Contoh Lta Bab IV

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 10

BAB IV

PEMBAHASAN

Berdasarkan hasil asuhan yang dilakukan penulis kepada Ny. R sejak

tanggal 28 November 2010 sampai 9 Februari 2011 atau sejak masa

kehamilan Ny. R berusia 36 minggu (masa hamil), bersalin sampai 6 minggu

post partum dan asuhan bayi baru lahir 0 sampai dengan 6 minggu

didapatkan hasil sebagai berikut :

A. Masa Kehamilan

Asuhan kebidanan yang telah diberikan kapada Ny. R pada kehamilan 36

minggu sampai 39 minggu adalah pengkajian data dari mulai anamnesa

tentang biodata, status pernikahan, keluhan utama, riwayat kesehatan ibu dan

keluarga, pla kehidupan sehari-hari. Selanjutnya penulis melakukan

pemeriksaan sesuai dengan standar pelayanan minimal 14 T yaitu

menimbang berat badan, mengukur tekanan darah, menilai status gizi,

mengukur tinggi fundus uteri, melakukan pemeriksaan presentasi kepala dan

DJJ, pemberian imunisasi TT sebanyak 2 kali, pemberian tablet zat besi, test

penyakit menular seksual tidak dilakukan karena sarana dan failitas tidak

tersedia, melakukan tata laksana kasus, dan temu wicara dalam rangka

persiapan rujukan.

126
127

Pemberian imunisasi Tetanus toxoid tidak diberikan pada sat pengkajian

karena ibu telah mendapatkan imunisasi TT lengap yaitu TT1 pad umur

kehamilan 10 minggu yaitu tanggal 29 mei 2010, dan TT2 pada umur 18

minggu yaitu tanggal 10 juli 2010, tapi penulis sudah memberikan konseling

tentang pentingnya imunisasi TT untuk dappatmenurunkan angka kemtian

bayi karena infeksi tetanus, dilakukan 2 kali selama hamil.

Pemberian tablet zat besi (tablet tambah darah), Ny. R sudah

mengonsumsi sejak usia kehamilan 21 minggu, walau setiap bulanya kadag-

kadang masih ada 4 atau 5 tablet karena Ny. R lupa meminumnya, dan Ny. R

sudah merasakan manfaatnya selama ini. Ny. R tidak merasa keluhan yang

berarti atau mengarah pada tanda bahaya.

Penulis dalam melaksanakan asuhan kebidanan Ny. R menemukan

beberapa masalah atau keluhan yang diraskan oleh Ny. R yaitu mengeluh

sering kencing dan cepat merasa lelah. Hal ini merupakan keadaan fisiologis

pada kehamilan trimester III karena bayi sudah masuk pintu atas panggul.

Ny. R melakukan kunjungan antenatal care (ANC) sebanyak 6 kali

kunjungan selama hamil dan berdasarkan program pemerintah ANC

dilakukan minimal 4 kali kunjungan selama hamil. (Saifudin AB, 2006)

Sedangkan pada pemeriksaan laboratorium dilakukan pemeriksaan Hb an

hasilnya 11 gram %, menunjukan masih batas normal, ini sesuai dengan teori

bahwa Hb normal pada ibu hamil adalah 11 gr%. (Manuaba, 2007)

Protein urine hasilnya (-), glukosa (-), pemeriksaan Tes sipilis dan

HIV/AIDS tidak dilakukan karena tidak ada indikasi kearah penyakit


128

menular seksual ditandai dengan tidak adda keluhan keputihan berbau dan

gatl serta tiak adanya sarana dan fasilitas yang tersedia.

Selama melaksanakan asuhan antenatal, semua asuhan yang diberikan pada

Ny. R, dpat terlaksana dengan baik, keadaan normal. Ny. R, suami dan

keluarga bersifat kooperatif sehingga tidak terjadi kesulitan dalam

memberikan asuhan.

B. Persalinan

Kala I

Pada saat usia kehamilan menginjak 39 minggu, Ny. R dan keluarga datang

keklinik bidan, ibu mengeluh mules-mules dan telah mangeluarkan lender

bercampur darah. Menurut referensi tanda-tanda awal persalinan adalah his

yang datang lebih kuat dan teratur, diikuti dengan keluarnya lender

bercampur darah yang menendakan bahwa jalan lahir telah mulai membuka.

Kemudian bidan melakukan pemeriksaan dan ditemukan hasilnya Ny, R

benar telah mengalami proses persalinan.

Kala I dimulai dari pembukaan serviks sampai menjadi lengkap (10 cm)

dimana proses ini dibagi dalam 2 fase, yaitu fase laten (7-8 jam) serviks

membuka sampai 3 cm dan fase aktif (6-8 cm) serviks membuka dari 4-10

cm, kontraksi lebih kuat dan sering selama fase aktif. (APN, 2007)

Pada saat Ny. R datang kerumah bidan pembukaan serviks sudah 5 cm,

portio tipis lunak, ketuban sudah pecah, kepala berada dibidang hodge III

dan his kuat. Kurang lebih 2 jam kemudian dilakukan pemeriksaan


129

didapatkan bahwa kemajuan persalinan Ny. R berlangsung normal dengan

hasil pembukaan serviks 10 cm dan kepala sudah berada di hodge IV.

Kala II

Selama kala II ibu dipimpin meneran ketika ada his dan menganjurkan ibu

untuk minum di sela-sela his, 25 menit kemudian ibu mengatakan bahwa ia

ingin meneran dan sudah ada tanda-tanda persalinan yaitu : adanya dorongan

meneran, tekanan pada anus, perineum menonjol, dan vulva membuka. Kala

II berlangsung selama 25 menit terdapat robekan derajat 1 pada jalan lahir

dengan jumlah darah 150 cc.

Kala III

Kala III dimulai dari setelah pengeluaran janin sampai pengeluaran uri

biasanya berlangsung 5-30 menit (mohtar, 2007:97). Segera setelah

melakukan asuhan pada bayi baru ahir, maka manajemen aktif kala III

segeraa dilakukan untuk meminimalkan kejadian kompikasi. Kala III segera

selama 10 menit dengan perdarahan 100 cc.

Kala IV

Kala IV adalah kala pengawasan selama 2 jam setelah bayi dan uri lahir

untuk mengamati keadaan ibu terutama terhadap bahaya atau pardarahan.

(mochtar, 2007). Setelah proses persalinan selesai maka bidan mamntau

kondisi Ny. R selama 2 jam diantaranya yaitu melakukan pemantauan tanda-

tanda vital, perdarahan dan menilai kontraksi fundus uteri dari hasil
130

pemantauan tersebut didapatkan keadaan ibu baik secara keseluruhan

persalinan Ny. R berlangsung normal tanpa ada penyulit.

C. Asuhan Kebidanan Pada Masa Nifas

Masa nifas (puerperium) didefinisikan sebagai periode 6 minggu segera

setelah lahirnya dan mencerminkan periode saat fisiologis ibu, terutama

sistem reproduksi kembali mendekati keadaan sebelum hamil. (Dunstall,

2007: 304), dimana pada masa nifas ini perlu mendapat perhatian lebih

karena banyak hal yang dapat terjadi pad masa nifas ini, yaitu perdarahan

dan infeksi.

Pengawasan masa nifas berdasarkan program dan kebijakan teknis Ikatan

Bidan Indonesia (IBI) dilakukan untuk menilai keadan ibu dan bayi baru

lahir serta untuk mencegah, mendeteksi, dan menagani masalah-masalah

yang terjadi, dimana bidan harus melakukan kunjungan dan pengawasan

paling sedikti 4 kali yaitu dalam 6-8 jam, 2-6 hari, 2 minggu dan 6 minggu.

Dalam hal ini penuis melakukan kunjungan nifas sesuai dengan program

yang ada dan hasilnya masa nifas Ny. R belangsung secara normal tanpa ada

komplikasi seperti adanya perdarahan, sub involusi, maupun infeksi dan

pengeluaran ASI tidak ada masalah. Selama melakukan asuhan penulis

melakukanya sesuai dengan tujuan pengawasan masa nifas diantaranya

menjaga kesehatan bayinya baik fisik maupun psikologi, melaksanakan

skrining yang komprehensif, mendeteksi masalah, memeberikan pendidikan

kesehatn tentang perawatan kesehatan diri, nutrisi, KB, menyusui, dan


131

imunisasi pada bayi sesuai dengan teori. Dari hasil pemantauan tersebut

didapatkan keadaan ibu baik. Secara keseluruhan persalinan Ny. R

berlangsung normal tanpa ada penyulit.

D. Bayi Baru Lahir

Bayi Ny. R lahir spontan pada tanggal 23 Desember 2010 pukul 08.10

WIB, menangis keras dan warna kulit kemerahan, jenis kelamin laki-laki,

tidak ada cacat kongenital, lingkar kepala 34 cm, lingkar dada 33 cm.

Asuhan segera yang dilakukan pada bayi baru lahir adalah bebaskan jalan

nafas, mengeringkan bayi, memotong tali pusat, menjaga kehangatan bayi,

pemberian ASI, pencegahan infeksi, pemberian imunisasi. (APN, 2007)

Asuhan yang diberikan pada bayi segera setelah lahir yaitu penulis

melakukan penilaian dengan cepat dan hasilnya adalah normal, maka

langsung meletakan bayi di atas perut Ny. R segera mengeringkan,

membungkus kepala dan badan bayi, tali pusat kemudian di jepit dengan

klem dan memotongnya. Setelah itu mengganti kain yang tadi membungkus

bayi dengan kain yang bersih dan kering kemudian dilakukan IMD. Sebagai

upaya profilaksis diberikan salep mata tetracyclin 1 % dn vitamin K untuk

mencegah terjadinya perdarahan 1 jam setelah IMD. 1 jam kemudian bayi

dalam keadaan sehat, bayi dapat menyusu pada ibunya dengan baik dan

kebersihan bayinya terjaga dengan baik.


132

Asuhan yang dilakukan penulis dalam setiap kunjungan adalah

memberikan konseling tentang menjaga kehangatan dan kebersihan bayi,

pemberian ASI, perawatan tali pusat, yaitu dilakukan dengan cara

membersihkan dan mengeringkan setelah bayi di mandikan tanpa

menggunakan apapun.

Setelah melakukan pengkajian sampai evaluasi asuhan bayi baru lahir

mulai dari 2 jam, 6 jam, 2 hari, 6 hari, 2 minggu dan 6 minggu, maka penulis

dapat menyimpulkan bahwa bayi dalam keadaan sehat tanpa komplikasi

apapun.
133

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

1. Asuhan Antenatal yang diberikan kepada Ny. R pada umur kehamilan

36-39 minggu sudah sesuai dengan kebijakan Program pelayanan /

Asuhan Standar Minimal 14 T. Selama kehamilan tidak ada keluhan

yang serius, Ny. R dan janinya dalam keadaan normal.

2. Asuhan Intranatal dari kala I sampai kala IV, dilakukan sesuai dengan

asuhan persalinan normal, tidak ada kesenjangan dalam melakukan

asuhan Intranatal, ibu dan bayi lahir tanpa ada penyulit maupun

komplikasi.

3. Asuhan Kebidanan pada ibu nifas dilakukan kebanyak 6 kali dengan

tujuan untuk menilai status ibu dan bayi baru lahir, mencegah dan

mendetaksi, serta malayani masalah-msalah yang terjadi. Selama

memberikan asuhan kebidanan pada ibu nifas, tidak ditemukan adanya

masalah atau komplikasi.


134

4. Asuhan bayi baru lahir Ny.R yang dilanjutkan dengan asuhan kebidanan

2 jam, 6 jam, 2 hari, 6 hari, 2 minggu, 6 minggu postnatal tidak

ditemukan masalah ataupun komplikasi.

B. Saran

1. Untuk Institusi Pendidikan

Memeberikan kesempatan untuk memperluas area lahan praktek di

lapangan sehingga diharapkan mahasiswa dapat mahir dan mengenal

banyak kasus di lapangan yang tidak diterangkan dalam bacaan, refrensi

atau literatur yang ada, termasuk yang tidak diberikan di dalam kelas.

2. Untuk Puskesmas

Peningkatan pelayanan harus terus dilakukan dalam upaya meningkatkan

kesehatan masyarakat terutama pada ibu hamil dan bayi untuk

menurunkan angka kesakitan dan kematian. Puskesmas sebaagai

pelaksana teknik Dinas Kesehatan perlu melengkapi sarana pemeriksaan

kehamilan dan laboratorium untuk menyadari bahwa masalah kesehatan,

khususnya ibu hamil adalah tanggung jawab tenaga kesehatan untuk

mendeteksi dini kemungkinan kegawat daruratan.

3 Untuk Klien

Diharapkan dapat dijadikan sebagai pengalaman dan pembelajaran untuk

kehamilan-kehamilan berikutnya.
135

Anda mungkin juga menyukai