Makalah Teknik Perawatan
Makalah Teknik Perawatan
Makalah Teknik Perawatan
Oleh:
NIM. 105524206
Perawatan di suatu industri merupakan salah satu faktor yang penting dalam mendukung suatu
proses produksi yang mempunyai daya saing di pasaran. Produk yang dibuat industri harus
mempunyai hal-hal berikut:
Kualitas baik
Harga pantas
Di produksi dan diserahkan ke konsumen dalam waktu yang cepat.
Oleh karena itu proses produksi harus didukung oleh peralatan yang siap bekerja setiap saat
dan handal. Untuk mencapai hal itu maka peralatan-peralatan penunjang proses produksi ini harus
selalu dilakukan perawatan yang teratur dan terencana.
Secara skematik, program perawatan di dalam suatu industri bisa dilihat pada gambar 1.
Perawatan : Suatu kombinasi dari berbagai tindakan yang dilakukan untuk menjaga suatu barang,
memperbaikinya sampai pada suatu kondisi yang dapat diterima.
Merawat dalam pengertian suatu kondisi yang dapat diterima antara suatu perusahaan berbeda
dengan perusahaan lainnya.
Tujuan Diadakannya Perawatan
1. Agar mesin-mesin industri, bangunan, dan peralatan lainnya selalu dalam keadaan siap pakai
secara optimal.
2. Untuk menjamin kelangsungan produksi sehingga dapat membayar kembali modal yang telah
ditanamkan dan akhirnya akan mendapatkan keuntungan yang besar.
Manfaat Perawatan
Dalam pengorganisasian pekerjaan perawatan, perlu diselaraskan secara tepat antara faktor-
faktor keteknikan, geografis dan situasi personil yang mendukung.
A. JENIS PEKERJAAN
Jenis pekerjaan perawatan akan menentukan karakteristik pengerjaan dan jenis pengawasan.
Jenis-jenis pekerjaan perawatan yang biasanya dilakukan adalah : sipil, permesinan, pemipaan,
listrik dan sebagainya.
B. KESINAMBUNGAN PEKERJAAN
C. SITUASI GEOGRAFIS
Lokasi pabrik yang terpusat akan mempunyai jenis program perawatan yang berbeda jika
dibandingkan dengan lokasi pabrik yang terpisah-pisah. Sebuah pabrik besar dan bangunannya
tersebar akan lebih baik menerapkan program perawatan lokal masing-masing (desentralisasi),
sedangkan pabrik kecil atau lokasi bangunannya berdekatan akan lebih baik menerapkan sistem
perawatan terpusat (sentralisasi).
D. UKURAN PABRIK
Pabrik yang besar akan membutuhkan tenaga perawatan yang besar dibandingkan dengan
pabrik yang kecil, demikian pula halnya bagi tenaga pengawas.
Dalam membuat program pelatihan, dipertimbangkan terhadap tuntutan keahlian dan keandalan
pada masing-masing lokasi yang belum tentu sama.
a. Adanya pembatasan wewenang yang jelas dan layak untuk menghindari terjadinya
tumpang tindih dalam kekuasaan.
b. Hubungan vertikal antara atasan dan bawahan yang menyangkut masalah wewenang
dan tanggung jawab dibuat sedekat mungkin.
c. Menentukan jumlah optimum pekerja yang ditangani oleh seorang pengawas.
d. Susunan personil yang tepat dalam organisasi.
Prinsip-prinsip Organisasi Departemen Perawatan
Dalam istilah perawatan disebutkan bahwa disana tercakup dua pekerjaan yaitu istilah
perawatan dan perbaikan. Perawatan dimaksudkan sebagai aktifitas untuk mencegah
kerusakan, sedangkan istilah perbaikan dimaksudkan sebagai tindakan untuk memperbaiki
kerusakan.
Secara umum, ditinjau dari saat pelaksanaan pekerjaan perawatan, dapat dibagi menjadi dua
cara:
Adalah pekerjaan perawatan yang bertujuan untuk mencegah terjadinya kerusakan, atau cara
perawatan yang direncanakan untuk pencegahan (preventif).
Ruang lingkup pekerjaan preventif termasuk: inspeksi, perbaikan kecil, pelumasan dan
penyetelan, sehingga peralatan atau mesin-mesin selama beroperasi terhindar dari kerusakan.
2. Perawatan Korektif
Adalah pekerjaan perawatan yang dilakukan untuk memperbaiki dan meningkatkan kondisi
fasilitas/peralatan sehingga mencapai standar yang dapat diterima.
3. Perawatan Berjalan
Dimana pekerjaan perawatan dilakukan ketika fasilitas atau peralatan dalam keadaan bekerja.
Perawatan berjalan diterapkan pada peralatan-peralatan yang harus beroperasi terus dalam
melayani proses produksi.
4. Perawatan Prediktif
Perawatan prediktif ini dilakukan untuk mengetahui terjadinya perubahan atau kelainan dalam
kondisi fisik maupun fungsi dari sistem peralatan. Biasanya perawatan prediktif dilakukan
dengan bantuan panca indra atau alat-alat monitor yang canggih.
Disamping jenis-jenis perawatan yang telah disebutkan diatas, terdapat juga beberapa jenis
pekerjaan lain yang bisa dianggap merupakan jenis pekerjaan perawatan seperti:
Perawatan dilakukan dengan cara mengganti peralatan tanpa dilakukan perawatan, karena
harga peralatan pengganti lebih murah bila dibandingkan dengan biaya perawatannya. Atau
alasan lainnya adalah apabila perkembangan teknologi sangat cepat, peralatan tidak dirancang
untuk waktu yang lama, atau banyak komponen rusak tidak memungkinkan lagi diperbaiki.
Dengan telah ditentukan waktu mengganti peralatan dengan peralatan yang baru, berarti
industri tidak memerlukan waktu lama untuk melakukan perawatan, kecuali untuk melakukan
perawatan dasar yang ringan seperti pelumasan dan penyetelan. Ketika peralatan telah
menurun kondisinya langsung diganti dengan yang baru. Cara penggantian ini mempunyai
keuntungan antara lain, pabrik selalu memiliki peralatan yang baru dan siap pakai.
4 Facility Register Alat pencatat data fasilitas/peralatan, istilah lain bisa juga disebut
inventarisasi peralatan/fasilitas.
5 Maintenance Organisasi perawatan dalam suatu kebijakan yang sudah disetujui
management bersama.
6 Maintenance Suatu daftar menyeluruh yang berisi kegiatan perawatan dan
Schedule kejadian-kejadian yang menyertainya.
Strategi Perawatan
BAB IV
PERAWATAN YANG DIRENCANAKAN
Penentuan jam operasi pabrik tergantung besar kecilnya industri, jenis dan tingkat produksi.
Tabel 1. memperlihatkan berbagai sistem penggantian waktu kerja di industri, sehingga bisa
ditentukan waktu yang tersedia untuk melakukan pekerjaan perawatan pada saat pabrik tidak
beroperasi.
1. Perencanaan Perawatan
Urutan perencanaan fungsi perawatan meliputi :
a. Bentuk perawatan yang akan ditentukan.
b. Pengorganisasian pekerjaan perawatan yang akan dilaksanakan dengan pertimbangan ke
masa depan.
c. Pengontrolan dan pencatatan.
d. Pengumpulan semua masalah perawatan yang dapat diselesaikan dengan suatu bentuk
perawatan.
Untuk tindakan yang tepat, pekerjaan yang dilakukan perlu diberi petunjuk atau
pengarahan yang lengkap dan jelas. Pengadaan gambar-gambar atau skema dapat
membantu dalam melakukan pekerjaan.
b. Lokasi pekerjaan.
Lokasi pekerjaan yang tepat dimana tugas dilakukan, merupakan informasi yang
mempercepat pelaksanaan pekerjaan. Penunjukan lokasi akan mudah dengan memberi
kode tertentu, misalnya nomor gedung, nomor departemen dllsb.
c. Prioritas pekerjaan.
Prioritas pekerjaan harus dikontrol sehingga pekerjaan dilakukan sesuai dengan urutan
yang benar. Jika suatu mesin mempunyai peranan penting, maka perlu memberi mesin
tersebut prioritas utama.
e. Kebutuhan material.
Apabila ruang lingkup dan metode kerja yang digunakan telah ditentukan, maka
biasa diikuti dengan adanya kebutuhan material. Material yang dibutuhkan ini harus
selalu tersedia.
Sebaiknya alat yang khusus perlu diberi tanda pengenal agar mudah penyediaannya
bila akan digunakan. Kunci momen, dongkrak adalah termasuk alat-alat khusus yang
perlu ditentukan kebutuhannya.
g. Kebutuhan keahlian.
Jumlah tenaga kerja yang dibutuhkan dalam melakukan pekerjaan harus ditentukan
untuk setiap jenis keahlian. Hal ini berguna dalam ketetapan pengawasannya.
Perencanaan yang ditangani oleh staf perawatan adalah untuk mempersiapkan pengawasan
terhadap pelaksanaan pekerjaan perawatan. Bagian perencana bertanggung jawab terhadap
perencanaan:
a. Sistem order pekerjaan.
b. Perencanaan estimasi.
c. Penjadwalan.
d. Kontrol jaminan order
e. Laporan hasil kerja.
Pada bagan dibawah ini diperlihatkan salah satu contoh hubungan fungsi perencanaan yang
diorganisasikan dalam struktur jenis perawatan
5. Estimasi Pekerjaan
Perencanaan perawatan diadakan untuk membuat jadwal kerja dan kontrol yang
dibutuhkan dalam menetapkan waktu yang diperlukan untuk melakukan kerja. Penilaian
waktu kerja dilakukan oleh seorang estimator. Penilaian dengan kwalitas tinggi akan
dihasilkan dari seorang estimator yang berpengalaman, berpengetahuan dan berkemampuan
dalam bidang estimasi.
Kerugian-kerugian dari estimasi yang dibuat oleh pengawas adalah sebagai berikut:
a. Estimasi tidak tetap dan tidak teliti.
b. Estimasi sangat bervariasi ketelitiannya bila estimator berbeda-beda.
c. Metode pembandingnya sulit.
d. Latihan estimator tidak mudah.
e. Kebenarannya hampir tidak mungkin.
Suatu metode estimasi yang terarah, disebut sistem data historis, dengan memakai nilai
waktu rata-rata berdasarkan pengalaman masa lalu. Namun metode data historis juga
mempunyai kelemahan yaitu:
a. Nilai waktu rata-rata yang direfleksikan dari harga lama tidak seteliti waktu sekarang.
b. Metode yang berganti-ganti sulit membandingkannya.
c. Pekerjaan yang baru sulit ditaksir.
d. Kekurangan masa lalu menjadi dasar pada sistem.
Standar waktu kerja bisa ditetapkan pada tiap fungsi perawatan dengan metode-metode yang
ada seperti metode studi mengenai gerak dsb.
4. Perlengkapan dan suku cadang yang dibutuhkan lebih mudah terkontrol dan selalu tersedia
bilaman diperlukan.
b. Pelayanan yang sederhana dan teratur, lebih cepat dan murah daripada memperbaiki
kerusakkan yang terjadi secara tiba-tiba.
c. Pengelolaan dan pelayanan perawatan yang terencana dapat menjaga kesinambungan hasil
industri dengan kualitas dan efisiensi yang tinggi.
d. Pemanfaatan tenaga kerja lebih besar dan efektif.
1. Frekuensi pekerjaan perawatan yang direncanakan dapat merata dalam setahunnya, sehingga
penumpukan tugas perawatan akan terkurangi.
2. Tiap jenis pekerjaan perawatan lebih mudah diketahui kemajuannya dan dapat terkontrol
secara efektif.
3. Cara kerja perawatan yang positif dapat mempengaruhi sikap kerja menjadi lebih baik
dengan pendekatan yang penuh dedikasi dan tanggung jawab.
e. Adanya perhatian yang penuh untuk mengelola seluruh sarana dalam melayani program
perawatan.
BAB V
Inventaris adalah suatu daftar semua fasilitas yang ada di seluruh bagian, termasuk gedung
dan isinya. Inventarisasi bertujuan untuk memberi tanda pengenal bagi semua fasilitas di industri.
Inventaris yang dibuat harus mengandung informasi yang jelas dan mudah dimengerti
dengan cepat, sehingga dapat membantu kelancaran pekerjaan. Dengan demikian pekerjaan
perawatan akan lebih mudah.
Contoh lembar inventaris yang cukup lengkap ditunjukkan oleh gambar 1. Keterangan
kolomnya adalah sbb:
Nomor Identitas : Penomoran atau kode identitas yang tertulis pada tiap bagian harus
mempunyai arti positif.
Keterangan Fasilitas : berisi keterangan singkat mengenai informasi pokok dari peralatan.
Kalau memungkinkan pelat nama dari mesin dapat dicantumkan.
Lokasi : menunjukkan departemen, seksi atau tempat peralatan berada, misalnya: bengkel
perawatan, ruang pompa dsb.
Tingkat Prioritas. Tingkat prioritas ditentukan dari No. 1 sampai 5, yang menunjukkan urutan
order berdasarkan tingkat kepentingannya dalam menunjang proses produksi.
Bila terjadi kerusakkan dari salah satu bagian ini dapat cepat mempengaruhi atau menghentikan
produksi.
Prioritas no. 2: Kerusakan yang terjadi pada salah satu bagian ini tidak cepat menganggu
proses produksi, tetapi lama kelamaan dapat menganggu.
Prioritas no. 3 dan 4: Sama dengan prioritas no. 2 dalam kepentingan ordernya.
Prioritas no. 5: Pabrik tidak mengalami kemacetan produksi dan tidak menimbulkan bahaya
apapun karena pemakaian alat ini tidak menunjang langsung proses produksi.
Keterangan : Catatan-catatan yang harus dibuat harus dapat menunjang dalam perencanaan
perawatan.
a. Simbol Identitas
Dalam pemberian identitas, perlu diperhatikan supaya jangan terjadi penandaan yang
mempunyai arti sama pada peralatan yang berbeda. Tiap bagian harus diidentifikasikan dengan
suatu simbol yang mengandung arti jelas menurut instruksi, catatan, kartu pekerjaan,
spesifikasi, laporan dan lain-lainnya.
1. Tidak terjadi kesalahan dalam pemberian identitas pada bagian yang dimaksud.
2. Pemberian identitas pada masing-masing bagian mempunyai arti yang ada kaitannya
dengan dokumen.
3. Melokasikan tanda-tanda yang dimaksud pada bagian-bagian yang mudah terlihat.
4. Identifikasi menunjukkan departemen, seksi, kelompok atau jenis dari bagian-bagian
yang dimaksud.
Identitas yang diberikan dapat diberikan dengan kode warna, bentuk, pola, nama, huruf, angka
atau gabungan dari semuanya.
Berikut ini adalah contoh dalam pemberian kode identitas pada tiap departemen.
Pemakaian metode identifikasi diatas ada kelemahannya, karena kode identitas tersebut hanya
dapat menunjukkan informasi yang terbatas, dan huruf abjad sulit disesuaikan dengan sistem
mekanisasi.
Suatu pendekatan dasar dalam pembuatan identitas menurut angka dapat diterapkan pada
mesin-mesin perkakas di industri besar yang terdiri dari beberapa departemen. Sebagai contoh:
Contoh Penerapan :
b. Penandaan Fasilitas
Bila suatu bagian dari fasilitas perlu diberi kode identifikasi, maka penandaannya tersebut
harus jelas dan metode pembuatan tanda-tanda harus berdasarkan standar yang berlaku dalam
lingkungan pabrik.
Daftar Fasilitas
Daftar fasilitas adalah suatu catatan mengenai data-data teknik dari suatu peralatan. Daftar
fasilitas ini bisa dipakai sebagai referensi untuk:
Daftar rencana perawatan adalah suatu rencana pekerjaan perawatan yang akan dilakukan
berdasarkan luasnya kejadian. Untuk melakukan perawatan pada tiap peralatan, perlu adanya
daftar rencana perawatan yang disusun menurut pekerjaan yang dibutuhkan, seperti: inspeksi,
pelumasan, penyetelan, penggantian komponen, overhaul dsb. Frekuensi perawatan ini perlu
dipertimbangkan menurut efisiensi peralatan dalam fungsinya.
Gambar2 adalah contoh dari suatu daftar rencana perawatan yang merupakan petunjuk dalam
melakukan inspeksi pada motor induksi.
Daftar rencana perawatan merupakan petunjuk pekerjaan meskipun tidak mutlak, tetapi
setidak-tidaknya dapat memberikan informasi awal untuk melakukan perawatan.
Spesifikasi Pekerjaan
Program perawatan adalah suatu daftar lokasi setiap pekerjaan perawatan berikut dengan
penentuan waktu pelaksanaannya masing-masing. Program perawatan merupakan susunan daftar
kegiatan perawatan untuk setiap peralatan yang tercatat. Tujuan pembuatan program perawatan
adalah:
c. Untuk meningkatkan pekerjaan perawatan yang akan dilaksanakan (dalam jangka pendek).
Program perawatan harus dibuat dengan jangka waktu yang fleksibel, biasanya ditentukan
berdasarkan periode tahunan. Bila pengoperasian pabrik dapat berlangsung selama dua tahun atau
tiga tahun, maka rencana program untuk pekerjaan perawatan-perawatan yang besar (overhaul)
dapat diperpanjang periode waktunya.
Mingguan
Bulanan
Kwartalan
Tahuan, dst.
Jam operasi
Jumlah putaran operasi
Jarak tempuh
Catatan Historis
Catatan historis adalah suatu dokumen yang menginformasikan tentang semua pekerjaan
yang telah dilakukan pada peralatan.
Keberhasilan suatu sistem hanya dapat dievaluasi dari hasil yang telah dicapai, fakta-fakta
ini merupakan keputusan yang diambil untuk tindakan selanjutnya.
Informasi mengenai data perawatan dimasukkan dan disimpan pada kartu catatan historis.
Pencatatan mengenai kejadian-kejadian dalam perawatan harus dibuat menurut kondisi fasilitas
atau bagian yang dirawat. Dalam hal ini perlu ditentukan:
dan keterangan lainnya yang diperlukan. Contoh format kartu catatan historis dapat dilihat pada
gambar 4.
Informasi yang dicatat pada kartu catatan historis adalah:
Inspeksi, perbaikan, pelayanan dan penyetelan yang dilakukan.
Kerusakan dan kegagalan, akibatnya, penyebabnya, tindakan perbaikan yang dilakukan.
Pekerjaan yang dilakukan pada fasilitas, komponen-komponen yang diperbaiki atau
diganti.
Kondisi keausan, kebocoran, korosi dan lain-lain.
Pengukuran-pengukuran yang dilakukan, clearance, hasil pengujian dan inspeksi.
Waktu dan biaya yang dibutuhkan untuk perawatan atau perbaikan yang dilakukan.
BAB VI
PERAWATAN DI INDUSTRI
Tenaga kerja, material dan perawatan adalah bagian dari industri yang membutuhkan biaya
cukup besar. Setiap mesin akan membutuhkan perawatan dan perbaikan meskipun telah dirancang
dengan baik. Perbaikan sebaiknya dilakukan tanpa menganggu kegiatan produksi. Misalnya
perbaikan mesin dilakukan pada saat tidak digunakan atau dengan pertimbangan bahwa
pelaksanaan perbaikan tidak menganggu keseluruhan aktifitas produksi. Karena itu inspeksi pada
umumnya dilakukan pada saat mesin tidak beroperasi.
Departemen Perawatan
Departemen perawatan pada umumnya berada di bawah pengawasan manajer pabrik, yang
bertanggung jawab pula untuk program produksi.
Setiap pengawas pada departemen perawatan harus bertanggung jawab terhadap aktifitas
perawatan, inspeksi, perbaikan, overhaul dll. Pengawas adalah orang-orang yang berpengalaman
dan mampu menentukan kapan waktu untuk inspeksi, overhaul dan sebagainya.
Untuk mencapai keberhasilan program perawatan, banyak faktor penunjang yang perlu
diadakan pada departemen perawatan. Dalam kaitan ini, keberadaan engineering sangat diperlukan
untuk menyiapkan dan memberikan sistem pelayanan pada fungsi perawatan.
Pekerjaan perawatan ini mencakup perbaikan seluruh fasilitas pabrik agar dapat berfungsi
dalam kondisi kerja yang semaksimal mungkin. Jadi tugas departemen perawatan adalah
memberikan pelayanan teknik yang dibutuhkan untuk keselamatan pengoperasian pabrik.
Pada industri kecil, tugas perawatan dapat dilakukan oleh seorang operator yang
kemampuannya terbatas dalam menangani pekerjaan perawatan tertentu. Khusus untuk tugas
perawatan yang diluar kemampuannya dikerjakan oleh kontraktor.
Sedangkan untuk industri besar dan kompleks, perlu adanya departemen perawatan yang
didukung oleh sekelompok pekerja yang kemampuannya secara kolektif dapat menangani semua
pekerjaan perawatan di industri.
Cara Perawatan
Perawatan pada umumnya dilakukan dengan dua cara:
Perbaikan dilakukan pada mesin ketika mesinnya telah mengalami kerusakan. Kerusakan pada
mesin disebabkan antara lain karena:
1. Proses kerusakan komponen yang tidak dapat diperkirakan dan tidak dpat dicegah.
Dalam penanganan perawatan ini, perbaikan dilakukan ketida mesin sedang tidak berfungsi
dan departemen menyetuji adanya perbaikan mesin tersebut. Cara perawatan ini memakan biaya
yang lebih tinggi karena adanya biaya tambahan, membayar operator produksi yang menganggu,
kemungkinan membayar lembur bagi tenaga perawatan yang melakukan kerja perbaikan.
Perawatan ini merupakan perawatan yang tidak direncanakan.
B. Perawatan Preventif.
Perawatan dilakukan dengan jadwal yang teratur, sehingga kadang-kadang disebut sebagai
perawatan yang direncanakan atau perawatan yang dijadwal. Fungsi penting dari cara
perawatan jenis ini adalah menjaga kondisi operasional peralatan serta meningkatkan
kehandalannya. Tujuannya adalah menghilangkan penyebab-penyebab kerusakan sebelum
kerusakan terjadi. Perawatan yang terjadwal selalu lebih ekonomis daripada perawatan yang tidak
terjadwal.
Pekerjaan perawatan preventif ini dilakukan dengan mengadakan inspeksi, pelumasan dan
pengecekan peralatan seteliti mungkin. Frekuensi inspeksi ditetapkan menurut tingkat kepentingan
mesin, tingkat kerusakan dan kelemahan mesin. Inspeksi berkala ini sangat membantu pengecekan
untuk menemui penyebab-penyebab yang menimbulkan kerusakan, dan juga untuk mempermudah
usaha perbaikannya melalui tahapan-tahapannya.
Perawatan prefentif mempunyai tujuan sebagai berikut:
1. Untuk mencapai tingkat kesiapan industri yang maksimum dengan mencegah kerusakan dan
mengurangi periode waktu perbaikan menjadi seminimum mungkin.
2. Menjaga kondisi mesin sebaik mungkin untuk mempertahankan produk yang berkualitas
tinggi.
Pekerjaan inspeksi dibagi atas inspeksi bagian luar dan inspeksi bagian dalam. Inspeksi bagian
luar dapat ditujukan untuk mengamati dan mendeteksi kelainan-kelainan yang terjadi pada mesin
yang sedang beroperasi, misalnya: timbul suara yang tidak normal, getaran, panas, asap dan lain-
lain. Sedangkan inspeksi bagian dalam ditujukan untuk pemeriksaan elemen-elemen mesin yang
dipasang pada bagian dalam seperti: roda gigi, ring, paking, bantalan dan lain-lain.
Frekuensi inspeksi perlu ditentukan secara sangat hati-hati, karena terlalu kurangnya inspeksi
dapat menyebabkan mesin kerusakan yang sulit untuk diperbaiki dengan segera. Sedangkan terlalu
sering diadakan inspeksi dapat menyebabkan mesin kehilangan waktu produktivitasnya. Dengan
demikian frekuensi pelaksanaan inspeksi harus benar-benar ditentukan berdasarkan pengalaman,
dan jadwal program untuk inspeksi perlu dipertimbangkan dengan matang.
Frekuensi inspeksi untuk kelompok ini tidak terlalu berpengaruh terhadap jalannya produksi.
b. Pelumasan.
Komponen-komponen mesin yang bergesekan seperti roda gigi, bantalan dsb, harus diberi
pelumasan secara benar agar dapat bekerja dengan baik dan tahan lama. Dalam pemberian pelumas
yang benar perlu diperhatikan jenis pelumasnya, jumlah pelumas, bagian yang diberi pelumas dan
waktu pemberian pelumasnya ini.
Suatu jadwal program perawatan perlu disiapkan dan harus ditaati dengan baik. Program
perawatan harus dibuat secara lengkap dan teperinci menurut spesifikasi yang diperlukan, seperti
adanya jadwal harian, mingguan, bulanan, tiap tiga bulan, tiap setengah tahun, setiap tahun dan
sebagainya. Suatu contoh bagan untuk jadwal perawatan preventif bisa dilihat pada gambar 1.
Catatan-catatan yang perlu dibuat untuk membantu kelancaran pekerjaan perawatan ini adalah:
Catatan-catatan ini akan banyak membantu dalam menentukan perencanaan dan keputusan-
keputusan yang akan diambil.
Analisis yang dibuat berdasarkan catatan-catatan tersebut akan membantu dalam hal:
1. Melakukan pencegahan kerusakan daripada memperbaiki kerusakan yang terjadi.
2. Mengetahui tingkat kehandalan mesin.
3. Menentukan umur mesin.
4. Memperkirakan kerusakan mesin dan merencanakan untuk memperbaikinya sebelum
terjadi kerusakan.
5. Menentukan frekuensi pelaksanaan inspeksi.
6. Menentukan untuk pembelian mesin yang lebih baik dan cocok berdasarkan pengalaman
masa lalu.
e. Latihan Bagi Tenaga Perawatan.
Untuk berhasilnya program perawatan preventif dengan baik, perlu adanya latihan yang
mendasar bagi tenaga perawatan. Baik teknisi maupun pengawas harus terlatih dalam menjalankan
pekerjaan perawatan, inspeksi dan perbaikan-perbaikan dengan cara yang sistematis.
Sistem penyimpanan suku cadang memegang peranan penting yang berpengaruh terhadap
efisiensi waktu produksi. Namun demikian berdasarkan pertimbangan dan pengalaman, untuk
order dalam jumlah besar perlu ditentukan banyaknya suku cadang yang benar-benar dibutuhkan,
karena penyimpanan suku cadang yang terlalu banyak dapat menimbulkan biaya yang besar.
Banyaknya suku cadang yang dibutuhkan, ditentukan pula oleh faktor-faktor lain seperti sumber
penyalurnya, waktu pengantaran dan persediaan suku cadang di pasaran.
Berikut ini adalah beberapa keuntungan penting dari program perawatan preventif yang
dilaksanakan dengan baik.
Pekerjaan perawatan harus dilakukan berdasarkan pertimbangan dari berbagai faktor yang
aman dan menguntungkan. Berikut ini adalah suatu contoh prosedur yang dapat dipakai untuk
melakukan perawatan pada mesin.
Perawatan harian dapat dilakukan oleh operatornya sendiri. Sebelum mulai bekerja pada
mesin, terlebih dahulu operator melakukan pembersihan dan pelumasan terhadap mesin yang akan
dipakainya. Untuk pelaksanaan ini, industri mengeluarkan instruksi yang ditujukan kepada para
operator untuk melakukan perawatan mesin. Instruksi ini harus ditaati dengan sungguh-sungguh.
Sedangkan pelaksanaan perawatan periodiknya, bisa ditangani oleh tenaga perawatan yang
sudah dilatih secara khusus untuk tugas tersebut. Periode waktu perawatan ini perlu ditentukan
berdasarkan pengalaman terdahulu untuk mempercepat keterangannya. Dalam hal ini instruksi
pengoperasian mesin harus diikuti dengan benar oleh operator. Adanya kejadian yang tidak normal
atau kelainan-kelainan yang timbul pada mesin dengan segera dilaporkan kepada tenaga perawatan
agar gangguan dapat cepat diatasi. Tindakan perbaikan harus segera dilakukan, jangan sampai
menunda waktu.
BAB VII
PENINGKATAN JADWAL KERJA
PERAWATAN
Berikut ini adalah langkah-langkah yang dapat direalisasikan untuk kelayakan efisiensi
perawatan:
Pengembangan waktu standar yang benar-benar akurat biasanya terlalu sulit bahkan hampir
tidak mungkin, ini pernyataan yang keliru. Suatu metode penjadwalan yang telah dikembangkan
dapat diterapkan untuk menentukan standar waktu perawatan guna menghasilkan produk yang
relatif lebih cepat dan lebih mudah. Selama masih dalam penelitian, konsepsi dari waktu rata-rata
untuk penyelesaian suatu pekerjaan dalam rentang waktu tertentu dapat diterima. Faktor penentu
harus berdasarkan pada contoh yang cukup mewakili dari banyaknya waktu rata-rata yang
terpakai. Kalau hal ini dilakukan, maka peningkatan dari data tersebut dapat menunjukkan
ketelitian yang tinggi.
Dengan adanya penunjuk waktu, adalah suatu kebutuhan pokok yang diharapkan menjadi
pedoman dan sebagai jaminan dalam penyelesaian pekerjaan. Dalam prakteknya, bisa dinyatakan
sebagai bagian (persentase) dan merupakan ukuran pekerjaan yang dilaksanakan pada waktu yang
telah dijadwalkan. Misalkan, suatu pekerjaan yang dilaksanakan dalam enam hari seminggu
dengan sistem jadwal kerja tiga shift dapat mencapai 80%, sedangkan jika dilaksanakan dengan
sistem satu shift dapat mencapai 95% dari pekerjaan yang dilaksanakan.
Perawatan preventif, merupakan suatu metode yang efisien dalam penjadwalan pekerjaannya.
Pemantapan program perawatan preventif dapat mengurangi permasalahan dalam penjadwalan,
karena lebih mudahnya pekerjaan perawatan yang dapai diselesaikan.
Perawatan korektif, merupakan suatu fungsi dalam desain teknik yang menyelidiki tentang
bagaimana jalan keluarnya untuk meningkatkan sistem yang dapat diandalkan dengan
menyisihkan hubungannya yang lemah, dan mengupayakan bagaimana caranya memperpanjang
umur pakai suatu alat. Aktivitas ini adalah cara yang sangat membantu dalam mengurangi beban
kerja, terutama pada bagian-bagian yang sering membutuhkan perbaikan.
Sistem penjadwalan yang baik akan menunjang kelancaran dalam penyelesaian suatu
pekerjaan. Karena itu jadwal harus dibuat oleh orang yang cermat dalam mempertimbangkan
segala sesuatunya yang berkaitan, karena tugasnya adalah menyiapkan susunan pekerjaan,
menetapkan waktu dan saat penyelesaian, membuat rencana kerja dan sebagainya.
Dalam hal ini, perlu disusun semua pekerjaan yang akan dilakukan, kecuali pekerjaan yang
terjadi mendadak. Dengan demikian, secara umum tidak ada pekerjaan yang dilakukan tanpa
dibuat rencananya terlebih dahulu. Perencana yang dibuat adalah mengenai informasi seperti
nomor order pekerjaan, pemberian kode, nomor mesin, lokasi, waktu pelaksanaan dan semua
kontrol yang menunjukkan waktu. Untuk perbaikan yang dilakukan mendadak, foreman harus
dapat menentukan dengan cepat tentang apa yang perlu dikerjakan dan dapat dilakukan selama
mesin mengalami kemacetan. Material yang dibutuhkan untuk pekerjaan tersebut sedapat mungkin
disiapkan pada lokasi yang terpisah dari tempat kerja, tetapi memungkinkan persediaannya secara
cepat.
Sebagai sarana penunjang dalam pekerjaan perawatan perlu juga disediakan chart (bagan)
sebagai peta perencanaan aktivitas yang biasa digunakan untuk jangka panjang. Chart yang dipakai
ini dapat dipasang pada papan jadwal. Daftar pada papan jadwal secara visual harus mudah
diperiksa untuk menyediakan tenaga kerjanya. Hal ini juga untuk memberitahukan kepada
perencana proyek atau pengawas sehingga dapat memeriksa semua pekerjaan dengan cepat.
Chart Gantt
Banyak jenis chart yang digunakan di industri, semuanya bertujuan untuk menunjukkan
hubungan dari berbagai fungsi. Chart adalah termasuk suatu alat bantu peraga yang dapat
memberikan informasi melalui proses komunikasi.
Chart gantt adalah suatu peta perencanaan program kerja dalam bentuk grafik blok yang pada
mulanya diperkenalkan oleh seorang sarjana Amerika, Henry L. Gantt (1861-1919). Chart ini
dibuat dengan bentuk basis empat persegi panjang, semua aktivitas pekerjaan yang dirancang
diurutkan ke bawah secara terpisah di sebelah kiri garis vertikal. Sedangkan untuk penunjukan
waktunya diurutkan memanjang dari kiri ke kanan secara horisontal. Unit waktu menunjukkan
lamanya program kerja yang direncanakan, dan pada prakteknya biasa ditentukan berdasarkan
waktu harian atau mingguan.
Contoh 1. Ilustrasi dari penggunaan chart gantt untuk penjadwalan pekerjaan overhaul pabrik,
disusun sebagai berikut:
Semua aktivitas dari program kerja yang telah disusun dapat dilihat pada gambar 1.
Dari chart pada gambar 1, dapat diperoleh informasi seperti berikut:
Chart dapat berguna untuk memberi keterangan, namun dalam pemakaiannya tidak selalu mampu
menanggulangi segala persoalan yang timbul. Dalam chart ini tidak ditunjukkan secara jelas
adanya faktor yang saling ketergantungan dari berbagai aktivitas yang satu dengan lainnya. Untuk
membantu mengatasi keterbatasan tersebut, dapat memungkinkan diterapkan sistem berangkai
guna menghubungkan berbagai aktivitas yang saling berkaitan. Pemakaian cara yang lebih baik
ditunjukkan oleh contoh 2 (gambar 1).
Gambar 1. Penggunaan chart Gantt.
Pada contoh 2, banyaknya aktivitas, lamanya waktu, saat mulai dan selesainya sama seperti yang
diberikan contoh 1, tetapi kejadian dalam contoh 2 menggunakan sistem perangkai yang
diterapkan pada chart. Dengan adanya tambahan informasi tersebut, kini dapat lebih nyata dalam
aplikasinya.
Penyelesaian aktivitas G tidak ditentukan selama waktunya tidak melebihi masa penyelesaian
proyek, yaitu pada akhir minggu ke-15.
Aktivitas A, B dan C masing-masing berjalan secara langsung dan berurutan membentuk suatu
rangkaian aktivitas yang berkesinambungan dari saat mulai sampai selesainya tugas proyek.
Jadi jadwal yang ketat secara penuh harus diikuti oleh ketiga aktivitas yang sangat
dipentingkan, sehingga tidak terjadi pemisahan waktu. Hal ini dilakukan untuk mencegah
timbulnya perpanjangan waktu dalam penyelesaian proyek yang telah ditentukan. Dalam jaringan
kerja ini, A, B dan C dikategorikan sebagai aktivitas yang kritis, oleh karenanya perlu dibuat
jadwal kritisnya. Sedangkan pengaturan jadwal untuk aktivitas D, E, F dan G dapat dibuat lebih
leluasa selama masih dalam batas waktu luangnya.
Walaupun contoh 1 dan contoh 2 mempunyai kesamaan aktivitas dan alokasi waktu
penyelesaian, namun dengan adanya perangkaian pada chart (contoh 2) dapat lebih meningkatkan
kemampuan dalam perencanaan atau pengontrolan proyek.
Misalkan suatu proses terdiri dari lima unit utama yang saling berhubungan, harus dihentikan
untuk dilakukan perawatan, perbaikan dan modifikasi. Personil yang melakukan pekerjaan ini
ditugaskan dari pusat bagian perawatan, setiap personil hanya dapat melakukan tugas menurut
keahliannya masing-masing. Personil yang terlibat dalam pekerjaan ini adalah:
1 pekerja mekanik
1 pekerja listrik
1 pekerja instrumen
1 pekerja las
1 pekerja insulator panas
1 operator pembersihan kimia
Perkiraan alokasi waktu kerja (dalam hari) dari masing-masing elemen pekerjaan pada tiap unit,
dapat dilihat dalam tabel berikut:
Dalam penyelesaian pekerjaan, pada tiap akhir periode ditambah satu hari untuk pemeriksaan
semua unit secara serentak. Hal ini dilakukan untuk menjamin bahwa:
b. Setiap tugas (elemen pekerjaan), sekali dimulai dapat berlangsung terus tanpa terjadi
pemisahan, sehingga akan menghasilkan:
Prosedur dalam mengalokasikan seluruh pekerjaan perawatan ini adalah sebagai berikut:
a. Mengkalkulasi waktu kerja total yang dibutuhkan untuk overhaul pada tiap unit dengan cara
menjumlahkan waktu dari masing-masing elemen pekerjaannya.
Unit A : 2 + 2 + 4 + 3 + 2 = 13 hari kerja
Unit B : 2 + 6 + 4 + 4 = 16 hari kerja
Unit C : 2 + 4 + 5 + 3 = 14 hari kerja
Unit D : 3 + 3 + 3 + 2 = 11 hari kerja
Unit E : 1 + 1 + 3 = 5 hari kerja
c. Mempertimbangkan kedua hal tersebut di atas untuk menentukan berapa lama waktu yang akan
dibutuhkan.
Dalam perencanaan ini, waktu overhaul yang dibutuhkan pada unit B adalah 16 hari kerja.
Jumlah waktu kerja dari unit B ini adalah yang terbanyak, oleh karenanya diambil sebagai
dasar dalam menentukan banyaknya waktu yang diperlukan untuk menyelesaikan seluruh
pekerjaan. Seluruh pekerjaan yang telah diselesaikan perlu dilakukan pemeriksaan untuk
menjamin kesiapannya, dan untuk ini diperlukan waktu 1 hari. Dengan demikian waktu
minimum mutlak yang dibutuhkan untuk penyelesaian seluruh program perawatan tersebut
tidak boleh kurang dari 16 hari + 1 hari (untuk pemeriksaan), jadi = 17 hari.
d. Merencanakan setiap unit pekerjaan pada blok chart dengan skala yang tepat dan menganalisis
urutan pekerjaan yang akan dilakukan.
Sebagai langkah awal dapat direncanakan bahwa waktu minimum yang dibutuhkan untuk
menyelesaikan semua pekerjaan adalah 17 hari. Sebenarnya cara ini dilakukan untuk semua
elemen pekerjaan pada unit B yang kritis, dan semua elemen pekerjaan yang termasuk dalam
unit A, C, D dan E harus disesuaikan susunannya terhadap unit B. Untuk lebih jelasnya lihat
gambar 2a.
Kalau pekerjaan tersebut tidak mungkin diselesaikan dalam waktu 17 hari, maka jangka
waktunya harus ditambah sehingga mencapai optimum.
Gambar 2b adalah ilustrasi suatu program kerja yang lebih memadai dengan jumlah waktu
totalnya: 18 hari + 1 hari untuk pemeriksaan = 19 hari. Suatu cara pendekatan dalam penyusunan
program (gambar 2b) dapat dilakukan dengan mengatur beberapa elemen pekerjaan sedemikian
rupa tanpa merubah jumlah waktu yang telah ditentukan pada program dasar.
f. Dengan informasi yang dikutip dari program kerja, maka jadwal waktu untuk tiap jenis
pekerjaan dapat ditentukan susunannya (Gambar 2c).