Reklamasi
Reklamasi
Reklamasi
Abstrak. Purnomo DW, Magandhi M, Helmanto H, Witono JR. 2015.Jenis-jenis tumbuhan reklamasi potensialuntuk fitoremediasi di
kawasan bekas tambang emas. Pros Sem Nas Masy Biodiv Indon 1: 496-500. Penurunan kualitas lingkungan akibat aktivitas tambang
emas selalu terkait dengan polusi unsur logam berat dan kerusakan tanah. PT Newmont Minahasa Raya (PT NMR) telah mereklamasi
lahan eks tambang emas sejak 1996 dan dinilai berhasil oleh pemerintah. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui jenis-jenis
tumbuhan reklamasi terkait sifat dan karakter habitatnya yang potensial sebagai fitoremediasi di kawasan bekas tambang emas PT
NMR. Pengamatan dilakukan dengan membuat plot di lokasi-lokasi yang terkena dampak polusi, yaitu Kolam ex PLS, RLS dan SWP,
dan Kolam Sediment Pond. Pada tiap plot 2m x 2m diamati jenis tumbuhan dan kondisi lingkungannya, kemudian sampel tumbuhan
diambil untuk dianalisis kandungan unsur arsenik (As) dan merkuri (Hg). Hasil pengamatan menunjukkan bahwa jenis paku laut
(Acrostichum speciosum) (INP=25,53%), paku sepat (Nephrolepis falcata) (INP=22,60%), dan paku pedang (Nephrolepis exaltata)
(INP=22,09%) merupakan 3 jenis dominan di lokasi. Sementara kandungan As dan Hg tertinggi terdapat pada teki badot (Cyperus
kyllingia) (As=1,93ppm; Hg=126ppb), Pteris biaurita (As=1,07ppm; Hg=96ppb), dan jotang hurna (Spilanthes ocymifolia) (As=0,30;
Hg=126ppb). Pemilihan jenis fitoremediasi untuk As dan Hg pada area yang dikelola secara intensif dianjurkan untuk menggunakan
Pteris biaurita, teki badot, dan jotang hurna, sedangkan untuk wilayah yang dibiarkan secara alami dianjurkan untuk menggunakan paku
laut, paku sepat, dan paku pedang.
Kata kunci: As, fitoremediasi, Hg, kualitas lingkungan, reklamasi, tambang emas
Abstract. Purnomo DW, Magandhi M, Helmanto H, Witono JR. 2015. Kinds of reclamation plants potential for phytoremediation at ex-
gold mining area. Pros Sem Nas Masy Biodiv Indon 1: 496-500. Environmental degradation caused by gold mining activities are always
related to heavy metal pollution and land degradation. PT Newmont Minahasa Raya (NMR) had been reclaiming former gold mine since
1996 and were considered successful by the government. This study was aimed to determine kinds of the reclamation plants including
its habitat type and character that potential for phytoremediation in the gold mining area of PT NMR. Observations were carried out by
establishing plots in locations contaminated by pollution, ie Pond ex PLS, RLS and SWP, and Sediment Pond. In each plot 2mx2m,
there were identified of plant species and environmental conditions, and plant samples were taken for analysis material content of
arsenic (As) and mercury (Hg). The results showed that the species of paku laut (Acrostichum speciosum) (Important Value /IV =
25.53%), paku sepat (Nephrolepis falcata) (IV = 22.60%), and paku pedang (Nephrolepis exaltata) (IV = 22.09%) were three dominant
species at the site. While the high material content of As and Hg were teki badot (Cyperus kyllingia) (As = 1,93ppm; Hg = 126ppb),
Pteris biaurita (As = 1,07ppm; Hg = 96ppb), and jotang hurna (Spilanthes ocymifolia) (As = 0.30; Hg = 126ppb). Selection of the
species of phytoremediation for As and Hg in the intensively managed areas were encouraged to use Pteris biaurita, teki badot, and
jotang hurna, whereas for the natural area was recommended to use paku laut, paku sepat, and paku pedang.
PENDAHULUAN berat yang bersifat toksik, contoh pada kasus Buyat yang
melepas logam berat Merkuri (Hg) ke sungai (Kompas
Sekitar 70% kerusakan lingkungan hidup terjadi akibat 2004). Tailling dari penambangan emas mengandung
aktivitas pertambangan mineral dan batu bara (Messwati beberapa jenis logam berat, seperti arsenik, cadmium,
2012). Operasional tambang sistem terbuka (open pit merkuri dan timbal pada level yang tinggi (Pearce 2000;
mining) telah menyebabkan hilangnya hutan primer Arets et al. 2006). Selain itu, lahan-lahan bekas
sehingga menjadi pemicu terjadinya perubahan iklim pertambangan jika tidak direhabilitasi akan menjadi
(Barrow, 1991). Salah satu bentuk pencemaran akibat kubangan raksasa, hamparan tanah yang gersang yang
tambang adalah tailling yang menghasilkan residu logam bersifat asam atau alkali.
PURNOMO et al. - Jenis-jenis tumbuhan reklamasi potensialuntuk fitoremediasi di kawasan bekas tambang emas 497
Kerusakan lingkungan tersebut terjadi karena sistem Tenggara dan berjarak sekitar 115 Km dari Kota Manado
operasional yang tidak ramah lingkungan dan upaya dan 35 Km dari Ratahan jika ditempuh dengan perjalanan
reklamasi yang tidak tepat. Permen ESDM No.18 Tahun darat. Lokasi ini berada pada posisi geografis antara
2008 tentang Reklamasi dan Penutupan Tambang 1243930LS - 1244028LS dan 05235BT -
menyebutkan bahwa setiap usaha reklamasi tambang harus 05355BT. Terdapat dua lokasi pengambilan data, yaitu
memenuhi prinsip-prinsip lingkungan hidup, keselamatan Lokasi 1 Kolam Eks PLS, RLS, dan SWP dan Lokasi 2
dan kesehatan kerja, serta konservasi bahan galian. PT. Kolam Sediment Pond (Gambar 1).
Newmont Minahasa Raya (PT. NMR) adalah perusahaan
pertambangan emas yang mulai menjalankan aktivitasnya Cara kerja
pada tahun 1984 dan mengakhiri operasi tambang pada Berdasarkan kondisi bentang alam dan segmen
tahun 2004. Kawasan eks tambang PT. NMR sekitar 221 peruntukan lahan pada saat operasional tambang, kawasan
Ha yang terletak di Resort Pemangkuan Hutan Ratatotok eks tambang PT. NMR terdiri atas 15 blok pengelolaan
telah direhabilitasi selama tahun 1996-2010 dan kini (Sembel et al. 2013). Area yang terkena dampak paling
dipenuhi oleh beragam jenis tegakan yang membentuk besar akibat kontaminasi unsur logam berat berada di area
ekosistem hutan sekunder. Upaya reklamasi PT. NMR pembuangan limbah, yaitu kolam Ex Pregnant Liquid
dinilai berhasil oleh Kementerian Kehutanan berdasarkan Solution (PLS), Recycled Liquid Solution (RLS), dan Storm
beberapa kriteria termasuk kondisi tanah dan air yang baik. Water Pond (SWP) dan kolam Sediment Pond (Witono et
Pembebasan kondisi kimia tanah dari unsur logam berat al. 2014). Pada saat dilakukan pengamatan pendahuluan,
tidak lepas dari teknologi fitoremediasi melalui berbagai beberapa area genangan air tersebut menjadi titik-titik
jenis tanaman reklamasi. outlet utama untuk jalur drainase maupun aliran air
Fitoremediasi adalah salah satu teknologi yang permukaan yang terjadi secara alami. Oleh karena itu,
menggunakan tumbuhan untuk menghilangkan polutan dari polutan akan mengendap dan terakumulasi pada lokasi-
tanah dan air yang terkontaminasi (Pivetz 2001; Juhaeti et lokasi tersebut. Pengamatan dilakukan pada kedua lokasi
al. 2005). Keunggulan sistem fitoremediasi adalah ramah tersebut dengan melihat kondisi fisik dan vegetasinya. Plot
lingkungan, murah dan dapat dilakukan secara in situ 2 m x 2 m ditempatkan di sepanjang tepi kolam dengan
(Purwantari 2007). Teknologi fitoremediasi merupakan jarak antarplot 10m.
perbaikan metode konvensional yang hanya memindahkan Semua jenis tumbuhan memiliki kemampuan remediasi,
polutan dari satu tempat ke tempat lain. Terdapat beberapa namun hanya jenis-jenis tertentu yang mampu menyerap
mekanisme fitoremediasi, di antaranya adalah fitoekstraksi unsur logam berat dalam jumlah yang banyak secara
dan fitotransformasi (Vidali 2001). Fitoekstrasi adalah kontinyu. Pemilihan jenis fitoremediasi diarahkan untuk
proses tumbuhan dalam mengakumulasi polutan ke dalam jenis tumbuhan pionir yang memiliki sifat hiperakumulator,
akar dan bagian atas tanaman yang akan terjadi bila yaitu adaptasi cepat, mampu menyerap unsur logam berat
kontaminan seperti logam berat dalam bentuk tersedia. yang tinggi dalam waktu yang cepat (Juhaeti et al. 2005;
Fitotransformasi adalah proses penghancuran polutan oleh Arets et al. 2006). Kemampuan serapan polutan yang tinggi
enzim yang dihasilkan tumbuhan. dan cepat dapat diindikasikan dengan kerapatan dan
Keberhasilan sistem fitoremediasi ditentuan oleh jenis frekuensi jenis yang tinggi.
tumbuhan, iklim, dan kondisi tailling (Sarma 2011;
Purwantari 2007). Setiap suku, marga atau bahkan jenis Analisis data
memiliki kemampuan yang berbeda dalam menyerap unsur Analisis kandungan unsur logam berat berupa arsenik
logam berat dalam tanah atau air. Jenis tanaman sebaiknya (As) dan merkuri (Hg) dilakukan di Laboratorium Kimia
tanaman yang cepat tumbuh, mempunyai kemampuan Tanah Balai Penelitian Tanah Kementerian Pertanian.
mengikat nitrogen udara, sehingga diharapkan tanaman Laboratorium ini telah terakreditasi sebagai laboratorium
mampu menyediakan unsur nitrogen sendiri untuk penguji berdasarkan SNI 19-17025-2000 yang dikeluarkan
pertumbuhannya. Selain itu, kemampuan tumbuhan untuk oleh Komite Akreditasi Nasional (KAN) Badan
beradaptasi terhadap kondisi habitat sangat penting dalam Standarisasi Nasional. Unsur As dan Hg menjadi bahan
menunjang fungsi remediasi lingkungan yang tercemar. kimia bersifat toksik yang digunakan dalam operasional
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui jenis-jenis tambang PT. NMR (Kojansow 2014, komunikasi pribadi).
tumbuhan reklamasi terkait sifat dan karakter habitatnya Analisis fisik tanah dilakukan pada beberapa aspek,
yang potensial sebagai fitoremediasi di kawasan bekas meliputi kedalaman, warna, dan tekstur. Sedangkan kajian
tambang emas PT NMR. Hasil dari kajian ini dapat kimia tanah dilakukan dengan penilaian tingkat kesuburan
digunakan sebagai bahan pertimbangan manajemen untuk melalui interpretasi sifat dan karakteristik tanah meliputi
menentukan teknik pemeliharaan jenis dan lokasi nilai pH, C-organik, Kapasitas Tukar Kation (KTK), dan
habitatnya secara tepat. Kejenuhan Basa (KB). Sedangkan tingkat kualitas tanah
dilakukan dengan analisis kandungan logam berat seperti
arsenik (As) dan merkuri (Hg).
BAHAN DAN METODE
Area kajian
Lokasi penelitian berada di kawasan eks Tambang PT.
NMR Kecamatan Ratatotok, Kabupaten Minahasa
498 PROS SEM NAS MASY BIODIV INDON 1 (3): 496-500, Juni 2015
Gambar 1. Lokasi penelitian (Lokasi 1 Kolam Ex. PLS, RLS, dan SWP dan Lokasi 2 Kolam Sediment Pond) di Kawasan Eks Tambang
PT. NMR di Kecamatan Ratatotok, Kabupaten Minahasa Tenggara.
Tabel 1. Hasil analisis sifat fisik dan kimia tanah pada kawasan lokasi penelitian
HASIL DAN PEMBAHASAN kadar As dalam tanah di atas ambang baku mutu yakni 1 ppm.
Kondisi tanah yang relatif subur sangat mendukung
Kondisi lahan pertumbuhan vegetasi di atasnya. Tutupan vegetasi pada
Berdasarkan hasil analisis sifat fisiknya, tanah di kedua lapisan atas didominasi oleh jenis-jenis tumbuhan
lokasi penelitian dapat dikelompokkan menjadi tanah reklamasi, yaitu mahoni (Swietenia macrophylla), gamal
lempung liat berpasir (L>30%) dan warna cokelat/merah (Gliricidia maculata), lamtoro (Leucena leucochepala),
terang (Tabel 1). Sementara analisis kesuburan tanah sengon buto (Enterolobium cyclocarpum), sirihan (Piper
menunjukkan bahwa kesuburan alami yang tinggi karena aduncum), tutup (Melanolepis munglandulosa), jati
memiliki nilai KTK>16 meq/100g. Pada umumnya, nilai (Tectona grandis), kenari (Canarium hirsutum), nyatoh
kemasaman (pH) tanah berada pada nilai sekitar netral. (Palaquium obovatum), tapen (Mallotus floribundus), dan
Hasil analisis kandungan logam berat menunjukkan bahwa kaliandra (Calliandra tortuosa). Sementara pada lapisan
kandungan arsenik (As) dan merkuri (Hg) umumnya bawah terdiri atas beberapa jenis anakan pohon, jenis paku-
berada di bawah batas angka baku mutu (0,5 ppm dan 5 pakuan dan rerumputan yang pada mulanya ditanam
ppb). Blok Lokasi 1 pada kedalaman 39-60 cm memiliki kemudian dibiarkan tumbuh secara alami.
PURNOMO et al. - Jenis-jenis tumbuhan reklamasi potensialuntuk fitoremediasi di kawasan bekas tambang emas 499
Tabel 2. Jenis-jenis tumbuhan potensial fitoremediasi di kawasan eks tambang PT. NMR
Kerapatan As Hg
Nama ilmiah Nama umum Suku Frekuensi INP (%)
(ind/m2) (ppm) (ppb)
Acrostichum speciosum Willd. Paku laut Pteridaceae 1,38 0,67 25,53 0,88 40,00
Nephrolepis falcata (Cav.) C. Chr. Paku sepat Nephrolepidaceae 0,96 0,83 22,60 0,11 20,00
Nephrolepis exaltata (L.) Schott Paku pedang Nephrolepidaceae 0,92 0,83 22,09 0,25 17,00
Marattia sp. - Marattiaceae 0,46 0,67 14,31 0,32 90,00
Cyclogramma auriculata (J. Sm.) Ching - Thelypteridaceae 0,38 0,67 13,29 0,76 98,00
Pteris biaurita L. - Pteridaceae 0,54 0,33 10,98 1,07 96,00
Acrostichum aureum L. Paku laut Pteridaceae 0,50 0,33 10,47 0,14 22,00
Cyperus kyllingia Endl. Teki badot Cyperaceae 0,50 0,33 10,47 1,93 126,0
0
Davallia denticulata (Burm. f.) Mett. ex Kuhn Paku tertutup, Davalliaceae 0,13 0,50 8,05 0,54 29,00
Sakat laipang
Sphaerostephanos unitus (L.) Holttum - Thelypteridaceae 0,13 0,50 8,05 0,40 86,00
Asplenium nidus L. Paku sarang Aspleniaceae 0,38 0,17 6,77 0,78 66,00
burung
Emilia sonchifolia (L.) DC. ex DC. Patah kemudi, Compositae 0,38 0,17 6,77 0,28 5,00
Temu wiyang
Spilanthes ocymifolia (Lam.) A.H.Moore Jotang hurna Compositae 0,33 0,17 6,26 0,30 126,0
0
Verbesina encelioides var. exauriculata Daun sipat Compositae 0,29 0,17 5,75 0,20 44,00
B.L.Rob. ex B.L.Rob. & Greenm.
Blechnum orientale L. Pakis gergaji Blechnaceae 0,21 0,17 4,72 0,49 27,00
Angiopteris Sp Paku gajah Marattiaceae 0,21 0,17 4,72 0,14 29,00
yang sering digunakan untuk pengujian kontaminasi Hg Kachenko AG, Singh B, Bhatia NP. 2007. Heavy metal tolerance in
common fern species. Australia J Bot 300: 207-219.
(Muddarisna et al. 2013). KLH. 2004. Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor: 202
Setiap jenis tumbuhan memiliki respons berbeda Tahun 2004 Tentang Baku Mutu Air Limbah Bagi Usaha dan Atau
terhadap jenis polutan logam berat. Oleh karena itu Kegiatan Pertambangan Bijih Emas dan Atau Tembaga.
diperlukan strategi yang tepat untuk memilih jenis Kompas. 2004. Newmont Akui Membuang Puluhan Ton Merkuri.
Kompas on line 24 Desember 2004.
fitoremediasi agar mampu memberikan manfaat yang Latief AAA, Karim ATA, Ahmad AS, Ridzuan MB, Hung YT. 2012.
signifikan. Pemilihan jenis fitoremediasi untuk As dan Hg Phytoremediation of Metals in Industrial Sludge by Cyperus
pada wilayah yang dikelola dianjurkan untuk menggunakan kyllingia-Rasiga, Asystassia intrusa and Scindapsus pictus var
Pteris biaurita, teki badot, dan jotang hurna, sedangkan argyaeus Plant Species. Intl J Integr Engineer 4 (2): 1-8.
Messwati ED. 2012. 70 Persen Kerusakan Lingkungan akibat Operasi
untuk wilayah yang dibiarkan secara alami dianjurkan Tambang. www.regional.kompas.com [28 September 2012]
untuk menggunakan paku laut, paku sepat, dan paku Muddarisna N, Krisnayanti BD, Utami SR, Handayanto, E. 2013.
pedang. Phytoremediation of Mercury-Contaminated Soil Using Three Wild
Plant Species and Its Effect on Maize Growth. Appl Ecol Environ Sci
1 (3): 27-32.
Pearce F. 2000. Tails of Woe. Minerals Policy Institute. www.nlc.net.au/-
UCAPAN TERIMA KASIH mpi/std/std_newscientist.html [1 Juni 2007]
Pivetz BE. 2001. Phytoremediation of Contaminated Soil and Ground
Terima kasih kami sampaikan kepada beberapa pihak, Water at Hazardous Waste Sites. EPA (United States Environmental
Protection Agency), Office of Research and Development,
antara lain: Kepala Pusat Konservasi Tumbuhan Kebun Washington DC.
Raya-LIPI yang telah memberikan dukungan; Pengurus Purwantari ND. 2007. Reklamasi area tailling di pertambangan dengan
Yayasan Pembangunan Berkelanjutan Sulawesi Utara tanaman pakan ternak; mungkinkah? Wartazoa 17 (3): 101-108.
(YPBSU) atas bantuannya; serta direksi dan staf PT. NMR Sarma H. 2011. Metal hyperaccumulation in plants: A review focusing on
phytoremediation technology. J Environ Sci Technol 4 (2): 118-138.
atas ijin dan segala kemudahan fasilitasnya; dan Tim Sembel A, Rogi OH, Pollo HN. 2013. Laporan Penelitian Analisis Pra
Survei atas kerja samanya. Disain Calon Kebun Raya Ratatotok Kabupaten Minahasa Tenggara.
PT. NMR UNSRAT, Manado.
Sugiyarto, Efendi M, Mahajoeno E, Sugito Y, Handayanto E, Agustina L.
2007. Preferensi berbagai jenis makrofauna tanah terhadap sisa bahan
DAFTAR PUSTAKA organik tanaman pada intensitas cahaya berbeda. Biodiversitas 7 (4):
96-100.
Arets EJMM, van der Meer PJ, van der Brink NW, Tjon K, Atmopawiro Tu S, Ma L, Luongo T. 2004. Root exudates and arsenic accumulation in
VP. 2006. Assessment of the impact of gold mining on soil and arsenic hyperaccumulating Pteris vittata and non-hyperaccumulating
vegetation in Brownsberg Nature Park, Suriname. Alterra-Rapport. Nephrolepis exaltata. Plant and Soil 258: 9-19.
Altera, Wageningen. Vidali M. 2001. Bioremediation. An overview. Pure Appl Chem 73: 1163
Barrow CJ. 1991. Land Degradation. Cambridge University Press, Great 1172.
Britain. Wang HB, Wong MH, Lan CY, Baker AJM, Qin YR, Shu WS, Chen GZ,
Chen J, Shiyab S, Han FX, Monts DL, Waggoner CA, Yang Z, Su Y. Ye ZH. 2007. Uptake and accumulation of arsenic by 11 Pteris taxa
2009. Bioaccumulation and physiological effects of mercuri in Pteris from southern China. Environ Poll 145: 225-233.
vittata and Nephrolepis exaltata. Ecotoxicology 18: 110-121. Witono JR, Fijridiyanto IA, Purnomo DW, Setyanti D, Walujo EB, Lubis
Juhaeti T, Syarif F, Hidayati N. 2005. Inventarisasi tumbuhan potensial RF, Sandrawati A, Nugraha A, Safarinanugraha D, Magandhi M,
untuk fitoremediasi lahan dan air terdegradasi penambangan emas. Guswandi D, Suyanto, Harto. 2014. Laporan Akhir Masterplan Kebun
Biodiversitas 6 (1): 31-33. Raya di Ratatotok Minahasa Tenggara. YPBSU PKT KR-LIPI,
Bogor.