Makalah Hubungan Pengetahuan Pasien Tuberkulosis Dengan Tingkat Kepatuhan Pasien Minum Obat Anti Tuberkulosis (Oat)
Makalah Hubungan Pengetahuan Pasien Tuberkulosis Dengan Tingkat Kepatuhan Pasien Minum Obat Anti Tuberkulosis (Oat)
Makalah Hubungan Pengetahuan Pasien Tuberkulosis Dengan Tingkat Kepatuhan Pasien Minum Obat Anti Tuberkulosis (Oat)
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
bosan karena harus minum obat dalam waktu yang lama seseorang pasien
selesai hal ini dikarenakan penderita belum memahami bahwa obat harus
diagnosis dan terapinya. Dengan penduduk lebih dari 200 juta orang, di
Indonesia menempati urutan ketiga di dunia setelah india dan china dalam hal
jumlah penderita TB paru sekitar 583 ribu orang dan diperkirakan sekitar 140
ribu orang meninggal dunia tiap tahun akibat TBC. Sedangkan di Jawa Timur
Tanjung Priok 27 orang. Yang tidak patuh minum obat sebanyak 13 orang,
orang.
Tidak ada upaya dari diri sendiri atau motivasi dari keluarga yang kurang
dibiarkan dampak yang akan muncul jika penderita berhenti minum obat
adalah munculnya kuman tuberkulosis yang resisten terhadap obat, jika ini
secara tuntas. Dalam program DOTS ini diupayakan agar penderita yang
telah menerima obat atau resep untuk selanjutnya tetap membeli atau
3
mengambil obat, minum obat secara teratur, kembali kontrol untuk menilai
hasil pengobatan.
B. Rumusan Masalah
C. Pertanyaan Penelitian
Tanjung Priok ?
D. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
2. Tujuan Khusus
Priok.
Priok.
E. Manfaat Penelitian
obat anti tuberkulosis ( OAT ). Selain itu diharapkan penelitian ini dapat
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Tuberkulosis
1. Pengertian
terdapat banyak aliran darah dan oksigen. Infeksi bakteri ini biasanya
penyebab penyakit TBC ini merupakan jenis bakteri basil yang sangat
Tuberkulosis (OAT).
2. Etiologi
terhadap asam pada pewarnaan. Oleh karena itu disebut pula sebagai
Basil Tahan Asam (BTA) (Depkes RI, 2006). Kuman TBC cepat mati
tempat yang gelap dan lembab. Dalam jaringan tubuh kuman ini dapat
3. Cara Penularan
bertahan di udara pada suhu kamar selama beberapa jam. Orang dapat
kuman TBC tersebut dapat menyebar dari paru ke bagian tubuh lainnya.
4. Faktor Resiko
tuberculosis adalah :
tuberculosis.
9
terinfeksi tuberkulosis.
2000)
10
tubuh menurun akibat infeksi HIV/status gizi yang buruk. Ciri khas
a. Gejala Tuberkulosis
2-3 minggu atau lebih. Batuk dapat diikuti dengan gejala tambahan
yaitu dahak bercampur darah, batuk darah, sesak nafas, badan lemas,
malam hari tanpa kegiatan fisik, demam meriang lebih dari satu
b. Diagnosis Tuberkulosis
Bila hanya satu spesimen yang positif perlu dilakukan pemeriksaan lebih
lanjut yaitu foto rontgen dada atau pemeriksaan dahak SPS diulang.
sapu tangan bila batuk serta tidak meludah atau mengeluarkan dahak
Cara ini biasa dikenal dengan sebutan passive promotive case dinding
semua kontak penderita TBC Paru BTA positif dengan gejala sama harus
diperiksa dahaknya.
a. Isoniazid ( H )
b. Rifampisin ( R )
kali seminggu.
14
c. Pirazinamid ( Z )
d. Streptomisin ( S )
e. Etambutol ( E )
mengambil obat .
15
Tabel.2.1
Tabel. 2.2
B. Kepatuhan
1. Pengertian Kepatuhan
yang berhubungan dengan minum obat, mengikuti diet dan merubah gaya
bulan. Penderita di katakan lalai jika tidak datang lebih dari 3 hari samapi
2 bulan dari tanggal perjanjian dan dikatakan droup out jika lebih dari 2
penderita seperti :
waktu pengobatan.
d. Pengobatan yang lama merupakan beban dilihat dari segi biaya yang
harus dikeluarkan
dan memakai obat secara teratur, penderita tidak berobat secara teratur (
yaitu putus berobat atau droup out ( Depkes R I , 2006 ). Oleh karena itu
Pada keadaan ini penderita tidak hanya berobat secara teratur sesuai
sama sekali.
samping minum obat, tersedianya obat serta jarak tempat tinggal yang
jauh.
Motivasi atau sikap yang paling kuat adalah dari individu sendiri.
b. Keyakinan
akan memiliki jiwa yang tabah dan tidak mudah putus asa serta dapat
keyakinan yang kuat akan lebih tabah terhadap anjuran dan larangan
kepadanya .
20
b. Kualitas interaksi
kepatuhan.
C. Pengetahuan
1. Pengertian
Pengetahuan adalah merupakan hasil dari tahu dan ini setelah orang
manusia, atau hasil tahu seseorang terhadap objek melalui indera yang
a. Pendidikan
b. Umur
kasus kontak adalah 28-46 tahun pada laki-laki dan 20-56 tahun pada
perempuan.
c. Jenis Kelamin
biasanya mengenai usia dewasa muda. Angka pada pria selalu cukup
tinggi pada semua usia tetapi angka pada wanita cenderung menurun
Tabel 2.3
Besarnya Pengaruh Usia dan Jenis Kelamin Terhadap TB Paru
Keterangan :
Bila infeksi terjadi pada usia ini (kolom kiri), jumlah tanda +
d. Perilaku
dan sebagainya.
(a) Pengetahuan
orang lain.
(b) Kepercayaan
Kepercayaan sering atau diperoleh dari orang tua, kakek atau nenek.
(c) Sikap
sering diperoleh dari pengalaman sendiri atau orang lain yang paling
dekat.
Adalah suatu roses yang kompleks dan memerlukan waktu yang relatif
2) Sikap
Dikelompokkan menjadi :
rendah mempunyai resiko tertular TB Paru sebesar 2,5 kali lebih banyak
28
dari orang yang berpengetahuan tinggi. Dan untuk sikap yang kurang 3,1
kali lebih besar berpeluang tertular dari orang yang memiliki sikap yang
baik.
f. Status Ekonomi
tangga. Akan tetapi untuk negara yang sudah maju pengeluaran terbesar
perkapita yaitu :
yang rendah, begitu juga kebutuhan akan rumah yang layak huni tidak di
29
dapatkan, ditambah dengan penghuni yang ramai dan sesak. Keadaan ini
g. Status Gizi
Penyakit yang umum terkait dengan masalah gizi antara lain diare,
kekurangan atau kelebihan gizi pada orang dewasa (18 tahun ke atas)
normal orang dewasa belum jelas mengacu pada patokan tertentu. Sejak
dewasa berumur di atas 18 tahun, IMT tidak dapat diterapkan pada bayi,
Tabel 2.4
Kategori Ambang Batas Masa Tubuh (IMT) untuk Indonesia
Kategori IMT
Kurus Kekurangan berat Badan <17,0
Kekurangan berat badan tingkat ringan 17,0-18,5
Normal >18,5-25,0
(IMT<18, 5kg/m2).
32
lainnya.
mengganggu.
seperti rumah yang tidak masuk sinar matahari mempunyai resiko 3,7
1) Kepadatan hunian
rumah atau ruangan, maka ada beberapa syarat yang harus dipenuhi
yaitu :
oleh asap dari sampah atau dari pabrik, knalpot kendaraan, debu dan
lain lain.
35
Untuk itu tidak menempatkan tempat tidur persis pada aliran udara,
3) Jenis lantai
Jenis lantai yang baik adalah kedap air dan muah dibersihkan,
jenis lantai tanah jelas tidak baik dari segi kesehatan, mengingat
4) Kelembaban Udara
5). Pencahayaan
BAB III
DEFINISI OPERASIONAL
A. Kerangka Konsep
Kerangka konsep adalah suatu yang abstrak. Logika secara harfiah yang
teori (Nur Salam, 2014). Pada teori ini terdapat variabel-variabel yang
Tabel 3.1
Skema Kerangka Penelitian
Pengetahuan Pasien TB
Tentang Penyakit Tuberkulosis Tingkat Kepatuhan
(TBC) Pasien Minum Obat
a.Pendidikan
b.Umur
- Umur
- Jenis kelamin
- Pendidikan
Keterangan :
= Variabel yang diteliti
= Variabel yang tidak diteliti
38
B. Hipotesis Penelitian
C. Definisi Operasional
1 : Patuh :
jika pasien
disiplin
minum
obat sesuai
anjuran
tenaga
kesehatan
kurang 1
bulan
40
BAB IV
METODOLOGI PENELITIAN
Pada bab ini akan dibahas tentang desain penelitian, tempat penelitian, waktu
penelitian, populasi dan sampel, pengumpulan data (alat dan cara) etika penlitian,
A. Desain Penelitian
dengan tingkat kepatuhan pasien minum obat anti tuberculosis (OAT). Oleh
variabel bebas dan variabel terikat dilakukan dalam satu kali pengukuran atau
B. Tempat Penelitian
Utara.
C. Waktu Penelitian
Waktu Penelitian ini dilakukan pada Bulan Desember 2016 sampai dengan
D. Populasi
Populasi adalah subyek yang diobservasi atau teliti. Dalam penelitian ini,
Tanjung Priok. Kriteria inklusi poulasi yang ditetapkan untuk penelitian ini
Priok.
E. Sampel
Sampel adalah perwakilan dari populasi yang diambil dari anggota populasi.
Dalam penelitian ini, sampel yang diambil menggunakan rumus besar sampel
N. Z. 1-/2. P ( 1-p )
n=
( N-1 ) d + Z. 1- /2. P ( 1- p )
Keterangan :
n = Jumlah sampel
N = Jumlah populasi
F. Pengumpulan Data
Dalam penelitian ini, alat yang digunakan sebagai pengumpul data berupa
obat (OAT).
a. Prosedur Administrasi
Tanjung Priok.
melengkapi.
c. Tahap Terminasi
G. Etika Penelitian
3. Confidentialy
H. Pengolahan Data
Pengolahan data dimulai pada saat pengumpulan data telah selesai. Teknik
yang digunakan untuk mengolah data ini adalah teknik uji chi square untuk
nilai kemaknaan (signifikan level) 90%. Daftar pertanyaan yang telah diisi
1. Editing
Sebelum data diolah, data tersebut perlu diedit lebih dahulu, Dengan
perkataan lain, data atau keterangan yang telah dikumpulkan dalam buku
catatan, daftar pertanyaan perlu dibaca sekali lagi dan diperbaiki, jika
disana sini masih terdapat hal-hal yang salah atau yang masih
2. Coding
3. Processing
4. Cleaning
I. Analisa Data
Metode analisa data yang akan digunakan pada penelitian adalah tehnik
hipotesa dengan menggunakan uji cji square (x2). Analisa data dilakukan 2
tahap yaitu :
1. Analisa Univariat
Analisa yang dilakukan terhadap tiap variabel dari hasil penelitian. Pada
2. Analisa Bivariat
variabel terikat, adapun yang dipakai adalah uji chi square dengan derajat
tidaknya hubungan yang signifikan antara variabel bebas dan terikat, yaitu
p < 0,05 maka hasil perhitungan statistik bermakna, yang berarti terdapat
sebaliknya bila dari perhitungan statistik nilai p < 0,05 maka hasil
BAB V
HASIL PENELITIAN
kelurahan Tanjung Priok adalah 5,59 km2, terdiri dari 16 RW. Proses
responden yang mangkir 14, patuh atau sembuh 5, dalam pengobatan 9. Dari
Pendidikan
Tabel 5.1.1
Dari data table tersebut, distribusi usia responden dalam penelitian ini
dapat diketahui bahwa usia termuda responden adalah 20 tahun dan yang
paling tua adalah 69 tahun. Rata-rata usia responden adalah 44 tahun dan
Tabel 5.1.2
No Variabel N Responden %
1 Jenis Kelamin 28
Laki-laki 12 42,9
Perempuan 16 57,1
2 Pendidikan 28
Tidak Tamat SD 4 14,3
SD 5 17,9
SLTP 9 32,1
SLTA 9 32,1
Akademi/ Sarjana 1 3,6
50
yang di gunakan adalah Chi-Square. Pada analisis jika di dapatkan p value <
0,05 maka variabel tersebut dinyatakan ada hubungan yang bermakna secara
statistik, sedangkan bila p value > 0,05 maka variabel tersebut dinyatakan tidak
kerja puskesmas kelurahan Tanjung Priok bulan Januari 2017 dapat dilihat
Tabel 5.2.2
Berdasarkan uji statistik, nilai p-value = 0,663 berarti tidak ada hubungan
minum obat.
52
BAB VI
PEMBAHASAN
sebagian besar pasien Tuberkulosis patuh minum obat (75 %) Pasien yang
buruh atau terapi yang tidak lengkap adalah faktor yang berperan terhadap
tentang pentingnya kepatuhan minum obat karena jika pasien tidak patuh
sebelumnya.
B. Keterbatasan Penelitian
1. Rancangan Penelitian
2002).
2. Instrumen Penelitian
kuesioner yang disusun dan dikembangkan sendiri oleh peneliti dari teori-
BAB VII
A. Keismpulan
responden (73,5%).
lebih kecil dari nilai alpa=0,05, artinya ada hubungan yang sangat signifikan
B. Saran
secara tuntas.
2. Bagi Institusi
3. Bagi Peneliti
peneliti dapat menemukan teori baru tentang kepatuhan minum obat anti
ABSTRAK
populasi dengan cara total sampling dengan jumlah sampel sebanyak 34responden
dan sikap terhadap kepatuhan minum obat anti tuberculosis. Alat ukur yang di
menggunakan kuesioner dan analisa Bivariat dengan menggunakan uji chi square.
adalah 0,0005 lebih kecil nilai alpha 0,05 dapat di simpulkan bahwa ada