien


𝑉
dengan titik ordinatnya dan ( 𝑉𝑝 − 1) merupakan slope dari grafik.
𝑠

23
𝑉𝑝
(𝑡𝑠𝑎𝑟𝑟 − 𝑡𝑝𝑎𝑟𝑟 ) = ( − 1) (𝑡𝑝𝑎𝑟𝑟 − 𝑡𝑜 )
𝑉𝑠
• Mencari Hiposenter dan kedalaman
a. Menghitung jarak episenter ke stasiun menggunakan rumus
𝑉𝑝 𝑉𝑠
∆= (𝑡𝑠𝑎𝑟𝑟 − 𝑡𝑝𝑎𝑟𝑟 )
(𝑉𝑝 − 𝑉𝑠 )

𝑉
Dengan ( 𝑉𝑝 − 1) merupakan slope dari grafik Diagram Wadati
𝑠

b. Menghitung Kedalaman Gempa dengan cara


𝑡𝑖𝑎𝑟𝑟 = 𝑡𝑖𝑡𝑟𝑎 + 𝑡𝑜

√(𝑥 + 𝑥𝑖 )2 + (𝑦 + 𝑦𝑖 )2 + (𝑧 + 𝑧𝑖 )2
𝑡𝑖𝑡𝑟𝑎 =
𝑣
Travel time dapat dihitung dari tp dan Vp atau ts dan Vs.
Keterangan :
tiarr : waktu tiba gelombang P atau S pada stasiun ke-i
titra : waktu tempuh gelombang P atau S pada stasiun ke-i
t0 : waktu terjadinya gempa
x, y, z : lokasi gempa
xi, yi, zi : lokasi stasiun ke-i
v : kecepatan gelombang P atau S

~ Selamat Praktikum ~

24
TABEL SOAL I

Stasiun X (m) Y (m) Δ (m) tparr(s) tsarr (s) tsarr- tparr(s)


Luan
0 0 12.3 20
Dehi
-9069.35 -10840.20 13.3 19.7
Maud
-18425.10 1313.20 11.7 17
Batu
-32719.00 23066.50 10.2 18.9
Lewk
34378.34 -45669.60 18.6 29.6

TABEL SOAL II

Stasiun X (m) Y (m) Δ (m) tsarr- tparr(s)


A 37.5
0 250000
B 62.5
-400000 400000
C 50
-300000 -300000

Asumsi konstanta omori adalah 8

25

Anda mungkin juga menyukai