Perbedaan Aliran Progresif

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 9

Soal No 1:

Setelah mempelajari Landasan ilmiah ilmu pendidikan, jelaskan lah apa peran
pendidikan dalam kebudayaan? Jelaskan juga perbedaan aliran progresif, konseratif
dan rekonstruksionis tentang kebudayaan.

Jawaban:

Perbedaan aliran Progresif, Konservatif dan Rekonstruksionis tentang Kebudayaan

A. Aliran Progresif
a) Pendidikan progresif, menawarkan sesuatu via media antara dua pandangan yang
mengatakan bahwa perubahan pendidikan seluruhnya tergantung pada perubahan
kebudayaan dan pendidikan dapat merubah dirinya sendiri dan masyarakat tanpa
perlu bekerja sama dengan kekuatan-kekuatan sosial.
b) Pendidikan dapat mengembangkan mentalitas yang sanggup menghadapi
perubahan bila terjadi yaitu pendidikan dapat mengajari anak-anak untuk bereaksi
terhadap perubahan secara inteligen.
c) Menginginkan sekolah menanamkan kecerdasan individual. Kecerdasan ini
diperlukan untuk bekerjasama.
d) Masyarakat yang baru mesti menghormati nilai-nilai dasar kebudayaan Barat
dengan kekuatan-kekuaan pendorong dunia modern.
e) Membuat sekolah menjadi agen perubahan juga akan menjadikan sekolah
diperebutkan oleh kelompok-kelompok kepentingan yang saling bersaing
sehingga memungkinkan terjadinya semacam lobby politik.

B. Aliran Konservatif
a) Sekolah tidak dapat memaksakan gerak perubahan sosial tanpa mengkorup fungsi
pendidikan yang sebenarnya, yaitu melatih intelektual.
b) Sekolah bukanlah lembaga perubahan yang tepat tetapi sebuah pranata belajar.
c) Individu-individulah yang merubah masyarakat, bukan sebaliknya. Cara yang tepat
untuk memperbaiki masyarakat adalah dengan memperbaiki individu-individu yang
ada di dalamnya.
d) Sekolah bertanggung jawab menanamkan dalam diri siswa apa yang secara
permanen berguna dalam warisan budaya dan bagi penyesuaian mereka terhadap
masyarakat yang ada pada waktu itu.
C. Aliran Rekonstruksionis
a) Paham ini menjelaskan bahwa para pendidik sendiri musti membangun kembali
masyarakat dengan mengajarkan kepada generasi muda sebuah program perubahan
sosial secara serentak, baik detail maupun secara keseluruhan.
b) Pengikut aliran mengklaim bahwa aliran ini untuk mengatasi kegagalan aliran
progresif, yaitu kekurangan tujuan-tujuan, suatu penekanan yang tidak tepat pada
individualisme, dan peremehan rintangan-rintangan budaya terhadap perubahan
sosial.

Soal No 2:

Bagaimana pandangan saudara tentang peran pendidikan dalam pembentukan


kepribadian? Mana yang lebih besar pengaruh pendidikan atau kebudayaan dalam
membentuk kepribadian tersebut?

Jawaban:

Pendidikan berperan dalam pembentukan kepribadian, tetapi pendidikan tidak


dapat merubah tipe kepribadian kecuali jika aspek-aspek budaya yang lain juga berubah.
Misalnya, Kluckhohn menuduh kaum progresif mencoba merubah kepribadian Amerika
tanpa merubah kebudayaan yang lebih luas. Sehingga siswa-siswa akan membuang sekolah
atau pandangan progresif segera setalah ia meninggalkan sekolah atau pergerakkan
perjuangan menentang kebudayaan secara keseluruhan. Persaingan, misalnya mungkin
kelihatan salah pada situasi tertentu, namun pendidik tidak dapat mengharapkan kepribadian
nonkompetitif yang akan hidup, karena persaingan sudah demikian berakar dalam
kebudayaan Amerika.
Pendidikan juga menentukan kedudukan sosial seorang guru dalam masyarakat.
Kedudukan sosial seorang guru tersebut akan berbeda-beda sesuai dengan penghargaan
masyarakat terhadap pengetahuan.
Kebanyakan pendidik mempercayai bahwa sekolah sesudah rumah tangga merupakan
alat utama yang mempengaruhi jalannya kebudayaan melalui pengubahan tipe-tipe
kepribadian. Pendukung pendidikan progresif percaya bahwa pengembangan suatu
kepribadian disesuaikan dengan kebudayaan yang berubah dengan cepat. Sedangkan pendidik
konservatif mempertahankan bahwa perubahan yang cepat dan luas memerlukan kepribadian
yang lebih stabil dari sebelumnya.
Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan
proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk
memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak
mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan Negara (UU
Sisdiknas No. 20 Tahun 2003). Dengan demikian, peran pendidikan menurut pandangan
saya, antara lain:
a. Mengembangkan potensi diri peserta didik
Melalui pendidikan dapat memfasilitasi anak dalam mengembangkan potensi diri
yang dimilikinya untuk dapat hidup di masyarakat nantinya.
b. Membangun kekuatan spiritual keagamaan dan pengendalian diri
Melalui pendidikan diajarkan bagaimana bertindak sesuai dengan ajaran agama
masing-masing sehingga bisa mengendalikan diri dari hal-hal yang dilarang oleh
agama.
c. Membentuk kepribadian, kecerdasan dan akhlak mulia
Melalui pendidikan diharapkan dapat melahirkan generasi yang mempunyai
kepribadian dan akhlak yang terus berubah kearah yang lebih baik kedepannya seiring
bertambahnya kecerdasan seseorang.

Pengaruh kebudayaan lebih besar dalam pembentukan kepribadian, karena


budaya langsung dapat mempengaruhi prilaku dan kepribadian yang disebabkan adanya
kelahiran dan kematian. Budaya langsung mempengaruhi prilaku dan kepribadian individu
karena individu tinggal dalam lingkungan masyarakat yang memiliki budaya itu. Faktor
kebudayaan memberi pengaruh cukup besar terhadap pembentukan karakter di mana
seseorang tumbuh dan dibesarkan dengan norma dalam keluarga, teman, kelompok sosial dan
pengaruh-pengaruh lain yang seorang manusia dapat alami. Faktor kebudayaan ini memiliki
peran dalam membentuk kepribadian seseorang. Sebagai contoh, budaya membentuk norma,
sikap, dan nilai yang diwariskan dari satu generasi ke generasi berikutnya dan menghasilkan
konsistensi seiring berjalannya waktu sehingga ideologi yang secara intens berakar di suatu
kultur.
Soal 3
A. Jelaskan perbedaan karakteristik Program Pendidikan formal dan Non Formal
ditinjau dari sisi:
Tujuan
Waktu
Isi program
Proses pembelajaran
Komponen lingkungan, sarana-prasarana
Output

Jawab:

Karakteristik Pendidikan Formal Pendidikan Non Formal

Tujuan Tujuan pendidikan formal Untuk memenuhi kebutuhan


Pendidikan formal atau belajar tertentu yang
sekolah mempunyai tujuan fungsional bagi kehidupan
pendidikan sesuai dengan kini dan masa depan
jenjang bentuk dan jenisnya. Untuk langsung menerapkan
Tujuan sekolah dapat hasil belajar dalam kehidupan
ditemukan pada kurikulum di lingkungan pekerjaan atau
sekolah yang bersangkutan. masyarakat
Tujuan sekolah umumnya Untuk memberikan ganjaran
adalah memberikan bekal berupa keterampilan, barang
kemampuan kepada peserta atau jasa yang diproduksi,
didik dalam mengembangkan dan pendapatan
kehidupannya

Waktu Peserta didik menempuh Relative singkat dan


pendidikan Formal ini bergantung pada kebutuhan
berbatas waktu, untuk belajar peserta didik
sekolah Dasar 6 Tahun, Menggunakan waktu tidak
Menengah 6 Tahun (SMP + penuh dan tidak secara terus-
SMA/SMK) sedangkan menerus.
sekolah tinggi biasanya Waktu biasanya ditetapkan
tergantung jurusan dan dengan berbagai cara sesuai
jenjang yang ditempuh dan dengan kesempatan peserta
biasanya lebih fleksibel. didik, serta memungkinkan
Misalkan untuk mengambil untuk melakukan kegiatan
jenjang Strata 1 (S1) rata-rata belajar sambil bekerja dan
sekitar 4 tahun, untuk berusaha
Diploma 3 (D3) 3 tahun dan
seterusnya.

Isi Program Kurikulum disusun di pusat Kurikulum berpusat pada


(sentralisasi) kepentingan peserta didik.
Lebih menekankan Kurikulum bermacam ragam
kemampuan teoretis atas dasar perbedaan
akademis kebutuhan belajar peserta
Kurikulum lebih bersifat didik.
baku (sulit berubah) kurang Menekankan pada kebutuhan
dinamis tidak adaftif dengan masa sekarang dan masa
perkembangan depan terutama untuk
Perjenjangan bersifat baku memenuhi kebutuhan terasa
Persyaratan keikutsertaan peserta didik guna bagi
program bersifat baku dan kehidupan peserta didik dan
berlaku menyeluruh (secara lingkungannya.
nasional) Mengutamakan aplikasi
Program dikembangkan dengan penekanan kurikulum
untuk menyiapkan peserta yang lebih mengarah kepada
untuk melanjutkan ke jenjang keterampilan yang bernila
yang lebih tinggi guna bagi kehidupan peserta
Program disusun sepenuhnya didik dan lingkungannya
oleh pemerintah, masyarakat Persyaratan masuk ditetapkan
bersifat pasif / pengguna bersama peserta diidik .
Pembelajaran dilakukan Persyaratan untuk mengikuti
secara klasikal program adalah kebutuhan,
Waktu belajar sudah pasti minat, dan kesempatan
Penyelesaian program lama peserta didik.
Penekanan pada penguasaan Program diarahkkan untuk
pengetahuan akademis memenuhi kebutuhan dan
untuk mengembangkan
Mengabaikan nara sumber /
potensi peserta didik.
potensi sekitar
Sistem evaluasi baku
Pendidikan formal Dipusatkan di lingkungan
Proses merupakan pendidikan yang masyarakat dan lembaga.
diselenggarakan di sekolah- Kegiatan belajar dan
Pembelajaran
sekolah pada umumnya. pembelajaran di berbagai
lingkungan (mnasyarakat,
Jalur pendidikan ini tempat bekerja), atau di
mempunyai jenjang satuan pendidikan luar
pendidikan yang jelas, mulai sekolah lainnya.
dari pendidikan dasar Berkaitan denga kehidupan
(Sekolah Dasar), pendidikan peserta didik dan masyarakat .
menengah (SMP maupun pada saat mengikuti program
SMA/SMK (dan yang pendidikan, peserta didik
sederajat)), sampai berada dalam dunia
pendidikan tinggi (Perguruan kehidupan dan pekerjaannya.
Tinggi/ Sekolah Tinggi atau Lingkungan dihubungkan
Universitas). secara fungsional dengan
kegiatan belajar.

Struktur program
pembelajaran lebih fleksibel
dan beraneka ragam dalam
jenis dan urutannya, sehingga
pengembangan program dapat
dilaksanakan pada waktu
program sedang berjalan.
Berpusat pada peserta didik
dengan menggunakan sumber
belajar dari berbagai keahlian.
Peserta didik juga biasa
menjadi sumber belajar
dengan lebih menekankan
pada kegiatan membelajarkan.
Penghematan sumber-sumber
dengan memanfaatkan tenaga
danb sarana yang tersedia di
masyarakat dan di lingkungan
kerja.
Komponen Sarana / learning kit yang Sarana belajar berbentuk
Lingkungan, dibutuhkan sudah baku variatif (modul, leaflet,
bahan belajar homogen booklet, poster, dsb) sesuai
Sarana-
(berdasarkan kurikulum dengan kebutuhan belajar
Prasarana nasional) Materi bahan belajar
Jenis bahan belajar kurang dikembangkan sesuai
variatif (bentuk buku atau program yang dikembangkan
modul) Sarana belajar/learning kit
Bahan belajar disusun oleh sangat variatif
para ahli Bahan belajar dapat disusun
Sering berubah-ubah oleh siapa saja (termasuk
Kurang mengakomodasi warga belajar itu sendiri)
pengalaman siswa / peserta Memanfaatkan sarana belajar
didik yang ada
Pengalaman warga belajar
dimanfaatkan untuk bahan
belajar
Output Berpotensi untuk Hasil belajar dapat dijadikan
melanjutkan ke jenjang bekal untuk
pendidikan lebih tinggi bermatapencaharian
Hasil belajar untuk jenjang Hasil belajar berdampak
karir di masa datang terhadap peningkatan
Hasil belajar tidak dapat pendapatan masyarakat
langsung diterapkan dalam Dapat diterapkan sehari-hari
dunia nyata Tak mengutamakan ijazah
Ijazah merupakan hasil akhir

B. Apa keunggulan dan kekurangan pendidikan Non Formal?


1. Keunggulan
1) mengembangkan potensi peserta didik dengan penekanan pada
penguasaan pengetahuan dan keterampilan fungsional
2) pengembangan sikap dan kepribadian professional.

2. Kelemahan
1) kurangnya koordinasi disebabkan oleh keragaman dan luasnya program yang
diselenggarakan oleh berbagai pihak.
2) tenaga pendidik atau sumber belajar yang profesional masih kurang.
3) motivasi belajar peserta didik relatif rendah.

Soal 4.

Jelaskan perbedaan cara antara ilmu sosial, dengan antropologi dalam mengkaji subjek
matter dn metodologi. Tinjaulah dari segi kebaikan dan kelemahannya.
Jawaban:

1. Antropologi

Antropologi adalah suatu studi yang mempelajari tentang kehidupan manusia baik
dari segi fisik, sosial dan budayanya. Sebagai salah satu cabang ilmu antropologi juga sebuah
studi yang mempelajari tentang budaya yang ada pada kalangan masyarakat dalam suatu etnis
tertentu

2. Sosiologi

Sosiologi adalah pengetahuan atau ilmu tentang sifat masyarakat, perilaku


masyarakat, dan perkembangan masyarakat.

Perbedaan antara Studi Antropologi dengan Studi Sosiologi


No
Antropologi Sosiologi
Obyek kajian terhadap budaya yang ada Obyek kajian studi lebih dipusatkan pada
1
pada manusia Masyarakat
Metode penelitian menggunakan Metode penelitian lebih dipusatkan pada
Deskriptif, Kualitatif, Holistik, dan Kuantitatif daripada kualitatif karena
Komparatif sosiologi mempelajari kehidupan masyarakat
dan harus mengunakan data statistik untuk
a. Deskriptif: memberi
mendapatkan data yang otentik dan valid.
pelukisan/gambaran tentang
kehidupan manusia dari berbagai a. Kualitatif: Mengutamakan
tempat dan waktu data/informasi yang sulit diukur
b. Kualitatif: yang dapat dengan angka atau ukuran yang
menggunakan teknik bersifat eksak. Misalnya data yang
pengumpulan data dengan cara berkenaan dengan wacana , makna
dan konstruksi sosial yang perlu
Observasi dan Wawancara
pemahaman. BAHASA: KASUS DAN
c. Holistik: mengkaji kehidupan KONTEKS.
2 manusia dari sudut tinjauan yang
jamak dan memetakannya ke
dalam suatu gambaran yang total b. Kuantitatif:menggunakan data/
dan menyeluruh. informasi berupa angka-angka,
d. Komparatif: membandingkan sehingga gejala yang diteliti dapat
diukur dengan menggunakan skala,
kesamaan dan perbedaan ciri-ciri
indeks, tabel-tabel dan formula yang
fisik dan budaya manusia. ada menggunakan ilmu pasti atau
dua cara yakni secara diakronik matematika. BAHASA: HIPOTESIS,
(memperbandingkan lintas VARIABEL DAN PENGUKURAN.
waktu) dan sinkronik
(memperbandingkan lintas
tempat)
Antropologi mempelajari tentang Ranah keilmuan banyak mempelajari segala
3 budaya yang ada pada kalangan hal tentang masyarakat hingga solusi-solusi
masyarakat dalam suatu etnis tertentu. yang menciptakan integrasi masyarakat.
Tentunya antropologi lebih juga
menitikberatkan pada personal dan
penduduk yang merupakan masyarakat
tunggal

Anda mungkin juga menyukai