Artikel Model Discovery
Artikel Model Discovery
Artikel Model Discovery
Deni Irawan
Mahasiswa Program Studi Pendidikan Fisika FKIP Universitas Jember
Surel: [email protected] (150210102021)
Abstrak: Artikel ini dilatarbelakangi oleh rendahnya hasil belajar siswa SMP
dalam memahami materi dinamika partikel untuk menentukan contoh dari
kasus-kasus yang ada di materi dinamika artikel. Sehingga terlihat bahwa
kemampuan siswa dalam memahami materi dinamika partikel masih minim.
Hal ini disebabkan oleh guru kurang melibatkan siswa dalam kegiatan belajar
mengajar. Untuk mengatasi permasalahan tersebut dilakukanlah upaya dengan
menerapkan suatu model pembelajaran yaitu discovery learning dimana siswa
diberikan kesempatan untuk menemukan konsep sendiri dan melakukan
penemuan dalam proses pembelajaran, sedangkan guru berperan memberikan
bimbingan. Dari hasil penelitian, dapat dilihat bahwa terjadi peningkatan hasil
belajar siswa dinilai dari aspek pengetahuan setiap siklus yaitu, 67,04 untuk
siklus I menjadi 73,93 untuk siklus II dan 79,13 untuk siklus III. Dengan
demikian, dapat disimpulkan bahwa pelaksanaan pembelajaran dengan
menerapkan model pembelajaran discovery learning dapat meningkatkan
aktivitas dan hasil belajar fisika siswa pada materi gerak lurus serta hukum
newton dan penerapannya.
Kata-kata kunci: Dinamika Partikel, Discovery learning, Hukum newton.
PENDAHULUAN
Sebagian siswa beranggapan bahwa pelajaran fisika itu sangat sulit. Hal ini di
karenakan fisika tidak cukup dengan hanya memahami rumus-rumusnya tapi juga harus
memahami konsep yang dikandungnya. Masalah yang terjadi di lapangan adalah
pelajaran fisika hanya diajarkan dengan memberikan rumus-rumus matematika,
sehingga terjadi kecenderungan untuk menghafal rumus-rumus dan menggunakannya
dalam menyelesaikan soal-soal tanpa memahami konsep yang relevan.
Pemecahan masalah atau soal merupakan aspek penerapan konsep-konsep fisika
yang diperoleh melalui proses belajar. Kebutuhan pemecahan masalah muncul ketika
seseorang ingin mencapai tujuan yang diinginkan. Soal fisika pada umumnya
merupakan tugas yang meminta seseorang melakukan serentetan tindakan yang
membawanya dari kondisi awal menuju ke kondisi akhir yang diinginkan. Langkah-
langkah tindakan yang teridentifikasi dengan baik akan menghasilkan solusi atau
penyelesaian soal.
Mengetahui pemahaman konsep oleh mahasiswa pada suatu materi, ini berarti kita
mengetahui sejauh mana tingkat pengetahuan atau struktur kognitif mahasiswa pada
suatu konsep yang telah diajarkan sebelumnya dan pengetahuan mereka bedasarkan
pengalaman mereka. Pengamatan yang tidak lengkap dan teliti dapat menyebabkan
kesimpulan yang salah dan miskonsepsi.
Pembelajaran IPA menekankan pada pengalaman langsung untuk mengembangkan
kompetensi agar siswa mampu memahami alam sekitar melalui proses mencaritahu dan
berbuat, sehingga akan membantu siswa untuk memperoleh pemahaman yang lebih
mendalam. Hakikatnya belajar IPA bukan hanya sekedar menghafal konsep tetapi siswa
berusaha untuk menemukan konsep, sehingga dalam pembelajarannya guru tidak hanya
1
mentransfer pengetahuannya secara informatif saja tetapi mengajak siswa agar terlibat
secara langsung (Trianto, 2010:152 dalam Wahjudi, 2015:32).
Fisika ditempatkan sebagai salah satu mata cabang sains yang mempelajari
fenomena dan gejala alam yang sering terjadi dalam kehidupan sehari hari, salah
satunya yaitu dalam materi dinamika partikel.
Hosnan (2014:82) dalam Wahjudi (2015:32) mengemukakan bahwa discovery
adalah suatu model untuk mengembangkan cara belajar aktif dengan menemukan
sendiri, menyelidiki sendiri, maka hasil yang diperoleh akan setia dan tahan lama dalam
ingatan.
Dinamika partikel itu sendiri merupakan salah satu materi yang mempersyaratkan
peserta didik memiliki kemampuan memahami diagram bebas gaya dan Hukum Newton
sebelum mencapai kompetensi dasar yang hendak dicapai. Hal ini dikarenakan setelah
pembelajaran dilakukan, peserta didik diharapkan mampu menerapkan Hukum Newton
sebagai prinsip dasar dinamika untuk permasalahan gerak lurus, gerak vertikal, dan
gerak melingkar beraturan dalam kehidupan sehari-hari.
Berdasarkan hasil observasi di sekolah Metro Jaya selama pembelajaran IPA
diperoleh informasi bahwa guru belum optimal dalam penggunaan variasi model
pembelajaran yang melatih siswa belajar secara mandiri untuk menemukan suatu
konsep ataupun prinsip. Ketika pembelajaran, guru menjelaskan hanya sebatas materi
dan sedikit proses karena cara pengajaran yang dilakukan masih terpaku pada buku
pelajaran. Ketersediaan media, alat peraga sudah cukup lengkap, tetapi frekuensi
penggunaanya belum optimal.
Berdasarkan uraian di atas maka dilakukan tindakan penerapan model pembelajaran
discovery learning dengan tujuan meningkatkan hasil belajar.
PEMBAHASAN
Dinamika partikel merupakan cabang mekanika yang mempelajari tentang gerak
suatu partikel dengan meninjau penyebab geraknya. Dalam jenjang SMP dinamika
pertikel lebih mendalami konsep yaitu pada materi gaya dan hukum newton. Hukum
fisika tentang gaya dinyatakan oleh hukum I, II, III Newton yang di kemukaan oleh
Issac Newton (1642-1727). Adapun hukum-hukum tersebut antara lain:
a. Hukum I Newton, menyatakan bahwa
Bila suatu benda dalam keadaan diam atau bergerak dengan kecepatan yang konstan
akan tetap diam atau bergerak dengan kecepatan konstan kecuali ada gaya eksternal
yang mempengaruhi pada benda tersebut. Sehingga dapat dituliskan dengan
b. Hukum II Newton, menyatakan bahwa
Jika suatu benda mendapat suatu gaya maka gaya tersebut sebanding dengan laju
perubahan momentum liniernya.sehingga dapat dituliskan dengan F= m.a
c. Hukum III Newton, menyatakan bahwa
Sistem terisolasi yang melibatkan 2 benda maka gaya aksi (Faksi) oleh benda 1 sama
besar dan berlawanan arah dengan gaya reaksi (Freaksi) oleh benda 2. Sehingga dapat
dituliskan
Faksi = Freaksi (Jati, 2008:69-72)
Contoh penerapan diamika partikel dalam kehidupan sehari-hari yaitu misalkan
pada hukum I Newton yaitu benda benda angkasa yang melayang karena tidak
beriteraksi dengan benda apapun disekitarya sehigga keadaa gerak dari benda itu selalu
stasioner. Contoh pada hukum II Newton yaitu roket. Roket walaupun bergerak pada
kecepatan tetap, namun massa bahan bakarya berkurang terhadap waktu. Contoh
peristiwa yang mengacu hukum III Newton adalah seseorang yang mendorong dinding
2
dan dinding tetap berdiri kokoh. Pada peristiwa ini yang merupakan sistem terisolasi
adalah orang dan dinding, sedangkan pemberi gaya aksi (oleh orang) dan gaya reaksi
(oleh dinding) yang tetap kokoh berdiri. Semakin besar gaya aksi diberikan ole orang
maka akan menyebabkan semakin besar pula gaya reaksi oleh dinding (Yanti, 2009).
Amin (2013) mengatakan bahwa Pemahaman tentang diagram bebas gaya dan
Hukum Newton dapat memudahkan peserta didik dalam melakukan analisis
terhadap suatu permasalahan gerak yang ada dalam kehidupan sehari-hari. Namun
studi litelatur mengungkapkan bahwa peserta didik masih mengalami prekonsepsi
dan miskonsepsi terhadap dua hal tersebut.
Kemampuan memahami penerapan metode discovery yang diukur dalam artikel ini
adalah kemampuan memahami (understand) yang ada pada proses kognitif.
Dikarenakan penelitian ini bertujuan untuk menentukan kemampuan memahami siswa
maka hasil penelitian berupa persentase siswa yang menjawab benar pada tiap proses
kognitif.
Tabel 1 Presentase Siswa yang Menjawab Benar dalam Lima Proses Kognitif
yang Ada pada Kemampuan Memahami Materi Dinamika Partikel.
Presentase Siswa yang
Proses Kognitif Jumlah Soal
menjawab benar
Menafsirkan 6 56,2 %
Mencontohkan 6 31,5 %
Menginferensi 6 53,7 %
Membandingkan 6 48,6 %
Menjelaskan 6 65,67 %
Sumber: Novitasari (2016).
Berdasarkan tabel 1, dapat dilihat bahwa presentase siswa yang menjawab benar
yang paling rendah dibanding lainnya adalah presetase proses kognitif mencontohkan.
Siswa belum terbiasa untuk menentukan contoh dari kasus-kasus yang ada di materi
Dinamika Partikel. Salah satu contoh soal dari proses kognitif mencontohkan dapat
dilihat pada Gambar 1.
Gambar 1 Contoh Soal Proses Kognitif Mencontohkan Peristiwa yang Dikaji dari
Segi Hukum III Newton (Novitasari, 2016)
Novitasari (2016) mengatakan bahwa Jumlah siswa yang menjawab benar pada
soal yang dilihat pada Gambar 1 sebanyak 37 orang dari 101 siswa yang dilakukan
tes kemampuan memahami. Terlihat bahwa siswa kemampuan dalam memahami
materi Dinamika Partikel masih minim. Mestinya pembelajaran di sekolah lebih
diarahkan ke pembelajaran yang meningkat pemahaman dan rasa ingin tahu siswa.
3
Belajar dengan model discovery learning mengarahkan siswa agar dapat belajar secara
mandiri untuk menggunakan keterampilan yang dimilikinya, melatih siswa berpikir kritis
analitis dengan mengintegrasikan pengetahuan yang telah dimiliki sebelumnya untuk
membangun pengetahuan yang baru melalui kegiatan penyelidikan yang kemudian akan
menanamkan sikap pada diri siswa. Hasil belajar yang diperoleh tidak hanya sebatas
pengetahuan saja tapi juga dapat mengembangkan keterampilan dan menanamkan sikap
secara seimbang (Ningsih et al., 2015).
Langkah-langkah yang ditempuh guru dalam melaksanakan model discovery
learning adalah sebagai berikut: (1) indetifikasi kebutuhan siswa, (2) seleksi
pendahuluan terhadap prinsip-prinsip, pengertian konsep dan generalisasi yang
dipelajari, (3) seleksi bahan, dan problem / tugas-tugas, (4) membantu memperjelas
tugas / problem yang akan dipelajari dan peranan masing siswa, (5) mempersiapkan
setting kelas dan alat-alat yang diperlukan, (6) mengecek pemahaman siswa terhadap
masalah yang akan dipecahkan dan tugas-tugas siswa, (7) memberi kesempatan pada
siswa untuk melakukan penemuan, (8) membantu siswa dengan informasi / data, jika
diperlukan siswa, (9) memimpin analisis sendiri (self analysis) dengan pertanyaan yang
mengarahkan dan mengidentifikasi proses, (10) merangsang terjadinya interaksi antar
siswa yang bergiat dalam proses penemuan, (11) memuji dan membesarkan siswa yang
bergiat dalam proses penemuan, (12) Membantu siswa merumuskan prinsip-prinsip dan
generalisasi atas hasil penemuannya (Suryosubroto, 2002:29).
Hasil penelitian Megasari (2014:12) Discovery Learning pada materi gerak lurus
dengan kecepatan dan percepatan konstan serta hukum newton dan penerapannnya
dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada aspek pengetahuan. Peningkatan rata-rata
persentase hasil. Hasil belajar siswa dinilai dari aspek pengetahuan setiap siklus yaitu,
67,04 dengan jumlah siswa yang berhasil 10 orang (32,26 %) untuk siklus I menjadi
73,93 dengan siswa yang berhasil 19 orang (59,37%) untuk siklus II dan 79,13 dengan
siswa yang berhasil 27 orang (84,3%) untuk siklus III.
SIMPULAN
Dari uraian hasil dan pembahasan pada artikel ini dapat disimpulkan bahwa kelas
yang telah dilaksanakan penelitian dengan menerapkan model pembelajaran discovery
dapat dilihat dari rata-rata presentase pada siklus siklus I adalah 67,23%, siklus II
78,99%, dan siklus III 88,40%. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa
pelaksanaan pembelajaran dengan menerapkan model pembelajaran discovery learning
4
dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar fisika siswa pada materi gerak lurus serta
hukum newton dan penerapannya.
DAFTAR RUJUKAN
Amin, W. H., et al. 2013. Analisis Koherensi Konsep Hukum Newton Pada Siswa Kelas
X SMA Negeri 5 Palu. Jurnal Pendidikan Tadulako (JPFT), 3(2).
Jati, Bambang M.E., dan Priyambodo, T.K. 2008. Fisika Dasar. Yogyakarta: Andi.
Megasari, Fitri, et al. Penerapan Model Discovery Learning alam Upaya Meningkakan
Aktivitas Dan Hasil Belajar Fisika Siswa Kelas X MIA 5 SMA Negeri Muaro
Jambi. Jambi: Universitas Jambi.
Ningsih, Nurlitasari, et al. 2015. Peningkatan Hasil Belajar IPA Melalui Model
Dicovery Learning dengan Metode Inkuiri (Jurnal Skripsi). Bandar Lampung:
Universitas Lampung.
Novitasari. 2016. Profil Kemampuan Memahami Materi Dinamika Partikel pada Siswa
SMA Kelas X. P-ISSN 23339-0654. Bandung: UPI.
Suryosubroto, B. 2002. Proses Belajar Mengajar di Sekolah. Jakarta: Rineka Cipta.
Wahjudi, Eko. 2015. Penerapan Discovery Learning Dalam Pembelajaran IPA sebagai
Upaya untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas IX-I di SMP Negeri 1
Kalianget. Jurnal Lentera Sains (Lensa), 5(1). 31-39.
Yanti. 2009. Peningkatan Penguasaan Konsep Fisika Siswa Melalui Permainan
Bernuansa Nilai. Jakarta: UIN Syarif Hidayatullah.