ASUSILA

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 9

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang

Fenomena yang sering muncul melaui media masa, elektronik, cetak dan media
internet. Saat ini ada pengaruh globalisasi yang munculnya dengan adanya perkembangan
teknologi adalah muncul tindakan pelanggaran hak asasi manusia dalam kelompok remaja
dan kelomok orang tua yaitu sikap yang bertantangan dengan nilai-nilai yang ada dalam
butir-butir pancasila.
Pancasila sebagai dasar negara berfungsi sebagai dasar filosofis untuk menata dan
mengatur penyelenggaraan negara. Hal tersebut dapat dijabarkan bahwa Pancasila sebagai
dasar negara berarti :
1) Pancasila dijadikan dasar dalam penyelenggaran Negara
2) Pancasila dijadikan dasar dalam pengaturan dan sistem pemerintahan Negara
3) Pancasila merupakan sumber hukum dalam kehidupan berbangsa dan bernegara
Pancasila sebagai Ideologi Nasional dari Negara Kesatuan Republik Indonesia
Ideologi dapat diartikan sebagai ajaran, doktrin, atau ilmu yang diyakini kebenarannya,
disusun secara sistematis, dan diberi petunjuk pelaksanaanya dalam menanggapi dan
menyelesaikan masalah yang ada dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.

Menurut Hand Out oleh Ratmoko (2012), secara harfiah, Ideologi berarti ilmu
tentang gagasan, cita-cita. Istilah Ideologi berasal dari kata idea yang berarti gagasan,
konsep, pengertian dasar, cita-cita. Dan logos yang berarti ilmu. Dalam pengertian sehari-
hari, idea disamakan artiannya dengan cita-cita. Cita-cita yang dimaksud bersifat tetap
yang harus dicapai, sehingga cita-cita itu sekaligus merupakan dasar, pandangan atau paham.
Ideologi adalah seperangkat gagasan, ide, cita-cita, dari sebuah masyarakat tentang kebaikan
bersama yang dirumuskan dalam bentuk tujuan yang harus dicapai dan cara yang digunakan
untuk mencapai tujuan itu.

Dalam arti luas, Ideologi dipergunakan untuk segala kelompok cita-cita, nila-nilai
dasar, dan keyakinan-keyakinan yang mau dijunjung tinggi sebagai pedoman normatif.
Dalam arti sempit Ideologi adalah gagasan-gagasan atau teori yang menyeluruh tentang
makna hidup dan nilai-nilai yang mau menentukan dengan mutlak bagaimana manusia harus
hidup dengan bertindak.
Pancasila sebagai ideologi bangsa Indonesia harus juga melindungi warga Negara
yang menghuni tanah air RI agar tidak terpengaruh dengan budaya-budaya luar yang bersifat
negatif, seperti contoh konkrik porno grafi, foto seks, dan cara berpakaian yang mengganggu
pandangan mata. Budaya ini tidak sesuai dengan nilai-nilai normal yang ada di Indonesia.
Dan juga hal sederhana lainya yaitu semakin berkembang atau tingginya teknologi juga
semakin tinggi pakaian rok pada wanita. Pada zaman budaya nenek moyang kita cara
berpakai mereka perlu dicontoh agar budaya tersebut bertahan dan turun temurun.

Kasus tindakan asusila sangat penting dibahas, agar kita sebagai seorang mahasiswa
dapat lebih peduli terhadap masalah yang terjadi disekitar kita. Dan juga untuk menyadarkan
kepada pihak pihak yang terkait agar lebih meningkatkan pengawasan terhadap kelayakan
dan keamanan karena hal tersebut menyangkut kepentingan publik. Kasus pelanggaran
asusila yang pernah terjadi ditempat tersembunyi bahkan ditempat umum seperti
permasalahan berupa tindakan asusila pada angkutan umum banyak menimbulkan dampak
bagi semua pihak, untuk itu perlu tindakan alternatif untuk mengurangi ataupun
menyelesaikan permasalahan pelanggran tindakan asusila pada angkutan umum sehingga
angkutan umum seperti angkot, metromini, bus kota, dan lain-lain.

Kasus tindakan asusila pada angkutan umum pemerintah, kepolisian bersama


pengelola angkutan umum lebih memperhatikan kembali sistem keamanan dan kelayakan
pada angkutan umum, perlu juga uji KIR yang dilakukan oleh Dinas Perhubungan untuk
menilai kelayakan kendaraan. dan juga memeriksa mengenai kondisi fisik kendaraan
termasuk pemasangan modifikasi kaca gelap dan ornament di dalam kendaraan seperti sound
system yang terlalu kencang, hal tersebut dilakukan untuk menjamin kenyamanan dan
keamanan pengguna jasa angkutan umum.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas penulis merumuskan masalah yang perlu di bahas
sebagai berikut:
1. Apa sajakah jenis-jenis pelanggaran tindakan asusila ?
2. Apa saja faktor-faktor penyebab timbulnya pelanggran tindakan asusila ?
1.3 Tujuan

Dari rumusan masalah diatas maka tujuan yang perlu diketahui adalah
1. Agar pelajar atau mahasiswa dan masasyarakat pada umumnya mengetahui jenis-
jenis pelanggaran tindakan asusila.
2. Mengetahui faktor-faktor penyebab timbulnya pelanggaran tindakan asusila.
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Pengertian
Asusila adalah perbuatan atau tingkah laku yang menyimpang dari norma-norma
atau kaidah kesopanan yang saat ini cenderung banyak terjadi kalangan masyarakat,
teruatama remaja. Menurut pandangan pancasila pada sila ketiga tindakan asusila
merupakan tindakan pelanggaran dan menyimpang dari nilai-nilai moral manusia.
Menurut KUHP bahwa tindak pidana perkosaan termasuk dalam kejahatan
terhadap kesopanan BAB XIV yang dimulai dari pasal 281-303 KUHP. Tindak pidana
kesopanan dibentuk untuk melindungi kepentingan hukum (rechtsbelang) terhadap rasa
kesopanan masyarakat (rasa kesusilaan di dalamnya). Norma-norma kesopanan berpijak
pada tujuan menjaga keseimbangan batin dalam hal rasa kesopanan bagi setiap manusia
dalam pergaulan hidup masyarakat.
Tindak pidana kesopanan merupakan salah satu hal dari sekian kejahatan dalam
KUHP. Dalam pengaturannya itu sendiri perkosaan terhadap anak di bawah umur
dalam hal hubungan keluarga atau ayah dengan anak di atur secara khusus dalam
undang-undang no. 23 tahun 2002 tentang perlindungan anak, yang merupakan
pembaharuan dari sekian banyak pasal kejahatan terhadap kesopanan telah di atur
dalam undang-undang no.23 tahun 2002.

2.2. Hukum Tindakan Asusila

Sesungguhnya semua perbuatan asusila adalah hukumnya haram. Sebab segala


perbuatan asusila yang dilakukan dilakukan diluar pernikahan adalah perbuatan
zina.dalam hal ini asusila yang ber kategori cabul, Perkosaan,Pelecehan seksual.
Adapun tindak pidana yang terkait dengan tindakan asusila, seperti pelaku lesbian dan
homoseks, kebanyakan ahli hukum menyatakan bahwa si pelaku tidak dihukum hadd
melainkan dengan tazir.
2.3. Pasal Mengenai Kesusilaan

Delik perzinahan diatur dalam Pasal 284 KUHP yang dapat dikategorikan
sebagai salah satu kejahatan terhadap kesusilaan. Delik-delik kesusilaan dalam KUHP
terdapat dalam dua bab, yaitu Bab XIV Buku II yang merupakan kejahatan dan Bab VI
Buku III yang termasuk jenis pelanggaran. Yang termasuk dalam kelompok kejahatan
kesusilaan meliputi perbuatan-perbuatan:
a. Yang berhubungan dengan minuman, yang berhubungan dengan kesusilaan di
muka umum dan yang berhubungan dengan benda- benda dan sebagainya yang
melanggar kesusilaan atau bersifat porno (Pasal 281 283);
b. Zina dan sebagainya yang berhubungan dengan perbuatan cabul dan hubungan
seksual (Pasal 284-296);
c. Perdagangan wanita dan anak laki-laki di bawah umur (Pasal 297);
d. Yang berhubungan dengan pengobatan untuk menggugurkan kandungan (Pasal
299);
e. Memabukkan (Pasal 300);
f. Menyerahkan anak untuk pengemisan dan sebagainya (Pasal 301);
g. Penganiayaan hewan (Pasal 302);
h. Perjudian (Pasal 303 dan 303 bis).
Adapun yang termasuk pelanggaran kesusilaan dalam KUHP meliputi
perbuatan-perbuatan sebagai berikut :
a. Mengungkapkan atau mempertunjukkan sesuatu yang bersifat porno (Pasal 532-
535);
b. Yang berhubungan dengan mabuk dan minuman keras (Pasal 536-539);
c. Yang berhubungan dengan perbuatan tindak susila terhadap hewan (Pasal 540, 541
dan 544);
d. Meramal nasib atau mimpi (Pasal 545);
e. Menjual dan sebagainya jimat-jimat, benda berkekuatan gaib dan memberi ilmu
kesaktian (Pasal 546);
f. Memakai jimat sebagai saksi dalam persidangan (Pasal547).
Pelanggaran tindakan asusila tidak ada untungnya, bahkan mencoreng nama
baik keluarga, merendahkan harga diri, menyiksa diri sendiri dan menjadi tontonan
orang lain, timbulnya rasa malu, dan dijauhi oleh banyak teman serta sahabat.
Pelanggaran tindakan asusila tejadi di tempat tersembunyi dan waktunya tidak
diketahui kapan akan terjadi, datang secara tiba-tiba atau terpaksa.
BAB III

PEMBAHASAN

3.1. Jenis-Jenis Pelanggaran Tindakan Asusila

Asusila adalah perbuatan atau tingkah laku yang menyimpang dari norma-norma atau
kaidah kesopanan yang saat ini cenderung banyak terjadi kalangan masyarakat, teruatama
remaja. Menurut pandangan agama (religious) tindakan asusila adalah perbuatan yang fatal
yang mengakibatkan dosa dan rendahnya harga diri secara rohani (spiritualitas). Menurut
Arief, (2005) bahwa jenis pelanggaran tindakan asusila yaitu:
1. Voyeurisme, adalah usaha untuk memperoleh kepuasan seksual dengan melihat aura
orang lain yang sedang terbuka atau tidak sengaja terbuka. Contohnya kebiasan
mengintip orang mandi atau melihat film porno.
2. Zina atau Heteroseksual, Zina merupakan hubungan seks antara laki-laki dan perempuan
diluar pernikahan yang sah, secara psikolog dan seksolog seperti pelacur meraka yang
melakukan hubungan seks untuk mendapatkan uang, sedangkan pezina adalah mereka
yang melakukan hubungan seks atas dasar suka sama suka untuk memuaskan nafsu.
3. Homoseks dan lesbian, merupakan pemuasan nafsu antara sesama pria, lesbian adalah
pemuasan nafsu seks antara sesama wanita.
4. Free Sex, yang disebut seks bebas merupakan model hubungan seksual diluar
pernikahan yang bebas tanpa ikatan apapun dan hanya dilandasi rasa suka. Orang yang
menganut paham free sex mereka berhubuangan sex dengan siapapun yang mereka sukai
tanpa memandang bulu, bahkan keluarga sediri.
5. Samanleven, perbuatan ini disebut kumpul kebo. Samanleven adalah hidup bersama atau
berkelompok tanpa sedikitpun melaksanakan pernikahan.
6. Matubrasi, berasal dari kata latin yaitu masturbation, yang berarti tangan menodai atau
onani. Matubrasi adalah pemuasan seks pada diri sendiri dengan menggunakan tangan.
Kebiasaan ini akan mengakibatkan kelelahan fisik karena banyak menyerap energi.
7. Fetisme, perilaku menyimpang yang merasa telah mendapatkan kepuasan seksual hanya
defan memegang, memiliki, atau melihat benda atau pakaian yang sering dipakai wanita
seperti BH, atau celana dalam.
8. Sodomi, hubungan seks lewat dubur untuk mendapatkan kepuasan nafsu. Tidakan ini
dilakukan terhadap pria maupun wanita dan umumnya mereka terhadap mereka yang
dikuasai pelaku secara psikologis.
9. Pemerkosaan, memaksa orang lain melakukan hubungan seks. Terjadi pada orang
dikenal atau tidak.
10. Aborsi, pengguguran kandungan atau pembuangan janin. Atau juga penghetian
kehamilan atau matinya janin sebelum waktu kehamilan. Dilakukan oleh wanita hamil
akibat free sex.
11. Pelecehan seksual, penghinaan nilai seksual seseorang yang ada dalam tubuhnya.
Berupa ucapan, tulisan, tindakan yang dinilai mengganggu atau merendahkan martabat
kewanitaan seperti mencolek, meraba, dan mencium mendekap.
12. Pacaran, dalam arti luas pacaran berarti mengenal karakter yang di cintai dengan cara
bertatap muka. Pada zaman sekarang pacaran adalah usaha melampiaskan nafsu seksual
(hubungan intim) yang tertunda.
Menurut pembahasan dalam perkulihan pancasila, pelanggaran tindakan asusila diatas
sudah sewajarnya terjadi, namanya aja manusia serba banyak kelemahan dan pengaruh
pemikiran yang berdampak buruk dalam dirinya. Semua ini terjadi secara terpaksa atau
secara tiba-tiba. Sanksi bagi pelanggran tindakan asusila ini adalah penyesalan dan
penyesalan diri, karena menyangkut masalah pribadi seseorang atau individu tersebut.
Perkembangan zaman perlu diikuti tapi, jangan terpengaruh oleh arus yang berdampak
buruk dalam kehidupan manusia.

3.2. Faktor-Faktor Penyebab Timbulnya Pelanggaran Tindakan Asusila

Tindakan asusila bagian dari perbuatan kriminalitas baik yang disengaja maupun tidak
disengaja. Perbuatan yang disengaja berdasarkan kespakatan pelaku dengan yang korban,
yang tidak disengaja tindakan secara tiba-tiba pada waktu tertentu. Faktor penyebab
timbulnya tindakan asusila yaitu:
1. Pergaulan bebas dan penyalah gunaan layanan internet.
2. Pengaruh ekonomi keluarga yang rendah.
3. Hanya bergaul pada sesama gender saja sehingga ada homo seksual atau lesbian.
4. Cara berpakaian yang salah pada kaum wanita dan Kurang perhatian orang tua.
5. Akibat emosi dan nafsu yang tidak biasa di control atau diatasi.
6. Pengaruh menbaca novel tentang seksual dan menonton film pornografi.
7. Pengaruh penggunaan obat terlarang seperti narkoba.
8. Kurangnya berpuasa dan kurang berdoa
9. Terjadi karena secara terpaksa.
10. Minimnya pengetahuan akan iman kepercayaan.
Solusi untuk menanggapi faktor penyebab pelanggaran tindakan asusila adalah
kembali pada kesadaran diri kita sendiri, mampu mengedalikan emosi atau perasaan,
berpuasa, rajin berdoa, ikut organisasi dan lain sebagainya. Dimana korbon utama pelaku
tindakan asusila adalah terutama remaja putri yang selalu pingin tahu dan menghapi hal-hal
baru. Orang tua harus tahu dan perhatian terhadap keadaan anaknya didalam pergaulan,
mendidik dan memotifasi sang anak agar tidak menjadi korban pelanggaran tindakan asusila.
Orang tua merupakan benteng bagi anak supaya terhindar dari tindakan yang asusila. Disisi
lain para orang tua menciptakan suasana amanan dan tentram, harmonis, orang tua mendidik
anak mulai dari kecil dengan menemkan nilai moral, norma-norma agama, etika,
mengarahkan untuk taat pada hukum atau aturan keluarga dan yang ada di Indonesia.
BAB IV

PENUTUP

4.1 Kesimpulan

Setelah pembahasan masalah telah di bahas, maka kesimpulan yang perlu di ketahui
yaitu:
1) Asusila adalah perbuatan atau tingkah laku yang menyimpang dari norma-norma atau
kaidah kesopanan yang saat ini cenderung banyak terjadi kalangan masyarakat,
teruatama remaja.
2) Perbuatan pelanggaran tindakan asusila resikonya ditanggung oleh korban sediri,
timbulnya penyesalan, tercorengnya nama baik keluaga dan tidak ada lagi
keharmonisan didalam keluarga.

4.2 Saran

Berdasarkan kesimpulan diatas, maka:


1) Perlu adanya pemahaman lebih lanjut bagi remaja dan orang dewasa tentang
pelanggaran tindakan asusila agar tidak menjadi pelaku atau korban pelanggaran
asusila. Orang tua dan guru diharapkan berperan penting mendidik putra - putri dan
anak didik mulai dari usia dini dan selanjudnya agar tidak terpengaruh dalam
pergaulan bebas dan dalam segi penggunaan teknologi yang berdampak buruk
terhadap remaja dan orang dewasa.
2) Solusi untuk menjaga nama baik keluarga dan harga diri perlu memahami faktor
penyebab pelanggaran tindakan asusila agar tidak terjebak sebagai korban.
Menghindari penggunaan media dari segi sisi negatifnya.
DAFTAR PUSTAKA

Arief,Barda Nawawi , 2005. Kebijakan Penanggulangan Cyber Crime Cyber Sex,


Makalah Seminar : Kejahatan Kesusilaan Melalui Cyber Crime Dalam Perspektif
Agama, Hukum, dan Perlindungan Korban, F.H. UNSWAGATI, Cirebon, 20
Agustus 2005.
Dalam http://id.shvoong.com/humanities/theory-criticism/2035989-pengertian
asusila/#ixzz2UacdhLDh (diakses tanggal 28 Mei 2013).
Dalam http://mbaladewaline.blogspot.com/2013/02/pengertian-macam-macam-pasal-
asusila.html (diakses tanggal 2 Juni 2013).
Dalam http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/17369/3/Chapter%20II.pdf
(diakses tanggal 2 Juni 2013).
Dalam http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/17369/3/Chapter%20II.pdf
(Diakses tanggal 80 Juni 2013).
Ratmoko, 2012. Hand Out Penndidikan Pancasila Dan Kewarganegaraan. Ukwk Malang.
Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (KUHP).
S Verawaty Susi, 2005. Delik Kesusilaan Yang Dilakukan Oleh Anak Ditinjau Dari Aspek
Kriminologi (Studi Kasus Dipengadilan Medan No. 326/pid.B/2003/PN.Mden).
http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/36969/1/010200075.pdf (diakses
tanggal 08 Juni 2013).

Anda mungkin juga menyukai