Modul Mahasiswa Manajemen Keperawatan 2016

Unduh sebagai pdf atau txt
Unduh sebagai pdf atau txt
Anda di halaman 1dari 39

BLOK XXIV

MANAJEMEN KEPERAWATAN

Koordinator Blok:
Dr. Hajjul Kamil, SKp., M.Kep

Penyusun Modul:
Ns. Yuswardi, MNS
Dr. Hajjul Kamil, SKp., M.Kep
Ns. Andara Maurissa, MNS
Ns. Rachmah, M.Kep

Reviewer:
Ns. Noraliyatun Jannah, M.Kep
Ns. Yuswardi, MNS

FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS SYIAH KUALA
DARUSSALAM - BANDA ACEH
2015/2016
IDENTITAS PEMILIK

Pasfoto 3x4 cm

Nama : .................................................................................................

NIP/NIK : .................................................................................................

Tempat/tgl lahir : .................................................................................................

Alamat Rumah : .................................................................................................

.................................................................................................

Nomor Telp : .................................................................................................

Email ; .................................................................................................

Pemilik,

(______________________)
NIP/NIK

ii
KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Allah SWT, Shalawat dan Salam kepada junjungan Nabi
Muhammad SAW. Alhamdulillah Modul Blok Manajemen Keperawatan sebagai buku
pegangan bagi tutor telah selesai disusun. Modul ini berisikan proses pembelajaran untuk
tutor dan mahasiswa serta kompetensi mahasiswa yang diharapkan mampu mengetahui
dan memahami tentang konsep dan praktik manajemen keperawatan.
Modul ini diharapkan dapat memberikan acuan bagi tutor dalam melaksanakan
pembelajaran dengan sistem Student Centered Learning (SCL) yang diterapkan di
Fakultas Keperawatan Universitas Syiah Kuala, khususnya pada Blok Manajemen
Keperawatan. Selain itu, dengan penerapan Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) yang
telah dilaksanakan, semoga modul ini dapat memberikan pemahaman dalam proses
pendidikan dengan pendekatan metode pembelajaran yang berorientasi pada mahasiswa
sehingga dapat memfasilitasi mahasiswa dalam mencapai kompetensi yang diharapkan.
Proses penyusunan modul ini tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak, untuk itu
pada kesempatan ini tidak lupa penyusun menyampaikan terima kasih kepada:
1. Dekan Fakultas Keperawatan Universitas Syiah Kuala.
2. Seluruh dosen dan staf Fakultas Keperawatan Universitas Syiah Kuala.
3. Semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan modul ini.
Semoga modul ini dapat bermanfaat bagi tutor serta para pembaca. Kami
menyadari penyusunan modul ini masih jauh dari kesempurnaan, oleh sebab itu kritik dan
saran yang sifatnya membangun sangat kami harapkan.

Banda Aceh, Februari 2016

Penyusun

iii
DAFTAR ISI

Halaman

Cover.............................................................................................................. i

Identitas Pemilik.............................................................................................. ii

Kata Pengantar............................................................................................... iii

Daftar Isi ......................................................................................................... iv

BAB I Informasi Umum................................................................................ 1

BAB II Rancangan Pembelajaran................................................................. 3

BAB III Konsep Manajemen Keperawatan .................................................... 9

BAB IV Praktikum Manajemen Keperawatan................................................. 197

Daftar Pustaka .............. 240

iv
BAB I
INFORMASI UMUM

A. Nama Blok : Manajemen Keperawatan


B. Nama Modul : Konsep dan Praktikum Manajemen Keperawatan
C. Beban SKS : 4 SKS (3 SKS Konsep, 1 SKS Praktikum)
D. Tujuan Modul :
Setelah mempelajari modul ini, mahasiswa diharapkan mampu memahami
konsep kepemimpinan dan manajemen keperawatan, serta manajemen asuhan
keperawatan secara komprehensif dan sistematis.

E. Deskripsi Modul:
Dalam modul blok ini mahasiswa akan mempelajari tentang konsep
kepemimpinan, manajemen keperawatan dan manajemen asuhan keperawatan yang
meliputi konsep kepemimpinan dan pemimpin dalam keperawatan, peran dan fungsi
manajemen keperawatan yang terdiri dari planning, organizing, staffing, directing dan
controlling, serta manajemen asuhan keperawatan yang meliputi tugas dan tanggung
jawab perawat (kepala ruang, ketua tim/perawat primer dan perawat pelaksana)
pelaksanaan asuhan keperawatan (pengkajian sampai dengan evaluasi).
Dalam tahap praktikum mahasiswa akan mempelajari tentang beberapa tindakan
yang berkaitan dengan fungsi kepemimpinan dan manajemen keperawatan
diantaranya: penetapan jumlah tenaga keperawatan, mempraktekkan metode
penugasan tim beserta atribut pelaksanaannya seperti serah terima pasien antar
shift, dan pemecahan masalah untuk pengembangan keperawatan atau Problem
Solving for Better Health Nursing (PSBHN).

F. Metode Pembelajaran:
Metode pembelajaran akan dilaksanakan berdasarkan uraian masalah atau
Problem Based Learning (PBL) dengan menggunakan metode kuliah umum, 7 jumps,
Interactive Skill Station (ISS), Small Group Discussion, Self Directed Learning dan
praktikum di ruang tutorial atau laboratorium.

G. Kegiatan Mahasiswa
Pada awal pembelajaran dengan menggunakan modul ini, mahasiswa akan
diberikan kuliah pengantar (Introduction Lecturer) pada kelas besar oleh koordinator
blok yang pada intinya akan memberikan gambaran secara komprehensif kepada
pada mahasiswa tentang modul yang akan dipelajari, kompetensi, tujuan

1
pembelajaran yang diharapkan, serta metode pembelajaran yang digunakan.
Selanjutnya mahasiswa akan mengikuti pembelajaran sesuai dengan jadwal dan
metode pembelajaran yang telah direncanakan pada modul.
Selanjutnya, proses pembelajaran dilanjutkan melalui kegiatan praktikum di
ruang tutorial dan laboratorium agar pemahaman tentang konsep kepemimpinan dan
manajemen keperawatan dapat dicapai dengan lebih baik. Pada praktikum,
pembelajaran mahasiswa dimulai dengan kasus pemicu yang bertujuan untuk
menstimulasi kemampuan berfikir kritis dan melatih kemampuan mahasiswa dalam
menyelesaikan masalah pada lingkup manajemen keperawatan. Setiap langkah
prosedur praktikum telah diuraikan secara komplit dalam modul ini untuk melatih
kompetensi kognitif, afektif dan psikomotor mahasiswa secara utuh. Semua prosedur
ini akan didampingi oleh masing-masing tutor yang telah ditetapkan.

H. Kegiatan Tutor
1. Tutor diharapkan membaca, memahami dan menganalisa isi modul dengan baik.
2. Tutor diharapkan dapat memotivasi dan memfasilitasi mahasiswa agar lebih aktif
dalam proses pembelajaran.
3. Memahami sasaran belajar dan kompetensi yang diharapkan dengan baik pada
setiap kasus pemicu dengan berbagai metode pembelajaran.
4. Mengarahkan mahasiswa untuk berfikir kritis dalam menyelesaikan masalah
keperawatan sesuai dengan tahapan proses keperawatan dari kasus pemicu yang
diberikan.
5. Mengarahkan mahasiswa untuk menjaga ketertiban, menjaga inventaris ruang
belajar dan laboratorium.
6. Mengisi seluruh format evaluasi yang disiapkan untuk proses penilaian
pelaksanaan modul.
7. Apabila mengalami kesulitan dalam memahami isi modul ini, silahkan
menghubungi tim penyusun modul.

2
BAB II
RANCANGAN PEMBELAJARAN

A. PROFESSIONAL PROFIL
Setelah mengikuti proses pembelajaran pada tahap pendidikan akademik,
mahasiswa diharapkan mampu memahami dan mengaplikasikan konsep
kepemimpinan dan manajemen keperawatan pada unit-unit pelayanan perawatan di
rumah sakit dan institusi pelayanan kesehatan lainnya. Diharapkan nantinya
keterampilan ini dapat dipergunakan oleh mahasiswa pada tahap pendidikan profesi
dan setelah mereka menyelesaikan pendidikan Ners.

B. JADWAL PERKULIAHAN
Kompetensi
No Hari/Tanggal Waktu PT Metoda
Konsep
13.30-15.10 Kuliah Introduksi
Kamis 1
1
10.03.2016 15.00-17.35 1,2,3,5,9,14 The 7 Jumps (Step 1-5)
2
Senin The 7 Jumps (Step 6) Belajar
2 13.30-16.00 1,2,3,5,9,14 mandiri dan konsultasi tugas
14.03.2016
3 The 7th Jumps (Step 7)
Selasa 13.30-18.35 4 Presentasi 1
3 1,2,3,5,9,14
15.03.2016 5

Rabu 4,6,10,11 ISS (Pembagian TIK dan


4 13.30-16.00
16.03.2016 12,15,16,20 Belajar mandiri)
13.30-15.10 7 17, 18, 19 TCL kelas besar oleh:
Ardia Putra
Kami6 8 SELURUH TUTOR WAJIB
5
17.03.2016 HADIR
15.10-18.35 9 4,6,10,11 ISS (Konsultasi tugas dan
12,15,16,20 Transfer Knowledge)
TCL oleh: Hajjul Kamil
Senin 10
6 13.30-18.35 7, 8 SELURUH TUTOR WAJIB
21.03.2016 11
HADIR
12
Selasa 13 ISS
7 13.30-18.35 4,6,10 (Presentasi 1)
22.03.2016 14

15
Rabu ISS
8 13.30-18.35 16 11,12,15
23.03.2016 (Presentasi 2)
17

3
Kompetensi
No Hari/Tanggal Waktu PT Metoda
Konsep
18
Kamis 19 ISS
8 13.30-18.35 16,20
24.03.2016 20 (Presentasi 3)

TCL (masing2 tutor)


Senin 21 penggunaan metode penugasan tim
9 13.30 -16.35
04.04.2016 22 beserta tupoksi dari kepala ruang,
ketua tim dan perawat pelaksana
Selasa 23 TCL (masing2 tutor)
14 13.30 -16.50 perhitungan kebutuhan tenaga
05.04.2016 24 keperawatan

Rabu
15 13.30 -16.50 13 Kuliah Pakar
06.04.2016

Kamis
16 13.30 -16.50 Ujian Tulis dan Responsi
07.04.2016

C. METODE EVALUASI
1. Diskusi/Presentasi Individu : 10%
2. Ujian Responsi dan Pretest : 10%
3. Ujian Tulis/Final : 25%
4. Soft Skills : 10%
5. Lab Skills : 30%
a. Proses keperawatan : 10%
b. Tindakan : 30%
c. OSPE : 60%
6. Tugas Individu/kelompok : 10%
a. Individu : 60%
b. Kelompok : 40%
7. Absensi : 5%

D. TUTOR
1. Dr.Hajjul Kamil, SKp., M.Kep
2. Ners Ardia Putra, MNS
3. Ners Andara Maurissa, MNS
4. Ners Muhammad Yusuf, MPH
5. Ners Noraliyatun Jannah, M.Kep
6. Ners Putri Mayasari, MNS
7. Ners Yuswardi, MNS
8. Ners Rachmah, M.Kep

4
BAB III
KONSEP MANAJEMEN KEPERAWATAN

A. KONSEP KEPEMIMPINAN
1. Definisi Kepemimpinan
Kepemimpinan merupakan konsep yang luas dari manajemen. Meskipun
manajer dapat juga menjadi pemimpin, manajemen fokus pada prestasi dari
tujuan organisasi. Kepemimpinan dapat juga di definisikan keadaan dimana
seseorang berusaha untuk mempengaruhi tingkah laku seseorang maupun
kelompok, kebawah atau sejajar dalam sebuah organisasi tanpa memperhatikan
alasan apapun. Tujuan tersebut dapat menjadi tujuan individu dan tujuan bersama
dan tujuan tersebut bisa atau tidak menjadi bagian dari tujuan organisasi (Hersey

& Campbell, 2004, p. 12, dikutip dari Whitehead, Weis, & Tappen, 2010, p.4)

2. Definisi Pengikut
Followers (pengikut) dan pemimpin terpisah namun memiliki hubungan
peran timbal balik. Tanpa pengikut, seseorang tidak bisa menjadi Pemimpin,
sebaliknya, seseorang tidak bisa menjadi pengikut tanpa seorang pemimpin
(Lyons, 2002 dikutip dari Whitehead, Weis, & Tappen, 2010, p.4).

3. Teori Kepemimpinan
Berikut ini beberapa teori tentang kepemimpinan:
a. Trait theories
b. Behavioral Theories
Tabel 1. Comparison of Autocratic, Democratic, and Laissez-Faire
Leadership Styles

Autocratic Democratic Laissez-Faire

Moderate
Amount of freedom Little freedom Much freedom
freedom

Moderate
Amount of control High control Little control
control

Leader and By the group or


Decision making By the leader
group together by no one

Leader activity
High High Minimal
level

Assumption of Leader Shared Abdicated

5
responsibility

High quantity, Creative, high Variable, may be


Output of the group
good quality quality poor quality

Less efficient
Efficiency Very efficient than autocratic Inefficient
style

Sumber: Whitehead, D. K., Weis, S. A., & Tappen, R. M. (2010). Essentials of


leadership and management. 5th edition. Philadelphia, Davis Company.

c. Task versus Relationship


d. Motivating Theories
e. Emotional Intelligence
f. Situational theories
g. Transformational Leadership
h. Moral leadership

4. Kualifikasi Pemimpin Efektif


Pemimpin yang efektif harus memiliki integritas, keberanian, sikap, inisiatif,
energi, optimisme, ketekunan, keseimbangan, kemampuan untuk menangani

5. Perilaku Pemimpin Efektif


Kepemimpinan membutuhkan tindakan. Pemimpin yang efektif memilih
bertindak dengan hati-hati. Perilaku yang penting dalam kepemimpinan adalah
menetapkan tujuan yang spesifik, berpikir kritis, memecahkan masalah,
menghormati orang, berkomunikasi terampil, mengkomunikasikan visi untuk masa
depan, dan mengembangkan diri sendiri dan orang lain (Whitehead, Weis, &
Tappen, 2010, p.10).

6. Perbedaan Kepemimpinan dan Manajemen


Kepemimpinan di artikan oleh banyak orang sebagai salah satu fungsi dari
manajemen, sebagian lain menganggap bahwa kepemimpinan memerlukan
ketrampilan yang lebih komplek dibandingkan dengan manajemen dan
manajemen merupakan bagian dari peran kepemimpinan (Swansburg &
Swanburg, 2002, p.404).

6
Tabel 3. Differences Between Leadership and Management
Leadership Management

Based on influence and shared Based on authority


meaning

An informal role A formally designated role

An achieved position As assigned position

Part of every nurses responsibility Usually responsible for budgets, hiring,


and firing people

Requires initiative and independent Improved by the use of effective


thinking leadership skills

Sumber: Swansburg, R. C. & Swansburg, R. J. (2002). Introduction management


and leadership for nurse managers. 3rd Edition,
Canada, Jones and Bartlett Publisher

B. KONSEP MANAJEMEN KEPERAWATAN


Pelayanan keperawatan merupakan pelayanan utama dari pelayanan rumah
sakit. Hal ini terjadi karena pelayanan keperawatan diberikan selama 24 jam kepada
pasien yang membutuhkannya, berbeda dengan pelayanan medis dan pelayanan
kesehatan lainnya yang hanya membutuhkan waktu yang relatif singkat dalam
memberikan pelayanan kesehatan kepada kliennya.

1. Definisi Manajemen
Menurut Henri Fayol, manajemen adalah melaksanakan tugas manajerial,
meliputi: Planning, Organizing, Command, Coordinating, dan Controlling pekerjaan
sekelompok karyawan (Wren, 1972 dikutip dari Whitehead, Weis, & Tappen, 2010,
p.14, Marquis & Huston, 2006, p.22).

2. Prinsip Manajemen
Menurut Fayol (Sweansburg & Swansburg, 2002, p. 22), prinsip-prinsip
manajemen secara umum terdiri dari: division of working, authority and
responsibility, discipline, unity of command, unity of direction, subordination of
individual to generate interent, renumeration of personal, decentralization, scala of
hierarchy, order, stability of tunnure personal, equity, inisiative, dan esprit de
corps.

3. Teori Manajemen
Ada dua pendapat tetapi berlawanan dari cara berpikir dalam manajemen,
yaitu; manajemen ilmiah dan pendekatan berbasis hubungan manusia
(Whitehead, Weis, & Tappen, 2010, p.14).

7
a. Scientific Management
b. Human RelationsBased Management

4. Definisi Manajemen Keperawatan

Manajemen keperawatan adalah suatu proses bekerja melalui upaya


anggota staf keperawatan untuk memberikan pelayanan keperawatan,
pengobatan dan bantuan terhadap para pasien(Gillies, 1996).

5. Fungsi dan Proses Manajemen


Menurut Sullivan dan Decker (2005, p.56), fungsi manajemen keperawatan
terdiri dari planning, organizing, directing dan controlling
a. Planning
1) Contingency planning
2) Strategic planning
b. Organizing
c. Directing
d. Controlling

Gambar 1. Proses Manajemen

Sumber: Marquis, L. B., &


Huston, C. J. (2006).
Leadership roles and
management functions in nursing; Theory and application. 3rd edition, Philadelphia:
Lippincott Williams & Wilkins.

8
Input Process Output

Data
Collecting

Planning Organizing Staffing Directing Controlling

Gambar 2. Pendekatan Sistem Feedback Proses Manajemen

Sumber: Gillies, D. A. (1996), Nursing management : A system approach,


Third edition, Philadelphia: WB. Saunders Company.

6. Peran dan Fungsi Manejer Keperawatan


The American Organization Of Nurse Executives (1992, dikutip dari
Sullivan & Decker, 2005, p. 59), mendeskripsikan enam peran dan fungsi perawat
manager :
a. Perawat manajer bertanggung jawab penuh terhadap tindakan keperawatan
klinik dan pengiriman pasien ke unit perawatan tertentu.
b. Perawat manajer bertanggung jawabt dalam memanajemen manusia, fisik dan
sumber lain yang dibutuhkan dalam tindakan keperawatan dan perawatan
pasien.
c. Perawat manajer bertanggung jawab atas pengembangan fasilitas
keperawatan yang berlisensi atau tidak dan personil pelayanan kesehatan.
d. Perawat manajer bertanggung jawab untuk memastikan permohonan lembaga
profesional, pengaturan, dan standar pelayanan pemerintah.
e. Perawat manajer bertanggung jawab terhadap strategi perencanaan untuk
setiap bagian atau unit, dan mengorganisasikannya.
f. Perawat manajer memfasilitasi dukungan staf untuk rencana strategis dan
memodifikasi perencanaan yang dibutuhkan dalam perubahan lingkungan.

7. Level Manajemen
Secara umum ada tiga level manajemen yang di gunakan dalam keperawatan
(Sullivan & Decker, 2005, p.60):
a. First level management (nurse manager)
b. Middle level management (director)

9
c. Upper level management (executive)
d. Charge nurse
e. Staff nurse

10
Chief Nurse Upper Level
Executive Management

Maternal-child Medical-surgical Critical care Middle Level


director director director Management

Postanesthasia Emergency Surgical


Pediatric intensive
intenseve care operating room nurse departement nurse
care
manajer manajer manager
nurse
manager
First Level
Maternity care Medical nurse
Management
nurse manajer manajer

Cardiac
Neonatal Surgical nurse critical
intensive care manajer care nurse
Medical
nurse manager
intensive care
manager nurse
manager

Oncology
nurse
manager

Gambar 3. Levels of Management for an Inpatient Setting

Sumber: Sullivan E. J. & Decker, P. J. (2005), Effective leadership & management in nursing.
6th Edition. New Jersew, Pearson Prentice Hall.

11
8. Kualifikasi Manajer Efektif
Perawat manajer yang efektif dapat menciptakan suatu lingkungan dimana
perawat baru yang berkembang (Kovner, Brewer, Fairchild, et al, 2007 dikutip dari
Whitehead, Weis, & Tappen, 2010, p.15).

9. Prilaku Manajer Efektif


Mintzberg (1989 dikutip dari Whitehead, Weis dan Tappen, 2010, p.16)
membagi kegiatan seorang manajer menjadi tiga kategori: interpersonal, putusan,
dan informasi.

C. KONSEP PERAN DAN FUNGSI PERENCANAAN MANAJEMEN KEPERAWATAN


1. Definisi Perencanaan
Planning atau perencanaan dapat di artikan sebagai upaya memutuskan
apa yang akan dilakukan, siapa yang melakukan dan bagaimana, kapan dan
dimana hal tersebut dilakukan (Marquis & Huston, 2006, p.146).
2. Hirarki Perencanaan
Terdapat banyak tipe perencanaan dan sebagian besar organisasi
membuat rencana dalam bentuk piramida hirarki berikut ini:

Gambar. 4 Piramida Hirarkhi Perencanaan


Sumber: Marquis, L. B., & Huston, C. J. (2006). Leadership roles and
rd
management functions in nursing; Theory and application. 3 edition,
Philadelphia: Lippincott Williams & Wilkins.
3. Menangani Hambatan Dalam Perencanaan
4. Perencanaan Strategi Dalam Organisasi
5. Integrasi Peran Kepemimpinan dan Fungsi Manajemen Dalam Perencanaan

12
D. KONSEP PERUBAHAN BERENCANA
1. Defisini Berubah dan Perubahan Berencana
Ada tiga pendorong utama perubahan dalam pelayanan kesehatan
kontemporer adalah teknologi, ketersediaan informasi, dan pertumbuhan populasi
(Marquis & Huston, 2006, p.171).

2. Teori-teori berubah:
a. Lewins Force Field Model
b. Lippits Phases of Change
c. Havelocks model
d. Rogers diffusion of innovations

3. Proses berubah
Proses berubah mengikuti urutan yang sama seperti proses keperawatan,
meliputi pengkajian, perencanaan, implementasi, dan evaluasi (Sullivan & Decker,
2005, p.220).
4. Perawat Sebagai Change Agent
Change agent adalah seseorang yang yang membawa perubahan.
Seorang change agent merupakan bagian dari sistem perubahan (manajemen
bagian/unit) (Sullivan & Decker, 2005, p.217).

5. Strategi Perubahan Berencana


Terdapat tiga strategi umum yang efektif untuk perubahan. Strategi yang
tepat untuk setiap situasi tergantung pada kekuatan dari change agent dan jumlah
resistensi danri bawahan (Bennis, Benne, dan Chinn (1969) yang dikutip dari
(Marquis & Huston, 2006, p.177)
a. Rational-Emperical Strategies
b. Normative-Reeducative Strategis
c. Power-Coercive Strategies

6. Perubahan Berencana Sebagai Sebuah Proses Kolaborasi


Proses berubah sering berawal dari kelompok kecil yang bersama-sama
mendiskusikan ketidak puasan terhadap status quo lalu usaha perlawanan di
rancang dan di sosialisasikan kepada orang lain dalam organisasi.

7. Hambatan (Resistance) Menuju Perubahan


Karena perubahan menggangu keseimbangan kelompok, maka perubahan
selalu menghadapi hambatan (Sullivan & Decker, 2005, p. 216-223).

13
8. Sumber-Sumber Hambatan Menuju Perubahan
Hambatan terhadap perubahan berasal dari tiga sumber besar:
permasalahan teknis, kebutuhan psikososial, dan ancaman terhadap posisi
seseorang dan kekuasaan (Whitehead, Weis, & Tappen, 2010).

9. Mengidentifikasi hambatan
a. Lowering Resistance
b. Sharing Information
c. Disconfirming Currently Held Beliefs
d. Providing Psychological Safety
e. Dictating Change

10. Integrasi peran kepemimpinan dan fungsi manajemen dalam perubahan


berencana
Ketrampilan kepemimpinan dan manajemen jelas diperlukan untuk
keberhasilan perubahan berencana (Marquis & Huston, 2006, p.184).

E. KONSEP PERAN DAN FUNGSI PENGORGANISASIAN KEPERAWATAN


1. Definisi Organisasi dan Pengorganisasian
Organisasi adalah kumpulan orang yang bekerja bersama di bawah
struktur yang telah ditetapkan untuk mencapai hasil yang juga telah ditentukan,
yang bertujuan agar organisasi berkembang baik secara rasional dan ekonomi
(Sullivan & Decker, 2005, p.10).

2. Teori-Teori Organisasi:
a. Classical theory
b. Neoclassical theory
c. Systems theory
d. Contingency theory
e. Chaos theory

3. Komponen-Komponen Struktur Organisasi


Struktur organisasi merupakan gambaran dari sebuah organisasi, seorang
pengelola dapat memperoleh banyak informasi dari membaca grafik (Marquis &
Huston, 2006, p. 272-277).
a. Hubungan dan rantai komando
b. Rentang Kendali/Span Of Control

14
c. Managerial Levels

4. Tipe-Tipe Struktur Organisasi


a. Struktur Garis/Line structure
b. Ad Hoc Desain
c. Matrix Struktur
d. Layanan baris Organisasi Service Line Organization
e. Desain Datar Flat Design

5. Pengambilan Keputusan Dalam Hirarkhi Organisasi


Dalam sebuah organisasi berpusat pada pengambilan keputusan yang tepat,
beberapa pengelola pada garis hirarki di bagian atas menjadi pembuat keputusan
(Marquis & Huston, 2006, p. 281).

6. Integrasi Peran Kepemimpinan Dan Fungsi Manajemen Yang Berkaitan Dengan


Struktur Organisasi.
Manajer atau pemimpin yang terintegrasi perlu memandang struktur organisasi
sebagai peta jalan yang memberitahukan mereka kepada siapa mereka melakukan
komunikasi dan siapa yang memiliki kewenangan dalam organisasi; dengan cara ini,
pemimpin/manajer dapat mencapai tujuan secara efisien dan cepat (Marquis & Huston,
2006, p. 294).

F. KONSEP FUNGSI PENGORGANISASIAN PERAWATAN PASIEN


1. Model-Model Pengorganisasian Perawatan Pasien
Di tingkat unit atau departemen, manajer tingkat pertama dan menengah
mempunyai pengaruh paling kuat dalam mengelola proses manajemen (Marquis &
Huston, 2006).
a. Asuhan Keperawatan Total

Gambar 5: Sistem Pemberian Asuhan Keperawatan Total


Sumber: Marquis, L. B., & Huston, C. J. (2006). Leadership roles and management functions in nursing;
rd
Theory and application. 3 edition, Philadelphia:
Lippincott Williams & Wilkins.

b. Metode Fungsional
Gambar 6: Sistem Pemberian Asuhan Keperawatan Fungsional
Sumber: Marquis, L. B., & Huston, C. J. (2006). Leadership roles and management functions in nursing;
rd
Theory and application. 3 edition, Philadelphia:
Lippincott Williams & Wilkins.

c. Metode Perawatan Tim

Gambar 7: Struktur Organisasi Keperawatan Tim


Sumber: Marquis, L. B., & Huston, C. J. (2006). Leadership roles and management functions in nursing;
rd
Theory and application. 3 edition, Philadelphia:
Lippincott Williams & Wilkins.
d. Metode Keperawatan Primer/Utama (Primary Nursing)
Gambar 8: Sistem Pemberian Asuhan Keperawatan Primary Nursing
Sumber: Marquis, L. B., & Huston, C. J. (2006). Leadership roles and management functions in nursing;
rd
Theory and application. 3 edition, Philadelphia:
e. Metode Kasus

2. Manajemen Penyakit dan Manajemen Kasus


Peran lain yang semakin banyak diemban oleh manajer kasus adalah
mengkoordinasikan program penatalaksanaan penyakit (Huston, 2002, dikutip dari
Marquis & Huston, 2006, p. 339).

3. Penggunaan Model yang Optimal dalam Pengorganisasian Perawatan Pasien


Sebagian besar organisasi perawatan kesehatan menggunakan satu model atau
lebih untuk mengelola asuhan pasien (Marquis & Huston, 2006, p.340).

4. Perbedaan Praktek Keperawatan

5. Integrasi Peran Kepemimpinan Dan Fungsi Manajemen Dalam Pengorganisasian


Perawatan Pasien
Pengorganisasian adalah fungsi manajemen yang penting. Agar tujuan
organisasi tercapai, harus dilakukan pengaturan kerja. Kegiatan harus dikelompokkan
sehingga sumber daya manusia, material, dan waktu dapat digunakan sepenuh.
Kasus Pemicu 1 (The 7th jumps)
Kepala bidang keperawatan (Kabid. Keperawatan) RS X telah merekomendasikan pada direktur
rumah sakit sebagai top manager untuk memutasi dan mengganti beberapa kepala ruangan
(low managers) yang ada di RS tersebut. Hal ini dilakukan dalam rangka meningkatkan
efektivitas kerja staf keperawatan. Usulan mutasi ini dilakukan setelah melalui berbagai proses
pengawasan yang dilakukan selama 1 tahun.
Pada saat pelantikan kepala ruang (KARU) yang baru, direktur rumah sakit mengingatkan
seluruh KARU yang dilantik agar dapat bekerja keras dan berkolaborasi serta berkomunikasi
secara efektif baik intra maupun interdisciplinary. Untuk mencapai tujuan pelayanan kesehatan
yang optimal setiap karu dibebankan untuk menyusun visi, misi dan tujuan ruang rawat.
Karu yang baru juga diberikan kebebasan dalam menyusun struktur organisasi ruangan yang
baru namun tetap dalam rentang kendali dan komando organisasi. Selain itu, Kabid.
Keperawatan juga mengingatkan para KARU untuk meningkatkan kualitas pelayanan dengan
mengarahkan tentang tupoksi perawat sesuai dengan jabatannya masing-masing sekaligus
meningkatkan motivasi perawat. Pengendalian mutu pelayanan juga diperlukan melalui
pengawasan terhadap kinerja yang dilakukan perawat setiap bulannya. Untuk memaksimalkan
tugas-tugas yang telah dibebankan, para KARU diharapkan dapat meningkatkan partisipasi
perawat dalam mengambil keputusan serta mengembangkan sikap demokratis dan
mengeliminir gaya otoriter pada perawat.
Oleh karena itu, Kabid. Keperawatan menyarankan para KARU untuk mempelajari kembali
peran dan fungsi manajemen keperawatan yang harus dijalankan dalam pelayanan
keperawatan.
BAB I
INFORMASI UMUM

I. Nama Blok : Manajemen Keperawatan


J. Nama Modul : Praktikum Manajemen Keperawatan
K. Beban SKS : 1 SKS
L. Tujuan Modul :
Setelah mempelajari modul ini, mahasiswa diharapkan mampu
mengaplikasikan kepemimpinan dan manajemen keperawatan, serta manajemen
asuhan keperawatan dan manajemen pelayanan keperawatan secara komprehensif
dan sistematis.

M. Deskripsi Modul:
Dalam modul blok ini mahasiswa akan mempelajari tentang konsep
kepemimpinan, manajemen pelayanan keperawatan dan manajemen asuhan
keperawatan yang meliputi konsep kepemimpinan dan pemimpin dalam
keperawatan, peran dan fungsi manajemen keperawatan yang terdiri dari planning,
organizing, staffing, directing dan controlling, serta manajemen asuhan
keperawatan yang meliputi tugas dan tanggung jawab perawat (kepala ruang, ketua
tim/perawat primer dan perawat pelaksana) serta pelaksanaan asuhan
keperawatan (pengkajian sampai dengan evaluasi).

Dalam praktikum, mahasiswa akan mempelajari tentang manajemen asuhan


keperawatan dan manajemen pelayanan keperawatan, antara lain: role play
metode tim meliputi kegiatan pre dan post conference, handover, supervisi, dan
merumuskan fungsi manajemen keperawatan ke dalam setiap fungsi manajemen
sesuai kasus yang diberikan.

N. Metode Pembelajaran:
Metode pembelajaran akan dilaksanakan berdasarkan uraian masalah atau
Problem Based Learning (PBL) dengan menggunakan metode Role Play.

O. Kegiatan Mahasiswa
Pada awal pembelajaran dengan menggunakan modul ini, mahasiswa akan
diberikan kuliah pengantar (Introduction Lecturer) pada kelas besar oleh koordinator
blok yang pada intinya akan memberikan gambaran secara komprehensif kepada
pada mahasiswa tentang modul yang akan dipelajari, kompetensi, tujuan
pembelajaran yang diharapkan, serta metode pembelajaran yang digunakan.
Selanjutnya mahasiswa akan mengikuti pembelajaran sesuai dengan jadwal dan
metode pembelajaran yang telah direncanakan pada modul.
Selanjutnya, proses pembelajaran dilanjutkan melalui kegiatan praktikum di
ruang tutorial dan laboratorium agar pemahaman tentang konsep kepemimpinan
dan manajemen keperawatan dapat dicapai dengan lebih baik. Pada praktikum,
pembelajaran mahasiswa dimulai dengan kasus pemicu yang bertujuan untuk
menstimulasi kemampuan berfikir kritis dan melatih kemampuan mahasiswa dalam
menyelesaikan masalah pada lingkup manajemen keperawatan. Setiap langkah
prosedur praktikum telah diuraikan secara komplit dalam modul ini untuk melatih
kompetensi kognitif, afektif dan psikomotor mahasiswa secara utuh. Semua
prosedur ini akan didampingi oleh masing-masing tutor yang telah ditetapkan.

P. Kegiatan Tutor
1. Tutor diharapkan membaca, memahami dan menganalisa isi modul dengan baik.
2. Tutor diharapkan dapat memotivasi dan memfasilitasi mahasiswa agar lebih aktif
dalam proses pembelajaran.
3. Memahami sasaran belajar dan kompetensi yang diharapkan dengan baik pada
setiap kasus pemicu dengan berbagai metode pembelajaran.
4. Mengarahkan mahasiswa untuk berfikir kritis dalam menyelesaikan masalah
keperawatan sesuai dengan tahapan proses keperawatan dari kasus pemicu
yang diberikan.
5. Mengarahkan mahasiswa untuk menjaga ketertiban, menjaga inventaris ruang
belajar dan laboratorium.
6. Mengisi seluruh format evaluasi yang disiapkan untuk proses penilaian
pelaksanaan modul.
7. Apabila mengalami kesulitan dalam memahami isi modul ini, silahkan
menghubungi tim penyusun modul.
KASUS PRAKTIKUM MANAJEMEN

PROLOG
Ruang Rawat Inap Bedah RS X dikelola oleh 24 perawat, dengan rincian: 1 kepala
ruangan, 1 wakil kepala ruangan, 22 perawat yang terdiri dari ketua tim dan perawat
pelaksana. Hari ini, jadwal dinas perawat adalah: dinas pagi 8 perawat, dinas siang 4
perawat, dan dinas malam 4 perawat. Ruangan X memiliki 28 tempat tidur, 26 tempat
tidur terisi, sedangkan 2 tempat tidur lagi kosong pada hari ini (rincian terlampir).
Jumlah pasien rata-rata 27 orang/hari dengan tingkat ketergantungan minimal care 10
orang, parsial care 10 orang, dan total care 7 orang.

KASUS 1
Perintah praktikum:
1. Masing-masing kepala ruangan, ketua tim, dan perawat pelaksana melaksanakan
tugasnya dan melakukan roleplay!
2. Tugas masing-masing meliputi:
a. Kepala ruangan:
1. Membuat rencana harian kepala ruangan (sesuai format)
2. Menghitung rencana jumlah kebutuhan tenaga perawat di Ruang Rawat Inap
Bedah
3. Membagi tim
b. Ketua tim
1. Membuat rencana harian ketua tim (sesuai format)
2. Membuat asuhan keperawatan (pengkajian-diagnosa keperawatan-intervensi)
c. Perawat pelaksana
1. Membuat rencana harian perawat pelaksana (sesuai format)
2. Membuat asuhan keperawatan (implementasi-evaluasi)

PROLOG
Ruang Rawat Inap Bedah RS X dikelola oleh 24 perawat, dengan rincian: 1 kepala
ruangan, 1 wakil kepala ruangan, 22 perawat yang terdiri dari ketua tim dan perawat
pelaksana. Hari ini, jadwal dinas perawat adalah: dinas pagi 8 perawat, dinas siang 4
perawat, dan dinas malam 4 perawat. Ruangan X memiliki 28 tempat tidur, 26 tempat
tidur terisi, sedangkan 2 tempat tidur lagi kosong pada hari ini (rincian terlampir).
Jumlah pasien rata-rata 27 orang/hari dengan tingkat ketergantungan minimal care 10
orang, parsial care 10 orang, dan total care 7 orang.
KASUS 2:
Perintah praktikum:
Lakukan handover dari shift pagi ke shift sore berdasarkan kasus 1 (format terlampir)

PROLOG
Ruang Rawat Inap Bedah RS X dikelola oleh 24 perawat, dengan rincian: 1 kepala
ruangan, 1 wakil kepala ruangan, 22 perawat yang terdiri dari ketua tim dan perawat
pelaksana. Hari ini, jadwal dinas perawat adalah: dinas pagi 8 perawat, dinas siang 4
perawat, dan dinas malam 4 perawat. Ruangan X memiliki 28 tempat tidur, 26 tempat
tidur terisi, sedangkan 2 tempat tidur lagi kosong pada hari ini (rincian terlampir).
Jumlah pasien rata-rata 27 orang/hari dengan tingkat ketergantungan minimal care 10
orang, parsial care 10 orang, dan total care 7 orang.

KASUS 3:
Perintah praktikum:
a. Lakukan pre conference berdasarkan kasus (format terlampir)
b. Lakukan post conference berdasarkan kasus (format terlampir)

KASUS 4:
RS Z merupakan RS dengan visi pelayanan berbasis islami, saat ini RS Z
merencanakan akan membuka Ruang Rawat Inap baru. Sehubungan dengan rencana
tersebut, anda diminta untuk menyusun fungsi manajemen keperawatan untuk Ruang
Rawat Inap baru RS Z, meliputi:
a. Planning
b. Organizing
c. Staffing
d. Directing
e. Controling
Lampiran 1

RENCANA HARIAN KEPALA RUANGAN

WAKTU KEGIATAN
Lampiran 2

RENCANA HARIAN KETUA TIM

WAKTU KEGIATAN
Lampiran 3

RENCANA HARIAN PERAWAT PELAKSANA

WAKTU KEGIATAN
Lampiran 4

FORMAT LAPORAN KEPALA RUANGAN


(diisi oleh kepala ruang)

TINDAKAN
YANG TINDAKAN RENCANA
NAMA NO. TINGKAT DX. DESKRIPSI DX.
NO. UMUR RUANG SUDAH YANG BELUM TINDAK
PASIEN MR KETERGANTUNGAN MEDIS PASIEN KEPERAWATAN
DILAKUKAN DILAKSANAKAN LANJUT
DAN HASIL
1.

2.

3.

4.

5.

6.

7.
Lampiran 5

FORMAT ASUHAN KEPERAWATAN


(diisi oleh ketua tim dan perawat pelaksana)

Nama Pasien : No. Rekam


Medik :
Umur Pasien : Diagnosa
Medik :

DIAGNOSA
NO. PENGKAJIAN INTERVENSI IMPLEMENTASI EV
KEPERAWATAN
Lampiran 6

SOP HANDOVER
No Dokumentasi No Revisi Halaman

STANDAR Tanggal Berlaku Ditetapkan di : Banda Aceh, 23 Februari


MANAJEMEN 2016
KEPERAWATAN
Pengertian Handover adalah perpindahan atau transfer tanggungjawab dan
tanggunggugat tentang asuhan pasien dari perawat yang satu
ke perawat yang lain.
Tujuan a. Menyampaikan masalah, kondisi, dan keadaan klien (data
fokus)
b. Menyampaikan hal-hal yang sudah atau belum dilakukan
dalam asuhan keperawatan kepada klien
c. Menyampaikan hal-hal penting yang perlu segera
ditindaklanjuti oleh dinas berikutnya
d. Menyusun rencana kerja untuk dinas berikutnya

Persiapan Persiapan Anggota


a. Kedua kelompok shift dalam keadaan sudah siap
b. Shift yang akan menyerahkan dan mengoperkan
perlu mempersiapkan hal-hal apa yang
disampaikan

Persiapan Alat
a. Alat tulis
b. Rekam medik/catatan perawatan
c. Dokumen lain yang diperlukan
Prosedur Kerja a. Kepala ruangan/ketua tim/penanggung jawab shift
mengumpulkan seluruh ketua tim/penanggung jawab pasien
b. Kelompok Perawat yang akan bertugas menyiapkan buku
catatan
c. Kepala ruangan/ketua tim/penanggung jawab shift membuka
acara handover
d. Kepala ruangan/ketua tim/penanggung jawab shift
memimpin doa
e. Perawat yang bertanggung jawab/berdinas sebelumnya
menyampaikan kepada ketua tim/perawat yang bertugas
selanjutnya yang selanjutnya meliputi :
Kondisi atau keadaan klien secara umum
Tindak lanjut untuk dinas yang menerima operan
Rencana kerja untuk dinas yang menerima operan
f. Perawat yang akan berdinas melakukan klarifikasi
g. Hal-hal yang sifatnya khusus dan memerlukan perincian
yang matang sebaiknya dicatat secara khusus untuk
kemudian diserahterimakan kepada petugas berikutnya
h. Jika sudah jelas proses operan di nurse station, operan
dilanjutkan ke bed pasien untuk mengkonfirmasi
kebenaran dari data yang disampaikan oleh dinas
sebelumnya
i. Kembali lagi ke nurse station, jika ada yg ingin bertanya
dijawab dulu atau ada yang ingin menambahkan, lalu
kegiatan ditutup oleh kepala ruangan/ketua tim/penanggung
jawab shift
Lampiran 7

SOP PRE DAN POST CONFERENCE


No Dokumentasi No Revisi Halaman

STANDAR Tanggal Berlaku Ditetapkan di : Banda Aceh, 23 Februari


MANAJEMEN 2016
KEPERAWAT
AN
Pengertian Conference merupakan pertemuan tim yang dilakukan setiap
hari.
Pre Conference adalah komunikasi ketua tim dan perawat
pelaksana setelah selesai handover untuk rencana kegiatan
pada shift tersebut yang dipimpin oleh ketua tim atau
penanggung jawab tim.
Post Conference adalah komunikasi ketua tim dan perawat
pelaksana tentang hasil kegiatan sepanjang shift dan sebelum
handover kepada shift berikut. Isi post conference adalah hasil
Tujuan Tujuan
asuhan Pre Confrencepasien
keperawatan adalah:
dan hal penting untuk handover
a. Membantu
(tindak lanjut). untuk mengidentifikasi masalah-masalah pasien,
merencanakan asuhan dan merencanakan evaluasi hasil
b. Memberikan kesempatan untuk berdiskusi tentang keadaan
pasien

Tujuan Post Confrence adalah:


Untuk memberikan kesempatan mendiskusikan penyelesaian
masalah dan membandingkan masalah yang dijumpai

Prosedur Kerja a. Ketua tim atau Pj tim membuka acara


b. Berdoa
c. Ketua tim atau pj tim menanyakan aspek asuhan
keperawatan yang telah dilakukan oleh perawat dinas
sebelumnya terutama pada pasien/ masalah yang perlu
didiskusikan
d. Diskusi yang dipimpin oleh ketua tim atau PJ
e. Ketua tim atau pj tim menanyakan rencana harian masing-
masing perawat pelaksana
f. Ketua tim atau Pj tim memberikan masukan dan tindakan
lanjut terkait dengan asuhan yang diberikan saat itu.
g. Ketua tim atau Pj tim memberikan
reinforcement.
h. Ketua tim atau Pj tim menutup acara
DAFTAR PUSTAKA
Al-Assaf, A. F. (2009). Mutu pelayanan kesehatan; perspektif internasional, EGC, Jakarta

Arwani & Suprianto. H. (2005). Manajemen Keperawatan. Pengelolaan Tenaga Keperawatan.


Jakarta: EGC Kedokteran.

Azwar, A. (1996). Menuju pelayanan kesehatan yang lebih bermutu. Jakarta : Yayasan Penerbitan
Ikatan Dokter Indonesia.

AHRQ Quality Indicators (2007). Guide to Patient Safety Indicators, Department of Health and
Human Services Agency for Healthcare Research and Quality, March 2003Version 3.1
(March 12, 2007), http://www.qualityindicators.ahrq.gov

Australian Institute of Health and Welfare.(2009). Towards national indicators of safety and quality
in health care, Australian Institute of Health and Welfare.

Blickensderfer, L (1996). Nurses and physicians: creating a collaborative environment. Journal of


Intravenous Nursing, 19:127131.

Brown, L. D., Franco, L. M., Rafeh, N., Hatzell, T..(1992). Quality assurance of health care in
developing countries, 7200 Wisconsin Ave, USA.

Buttle, F.(1996). SERVQUAL: review, critique, research agenda, European Journal of Marketing,
Vol. 30 No. 1, 1996, pp. 8-32. MCB University Press.

Carpenter, J.(1995). Interprofessional education for medical and nursing students: Evaluation of a
programme. Medical Education, 29, 26572.

Cronin, J., & Taylor, S.(1992). Measuring service quality; A reexamination and extension, Journal
of Marketing, Vol. 56, No. 3, p: 55-68.

Dimitriadou, A., Lavdaniti, M., Theofanidis, D., Psychogiou, M., Minasidou. E., Konstadinidou, S.
A., & Sapountz, K.D.(2008). Interprofessional collaboration and collaboration among nursing
staff members in Northern Greece, International Journal of Caring Sciences, Vol 1: 140146

Dixon, G. D. (1998). Clinical supervision: a key to treatment success, available from:


www.scattc.org.

European Institute of Public Administration (2008). European Primer on Customer Satisfaction


Management. Mid-term Programme 2008-2009.

Evan, J., & Lindsay, W.(1999). The management and control of quality, 4th ed, St. Paul. MN; West.

Farington A. (1995). Models of clinical supervision, British Journal of Nursing 4(15):876-78.

Garvin, D. A. (1087). Competing and the eight dimensions of quality, Harvard business review 65;
101-109

Gillies, D.A. (1996). Nursing management, a system approach. Third Edition. Philadelphia: WB
Saunders.

Halim, A. & Tjahjono, H. (2000). Sistem pengendalian manajemen, Edisi Revisi, UPP AMP YKPN,
Yogyakarta

Hansen, D. R., & Mowen, M. M. (2002). Akuntansi Manajemen, Edisi II, Erlangga, Jakarta.

Harris, M. (1989). Quality assurance : A dministrative support . Maryland : Aspen Publication.

Hoffart, N. & Woods, C. Q. (1996). Elements of A Nursing Professional Practice Model. Journal of
Professional Nursing, Vol. 12, No. 6, 354-64.
Hojat, M., Nasca, T. J., Cohen, M.J., Fields, S.K., Rattner, S.L., & Griffiths, M. (2001). Attitudes
toward physician-nurse collaboration: a crosscultural study of male and female physicians
and nurses in the United States and Mexico. Nursing Research, 50: 123128

Hyrks, K. & Paunonen-Ilmonen, M .(2001). The effects of clinical supervision on the quality of
care: Examining the results of team supervision, Journal of Advanced Nursing, 33: 492-502.

Ilyas, Y. (1999). Kinerja: Teori penilaian, penelitian, Jakarta: FKM UI.

Institute Of Medicine. (1999). Measuring the quality of health care, Copyright by the National
Academy of Sciences. All rights reserved

Keliat, B., A. (2006). Modul Model Praktek Keperawatan Profesional, FK-UI Jakarta.

Kottler, P. (1997). Marketing management analysis, planning, implementation and control & edition.
New Jersey: Prentice Hall Inc

Kron, T. & Gray, A. (1987). The manajemen of patient care putting leadership skill to work, sixth
edition. Philadelphia : W.B Saunders Company.

Lockhart, W. K.. (2000). Collaboration between nurses and doctors in clinical practice. British
Journal of Nursing, 9:276280

Mainz, J. (2003). Defining and classifying clinical indicators for quality improvement, International
Journal for Quality in Health Care, Vol. 15, No. 6: 523530.

Marquis, L. B., & Huston, C. J. (2006). Leadership roles and management functions in nursing;
rd
Theory and application. 3 edition, Philadelphia: Lippincott Williams & Wilkins.

Masirfan. (2007). Etik dan Moral dalam Praktik Keperawatan atau Kebidanan,
http://masirfan.multiply.com/journal/item/15/. Dikutip tanggal 17 Juli 2009, Pukul 11. 15.

Meisenheimer, C.G. (1989). Quality Assurance for Home Health Care. Maryland: Aspen
Publication.

Milne D., & James. I. A. (2005). Clinical supervision: ten test of a model, Clinical Psychology Forum
151: 6-9.

Mowen, J. C., Licata, J. W., & McPhail, J. (1993). Waiting in the emergency room: How to improve
patient satisfaction. Journal of Health Care Marketing, 13(2). 26-33.

Mulyadi. (1998). Total Quality Management, Edisi I, Aditya Media, Yogyakarta.

------- & Johny. (1999). Sistem Perencanaan dan Pengendalian Manajemen: Sistem Pelipat Ganda
Kinerja Perusahaan, Edisi I, Aditya Media, Yogyakarta.

Mularso. (2006). Supervisi keperawatan di RS Dr.A. Aziz Singkawang: Studi kasus, Tesis: Prog.S2
MMR UGM.

Netisemoto & Alek, S. (1996). Manajemen Personalia : Manajemen Sumber Daya Manusia, (Edisi
III). Jakarta : Ghalia Indonesia.

Nursalam. (2007). Manajemen keperawatan aplikasi dalam praktik keperawatan profesional.


Jakarta: Salemba Medika,

Oliver, R. L. (1997). Satisfaction: A behavioral perspective on the consumer, McGraw-Hill; New


York.

Page S., & Wosket V. (1995). Clinical Supervision for Nurses and Allied Health Professionals: the
4S Model, Routledge & New York, Available from: www.northwestsolutions.co.uk.
Parasuraman, A., Zeithaml, V., & Berry, L. (1988). SERVQUAL; A multiple item scale for
measuring consumer perception of service quality, Journal of Retailing 61 No. 1, 12-40.

Pohan, I. S. (2007). Jaminan mutu layanan kesehatan; dasar-dasar pengertian dan penerapan,
EGC, Jakarta.

Potter, P.A. & Perry, A. G. (1994). Fundamental of nursing, concepts, proccess and practise. St.
Louis: Mosby Year Book Inc.

Raposo, M. L., Alves, H. M., & Duarte, P. A. (2008). Dimensions of service quality and satisfaction
in healthcare: A patients satisfaction index. Springer-Verlag 2008

Rivai, V. (2008). Kepemimpinan dan perilaku Organisasi, Jakarta : PT Rajagrafindo persada.

Robbins, S., P. (1996). Prilaku Organisasi. New Jersey : A Simon & Schusterm Company.

Shortell, S.M. & Kaluzny, A.D. (1994). Health care management. organization design and behavior.
Third Edition. Canada : Delmar Publishers.

Shortell, S.M., Bennett, C.L. & Byck, G.R. (1998). Assessing the impact of continuous quality
improvement on clinical practice: What it will take to accelerate progress.
http//www.shortell_SM.QI, diperoleh tanggal 30 September 2006.

Sitorus, R. (1996). Kepemimpinan dalam Keperawatan. Jakarta: Bumi Aksara.

Sower, V., Duffy, J., Kilbourne, W., Kohers, G., & Jones, P. (2001). The dimensions of quality for
hospitals; Development and use of the KQCAH Scale, Health Care Manage Rev. 26. 4759.
th
Stuart, G. W., & Laraia, M. T. (1998). Principles and practice of psychiatric nursing, 6 Edition, St.
Louis; Mosby year book.
th
Sullivan, E. J. & Decker, P. J. (2005). Effective leadership & management in nursing. 6 Edition.
New Jersew, Pearson Prentice Hall.

Suyanto. (2009). Mengenal kepemimpinan dan manajemen keperawatan di rumah sakit.


Jogjakarta: Mitra Cendikia.

Swansburg, R. C. & Swansburg, R. J. (2002). Introduction management and leadership for nurse
rd
managers. 3 Edition, Canada, Jones and Bartlett Publisher.

The New England Journal of Medicine. (1996). Measuring quality of care, Copyright 1996
Massachusetts Medical Society.

Tjong, A. E. S. (2004). Perubahan paradigma ke arah budaya melayani dalam pelayanan prima di
RS. Jurnal Manajemen & Administrasi Rumah Sakit Indonesia, 5, 7-14.

Whitehead, D. K., Weis, S. A., & Tappen, R. M. (2010). Essentials of leadership and management.
th
5 edition. Philadelphia, Davis Company.

WHO (1997). Nursing care of the sick: a guide for nurses working in small rural hospitals. Western
Pacific Education in Action Series No. 12.

Wilson, V., & Pirrie, A. (2000). Multidisciplinary Teamworking; Beyond the Barriers? A Review of
the Issues, Copyright 2000 The Scottish Council for Research in Education.

Woke, M. M. (1990). Nursing care delivery system: status and vision, Journal of nursing
administration 20: 34-40.

Woodside, A., Frey, L., & Daly, R. (1989). Linking service quality; Customer satisfaction and
behavioral intention, J Health Care mark 9:5-17.

Anda mungkin juga menyukai